Tittle : Bittersweet (Sequel 'Someday')

Author : Kim Joungwook

Pairing : KyuWook

Length : two shots – Part 1

Genre : Romance, Drama, hurt/comfort

Summary : Mungkin waktu 7 tahun memang cukup lama. Tapi, untuk cinta, apa yang tidak mungkin? Waktu dan jarak bukan halangan bukan? Ah, Kyuhyun and his damn cheesy though!/Sequel'someday'/KyuWook!Twoshot

Warning : Shounen-ai, BoyXBoy. Don't Like Don't Read!

.

.

.

KyuWook

.

Sejak lulus sampai sekarang, Ryeowook tak pernah lagi mencoba menghubungi teman-teman SMAnya, apalagi kota tempat ia bersekolah dengan ia menjalani hidup sekarang cukup jauh. Incheon dan Seoul. Dan sekaraang, saat sang eomma menelponnya dan mengatakan bahwa akan ada reuni kecil-kecilan di salah satu café di Seoul, Ryeowook entah kenapa tak mau menolak. Ia hanya bilang pada sang eomma untuk memikirkannya dulu. Tapi, kini ia justru sudah berdiri di depan café bernama 'Chatarsis' yang ternyata berada tak jauh dari tempat kerjanya.

"kau tak masuk?"

Sebuah pertanyaan membuat Ryeowook sedikit berjengit, ia sampai tak sadar telah melamun di depan pintu masuk. Namja itu segera berbalik dan menunduk sekilas, "chaesunghaeyo."

Dan saat ia menegakkan tubuhnya dan menatap wajah sang pemilik suara, pupilnya membesar, "Donghae hyung!" ia berteriak dan tanpa peringatan apapun langsung memeluk tubuh namja didepannya.

"woa, woa, woa, tunggu dulu, kau siapa?" tapi namja yang ia panggil 'Donghae hyung' itu justru mendorong tubuhnya menjauh. Ryeowook mengerucutkan bibirnya dan memicingkan matanya kesal.

"ini aku hyung, Ryeowook, Kim Ryeowook!" ucapnya bersemangat. Donghae membuka mulutnya lebar-lebar, kedua tangannya menangkup pipi Ryeowook dan menariknya, "astaga! Kau Ryeowook? Kemana pipi tembemmu?!" ia berteriak nyaring.

Ryeowook tertawa meski sedikit meringis karena cubitan Donghae dikedua pipinya.

"hyung lebih baik le – "

"Hae, kau tak masuk? Suaramu terdengar sampai dalam." Pitu café tiba-tiba terbuka, menghentikan kalimat Ryeowook begitu saja dan menampilkan seorang namja yang memandang kesal kearah mereka berdua.

Donghae melepas cubitannya dari pipi Ryeowook dan kini justru memeluk bahunya, "Hyuk! Kau ingat Ryeowook? Iya, yang selalu bersama Kyuhyun itu. dia Ryeowook, namja tembem itu!"

Eunhyuk terdiam beberapa saat, menatap bergantian antara Donghae dan juga Ryeowook, "kau Ryeowook?" tanyanya pelan, tak percaya. Ryeowook mengangguk kecil, pipinya memerah ditatap intens oleh mantan kakak kelasnya itu.

"astaga! Kau jadi kurus!" Eunhyuk tertawa dan langsung memeluk tubuh mungilnya. Donghae ikut tertawa melihat Ryeowook yang terlihat sesak didalam pelukan Eunhyuk.

Eunhyuk langsung melepas pelukannya, yang bahkan tak sampai 3 detik, dan langsung menarik lengan Ryeowook untuk masuk, "lebih baik kau segera masuk. Kau juga, Hae." Ucapnya kemudian.

Ryeowook hanya pasrah saja ditarik-tarik oleh Eunhyuk untuk masuk ke dalam café. Melihat kedua sunbaenya membuat ia jadi tak sabar untuk bertemu dengan teman SMA nya yang lain.

.

"Kyuhyun!"

Sebuah nama itu membuat tubuh Ryeowook menegang, kepalanya menoleh sangat cepat, bahkan ia sendiri kaget bisa bereaksi secepat itu saat mendengar nama 'Kyuhyun' terucap dari bibir Eunhyuk. Dan tanpa ia sangka, sunbaenya itu mendorong tubuhnya hingga kini ia berdiri didepan sebuah meja dengan tiga orang yang duduk mengelilinginya.

