TITLE : ANGEL
MAIN CHARACTER : JOHNNY X JAEHYUN
ABSTRACT
Johnny hopes everytime he wake up at the morning , He will be more focus on Jaehyun angelic face feature, rather than open his phone and read malicious text and comments on social media from his (ex)friends about him. About how Johnny suh destroy 5 years Taeyong and Jaehyun perfect fairy tail relationship. Eventhough, Johnny is very ready if He just a rebound. Jaehyun just too perfect for him.
Trigger warning : suicide attempts , panic disorder,
Fanfic ini adalah buatan Saya sendiri dan jika ada kesamaan cerita maka itu hanyalah kebetulan binasa.
Fanfic ini terinspirasi dari lagu 'Angel' di album Limitless.
Typo/OOC/Delu
/-\
\-/
\-/
Johnny terbangun dari tidurnya. Tidak dengan cara elegan tetapi dia terbangun dengan segenap kekuatannya ,seperti seseorang yang hampir tenggelam di dalam lautan. Napasnya memburu dan dia tak sadar peluh sudah membasahi pelipisnya. Lagi-lagi mimpi buruk. Kelebat ingatan mimpi yang akhir-akhir ini selalu menghantuinya. Mimpi ditembak, tepat di kepala, langsung di depan wajahnya oleh seseorang yang sangat dia jaga di dalam hati. Orang yang dia cintai , sekaligus yang membuat dia dibenci oleh semua sahabatnya, saudara, atau bahkan orang asing yang sekedar menebar benci.
Johnny yang masih dikontrol oleh sisa hormon adrenalin kemudian menatap sebelah tempat tidur. Dia menghela napas dan tersenyum menatap sumber ketenangan yang lebih ampuh dari ketenangan yang dia dapat dari mendoa pada Tuhan yang terkadang dia ingat dalam nafasnya. Seseorang yang masih bergelung di dalam selimut. Dia yang begitu indah dengan kulit putihnya yang seperti bersinar memancarkan kehangatan ke dalam hati Johnny. Jangan lupakan garis mukanya yang terlalu sempurna , tidak , kata tampan tidak cukup untuk mendeskripsikan karya Tuhan ini. Bibir merah yang tidak pernah puas Johnny mengecupnya. Membuat dia mabuk dan hilang semua kekuatan nya untuk berpikir dengan nalar. Untuk mempertimbangkan dengan akal sehat apa yang harus dia hadapi karena berani mencium bibir itu. Fuck this world and all the people in it. Bagi Johnny dia adalah malaikat yang ada untuknya. Malaikat yang dia dapatkan meski harus berdarah dia agak bisa menahan dia untuk berada disisinya.
Jemari Johnny sedikit bergetar ketika hendak menyentuh helaian rambut pirang 'malaikat' nya itu. Entahlah, mungkin karena perasaan cinta yang terlalu besar, setiap usaha memulai sentuhan selalu membuat emosinya berlimpah ruah. Seperti menyentuh seorang virgin yang terlalu berharga. Padahal sebenarnya tidak begitu. Dia sudah menyentuh, merasakan tubuh itu seluruhnya seutuhnya pada malam tadi dan malam-malam sebelumnya. Diusapnya dengan lembut dan penuh sayang. Haruskah dia membangunkannya ? Dia terlihat begitu damai dan Johnny merasa tak ingin menambah daftar dosanya merenggut kedamaian itu. Johnny kemudian membiarkan jemarinya menelusuri wajah seseorang itu. Lembut entah seperti kapas atau gumpalan kue mochi manis sungguh menggiurkan sekaligus menggemaskan.
"Bangun sayang, my angel wake up." Johnny mengusak surai pirang itu.
"Enggh" terdengar geraman rendah . Dia sepertinya tidak mau dibangunkan
"Hey, ayo bangun, siapa yang harus datang ke kantor hari ini ?" Johnny mencubit pelan pipi itu.
"Sebentar, lima menit lagi Tae.."Dia berkata tidak jelas sambil menampik tangan itu dari wajahnya.
Tidak bohong, seperti berkedut sakit rasanya jantung Johnny. Dadanya agak sesak. Dia harus tenang, memang katanya kebiasaan itu sulit sekali hilang. Kebiasaan yang sudah berulang membuat otak bekerja dengan lebih ringan dengan tidak memakai nalar tapi langsung melakukan hal refleks yang biasa dilakukan. Ya apalagi kalau sudah lima tahun begitu tentu amat sangat membekas.
Alih-alih merasa kesal Johnny hanya membiarkan itu semua. Dia mengecup singkat kening nya dan berjalan turun dari tempat tidur. Dia melakukan perenggangan pada punggung, leher, dan tangan. Memungut baju-baju yang bertebaran di karpet kamar tidurnya . Merapikan baju yang merupakan kepemilikan yang masih tidur, dia mengambil hanger didalam lemari dan menggantung baju itu di gantungan baju kecil di sebelah lemari. Kemudian Johnny memakai pakaian dalam miliknya, mengambil kaos santai dan mengenakannya. Kemudian dia bereskan sisa-sisa pertempuran semalam. Dengan bantuan paper bag dari lemarinya . Semua tissue tissue yang bertebaran , pengaman bekas pakai, botol lube yang sudah habis. Untuk seprai sepertinya harus menunggu pria bertubuh tinggi ini bangun dahulu.
