Universe & Galaxy: Universe
©Skylar.K
Wu Yi Fan and Huang Zi Tao as main cast
Drama / Romance / Fluff
Warning for typo(s)!
.
.
.
Seluruh manusia pun tahu jika alam semesta sangat luas dan tidak terhingga, namun tak semua manusia dapat mengetahui apa yang ada di alam semesta. Terlepas oleh para pengamat yang senantiasa membeberkan perihal alam semesta dan seluruh isinya.
Terlepas dari semua itu. Terlepas dari semua benda dan hal-hal menakjubkan yang berada di alam semesta, bahkan setiap manusia memiliki semestanya sendiri.
Semesta yang mereka jaga, semesta yang mereka kagumi, dan semesta yang menakjubkan.
Karena adanya semesta lah yang membuat semua isinya tercipta dan eksis dalam semesta itu sendiri.
Namun sayangnya tak semua orang dapat menemukan semestanya, dan mungkin terlambat menemukannya. Tapi meskipun begitu beruntunglah mereka yang menemukannya. Menemukan semestanya, meski dengan jalan yang sedikit mengerikan.
Semesta yang meciptakan bagian lain dalam semesta itu sendiri. Tanpa di sadari.
.
.
"Apa ku bilang, kau terlalu banyak minum semalam" komentar yang keluar dari mulut seorang Park siang ini membuat si pemilik ruangan mengeram samar. Sambil memijat kecil kepalanya yang berdenyut-denyut.
"Shut up. Kau sama sekali tidak membantu" ucapnya sinis.
Chanyeolーpria tinggi dengan surai hitam kecoklatan itu malah terkekeh mendengar hardikan tak bertenaga Kris yang terdengar serak.
Bagaimana tidak bertenaga? Pria bersurai keemasan itu semalam mabuk berat dan pagi harinya di paksa untuk bangun karena harus bekerja. Tidak mungkin bukan baru 3 hari menjabat sebagai CEO di perusahaan Ayahnya dia langsung absen karena hangover?
Oh, itu akan lucu sekali.
"Kau juga bodoh, terpancing semudah itu dengan si mulut ular Jongin" ejek Chanyeol, fokus membaca majalah otomotif yang di tekuninya sejak ia masuk ke dalam ruang kerja sahabatnya itu.
Krisーpria bersurai keemasan yang berdarah campuran China-Kanada itu mengangkat kepalanya, dengan wajah di tekuk-tekuk dan kernyitan dalam menghiasi dahinya, serta tatapan tajam yang menusuk mengarah pada sosok Chanyeol yang santai membaca majalah.
"Dan kau Dobby sialan sama sekali tidak membelaku waktu itu. Sesenang itu kau melihat ku di remehkan hah?"
Chanyeol menyeringai tak berdosa, seraya mengangkat kepalanya dari majalah yang tengah di bacanya, beralih menatap Kris yang duduk di belakang meja kerja.
"Lain kali aku harus memberikan mu kaca saat kau mabuk. Kau lucu sekali saat mabuk Tuan Muda Wu" ejeknya dengan senyum geli.
Kris hanya bisa memberi death glare pada sahabat Dobby nya itu, dan mengucapkan sumpah serapah dengan berbagai bahasa yang di kuasainya. Hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini, karena tidak mungkin mengamuk saat hangover bukan? Hal itu akan semakin membuat kepalanya terasa sakit.
Dan sebagai sahabat, Chanyeol terkadang tidak tahu apa yang di katakan Kris jika pria itu sudah bicara dengan berbagai bahasa. Kalau sudah seperti itu, sebagai sahabat dia akan kesal sendiri karena tidak mengerti.
"Berhenti menyumpahi ku dengan bahasa alien Kris. Aku kemari bukan untuk mendengar logat aneh campuran mu itu dude" Chanyeol meletakkan majalahnya pada meja kaca di hadapannya, lalu menengok pada Kris yang masih memijat-mijat pelipisnya.
"Aku bisa bicara dengan logat lebih aneh, percayalah" ucapnya dengan mata terpejam. Berusaha meresapi pijatan tak bermakna di pelipisnya.
Karena kenyataannya pijatan itu sama sekali tidak membantu sama sekali.
"Bagaimana kalau kau ikut dengan ku?"