Ada seorang namja yang tak melepas tatapannya dari wajahnya, bahkan ia bisa merasakan pipinya memanas, ia tak biasa ditatap seperti itu. Dan Ryeowook melebarkan matanya saat mengenali wajah namja didepannya, namja yang tadi namanya disebut Eunhyuk.

"K – Kyuhyun?" tanyanya tak percaya. Tangannya terangkat untuk menutup mulutnya sendiri, ia tak mau berteriak sekarang dan melonjak senang. Ada perasaan membuncah saat melihat sahabatnya yang sudah 7 tahun tak pernah bertemu lagi.

Kyuhyun yang mendengar namanya dipanggil mengerutkan keningnya, wajah namja didepannya itu sangat familiar, tapi entah kenapa ia tak mengingat memiliki teman SMA yang berperawakan kurus dan pendek seperti itu. Ia berdiri dan melangkah mendekatinya.

Dan saat Kyuhyun menatap tepat kearah mata namja itu, ia membuka mulutnya kaget dan menatap Eunhyuk yang masih berdiri dibelakang namja itu. Dan saat mendapat sebuah anggukan dan senyuman lebar dari sang sunbae, ia langsung memeluk namja didepannya.

"Ryeonggu!" ia berteriak senang dan tanpa sadar mengangkat tubuh Ryeowook yang lebih pendek darinya. bukannya balas memeluk atau ikut tertawa bersama Kyuhyun, namja mungil itu justru menyembunyikan wajahnya rapat-rapat kedada Kyuhyun.

Kyuhyun justru tertawa semakin keras saat mendengar isakan keluar dari bibir Ryeowook, ia memeluk lebih erat namja itu dan membawanya duduk. Ia tersenyum lembut dan memejamkan matanya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini bukan mimpi. Ia kembali bertemu dengan Ryeowook.

"kau masih cengeng."

.

.

.

Sepanjang acara reuni ini, Kyuhyun hanya duduk di ujung sofa dengan kaki yang menyilang dan tak melepas pandangannya dari Ryeowook. Sesekali ia menyesap wine yang tak pernah habis mengisi gelas yang ia pegang.

Setelah tadi Ryeowook menangis dalam pelukannya, namja manis itu langsung pergi ke kamar mandi. Dan saat kembali, bukannya duduk disamping Kyuhyun dan bercengkerama dengan namja itu, Ryeowook justru menyibukkan dirinya berbincang dengan teman-teman dan juga kakak kelasnya yang lain.

Kyuhyun tidak marah atau menarik Ryeowook untuk kembali ke sisinya. Ia justru tersenyum lebar dan hanya memandang Ryeowook dari jauh. Sejak awal, ia tak terlalu tertarik dengan acara reuni dan bertemu dengan teman-teman SMAnya, ia hanya tertarik untuk bertemu Ryeowook. Jadi, ia tak mau repot-repot menyapa teman-temannya yang datang.

Kyuhyun tak bisa mnegelak bahwa ia tak bisa mengenali Ryeowook pada pandangan pertama. Namja manis itu sudah banyak berubah, ia menjadi kurus sekarang. Sejujurnya, wajah namja itu tak banyak berubah, hanya mungkin efek karena pipi tembemnya yang menghilang membuat tulang pipinya terlihat menonjol.

Dan saat memeluk namja itu tadi, sensasi menyenangkan dan detak jantungnya yang berdegup lebih cepat masih sama. Perasaan itu masih ada, meski sudah lama tak pernah bertemu lagi. Ryeowook semakin mempesona, Kyuhyun cukup kaget melihatnya.

sejujurnya, ia tak menyangka bahwa ia benar-benar menaruh perasaan lebih pada sahabat semasa SMAnya itu. Saat ia menyimpulkan bahwa ia menyukai Ryeowook, itu masih spekulasi, hanya kesimpulan yang ia ambil. Dan Kyuhyun juga tak akan kaget jikalau perasaan itu hanya rindu karena tak lama bertemu. Tapi merasakan debaran jantungnya dan perasaan senang yang berlebihan yang ia alami saat bertemu Ryeowook, ia menjadi yakin bahwa ini benar-benar perasaan cintanya. Dan hal itu masih tetap sama sejak dulu.

.

"kau tak berniat menyapa teman-temanmu yang datang? Sudah hampir 7 tahun kalian tak bertemu."