Johnny memutuskan untuk keluar kamar untuk membuang semua ini setelah itu membuat sarapan daripada mandi terlebih dahulu karena sungguh tenaganya habis dia kerahkan tadi malam. Johnny menuruni tangga dan berjalan dengan tujuan dapur. Tetapi dia berhenti di kamar mandi untuk cuci tangan dengan sangat bersih. Saat melihat pantulan dirinya di cermin dia terkejut. Bukan karena kantung mata yang jelas terlihat, tetapi ya ampun. Tangan Johnny menyusuri leher dan tulang selangkanya. 'Sial' kebiasaan lain yang harus dihentikan. Johnny tidak suka turtle neck. Tapi sepertinya dia memerlukan itu untuk hari dia menggosok gigi dan sedikit menyisir rambut dengan jari.
Johnny berjalan menuju dapur. Apa yang harus dibuat ? Sepertinya kali ini dia akan mencoba makan pagi ala British. Dia membuka lemari dan membuka kacang kalengan dan memanaskannya. Kemudian membuka lemari es untuk mengambil tomat , telur dan sosis. Kemudian dia membuat dua telur mata sapi dan menggoreng sosis dan tomat yang telah dibagi dua. Meletakkan masing-masing dengan porsi yang sama di dua piring. Oh iya kemudian dia mengambil roti untung dipanggang .'TINGG' suara toaster roti berbunyi. Dia meletakkan dua roti di masing-masing piring. 'Yess jadi masterpiece ku,'.
"Euangg.. what a big fest we have ?" Seseorang tiba-tiba datang mendekap dari belakang. Ujung dagunya menggelitik bahu kiri Johnny.
Meski sudah tak terhitung dia mendengar suara itu, tetap saja menghangat hati Johnny Suh. Seandainya kehidupan berjalan dengan sesuai mimpinya , mungkin ratusan, ribuan kali moment seperti ini terjadi dimasa depan, perasaan nya akan tetap sama
"Apa ini berlebihan? Should I make other breakfast ?" Johnny makanan yang sudah jadi ini adalah kesukaan berkulit pucat ini, tapi mungkin kan dia ingin sarapan lain.
"No no this is perfect, hyung kau itu paling tau selera ku. Food fighter escpecially after long ass ride." Terdengar kekehan pelan dan Johnny merasa ciuman singkat di pundaknya.
"Was that good? I mean was that hurt ? tunggu maksudku yang sebelumnya, bukan, tapi yang setelahnya juga penting." Lidah Johnny seperti berbelit. Perasaan malu, khawatir dan gugup menjadi satu.
"Tenang John. Aku rasa keduanya. " Orang itu mengedikkan bahunya.
"Eh aku.." Johnny agak khawatir. Semua berdasarkan kesapakatan dan keinginan bersama. Tetapi tentu antusiasme dari birahi bisa melintasi garis aman. Garis yang menandai dimana seks mu itu sehat dan tidak menyakiti semua pihak yang memadu cinta.
"Okay lebih pada yang pertama dari yang kedua. Aku ini laki-laki sama sepertimu for Godsakes sekarang aku masih bisa menggendong mu dari sini kemudian kita gunakan meja makan itu bukan untuk menghabiskan makanan ini tapi untuk yang lain. " Dia berbicara sambil menurunkan tangannya menuju pinggang Johnny dan terus ke bawah.
"Hhaha. " Johnny tersedak ludah sendiri. Holyshit memikirkan skenarionya saja sudah membuat dia merinding. Bukan takut, tapi excited, 'control Johnny, control'dia berkata dalam hatinya.
"Kau tau , aku pikir Ten mengataimu fatass karena dia kesal dengan mu Hyung. Tapi sepertinya dia punya alasan lain ?" Tangan itu kini meremas keras pantat kiri Johnny.
"Jangan coba-coba Angel." Johnny menyeringai.
Dia membalikkan tubuhnya cepat kemudian memegang tangan nakal itu. Kemudian menghentikan tatapannya pada wajah itu. Dia mengutuk dirinya yang tidak berbalik dari tadi dan melihat wajah yang begitu indah ketika tersenyum. Matanya membentuk bulan sabit dan terlihat dua lesung pipi yang menggemaskan.
"Hey, siapa bilang morning cuddling nya sudah selesai?" Alisnya naik dan bibirnya mengerucut lucu.
"Siapa sangka anak kedua Jung Corp yang ganas itu adalah seorang cuddler dan penggoda di pagi hari ? Mana kemeja mu ? sudah aku rapikan kan ?" Johnny menggelengkan kepalanya, dia mengusap pipi pucat itu.