"Ada coffee shop baru di wilayah ini, kemarin aku tidak sengaja menemukannya saat selesai bertemu dengan klien ku"
"Semua coffee shop sama saja Park"
"Yeah, but the waitress they have not always same right?"
Satu alis tebal Kris terangkat samar, di ikuti kedua matanya yang terbuka kemudian, dan mengarah pada Chanyeol yang duduk di sofa sejurus dengan letak mejanya. Sahabatnya itu tersenyum bodoh.
"Don't tell me if you're interest with someone in that place"
Bukan serangkaian kalimat yang di dapatkan Kris sebagai jawaban, melainkan sebuah senyum bodoh di wajah sahabatnya itu. Kris mendecih, dan kembali melanjutkan pijatan di pelipisnya yang sempat terhenti.
"Pergi saja sendiri" ucapnya seraya memejamkan mata kembali.
"Geez! Kenapa tidak menjawab ok saja? Sebagai sahabat aku ingin membantu mu" Chanyeol malah terlihat sedang merengek. Kris terpaksa kembali menghentikan kesibukan kecil jemari tangannya dan menatap datar sahabatnya itu.
"Kalau kau mau aku ikut hanya untuk melihatmu menggoda waiters itu, lupakan Park Chanyeol"
"Kau pikir tidak ada yang menarik disana? Aku jamin kau pasti menyukai tempat itu!"
"Kenapa kau seyakin itu?"
"Kau bisa cuci mata, dan jangan lupakan kopi favorit mu"
Kris menghela nafas samar, lalu menurunkan kedua tangannya yang tertekuk diatas meja. Jengah melihat wajah berseri Chanyeol yang menggelikan, ia memalingkan wajahnya ke samping kanan, dimana kaca tebal yang menjadi dinding ruangannya menyuguhkan pemandangan gedung pencakar langit di area perkantoran Seoul.
Hanya sedetik, sebelum fokus auburn nya tertuju pada sebuah teleskop bintang berwarna putih yang berdiri tegak menghadap keluar jendela, dan sejurus dengan arah lensa teropong, terdapat bagian kecil dinding kaca yang terbuka. Jalan agar lensa teleskopnya lebih bekerja lebih maksimal saat di gunakan.
"Kau sadar semenyedihkan apa hidupmu Kris?"
Pria tampan yang di ajak bicara itu hanya menolehkan kepalanya sekilas, dan kembali memperhatikan teleskop kesayangannya.
"Selagi ada waktu luang kau harus keluar dan mencari seseorang untuk di kencani. Bukannya teleskop itu"
"Sayangnya aku lebih tertarik berkencan dengan teleskop daripada dengan orang-orang yang pernah kau kenalkan padaku dulu"
"Oh c'mon~ apa menariknya berdiri di belakang teleskop?"
"Sungguh kau ingin tahu?"
"Jangan bercandaー"
"Kau bisa melihat bintang, planet, asteroid, dan kalau beruntung kau akan menemukan planet baru. Jadiー"
"Stop! Aku tidak mau dengar pelajaran ilmu angkasa dari mulutmu!"
Kris mendengus kecil, meskipun begitu tidak melepaskan tatapannya dari teleskop yang di namainya Fury itu.
"Sebagai sahabat aku prihatin denganmu, sungguh" kata Chanyeol bersungguh-sungguh. "Sebenarnya orang seperti apa yang kau cari? Kau tidak berencana seumur hidup terus sendirian 'kan?"
Benar Kris. Orang seperti apa yang kau cari bahkan sampai usia mu yang ke 28 ini tidak juga menggandeng seseorang?
Pria tampan itu memalingkan wajahnya dari teleskop miliknya, menatap lurus ke depan dengan tatapan menerawang. Dan hal itu membuat Chanyeol mengerutkan dahi samar.
"Aku mau saat aku melihat orang itu, aku bisa melihat seisi jagat raya di matanya. Aku mau saat melihatnya, aku bisa melihat jika dia adalah Dunia tempat ku hidup. Dan aku tidak akan pernah bosan memandanginya seperti saat aku melihat ke langit dengan teleskop itu" Kris menyelesaikan kalimatnya dengan fokus kembali di iris nya, menatap Chanyeol.
