Sad Promise
Cast :
Do Kyungssoo
Kim Jong In
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Other EXO n Suju Couple
Warning : GS , Typo's , T
Summary : Jikalau kau tidak pernah bisa menepati janjimu lebih baik kau tidak pernah membuat janji padaku. Dari pada kau membuat janji hanya untuk dilanggar saja
Chapter 1.
Tik tik tik tik
Suara rintikkan hujan yang terus mengenai payung berwarna biru seorang yeoja yang sedang berdiri menatap jalanan sepi seoul di sudut jalanan yang sepi. Langit sudah begitu gelap. Hujan masih terus turun tapi yeoja itu terus saja menatap jalanan yang begitu sepi itu. Tatapan yeoja tersebut begitu kosong. Tampak air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Hiks..Hikss" yeoja itu menangis dalam diam. Yeoja terus menatap jalanan yang sudah dibasahi oleh air hujan itu.
Isakan yeoja itu terus keluar dan semakin besar.
"Hiks.. kenapa kau meninggalkanku oppa. Wae? Kau sudah berjanji akan bersamaku bukan? Tapi kenapa kau meninggalkanku?"
Yeoja tersebut meletakkan setangkai bunga mawar putih di jalanan aspal itu. Air mata mengalir semakin deras di kedua pipi bulatnya.
Yeoja mungil itu berjalan menjauhi tempat dimana dia menaruh bunga mawar putih itu.
"Kyungsoo-ah" langkah yeoja itu berhenti saat seseorang memanggilnya.
"Ternyata benar kau adalah kyungsoo. Apa yang kau lakukan disini?" tanya yeoja bermata sipit itu.
"Ani Baekhyun-ah. Aku hanya sedang membeli beberapa kebutuhan makanan saja" ucap kyungsoo sambil memperlihatkan isi plastik yang terdapat begitu banyak ramyeon ditangannya.
Mata baekhyun yang sipit itu membulat.
"YA! Apa yang kau maksud dengan kebutuhan makanan? Itu hanya berisi bungkus bungkus ramyeon yang tidak sehat untuk tubuhmu kyungsoo-ah" omel baekhyun. Dia tidak mengerti yeoja didepannya itu begitu hebat dalam memasak dan kenapa dia hanya memakan ramen saja. Aneh.
"Gwaenchana. Aku suka memakan ramyeon" ujar kyungsoo sambil tersenyum.
Baekhyun mendengus kesal.
Kyungsoo hanya terkikik melihat tingkah sahabatnya itu.
Yah, mereka memang sahabat dari jaman High School bahkan sekarang mereka sudah tinggal bersama di apartment mereka-tepatnya apartment baekhyun karena kyungsoo hanya menumpang saja. Tapi itu bukan masalah besar untuk baekhyun dia malah senang dapat tinggal bersama dengan sahabatnya itu.
Kyungsoo dan baekhyun berjalan melewati hujan yang semakin lama semakin deras.
Mereka berjalan memasuki apartment dengan diam. Sesampainya di apartment kyungsoo berjalan kearah dapur dengan diam. Dan meninggalkan baekhyun yang masih melepas sepatunya.
"Hahh,, sepatuku basah bagaimana ini? Besok aku harus pergi untuk lomba nyanyi dan sepatu ini adalah sepatu keberuntunganku" baekhyun menatap sepatunya miris.
Kyungsoo yang sudah akan melangkahkan kakinya menuju dapur langsung berhenti mendengar ocehan baekhyun.
Tanpa banyak bicara kyungsoo mengambil sepatu baekhyun dan membawanya ke toilet.
Kyungsoo berjalan menuju tempat hairdrayer yang berada disudut wastafel kamar mandi dan mengeringkan sepatu baekhyun.
Baekhyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa bodoh karena tidak berkepikiran sampai situ untuk mengeringkan sepatunya.
.
.
.
Setelah melewati acara makan malam mereka yang ditemani semangkuk ramyeon yang kyungsoo beli sekarang kedua yeoja itu sedang berbaring dikamar sambil menatap dinding-dinding langit kamar mereka.