"Kenapa? Kau diam-diam menyukainya kan. Ayolah semua majalah bisnis itu memakai kata 'seksi' di kebanyakan judul artikel mereka tentang ku, bukan tanpa alasan." Alisnya naik turun bercanda.
"Ya, aku suka tapi tidak di pagi hari dimana kau dan aku harus bekerja oke. Biarkan aku bekerja dengan damai tanpa ganjalan apapun." Mata Johnny sedikit mebelalak. Bayangkan dia harus menahan dua hal sekaligus. Rasa kangen dan sexual frustasion bersamaan. Dia bisa gila.
"Okay okay sorry. " Orang yang lebih pendek dari Johnny itu menatap mata coklat madu Johnny. Cukup lama mereka bertatapan. Seakan masing-masing ingin mencoba melakukan telepati. Bertengkar siapa yang paling mencintai yang lain. Menikmati setiap detik dengan perasaan bahagia penuh cinta.
"Hyung, kenapa sih kau suka sekali memanggilku dengan sebutan Angel. Itu terasa aneh, aku ini laki-laki tulen dan bukan perempuan oke." Dia membuat muka bingung. Bukan kesal , benci atau jijik, hanya bingung.
"Angel itu artinya malaikat. Bukan hanya sekedar nama perempuan. Para malaikat penting itu juga semua laki-laki. Tapi kalau kau tidak suka aku tidak akan memanggilmu dengan itu lagi. Maaf ya." Johnny tersenyum hambar. Tentu dia tidak akan melakukan apapun yang tidak disukai oleh orang ini. Dia terlampau menyayanginya.
"Tidak, tidak. Sebenarnya aku sedikit menyukai itu. Hanya.. ya aku tidak terbiasa dengan panggilan dan perlakuan seperti ini. Semuanya baru, aku masih belajar." Terlihat pipinya bersemu merah. Oh lucu sekali. Suatu pemandangan langka yang akan membuat perempuan atau lelaki manapun akan bayar mahal untuk dapat melihatnya. Calon penerus Jung Corp branch Korea Selatan sedang tersipu malu ? Mungkin akan pingsan para pegawai.
"Aku memanggilmu itu karena kau itu terlihat seperti malaikat kau tau. Apalagi ketika aku melihat kau tertidur, rasanya aku seperti akan menghadapi ajal. Tetapi ujung hidup yang menjemputnya adalah malaikat dan aku menuju surga. Lalu saat kau bangun dan wajahmu diterpa sinar lampu atau matahari, aku seperti melihat etheral beauty sangat tidak manusiawi dan kadang aku berpikir apa aku bisa melihat sayapmu suatu saat?" Johnny mengecup pelan bibir laki-laki yang sedikit lebih pendek darinya itu tetapi dia tidak bergeming. Johnny bersungguh-sungguh dan tidak melebihkan apapun. Karena memang itu yang dia rasakan.
Dia kemudian memeluk dan menyenderkan keningnya di pundak kiri Johnny.
"Brengsek, kegombalan mu itu adalah tingkat dimana kau bisa membuat aku merasa seperti gadis perawan polos yang digoda oleh Don Juan. Aku ini tahun depan 29 tahun." Telinganya memerah dan dia tersenyum. Tentu merasa bahagia, siapa tidak senang dipuja dengan begitu tingginya ?
"Aku serius okay. Aku menjawab nya dengan jujur , apa yang aku rasakan selama ini." Johnny mencium surai pirang itu.
"Lalu kalau aku Angel , kau siapa ?" Sekarang pria itu menangkup pipi chubby Johnny.
"Aku akan jadi bintang pagi ? I will be your morning star." Johnny memiringkan kepalanya.
"Jangan bilang kau mencoba sweet talk dengan ku dan menggunakan lagu dari boyband kacangan itu ?" Jaehyun mendengus tidak percaya.
"Boyband kacangan yang didalamnya ada adikku menjadi rappernya sayang." Johnny menyentuh pelan tempat dimana lesung pipi terbentuk di pipi kekasihnya dengan jari telunjuk.
"Hahahah , maaf , tapi aku harus akui lagu baru mereka benar-benar berkualitas. Haruskah aku bujuk abeoji untuk berikan bonus untuk mereka?" Dia menyentuh dagunya seakan berpikir.
"Terserah padamu bos ganteng." Mark harus berterimakasih pada Johnny sepertinya.
"Eh tapi aku tidak suka kalau kau jadi morning star karena artinya bermacam-macam , bisa venus, bahkan bisa sesuatu yang justru sangat tidak bagus." Tak hanya memiliki intelenjensi yang tinggi pengetahuan pria ini sangat luas , dia bisa tau berbagai kemungkinan definisi dari morning star.
"Ya , maksudku bukan yang itu." Johnny memutar bola matanya.
Kemudian. Tanpa disangka-sangka, Johnny ditarik menuju ruang tengah. Kemudian didudukkan di kursi disana. Sedangkan pria yang satu lagi berdiri dan berdehem sedikit. Dengan suara baritone nya yang merdu dia mulai bernyanyi.