Suara itu membuat Kyuhyun menoleh. Dan ia tersenyum tipis saat melihat Heechul, salah satu sunbaenya duduk dan meminum wine disampingnya.

Kyuhyun menyesap santai wine miliknya, "mereka sudah tahu aku disini, dan tak sulit mendapat nomor ponselku. Bahkan setiap orang tahu dimana harus mencari keberadaanku jika diperlukan. Jadi, kurasa tak perlu aku menyapa mereka dan memberitahu hal-hal seperti tadi." Jawabnya kemudian.

Heechul tertawa lebar, meletakkan kembali gelasnya dan menepuk pelan bahu Kyuhyun, "auh, kau tak banyak berubah, sajangnim~" godanya. Kyuhyun memutar bola matanya malas, "dimana kekasih, hyung? Aku tak melihat Hankyung hyung disini."

Raut wajah Heechul langsung berubah begitu mendengar nama itu disebut, "jangan menyebut namanya lagi. Ia justru memilih pergi keluar negeri demi pekerjaaannya daripada reuni bersamaku." Jawabnya ketus.

Kali ini Kyuhyun yang tertawa dan balas menepuk pundak Heechul, "aku juga akan melakukan hal yang sama seperti Hankyung hyung jika saja tak ada orang yang ingin aku temui sekarang." Ucapnya. Heechul memandang Kyuhyun lalu menyeringai.

"kekasih kecilmu itu?" Tanya Heechul sembari menunjuk Ryeowook dengan dagunya. Kyuhyun mengangguk dengan kening yang mengerut, "aku bahkan baru tahu bahwa ia se'kecil' itu sekarang. Seingatku, dulu ia tidak bisa dipanggil 'kecil'."

"waktu sudah banyak berlalu, kid." Ucap Heechul santai. Ia ikut menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

"kau tak berusaha berbicara dengan Ryeowook? Yang kudengar kau tak berhubungan dengannya lagi sejak kembali ke korea." Tanya Heechul. Kyuhyun menggeleng sembari menyunggingkan seringai tipisnya, "sudah ada waktu khusus untukku nanti."

Heechul terkekeh disampingnya, "sepertinya sudah banyak rencana nakal dalam pikiranmu."

.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan acara reuni itu juga sudah selesai. Tinggal beberapa orang yang masih duduk dan menikmati minum sambil bercerita. Dan Kyuhyun ikut bangkit berdiri saat melihat Ryeowook mulai melangkah keluar café. Heechul yang sedari tadi menemaninya sudah pulang duluan.

Kyuhyun sedikit berlari dan segera mencengkeram lengan Ryeowook, "tunggu Ryeonggu ya." Ryeowook memilih berhenti dan berbalik, memandang Kyuhyun yang berdiri dibelakangnya dengan penuh senyum.

"kau bawa mobil?" Tanya Kyuhyun. ia tak melepas cengkeramannya pada lengan Ryeowook.

Ryeowook menggeleng kecil, "aku tak membawa mobil Kyuhyun."

"kalau begitu ayo kuantar pulang." Dan tanpa menunggu jawaban Ryeowook, namja itu sudah ditarik Kyuhyun dan langsung measuk ke dalam mobilnya. Ia segera berlari mengelilingi mobil dan masuk ke kursi disebelahnya.

"Kyuhyun, kau tak perlu mengantarku. Aku bisa naik taksi, dan apartementku tak terlalu jauh dari sini." Tolak Ryeowook begitu Kyuhyun sudah duduk. Ia sudah akan membuka pintu tapi dengan cepat Kyuhyun segera menguncinya.

Ryeowook menoleh ke arahnya dan memicingkan matanya, "Kyu, ini sudah malam. Dan kau juga ha – "

"justru karena sudah malam aku mengantarkanmu pulang. Tidak aman membiarkanmu pulang seorang diri." Jawab Kyuhyun cepat. Ia memasangkan sabuk pengaman milik Ryeowook dan tersenyum tepat didepan wajah namja itu.

"jadi, duduklah dan nikmati saja perjalanan kita." Tambahnya kemudian. Ia mencium sekilas pipi kanan Ryeowook sebelum kembali duduk di tempatnya. Ryeowook hanya diam dan mengerjapkan matanya berulang kali, tak menyangka akan mendapat sebuah kecupan dari sahabatnya itu.