"Lalu bagaimana bisa kau menemukan orang itu kalau kau sendiri tidak mau keluar huh?"
"Kau masih berusaha mengajak ku ke coffee shop itu?"
"Tentu saja. Temani aku, kita minum kopi, dan siapa tahu kau menemukan orang itu"
Kris menghembuskan nafasnya kasar. Memang tidak mudah mematahkan keinginan seorang Park Chanyeol yang mirip seperti bocah laki-laki berumur 6 tahun.
"Baiklah, kau menang kali ini Park Dobby"
Chanyeol menyambut hal itu dengan cengiran bodoh yang sangat khas miliknya. Itu artinya mereka akan menghabiskan waktu istirahat makan siang di coffee shop incarannya.
.
.
Coffee Shop yang di maksut Chanyeol adalah sebuah coffee shop yang berada di distrik Gangnam. Sebuah cafe yang minimalis dan tak terlalu mewah, bahkan dekorasi interiornya pun dengan tema back to nature. Para pengunjung di manjakan dengan pemandangan hijau rumput buatan dan bunga-bunga yang tertata apik di vas-vas bening yang di tersebar di beberapa tempat.
Membuat udara dan suasana di coffee shop itu terasa lebih sejuk dan nyaman, terlebih jika jam istirahat siang seperti saat ini, dan udara diluar juga mulai panas, maka berada di dalam coffee shop ini adalah pilihan yang terbaik. Dan Kris mengakui itu. Karena kali ini sahabatnya Park Chanyeol menemukan tempat yang bagus untuk menikmati kopi.
Terlebih karyawan di coffee shop itu juga sedap di pandang mata, walau meski Kris tak tertarik untuk memandangi mereka, tidak seperti Chanyeol yang saat ini sibuk memperhatikan pelayan pujaannya yang sedang melayani pelanggan lain. Dan Kris mengetahui pelayan bertubuh mungil itu dengan nama Byun Baekhyun.
Pria bersurai keemasan itu hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah idiot sahabatnya yang beberapa menit yang lalu saat mereka memesan kopi dan di layani oleh si pemuda Byun. Dan sungguh, melihat Chanyeol dengan segala keidiotannya itu membuatnya malas untuk mengajaknya bicara. Alhasil, saat ini ia lebih memilih untuk menatap ke sekitar ruangan, dan memperhatikan keluar coffee shop.
Karena letak coffee shop ini berada di deretan pedestrian, maka tidak mengherankan jika dapat melihat banyak orang berlalu-lalang dengan berjalan kaki. Kris menopang dagunya dengan tangan kanan, selagi menunggu pesanan, tidak ada salahnya bukan untuk menghilangkan bosan?
Dan jangan salahkan Kris jika pria itu membuat sebagian pejalan kaki memperhatikannya. Wajahnya tampan, tatapannya tajam, dan kemeja putih yang lengannya di gulung hingga ke siku menambah kadar ketampanannya, membuat merekaーwanita terutamaーterutamaーtak melihat jalan ketika tak sengaja menatapnya.
Pria tampan itu sendiri tak menyadari berbagai tatapan pejalan kaki diluar yang di tujukan padanya, fokus matanya mengabur, tampak melamun. Hingga kelopak matanya terpaksa mengerjap ketika tiba-tiba muncul seorang pemuda tinggi yang menuntun sepeda dan memarkirkannya pada di area khusus sepeda yang tersedia di depan coffee shop.
Pemuda itu salah satu pegawai coffee shop, buktinya ia memakai seragam yang sama dengan waiterss lainnya. Yaitu, kemeja lengan panjang berwarna dark choco, celana hitam, dan apron hitam yang terpasang di pinggang rampingnya. Dan pemuda itu juga membawa sebuah tas kecil yang mirip seperti ice box yang biasanya di gunakan untuk membawa minuman atau makanan dingin dan menjaga suhu tetap stabil.
Kris memperhatikan gerak-gerik si pemuda bersurai legam itu, memperhatikan wajahnya yang manis, tampan dan cantik disaat yang bersamaan, gesture tubuhnya yang lembut namun indah, terlebuh saat jari lentik pemuda itu yang tengah melepas belt helm kecil berwarna merah yang di kenakannya. Salah satu alat keselamatan yang wajib di gunakan saat bersepeda.