I saw an angel
Neol cheoeum bwasseul ttae
Haneureseo naeryeoon cheonsagati biccnasseo
Gunggeumhaejyeosseo neon nugureul talmaseo
Geuri areumdaunji
I'll be your morning star
And you are my angel
You are my angel
I'll be your morning star
And you are my angel
You are my angel
"Ehemm.. ya ampun suaraku serak karena belum minum , atau ini juga gara-gara tadi malam, bagaimana tadi. Hyung, hyung, hallo." Memegang tenggorokannya. Tapi dia memasang muka khawatir, apa dia terlihat seperti orang tolol tadi ? Lalu kenapa Johnny malah terbengong dan bukan mengatakan apapun.
Johnny bangkit dari duduknya dan memeluk dan mengangkat pinggang pria berambut pirang itu dia menggendongnya.
"HOLYSHIT you really strong!" terang saja yang digendong terlampau kaget. Dia tidak kecil ataupun ringan. Lagipula sangat jarang digendong.
"Oh course I am. Aku baru saja di serenade oleh malaikat pribadiku. Aku bisa menghentikan bumi ini dengan kekuatanku , hanya untuk menahan waktu ketika kamu bernyanyi tadi. Mendengar malaikat bernyanyi rasanya seperti bukan di dunia ini saja." Johnny menatap dalam mata yang sekarang melengkung mengikuti senyum lelaki itu.
"Terimakasih aku senang Hyung menyukainya. Hyung.. apa kau selalu berkata-kata indah begini pada semua yang bersamamu dulu ?" Dia mengelus rambut coklat gelap Johnny.
"Jarang. Aku hanya melakukannya kalau terlalu jatuh cinta pada sesuatu saja. Banyak yang bilang aku adalah teman yang menyenangkan tetapi justru adalah pacar yang dingin." Dalam benak Johnny terbesit ingatan kata-kata semua orang yang memutuskannya dulu. "Kau sendiri, apa.. sering berserenade di pagi hari begini untuk Ta..."
"Tidak. Maksudku pernah tapi sudah lama sekali, sudah lalu." Ekspresi senyumnya berubah menjadi lebih gelap. Rahangnya mengeras menandakan dia sama sekali tidak senang membahas hal ini.
"Sorry." Apa yang Johnny lakukan malah mengungkit mantan. Mantan tunangan ketika menggendong pacar. Johnny rasa dia pantas mendapat satu tonjokan di wajah tampannya.
"Kiss me then" Lelaki berkulit pucat itu menyentuh bibir Johnny dengan ujung jarinya. Tatapan mereka beradu. Dia memperpendek jarak wajahnya dengan Johnny kekasih barunya itu. Dijarak yang begitu dekat bisa terdengar Johnny yang menarik napas panjang, terlihat semburat merah yang tidak terlalu jelas, sesuatu yang dia paling sukai, berapa kalipun mereka berciuman Johnny akan selalu seperti kaget dan malu. Bibir mereka bertemu untuk sebentar. Jaehyun sangat menyukai tekstur bibir Johnny yang lembut. Bibir berbentuk busur panah yang sangat mengundang untuk dicium. Johnny membuka bibirnya dan Jaehyun memagut bibir bawahnya. Dirasakan tubuhnya diturunkan dan dia kembali berdiri sendiri dengan kedua kakinya. Johnny membalas memagut bibir atasnya. Jaehyun merasa tengkuk kepalanya di tekan oleh sebuah tangan. Dia juga merasakan tangan lain di pinggangnya, lalu pindah ke otot perutnya, kemudian menuju ke tubuh bagian belakang meremas pantat kanannya dengan keras. Ciuman mereka memanas tidak ada yang menyerah untuk mencium, menghisap dan memiringkan kepala kekiri dan kekanan untuk terus menjaga tempo ciuman mereka. Jarak antara tubuh mereka sudah tidak ada, kedua tangan Jaehyun sudah bergelayut dibahu lebar Johnny. Intensitas semakin bertambah dengan lidah mereka yang bertaut saling menyusuri mulut masing-masing membuat bibir dan dagu mereka basah oleh air liur. Jaehyun dapat merasakan debaran Jantung Johnny yang sangat cepat yang tentu sama dengannya. Jaehyun meremas kepala belakang Johnny. Dia semakin terbuai dalam ciuman ini tidak mau berhenti. Menghirup aroma mint khas pasta gigi dari mulut Johnny dia merasa lega karena sudah sikat gigi juga sebelumnya, apa jadinya kalau dia masih memiliki morning breath akan sangat tidak cool. Jaehyun kaget saat merasa Johnny menghisap keras bibirnya kemudian menggigit sedikit bibir bawahnya
"Ahh" Jaehyun mendesah sedikit karena tentu sakit. Johnny melepas bibirnya, menyelesaikan ciuman panjang ini. Dia menempelkan keningnya pada kening Jaehyun. Mereka berdua tersenyum sambil mengatur nafas bersama.