"Kyungie-ah" panggil baekhyun.
"Ne?"
"Kau masih memikirkannya?"
"….."
"Aku tau kau masih begitu terpukul kyungie-ah"
Mendengar tidak ada sahutan dari kyungsoo baekhyun menolehkan kepalanya menatap kyungsoo yang sedang menahan air matanya.
"Aku tau kau begitu mencintainya. Tapi… dia sudah pergi kyungsoo-ah"
"Hikss.."
kyungsoo tidak bisa menahan air matanya lagi. Isakan keluar dari bibir berbentuk hatinya itu.
.
.
.
Baekhyun masih terus menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran berkecamuk. Sedangkan yeoja di sebelahnya sudah tertidur karena kelelahan menangis.
Baekhyun menatap sahabatnya dengan mata yang berkaca-kaca. Dia tau kyungsoo pasti merasa begitu terpukul karena ditinggal oleh orang yang dicintainya. Baekhyun masih mengingat bagaimana ekspresi kyungsoo yang begitu bahagia saat menceritakan tentang namja itu.
"Baekhyun-ah. Tadi aku disapa oleh sunbae lho" curhat kyungsoo riang kepada baekhyun yang sedang membaca bukunya dikelas.
"Sunbae? Sunbae yang kau taksir itu?"
Mendengar pertanyaan frontal baekhyun. Pipi kyungsoo bersemu merah. Baekhyun tertawa melihat sahabatnya yang tersipu malu itu.
Baekhyun tersenyum miris meninggatnya. Masih segar dipikiran baekhyun saat kyungsoo bercerita tentang kencan pertamanya dengan namja itu.
"Baekhyun-ahhhh!" kyungsoo berteriak saat baru memasuki apartmentnya dengan baekhyun.
"Aishh! Jangan berteriak babo" umpat baekhyun.
Kyungsoo hanya tersenyum random.
"Chaa! Bagaimana kencanmu dengan namja itu?" tanya baekhyun.
Dengan segera kyungsoo menarik tangan baekhyun dan mendudukkan baekhyun disofa ruang tamu.
"Aku tidak tau ternyata sunbae begitu romantis. Dia rela berdesakan dengan banyak orang hanya karena aku ingin makan permen kapas. Dia juga terus menanyakan keadaanku saat kita baru turun dari wahana mengerikan. Padahal aku tau bahwa sunbae begitu takut- blablablabla-
Baekhyun tersenyum melihat kyungsoo yang begitu terlihat antusias itu. Dapat dilihat sepasang mata itu yang terus menerawang meningat kejadian yang baru dia lewati di kencan pertamanya.
'Semoga kau terus tersenyum seperti ini kyungsoo. Dan tidak menjadi kyungsoo pemurung seperti dulu lagi' batin baekhyun.
"Aku kira kau tidak akan kembali seperti dulu saat kau sudah bersama sunbae itu. tapi aku salah kau bahkan lebih terpuruk sekarang." Air mata baekhyun mengalir dari sudut mata sipitnya.
Tidak ada isakan dari bibir mungilnya.
Baekhyun memutar tubuhnya membelakangi kyungsoo. Tanpa baekhyun sadari ternyata dimata kyungsoo juga turun aliran air mata disudut matanya.
Kyungsoo tidak tidur dan dia mendengar semua apa yang baekhyun bicarakan.
Kyungsoo merindukan namja itu. Namja yang sudah memberikan kenangan kepadanya. Namja yang mampu membuat kyungsoo melupakan kedua orang tuanya.
Air mata terus membanjiri wajahnya. Kyungsoo berusaha meredam suaranya takut membangunkan baekhyun yang masih tertidur. Kelelahan karena menangis kyungsoo akhirnya tertidur.
.
.
Bias matahari menembus jendela kamar kyungsoo membuat mata bulatnya terbuka.
Mata yang biasanya terlihat begitu berbinar kali ini terlihat begitu kosong dan tidak bercahaya.
"Kyungsoo-ah" baekhyun menatap sahabatnya yang terus menatap langit kamar dan tidak ada semangat dari mata perempuan itu.