Auburn coklat gelapnya tak lepas pada sosok si pemuda tinggi itu. Saat si pemuda melangkahkan kaki jenjangnya, matanya ikut bergulir kearah yang sama. Tak sedikit pun lepas dari pandangannya, dan dari tempatnya duduk saat ini dirinya dapat melihat cukup jelas gerak-gerik pelayan itu.
Bahwa kini pemuda tinggi semampai itu tengah bicara dengan pelayan favorit Chanyeol, Byun Baekhyun. Kris bahkan tidak berkedip ketika pemuda raven itu tertawa kecil, membuatnya terpaku dan tertarik dengan cara pemuda itu menutupi mulutnya dengan satu tangan.
Anggun dan mempesona. Bahkan seorang laki-laki pun bisa bersikap lembut seperti itu. Dan bukannya terlihat aneh atau menjijikkan, justru hal itu membuatnya semakin tertarik.
Kris mengerjap beberapa kali ketika pemuda raven yang di perhatikannya itu tiba-tiba menoleh kearahnya. Hingga auburn nya beradu pandang dengan sepasang black pearl. Kemudian pemuda itu kembali memalingkan wajahnya pada si waiterss Byun dan berbincang singkat.
Dan Kris menyadari jika dirinya tertarik dengan manik black pearl yang tajam serta lugu itu.
Apa kau jatuh cinta pada pandangan pertama Kris Wu?
Pemuda raven itu menyerahkan tas kecil yang di bawanya pada waiterss Byun seraya menerima napan yang di berikan oleh rekan kerjanya itu. Kris melihat pemuda raven mengangguk kecil, sebelum membalikkan badan dan beranjak dari tempatnya berdiri.
Kris otomatis menegakkan punggungnya dan menurunkan tangan kanannya yang bertumpu diatas meja saat melihat jika pelayan raven itu berjalan kearah mejanya dan Chanyeol. Bahkan saat pemuda yang di lihat dari dekat memiliki garis hitam di bawah matanya itu sampai di mejanya pun ia tidak berhenti menatap, memperhatikan lebih detail wajah si pelayan.
"Selamat siang, maaf membuat anda berdua menunggu" suaranya mengalun dari celah bibir kissable nya yang berwarna segar. Senyum tipis terpatri di bibir menggoda itu.
Mata Kris bergulir turun pada name tag kecil yang tersemat di bagian dada kiri sang waiterss, dan sebuah nama tertulis dengan huruf alfabet.
Huang Zi Tao.
Chinese? ーalis Kris terangkat.
"Boleh aku bertanya?" suara bass Chanyeol menyeret fokus Kris dari pemuda bermarga Huang itu, yang kini tengah meletakkan pesanan mereka ke meja.
"Tentu. Apa yang ingin anda tanyakan Tuan?" black pearl nya kini terpusat pada Chanyeol yang duduk berhadapan dengan Kris.
"Boleh ku tahu kenapa bukan Byun-ssi yang mengantarkan pesanan?"
Kris melirik Chanyeol dengan mata menyipit yang seolah berkata 'Kau benar-benar mengganggu kesenangan ku Park Dobby'
Si pelayan raven yang Kris ketahui bernama Huang itu tersenyum ramah.
"Byun-ssi sedang melayani pelanggan lain Tuan. Apakah ada yang ingin anda sampaikan?"
"Apa kau sahabatnya?"
"Ya"
"Apa dia punya pacar?"
"Eh?" satu alis Huang terangkat otomatis. Dahinya berkerut samar tampak sedang berpikir, kemudian menggelengkan kepala perlahan. Dan di mata Kris hal itu terlihat menggemaskan.
"Setahu saya tidak ada Tuan" ucapnya yang sukses mengembangkan senyum Chanyeol.
"Kalau begitu tolong sampaikan padanya kalau dia memiliki penggemar saat ini"
Lagi-lagi Huang tersenyum, lalu mengangguk. "Saya mengerti. Apa ada pesanan yang kurang Tuan-tuan?" matanya bergulir menatap kedua pengunjung pria yang duduk disana.
Tanpa ia sadari jika sepasang auburn milik Kris Wu menamatinya sejak tadi.