"Kau sudah sikat gigi, benar-benar sudah merencanakan semua ini" Johnny berkata disela deru nafasnya.
"Begitulah. Kenapa, hyung kesal ?" Jaehyun tersenyum menang.
"Tidak-tidak juga." Johnny kemudian memberikan ciuman kupu-kupu yang singkat dan berkali-kali di pipi, dagu, dan leher Jaehyun. Suatu kebiasaan setelah make out panjang.
"Baiklah sekarang ayo kita makan. Aku sudah lapar hehe." Jaehyun mengelus perutnya yang berbentuk itu.
"Mungkin kau harus memakai pakaian yang benar dulu Jay. I don't want to jump on you di meja itu." Kali ini Johnny terlihat serius.
"Okay okay aku ke kamar dulu dan setelah itu kita makan bersama. Tunggu aku ya, jangan habiskan makananku !" Jaehyun menatap Johnny lekat-lekat.
"Iya sayang, kalau soal makanan kau jadi seperti anak-anak." Johnny tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Jaehyun hanya tertawa pelan dan dia berbalik dan berjalan menuju kamarnya sembari bersenandung kecil.
Johnny memutuskan untuk memindahkan semua makanan di counter dapur menuju ke meja makan. Sepertinya ada yang kurang ? Oh iya bagaimana dengan sedikit musik untuk sarapan mungkin akan lebih asyik? Dia berjalan ke ruang tengah untuk menyalakan CD player. Tetapi dia terhenti saat melihat Iphone 7 berwarna hitam yang ada di dekat charge area dekat TV. Telepon genggamnya mati. Ya, memang disuruh untuk dimatikan.
'Hari ini dan besok jangan nyalakan telepon genggam mu dulu.' Begitu kata orang yang masih belum keluar dari kamar. Tetapi sungguh Johnny tidak bisa menahan diri. Dia tau benar apa yang akan dia lihat. Sudah biasa. Terutama hari ini. Johnny membalikkan kepalanya dan menatap ke atas. Sepertinya belum ada tanda-tanda akan turun kemuungkinan dia menggunakan kamar mandi atas. Biarlah Johnny menyiksa dirinya dulu untuk sebentar. Ditariknya nafas panjang dan dinyalakan HP nya itu.
Langsung bergetar HP itu pertanda banyak sekali , pesan , dan pengingat dari sosial media. Kemudian terdengar ringtone panggilan khas.
'Nakamoto Y' terpampang jelas nama itu. Tetapi Johnny tidak mau menjawabnya. Dia biarkan saja untuk itu berbunyi terus. Setelah lama akhirnya reda. Kemudian dia melihat text nya sungguh banyak sekali
'BAJINGAN'
'PICK UP RIGHT NOW , FUCKIN PICK UP YOU COWARD '
'JOHNNY SEO'
'DIMANA KALIAN, DIMANA JAEHYUN'
'KAU PUNYA HATI ? BAGAIMANA KAU SETEGA INI , KAU SENANG DI ATAS PENDERITAAN ORANG HAH ?'
"Today should be their wedding. Kau itu penghancur kebahagiaan orang. Tolonglah jangan larut dalam khayalan atau imajinasi, He doesn't love you. He just confused. You just a rebound"
" d"
'Jangan egois, Pikirkanlah perasaan Taeyong'
Masih banyak lagi pesan yang dia tidak baca semuanya satu persatu. Pesan dengan berbagai bahasa yang isinya teguran , dan bahkan makian. Lebih sedih lagi karena yang paling kasar dia terima dari mantan kekasih yang sudah meninggalkannya. Ten adalah laki-laki yang baik , tetapi Johnny tau benar dia tidak akan membiarkan orang lain menyakiti sahabatnya Taeyong. Johnny kemudian dengan takut-takut mencoba membuka instagram nya. Karena postingan terakhir yang dia unggah komentarnya semakin banyak dan tidak berhenti. Sebuah video laut berwarna biru cerah dengan air yang sangat jernih. Dengan langit berhiaskan arakan awan yang sangat indah. Dengan pohon kelapa yang bergerak sedikit mengikuti arah angin. Pasir putih yang bersinar-sinar diterpa sinar matahari. Tampak video ini diambil dari dalam jendela tanpa kaca di sebuah restaurant.
'Holyshit... Tidak salah, this is Jaehyun's laugh. Berani taruhan'
'Ini di Turtle Island , Fiji, kakakku berbulan madu disana. I can't believe my eyes. Video ini sangatlah indah tapi apa yang orang ini lakukan membuatku mual.'
'Benar jadi orang ini yang menghancurkan pertunangan Taeyong dan Jaehyun Oppa ? Show your face.'
'Dia tidak ada apa-apanya dengan Taeyong, kau lebih baik mundur saja.'
'crazy.'
'just die already'
'mati saja dasar jalang?'
'aku tau yg mana orangnya , mereka sangatlah tidak cocok, aku doakan Jaehyun Oppa sadar diri.'
