Tittle : One Hour (Drabble)

Author : lee taisoo

Cast : kaisoo

Genre : angst/hurt

Rate : K+

Desclaimer : kaisoo bukan punya saya, cerita ini punya saya

Warning : YAOI/BL, OOC, cerita pasaran, typo(s), alur kecepetan, alur berantakan, tidak sesuai EYD, no bashing chara, gak suka gak usah baca

...

Hening.

Tak ada suara yang diciptakan oleh kedua sosok tersebut. Hanya duduk diam. Menyelami pikiran masing-masing. Meresapi kebersamaan yang mungkin tidak akan bisa dirasakan esok hari.

.

Yang lebih pucat bergerak gelisah dalam duduknya. Mencoba meyakinkan diri sendiri untuk memulai sebuah kalimat yang sedari tadi tertahan. Berulang kali bibirnya terbuka hendak mengeluarkan suara, tetapi kembali ia tutup. Jemari mungilnya sibuk memilin ujung kemeja biru langitnya. Sesekali melirik sosok lain di hadapannya yang sibuk memandang arah luar cafe dengan pandangan bosan.

"J-jong..." lirih si mungil hingga tak terdengar. Namja di depannya menghela nafasnya keras lalu menengok pada si mungil.

"Jika tak ada yang ingin kau katakan sebaiknya aku pergi." yang berkulit lebih gelap hendak beranjak dari posisinya. Sebelum suara lembut mencapai pendengarannya.

"Apa kau benar-benar ingin berakhir?" pertanyaan dengan nada penuh harap terlontar dengan lembut dari bibir hati namja mungil. Memaksa pria lain disana untuk kembali duduk.

"Sudah kukatakan Kyungsoo, aku ingin kita berakhir. Apa semuanya kurang jelas?" tekan namja tan dengan sedikit nada kesal. Sebenarnya ia tak tega memutuskan Kyungsoo, tetapi ia sudah tidak memiliki rasa untuknya. Jadi, untuk apa lagi mereka berhubungan? Lebih baik diakhiri daripada salah satu dari mereka terus tersakiti.

"Kalau begitu, maukah kau menemaniku? Hanya satu jam saja, hingga aku rela mengakhiri semuanya." kembali suara lembut dengan nada penuh harap terlontar.

"Untuk apa lagi Kyungsoo?! Itu semua sudah tak berarti. Itu hanya akan membuat kita semakin menderita. Aku tak ingin menyakitimu lebih dari ini. Jadi kumohon biarkan aku pergi. Sampai jumpa, Kyungsoo." Jongin, si pria tan kali ini benar-benar beranjak. Keluar dan menjauh dari cafe, tanpa menoleh sedikitpun.

Bulir air mata mengalir pada permukaan pipi putih Kyungsoo yang sudah sejak tadi ia tahan. Tapi akhirnya terlepas juga. Pandangannya yang memburam—karena air mata—terus mengantar Jongin berbelok pada tikungan tak jauh dari cafe.

Sepertinya Kyungsoo harus menerima semuanya walaupun ia tak rela "Selamat tinggal, Jongin."

FIN

Ulala~ ulalabumbum~ aku gak yakin ini drabble apa bukan. Hehe. Ini terlalu pendek, tapi tak apa, daripada menumpuk di otak dan bikin otak makin penuh. Hehehe.

Saya kembali setelah hiatus cukup lama dan tanpa pemberitahuan. Saya sudah lama ingin melanjutkan ff yg terbengkalai tapi belum menemukan suasana yg tepat. Niatnya sehabis un mau lanjutin ff, tapi beberapa ff idenya udah kabur berlarian bersama rumus rumus fisika. Hahahaha.

Maaf jika banyak kekurangan, karna saja mengerjakan di hp.

Makasih untuk yg sudah bersedia membaca, saya tidak terlalu berharap banyak review. Tapi jika kalian berkenan kalian bisa menuliskan pendapat kalian di kolom review. Karna saya sedang mencari sesuatu untuk menumbuhkan semangat saya melanjutkan ff yg lain.

Terima kasih sekali lagi untuk kalian para readers. Jika berkenan, kalian bisa add fb saya: Lee Taisoo

Gomawo. Mianhae. Paipai ~