"wa – wa – wah!" Ryeowook memekik tertahan dan menangkup kedua pipinya, membuat Kyuhyun terkekeh geli. Ia segera menjalankan mobilnya.

"jangan menciumku tiba-tiba seperti itu! Aku kaget, Kyu. Dan lagi aku sudah dewasa, aku bisa pulang seorang diri malam-malam seperti ini." Ryeowook menggerutu pelan sembari menatap Kyuhyun tajam. Yang ditatap hanya mengulum senyumnya.

"sekarang, tunjukkan jalan menuju apartementmu. Atau kau ingin ke apartmentku?" Tanya Kyuhyun. Ryeowook mengerucutkan bibirnya kesal dan segera memberitahu letak apartementnya.

.

"Kyuhyun, kau tak perlu mengantarku sampai depan pintu apartement. Aku bisa masuk sendiri." Keluh Ryeowook saat Kyuhyun masih berjalan dibelakangnya memasuki gedung apartementnya, bahkan namja itu memarkir mobilnya di basement.

"aku ingin mampir sebentar, tak apa kan?" Tanya Kyuhyun santai. Ryeowook mendengus pelan dan tak menjawabnya. Ia segera menuju kamar apartementnya dan membuka pintunya. Kyuhyun tersenyum kecil dan mengikuti Ryeowook memasuki apartement itu lalu menutup pintunya.

Ryeowook melepas mantelnya dan menggantungnya di samping pintu. Kyuhyun mengikuti untuk membuka mantelnya dan meggantungnya juga.

"kau tak menawariku minum?" Tanya Kyuhyun saat Ryeowook hanya diam dan tak menghiraukan keberadaannya.

Namja manis itu menghentikan langkahnya dan berbalik, ia memandang Kyuhyun tajam dengan kedua tangan yang ia letakkan disisi pinggangnya, "aku marah padamu, Kyuhyun! tidak bisakah kau lihat hal itu?! 7 tahun kita tak pernah bertemu dan tiba-tiba kau langsung sok akrab denganku. Kau pikir aku tak marah diperlakukan seperti itu?!" Ryeowook berteriak didepannya.

Kyuhyun mengerjapkan matanya cepat, memandang Ryeowook yang matanya kini berair. "t – tunggu Ryeonggu, jangan menangis. Aduh~" namja tampan itu segera mendekati Ryeowook dan memeluknya. Tapi dengan cepat namja itu mendorong tubuhnya menjauh.

"jangan peluk aku! I'm furious now!"

Teriakan amarah itu tidak mendukung dengan wajah penuh air mata milik namja manis itu. Bahkan suara isakan cukup keras terdengar oleh Kyuhyun. dan sekarang Kyuhyun berpikir bahwa mungkin memang ia keterlaluan.

"sekarang berhentilah menangis dan kita bicarakan hal ini baik-baik." Ajak Kyuhyun pelan. Ryeowook menggeleng dan menghapus cepat air matanya, "I – ini, hiks, tak mau berhenti, Kyu~"

Kyuhyun tertawa kecil melihat Ryeowook yang berantakan dengan wajah yang memerah dan penuh air mata. Tanpa mempedulikan gerakan tangan Ryeowook yang mendorongnya, Kyuhyun merengkuh tubuh namja mungil itu. Ia membiarkan namja itu menangis dalam pelukannya seperti tadi.

Ryeowook tak berhenti memukul dada Kyuhyun meski sepertinya itu tak berguna karena Kyuhyun tetap mendekap erat tubuhnya. Dan setelah bermenit-menit mempertahankan gerakannya memukul Kyuhyun, ia akhirnya berhenti. Merasa pasrah berada dalam rengkuhan namja tampan itu.

.

.

.

Ryeowook tak tahu bagaimana kejadiannya hingga kini ia sudah berbaring diatas ranjang dengan Kyuhyun yang tak berhenti memeluknya. Isakannya sudah berhenti, tapi ia masih bisa merasakan belaian lembut tangan Kyuhyun pada punggung dan juga rambutnya. Ia mencoba mendorong dada Kyuhyun, membuat jarak diantara tubuh mereka hingga kini ia bisa bertatap muka dengan namja itu.

"ada apa, Ryeonggu?" Tanya Kyuhyun lembut. Ryeowook hanya diam dan menghapus sisa air mata diwajahnya. Ia memandang Kyuhyun datar, tak berusaha mengucapkan apapun.