Johnny hanya menelan ludah saja. Dia sama sekali tidak ingin pamer atau apapun. Dia seorang fotografer dan tentu dia suka mereka moment atau pemandangan yang indah. Saat itu dia sedang merayakan hari jadi yang ke-33 bersama Jaehyun. Memang masih seumur jagung dan dia tidak menyangka Jaehyun akan mengajaknya ke tempat private dan mewah seperti itu untuk merayakannya. Dia tau dulu Jaehyun memang suka berlibur ke tempat-tempat menakjubkan bersama Taeyong. Mereka selalu mengabadikan moment mesra bersama dari waktu ke waktu. Dengan paras yang keduanya yang sama-sama tampan , dengan berbagai ekspresi bahasa tubuh yang terlihat dari foto-foto mereka. Semuanya seperti berteriak "kami saling mencintai dan dimabuk cinta". Hubungan mereka terlihat sempurna dan tentu banyak dipuji dan mendapat dukungan. Baik oleh fans Taeyong. Ya Taeyong adalah salah satu generasi pertama dari grup Idol yang dibentuk oleh perusahaan Jung's sedangkan adiknya Johnny yaitu Mark adalah generasi kedua. Taeyong yang terkadang masih ikut dalam album grup NCT sekarang juga disibukkan menjadi rising aktor di Korea. Dia tampan , tetapi memiliki tingkah aku yang manis. Berbakat, penuh semangat dan disayang semua orang. Hanya saja dulu pernah gempar karena dia memutuskan untuk graduate cepat karena ada suatu alasan pribadi. Hingga akhirnya ketahuan dia sudah menjalin hubungan cinta dua tahun pula lamanya. Dengan satu Petinggi perusahaan. Lebih tepatnya anak pemilik. Semua penggemarnya sangat gempar ada yang mendukung ada yang mencerca. Tetapi seiring waktu dan melihat hubungan mereka dari sosial media ternyata banyak penggemar yang tidak masalah. Bahkan mendukungnya. Mereka melakukan petisi agar Taeyong bisa menjadi honorary member agak bisa kembali tampil dalam group meski melanggar aturan dating yang memang ada dalam group. Akhirnya dia bisa kembali tampil dan bahkan melebarkan sayap didunia showbiz dengan menjadi aktor. Taeyong itu sempurna menurut Johnny. Bahkan orang yang menginspirasi Mark untuk audisi. Jadi untuk menggantikan posisinya di hati Jaehyun tentu ya tidak mungkin. Dia hanya seorang fotografer yang kadang ikut dalam proyek kecil untuk idol perusahaan Jung's.
Johnny tidak pernah sekalipun mengungkit tentang hubungannya dengan Jaehyun atau mengupload apapun yang mengindikasikan itu. Hanya sekali yang video singkat itu. Itu pun dia tidak memeriksa ulang ternyata ada suara Jaehyun disitu. Dia mau menghapus postingannya itu tapi tidak jadi karena menurutnya sangat sempurna pemandangan indah dengan latar belakang tawa Jaehyun yang merdu. Tapi dia tidak dia sangka orang-orang lain (yg bukan dalam circle friend nya) dapat menganalisis dengan sangat cepat.
Lagi lagi telepon genggamnya berbunyi dan nama 'Nakamoto' terpampang di layar. Johnny memutuskan untuk mengangkatnya.
"Halo.." Johnny berkata pelan.
"Akhirnya kau menjawab juga, telepon Jahyun sama sekali tidak bisa. sebenarnya aku tidak ingin mengganggumu seperti yang lain, tapi aku ingin langsung saja, apa kau sedang bersama Jaehyun ?" Yuta berbicara dengan nada tidak senang.
"Tidak, aku sendiri. Aku tidak bertemu dengan Jaehyun untuk berapa hari ini." Johnny berusaha tenang
"JANGAN BOHONG. Aku liat postingan kau itu. Lagipula yang bisa memesan pulau private Turtle Island bukan orang sembarangan." Yuta menggeram berang , dia emosi karena Johnny malah berbohong.
"Baiklah, katakan apa yang kau mau." Johnny benar-benar lelah dengan semuanya.
"Katakan pada Jaehyun untuk datang ke kafe Bel Viso jam 8 malam hari ini, bilang saja kalian akan kencan." Yuta berkata tenang
"Untuk ?" Johnny mengerutkan dahinya dia tidak mengerti.
"Untuk kembali menebus kesalahannya, untuk menemui kebahagiaan nya yang sesungguhnya kau mengertikan ?" Yuta berkata pelan.
Johnny hanya diam. Dia mengerti benar maksud dari Yuta. Meski sebagai laki-laki harga dirinya diinjak-injak.
"Johnny, aku sangat menyayangi Taeyong , tapi aku tau dia hanya akan bahagia jika bersama dengan Jaehyun. Jadi aku mohon kau untuk tidak egois dan berpikirlah dengan jernih, apa bisa seseorang yang sudah saling mencintai bertahun-tahun tiba-tiba yang satunya mencintai orang asing yang hanya baru dikenal ? Aku yakin Jaehyun hanya bosan dan dia membutuhkan sedikit petualangan tapi setelah itu dia akan kembali lagi pada orang yang tepat." Yuta berkata dengan nada pelan tetapi sebenarnya kata-katanya amat pedas.