"Boleh ku panggil kau Tao?" suara baritone Kris terdengar setelah beberapa lama duduk tetap bungkam. Perhatian si raven itupun beralih pada Kris yang menatapnya lekat.
Dan entah kenapa ia malah menggigit bibir bawahnya kecil saat menatap Kris. Beberapa detik kemudian mengangguk kecil.
"Tentu Tuan" sahutnya agak pelan.
"Aku juga chinese" aku Kris tiba-tiba. Tao, si waiterss raven itu mengangkat kedua alisnya.
"Benarkah? Wah, saya beruntung bertemu dengan seseorang dari Negara asal saya" black pearlnya berbinar cantik.
Seperti langit malam yang memendarkan cahaya bintang yang besebaran.
Kris menyukai mata itu. Caranya menatap, sinar di matanya, dan kepolosan langit malam ketika mata itu menatap seseorang.
Tidakkah Tao seperti jagat raya yang kau cari selama ini Kris?
"Kris Wu, panggil saja Kris" ia memperkenalkan diri. Tao tersenyum.
"Senang berkenalan dengan anda Kris-ssi" smiling eye miliknya membentuk bulan sabit yang menyembunyikan black pearl indah di dalamnya.
Oh lihatlah, bagaimana seorang Kris menatap pemuda pelayan yang baru saja di kenalnya.
Tak berkedip, dam bisa di bilang jika auburm gelapnya yang memikat itu tak sedikitpun bergerak untuk menyudahi merekam sosok Tao yang masih tersenyum. Dan membuat Chanyeol yang mulai menikmati kopinya, sampai melirik sahabat Wu nya itu dengan pinggiran cangkir yang menempel di bibirnya.
"Panggil aku gege" ucapnya, berhasil berkedip dan menyunggingkan senyum tipis memikat di bibir tebalnya.
Chanyeol menggelengkan kepala melihat sahabatnya yang berdarah campuran itu kini tengah menggoda sang pelayan Huang yang hanya bisa mengangguk kecil dengan pipi yang merona selayaknya terpulas blush on.
Tao menarik kembali tangannya dengan canggung, dan tak lupa tersenyum tipis untuk menunjukkan kesopanannya pada seseorang yang sudah tersenyum padanya. Meski tak dapat di pungkiri jika ia merasa canggung karena terus di tatap begitu intens oleh salah satu pengunjung cafe tempatnya bekerja.
"Ka-kalau begitu saya permisi jika tidak ada pesanan lagi" ia menundukkan kepalanya sopan.
Hendak beranjak andai saja suara hushky milik Kris tak menginterupsi. Membuat si pelayan bersurai selayaknya bulu gagak itu urung melangkahkan kakinya, dan menoleh pada Kris yang kini menyodorkan sebuah smartphone hitam kearahnya.
Tao mengangkat sebelah alisnya, bingung menatap Kris yang masih tersenyum.
"Boleh aku meminta nomor ponsel mu?"
"Eh?"
.
.
.
To be continue
Hai guys! Lama tak berjumpa :D
Gw tau kok, gw ini author yang bikin kesel karena ga ada update apa2. Kesannya gw telantarin ya? Tapi ngga kok, beneran. Gw hanya entah kenapa bulan ini tuh moodswing banget, parah banget, kehilangan fokus total. Padahal ide dan niat udah ada, tapi jadinya malah ngetroll mulu di fb :v *lol*
Dan ini anggap aja intro ya, buat memulihkan moodswing yang parah banget, sebelum ngelanjut fanfic yang lain. Tenang gw bakal tanggung jawab kok, asal sabar :"
Dan ini cerita udah lama banget ada di draf, sebenernya oneshoot, tapi karena mau gw buat panjang, alhasil gw potong deh. Dan cerita ini ringan kok, sekaligus karena udah masuk bulan Desember dan sebentar lagi natal. Anggap aja sebagai christmast fic yang ga nyambung :v (meski gw ga ikut merayakan natal ^^)
Oh iya! Grup Hailang di fb lagi ada project kaos HL loh, dan gw open PO kaos HL sampai tanggal 14 desember (sory OOT :v #dikemplang ). Lebih jelasnya tanya aja via bbm: 53CFD6A6 atau id line: otsu_k (post ff sekalian promote btw :v )
See you in the next chapter! :*
With love, Skylar