"kau ingin tahu kenapa aku tak menghubungimu selama ini?" Tanya Kyuhyun lagi. Ryeowook berusaha tak menunjukkan keterkejutannya mendengar pertanyaan yang tak bisa ia katakan sendiri. Bahkan Kyuhyun masih bisa membaca dirinya setelah 7 tahun berpisah.

Kyuhyun tersenyum kecil, tangannya terulur untuk mengusap lembut wajah Ryeowook yang masih terdapat jejak air mata. Tubuh namja manis itu sedikit meremang mendapat sentuhan selembut itu, dan wajahnya entah kenapa merona dengan sendirinya.

"awal aku ke Amerika, kita masih bertukar e-mail kan? Dan semakin lama, jadwal kuliahku semakin padat, ditambah appa meminta bantuanku untuk mengurusi cabang perusahaan disana. Dan setelah berbulan-bulan aku tak membalas e-mailmu, kau mulai berhenti mencoba. Tapi saat aku membalas e-mailmu, ternyata milikmu sudah tak valid lagi. Bahkan nomor ponselmu juga ganti. Apalagi saat aku kembali ke Seoul semua teman SMA kita yang kukenal tak tahu dimana kau berada. Rumahmu juga pindah. Jadi, aku tak bisa menemukanmu sampai sekarang."

Penjelasan panjang itu membuat Ryeowook memicingkan matanya menatap Kyuhyun, membuat namja itu tersenyum kikuk, "tidak Ryeonggu sayang, aku tidak memiliki kekasih disana. Dan aku sangat menyesal tidak membalas semua e-mailmu. Aku minta maaf~"

Ryeowook mendengus pelan, "aku tidak tertarik dengan kehidupan cintamu. Jadi sekarang, apa yang kau inginkan setelah bertemu denganku?" tanyanay kemudian.

Kyuhyun tersenyum lebar, memeluk pinggang Ryeowook hingga membuat namja itu memekik kaget, "aku ingin kembali bersamamu."

.

Dan Ryeowook hanya diam sembari mengerjapkan matanya cepat. Kalimat singkat itu mengandung arti yang sangat banyak. Bagi Ryeowook, ada hal yang sebenarnya menjadi buah simalakama baginya.

Saat SMA, ia menyadari bahwa ia menyukai Kyuhyun, lebih dari seorang sahabat. Tapi ia tahu, Kyuhyun tak menyukainya dengan artian yang sama. Namja itu bahkan memiliki kekasih saat itu. Jadi, Ryeowook hanya pasrah dan menerima saja menjadi sahabatnya. Setidaknya, ia masih bisa bersama Kyuhyun meski berstatus sahabat.

Kejadian ciuman tanpa sengaja itu membuat Ryeowook takut untuk jatuh semakin dalam pada Kyuhyun, jadi, ia mencoba mengurangi skinship anatara mereka, yang justru membuat hubungan mereka sedikit kikuk. Tapi saat mendengar bahwa Kyuhyun pergi ke Amerika dan masih menganggap mereka sepasang sahabat sampai akhir, ia tahu, cintanya sampai kapanpun tak akan berbalas.

Ryeowook sangat berharap masih bisa berhubungan dengan Kyuhyun meski namja itu sudah pergi jauh dari pandangannya. Meski itu semakin menyakitinya dengan tidak bisa melepaskan perasaannya pada Kyuhyun, tapi setidaknya ia tahu bahwa namja itu baik-baik saja. melupakan orang yang kau cintai setelah sekian lama tidaklah mudah. Bahkan Ryeowook sempat hampir depresi karena hal itu.

.

"Ryeonggu ya, bagaimana bisa kau menjadi sekurus ini?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Kyuhyun itu membuat lamunannya buyar. Ia menatap Kyuhyun lalu tersenyum kecil.

"kau tahu bahwa appa sangat tak suka dengan tubuhku yang gemuk. Jadi, ia selalu menjelek-jelekkanku didepan kerabat dan juga teman-temannya. Karena malu, dan sejujurnya aku sedikit depresi, aku berusaha menguruskan badan. Dan seperti ini jadinya." Jelas Ryeowook singkat. Kyuhyun mengangguk paham.

"lalu, sekarang kau kerja dimana?" tanyanya lagi. "aku seorang dosen di Seoul university." Jawab Ryeowook. Kyuhyun mengangkat salah satu alisnya, "biar kutebak. Pasti jurusan music. Iya kan?"