"..." Johnny hanya mengepalkan tangannya dan dia tidak bisa menjawab kata-kata itu.
Kemudian Yuta mengakhiri teleponnya. Johnny meletakkan teleponnya kembali di meja itu dan dia duduk di meja makan.
Dia melihat Jaehyun sudah segar dan berjalan turun di tangga. Johnny hanya tersenyum, meski hatinya kalut luar biasa. Setidaknya dia sedikit terhibur melihat Jaehyun dengan suite kerja nya seperti itu.
"Shoot, kamu benar-benar menungguku Hyung ? Oke itu sangat manis. Maaf, aku jadinya mandi cepat. Kau tidak mandi apa ?" Jaehyun menempelkan serbet di kerah kemeja nya.
"Nanti setelah makan. Pemotretanku kebetulan agak siang." Johnny meletakkan serbet di pangkuannya.
"Oke kalau begitu. Selamat makan." Jaehyun menyantap sosis sapi dengan lahap.
"Jay.. bagaimana kalau nanti malam kita dinner bersama di kafe Bel Viso?" Johnny berharap Jaehyun sibuk atau apapun
"Heol, apa kau baru saja mengajakku kencan ? Kita habis liburan panjang Hyung. sebenarnya aku akan cukup sibuk hari ini , tapi aku usahakan oke. Semoga jangan sampai seperti dua minggu lalu, Kau terlambat dan sialnya aku bertemu Taeyong dan hah aku tidak mau membahasnya." Jaehyun menggigit roti panggang.
Tiba-tiba terdengar nada dering telepon . Johnny terlonjak karena dia lupa mematikan kembali teleponnya.
"Hyung... kenapa teleponmu menyala ? Bukannya sudah aku bilang untuk matikan dulu yang satu itu ?" Jaehyun meletakkan garpu dan pisau nya. Dia terlihat sedikit marah
"Ahh.. itu paling Doyoung ingin berbicara soal pekerjaan." Johnny gugup , dan mencoba memakan telur yang ada.
"Telepon kerjamu bukan yang itu. Coba berikan padaku teleponnya." Jaehyun bangkit dari meja makan dan berjalan mau mengambil Iphone 7 hitam itu. Perasaannya sudah tidak enak.
Johnny kaget dengan tindakan mendadak itu. Dia berusaha berlari tapi terlambat. Jaehyun sudah terlebih dahulu mengangkat teleponnya, Matanya membelalak dia sangat terkejut dengan telepon yang dia terima. Terdengar sayup suara Yuta yang mengatakan perubahan jam untuk dinner dikafe itu. Jaehyun tidak mengatakan apapun dia seperti mematung. Tapi terlihat dia menggenggam telepon genggam itu terlalu kuat seakan ingin menghancurkannya. Dia kemudian membanting Iphone7 itu dengan sangat keras.
'DUKKK' untung dia membantingnya di ruang tengah yang beralaskan karpet. Telepon genggam itu tidak pecah tercerai berai.
"hha...haha...hahahahahaahah" Jaehyun tertawa tapi bukan nada orang yang senang akan sesuatu yang lucu. Adalah tawa sarkastik seperti orang sinting.
"Jay, I can explain.." Johnny yakin 1000 persen itu Yuta. Habislah dia.
"YOU SET ME UP WITH TAEYONG!" Jaehyun berteriak lebih tepatnya membentak dengan sangat keras.
"Apa-apaan ini ? Kau itu pacarku kan ? Kenapa kau melakukan ini ? Kau punya otak tidak ? Kau menyuruh pacarmu datang ke kafe untuk dinner bersama dengan mantan tunangannya. Sebenarnya apa maumu ? Sama seperti banyak orang lain ,kau mau aku kembali pada dia begitu HAH ?" Jaehyun tidak pernah berbicara begitu sengit dan kasar tetapi emosinya sudah sampai ubun-ubun.
"Dengarkan penjelasanku dulu Jaehyun." Johnny berjalan ke hadapannya dan bermaksud untuk memegang tangan kanan kekasihnya itu.
"Don't you dare fuckin touch me" Jaehyun menampik tangan itu dengan kasar.
"Jangan bilang yang waktu itu juga sama. Jadi Taeyong datang itu bukan kebetulan ?" Jaehyun menatap udara kosong , dia tak habis pikir.
Johnny hanya diam.
"Jawab aku Johnny Suh..." Jaehyun menatap mata Johnny.