Dan Ryeowook tertawa renyah mendengar jawaban itu, "kau selalu benar untuk menebak tentang diriku, Kyu. kau tidak pulang? Ini bahkan sudah lewat tengah malam."

Kyuhyun menggeleng sembari mengerucutkan bibirnya mendengar pertanyaan itu. "aku akan menginap disini. Aku masih belum selesai melepas kerinduan padamu, Ryeonggu." Jawabnya pelan. Ryeowook tersenyum lebar dan justru melepas pelukan Kyuhyun ditubuhnya.

Namja manis itu turun dari ranjang dan berjalan menuju lemari bajunya. Menimbulkan kerutan bingung di dahi Kyuhyun.

"kau tak ingin berganti baju? Pasti tak nyaman memakai kemeja seperti itu untuk tidur." Ucap Ryeowook sembari memilah baju yang akan dipakai Kyuhyun.

Kyuhyun yang mendengarnya tersenyum lembut, ikut turun dari ranjang dan berjalan menuju Ryeowook berada. "bajuku sepertinya sedikit kekecilan ditubuhmu. Kau lebih besar dariku sekarang." Gumam Ryeowook saat melihat-lihat bajunya.

Kyuhyun terkekeh ringan, "kau yang tak bertambah tinggi, sayang~" godanya sembari memeluk leher Ryeowook dari belakang dan meletakkan dagunya diatas kepala namja itu. Ryeowook mendengus dan menyikut pelan perut Kyuhyun, membuatnya merintih.

"kau masih jahil dan juga seenaknya. Bahkan kau sudah memaksaku hari ini." Gerutu Ryeowook kesal. Kyuhyun tertawa renyah, "kau juga masih cengeng." Balasnya tak mau kalah.

Ryeowook hanya mencibir dan tak menananggapinya. Dengan kasar ia melepas lengan Kyuhyun dari lehernya dan berbalik, menyerahkan sebuah celana training dan juga sweater, "pakai ini. Sepertinya cukup untukmu."

Kyuhyun mengambil satu langkah kebelakang dan menerima baju yang diserahkan Ryeowook. Ia membentangkan baju itu, lalu matanya sedikt melebar kaget melihatnya, "ini bukankah sweater yang kau beli menggunakan uang hasil lombaku dulu?" Tanya Kyuhyun memastikan.

Ryeowook tersenyum dan mengangguk, "aku masih menyimpannya. Setelah kuingat, hanya itu hadiah yang kau beri untukku. Selain makanan tentu saja. bahkan saat ulang tahunku kau hanya mentaraktirku makan dan berjalan-jalan ditaman. Kau sangat pelit dulu."

Kyuhyun tertawa dan mengacak kasar rambut Ryeowook, "aku akan memberimu hadiah yang banyak mulai sekarang. Baiklah, aku ganti baju dulu."

Setelah itu Kyuhyun menghilang dibalik pintu kamar mandi, meninggalkan Ryeowook yang hanya berdiri disana. Tiba-tiba ia kembali ingin menangis.

"kenapa kau kembali, kenapa, Kyuhyun ah?"

.

.

.

Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam. Bahkan jarum pendek sudah hampir menuju angka 2, tapi tak ada satupun dari kedua namja itu yang mencoba untuk memejamkan mata dan mengarungi alam mimpi. Mereka masih betah untuk terjaga dan memandang wajah satu sama lain.

Ryeowook dan Kyuhyun tidur menyamping dengan wajah yang saling berhadapan. Tak ada satupun dari mereka yang mencoba membuka suara. Setelah tadi bercerita mengenai kehidupan selama 7 tahun tak bertemu, tiba-tiba suasana menjadi diam dan tak ada yang bersuara.

"Ryeonggu ya, sebenarnya aku – "

"kumohon jangan lanjutkan kalimatmu. Jangan katakan apapun lagi. Setidaknya sampai kau tahu semuanya, Kyu. Ini hanya sebentar, bahkan belum ada sehari kita bertemu dan kau sudah akan mengatakan hal yang tak masuk akal." Potong Ryeowook cepat. Ia sudah bisa menebak apa yang akan diucapkan namja tampan itu meski belum mendengarnya.