"YES I DID THAT , SET YOU UP WITH HIM , KARENA KAU. Kau memanggilku dengan 'Tae' dengan seperti itu saat aku mencoba membangunkanmu tadi pagi. Kau pikir hatiku tak sakit Jaehyun ? This is not the first time. Bukan pertama kalinya. Aku selalu takut dan ragu, mungkin kau sebenarnya masih ingin bersama dengan dia." Johnny mencengkram bahu Jaehyun dengan kuat. Awalnya dia berteriak dengan sangat keras tapi lama-lama dia menjadi mencicit pelan. Sangat menyedihkan.
Jujur saja Jaehyun kaget luar biasa. Dia menelan ludahnya. Dia paham itu fatal, tapi ego nya menguasai. "Hanya hal kecil begitu kau meragukan perasaanku padamu. Semua yang sudah aku lakukan. Setelah menerima semua kata-kata dan hinaan orang ? Kau mau kita selesai saja sekarang?" Ditatapnya mata almond Johnny dengan tatapan dingin.
"Bukan begitu aku hanya tidak percaya diri. Aku benar-benar mencintaimu, maaf aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti tadi lagi. I really love you, so much even it hurts sayang." Johnny tau ini akan terjadi tapi saat Jaehyun yang mengatakannya langsung dia benar-benar panik , dia memegang kedua pipi Jaehyun.
"Tatap mataku dan bilang Hyung yakin kalau selama ini aku serius telah melupakan Taeyong seutuhnya dan mencintai Hyung dengan tulus." Jaehyun merasa terkhianati bagaimana justru orang yang harusnya paling percaya dengan dirinya malah sama saja dengan orang lain.
"Aku.. aku.." Johnny tidak bisa berbohong dengan orang yang dia sukai itu sudah harga mati. Dia selalu diterror oleh orang-orang dimasuki pemikiran bahwa dia tidak pantas untuk Jaehyun, diperburuk dia punya self esteem issue untuk hubungan romantis. Aneh memang tetapi tidak semua orang yang percaya diri dan menyenangkan dalam lingkup sosial pertemanan juga adalah seorang yang percaya diri kalau menjalin cinta.
Jaehyun menghembuskan nafasnya. Dia melepaskan kedua tangan yang memegang wajahnya. Dia tersenyum hambar dan mengusap kedua tangan ke wajahnya. Lelaki beramput pirang itu berbalik dan berjalan menuju tangga dan naik. Dia mengemasi beberapa helai baju nya dan memasukannya dalam tas dan dia mengambil parfurm , jam , dan juga telepon genggamnya yang ada di kamar. Memutuskan untuk pergi dari apartemen miliknya sendiri. Ini hanyalah salah satu apartemennya yang biasa dipakai Johnny dan Jaehyun. Sedangkan pria yang berambut coklat gelap hanya bisa melihat saja tidak mencegah. Pandangannya menjadi mengabur.
Jaehyun kembali turun dan berjalan menuju pintu keluar. Dia memakai sepatunya. Johnny hanya melihat saja dari dekat pintu.
"Datanglah ke kafe Bel Viso jam 9 malam kalau kamu mau melihat sebuah pertunjukan yang dinanti-nantikan semua orang." Jaehyun berkata pelan tapi dia memunggungi Johnny sambil menekan pin dan memegang kenop pintu kemudian dia melangkah menjauh.
Jaehyun pergi. Kkeut. Johnny berjalan masuk ke ruang tengah dan berusaha mengatur napasnya yang tidak beraturan. Kepalanya berdengung, dia seakan mendengar suara orang tertawa mengejek di pikirannya. Dia menempelkan punggungnya di dinding. Tidak ada air mata hanya dia sulit bernapas saja. Breath Control dia mengingat-ngingat semuanya. Pria tinggi itu berjalan sempoyongan menuju kamar mereka tadi. Dia membaringkan tubuhnya ke bantal. Dia bisa menghirup aroma tubuh kekasihnya disitu. Seharusnya sudah tenang. Tetapi telinga semakin berdengung dan kepalanya sakit. Johnny membongkar lemari di bawah dan menemukan yang dia cari. Botol tabung putih bertuliskan 'Lexapro' berwarna merah. Tangannya bergetar hebat.
'Ayo 5 butir.'
'Tolol, nanti gagal, semuanya saja tapi segenggam juga oke.'
'semuanya saja mulutmu pasti muat.'
'dua butir saja sebenarnya tidak boleh tapi boleh dua butir saja Johnny jangan bertindak bodoh'
Semuanya adalah suara dirinya sendiri di dalam pikirannya. Pilihan ketiga sepertinya paling menggoda.
/-\
\-/
\-/
T.B.C
Gua Sora , atau Kak sor , atau kak daun , jangan panggil thor membuat FF ini karena kualat jadi waktu sebelum MV Limitless bersumpah kalau ada Johnjae moment di MV bakal buat FF nya dan harus canon ga boleh brotha. Jujur aja gua geli juga buatnya.
Nah jadi gua ga tau respon kalian tapi kalau terlanjur baca pls review apa aja. Maksudnya mau sekedar bilang , "Lo mabok kak" gpp. At least kalau ada lima bijik orang yang tertarik gua tuntaskan FF ini.
Shalom.
T.T.F.N