Kyuhyun mengerutkan keningnya tak terima, ia bahkan belum menyelesaikan kalimatnya dengan benar, "ini bukan hal yang tak masuk akal. Aku sudah menyadarinya selama 7 tahun ini. Tidakkah kau merasakan hal yang sama?" tanyanya kemudian.

Ryeowook menggeleng kecil, "kau belum menyadari semuanya, Kyu." Jawabnya lemah.

Kyuhyun mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Ryeowook, "apa yang tidak kau ceritakan padaku? Kau memiliki kekasih?"

Dapat Kyuhyun rasakan tubuh Ryeowook menegang mendengar pertanyaan itu. Ia tersenyum tipis, "aku sudah tahu jawabannya. Baiklah, kita lanjutkan pembicaraan kita besok setelah aku melihat kekasihmu. Aku akan mempertimbangkan yeoja itu untuk kedepannya."

Ryeowook menggeleng cepat, "jangan lanjutkan apapun yang sudah kau rencanakan untuk menghancurkan hubunganku dengannya. Dia yeoja yang sangat baik."

"tapi kau tidak mencintainya."

Jawaban telak dari Kyuhyun itu membuat Ryeowook terdiam dan namja tampan itu menyeringai lebar.

"aku benarkan? Aku terlalu memahamimu, Ryeonggu."

Ryeowook menatap Kyuhyun sendu, "kau bahkan belum menemuinya dan melihat bagaimana hubunganku dengan yeoja itu dan kau bisa menyimpulkan segalanya sesukamu.," ucapnya lirih.

Kyuhyun tak menanggapinya dan justru memeluk tubuh Ryeowook hingga membuat kepalanya bersandar nyaman didadanya.

"kau tak perlu mengatakan ataupun menunjukkan apapun padaku. Hanya melihatmu aku sudah tahu apa yang kau pikirkan. Aku terlalu memahamimu hingga bisa melakukan hal itu." Ucap Kyuhyun lembut.

Ryeowook tertawa lirih meski tetap balas memeluk tubuh Kyuhyun, "sepertinya 7 tahun tak banyak merubahku hingga kau masih bisa membaca diriku dengan baik."

"tidak. Waktu 7 tahun sangat lama bagiku. Dan kau juga banyak berubah. Hanya memang diriku selalu memahamimu kapanpun dan bagaimanapun." Jawab Kyuhyun yakin. Ryeowook tertawa kecil.

"you and your mouth. Such a sweet talker!"

.

Oh Tuhan! Bohong jika Kyuhyun bilang bahwa ia baik-baik saja setelah mengetahui bahwa Ryeowook memiliki kekasih sekarang. Siapa yang tak sakit hati jika orang yang kau cintai dan kau tunggu selama ini ternyata sudah dimiliki orang lain? Hal itu sudah cukup untuk menghancurkan semua harapan yang ia punya selama ini untuk bertemu Ryeowook.

Tapi mungkin ia memang benar bahwa namja manis itu tidak benar-benar mencintai yeojachingunya – oh, demi Tuhan Kyuhyun sangat benci menyebutnya –. Namja mungil itu mungkin, sangat mungkin memiliki perasaan untuknya juga. Tak mungkin Ryeowook tak memiliki perasaan apapun padanya dan tetap membiarkan Kyuhyun melakukan hal-hal manis selama beberapa jam terakhir ini.

Sudah Kyuhyun sadari semuanya sekarang. Dan ia tak mau mengulangi kesalahan dua kali seperti saat SMA dulu. Ia akan memperjuangkan Ryeowook, meski yang bersangkutan tidak menyetujui. Ia hanya perlu membuat Ryeowook sadar bahwa rasa sukanya untuk Kyuhyun lebih besar dari pada perasaannya untuk yeoja itu. Mungkin waktu 7 tahun memang cukup lama. Tapi, untuk cinta, apa yang tidak mungkin? Waktu dan jarak bukan halangan bukan?

Ah, Kyuhyun and his damn cheesy though!

.

.

.

TBC

Huah! Kenapa aku tak pernah bisa membuat oneshot yang pendek-pendek ajah?

Haduh, niatnya ini Cuma mau dibuat oneshot, tapi ternyata terlalu panjang hingga harus dibagi dua. Mianhae, karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat sequel ini. Tapi semoga ini tidak mengecewakan.

Part 2 nya akan saya post mungkin akhir minggu ini. Tidak akan lama~ jadi, silahkan dibaca dan review juseyo~