"Kyungsoo-ah jebal geumanhae" baekhyun menangis melihat kyungsoo yang seperti kehilangan jiwanya.
"Baek aku tidak tahan. Aku benar-benar ingin mengakhiri hidupku. Aku.. mungkin aku bisa bertemu dengannya disana"
Air mata kyungsoo terjatuh. Dia begitu merindukkan namja itu. Namja yang sudah mengisi sepenuh hatinya.
"Andwae! Kyungsoo sadarlah! Jongin sudah pergi. Dia sudah tenang disana. Dia akan lebih baik berada disitu. Hiks. Kau tidak boleh memaksanya seperti ini"
Baekhyun memeluk kyungsoo yang masih menangis. Baekhyun tau seberapa besar cinta kyungsoo kepada jongin.
"Kenapa dia berbohong kepadaku baek.. hiks. Dia berbohong padaku"
FLASHBACK—
"Aku ingin mengakhiri hubungan kita"
Kyungsoo menatap bingung jong in yang tiba-tiba mengucapkan sesuatu yang membuat kyungsoo takut.
"Ne? wae?"
"Aku hanya sudah bosan denganmu"
Kyungsoo menatap tak percaya jong in. tidak mungkin, jong in pasti sedang bercanda. Tidak mungkin jong in yang mencintainya mengucapkan ini. Jong in pasti sedang bercanda.
"Ini tidak lucu jong in-ah."
"Aku tidak bercanda. Aku serius" kyungsoo menatap kedua mata jong in. berusaha mencari kebohongan dimata itu.
"Kau berbohong padaku"
"Apa maksudmu?"
"Kau masih mencintaiku. Mungkin kau berkata kau bosan denganku. Tapi mata ini mengatakan kau begitu mencintaiku"
Jong in tidak mengucapkan apapun. Rasanya lidahnya begitu kelu untuk mengucapkan sesuatu.
Apa yang dikatakan kyungsoo memang benar. Dia masih begitu mencintai yeoja mungil didepannya. Tapi harus bagaimana? Takdir begitu mempermainkannya. Dia harus meninggalkan yeojanya walau dia tidak mau.
"Kau terlalu percaya diri. Aku sama sekali tidak mencintaimu lagi" jong in menatap mata kyungsoo dengan tegas. Walau ia takut kyungsoo akan mengetahui kebohongannya.
"Kau bohong jong in-ah. Baiklah jika kau memang mau mengakhiri semuanya. Aku tidak bisa melakukan apapun lagi"
Kyungsoo berjalan menjauhi jong in. Jong in menatap punggung kyungsoo yang semakin menjauh darinya.
"Mianhae" ucap jong in lirih.
.
.
3 weeks later—
Sudah 3 minggu kyungsoo terus mengurung dikamar. Hanya keluar jika mau berangkat sekolah dan makan. Itupun sangat jarang karena selera makannya hilang begitu saja.
"Kyungsoo. Umma mendapat surat dari baekhyun. Katanya kau begitu susah dihubungi. Bahkan handphonemu tidak aktif"
Baekhyun memang tidak 1 kelas dengan kyungsoo di high school tahun ke 2. Sehingga membuat baekhyun susah bertemu dengan kyungsoo. Apalagi kyungsoo yang serasa menutup diri dari dunia luar. Semakin membuat baekhyun kesusahan mencarinya.
Kyungsoo menerima surat dari ummanya dan membacanya.
Kyungsoo-ah! Kau dimana saja? Kenapa susah sekali menghubungimu sampai aku harus membuat surat seperti ini.
Ah! Ada satu hal yang ingin kusampaikan. Jong in sekarat.
Kuharap kau datang kerumah sakit xxx
Sekarang! Aku menunggumu.
Kyungsoo membuang surat itu sembarang arah. Dan langsung berlari keluar rumah menuju rumah sakit.
Sampai setengah jalan kyungsoo menghentikan taksi.
"Ahjjussi ke rumah sakit xxx" sepanjang perjalanan kyungsoo terus menangis dengan keras. Tidak memperdulikan supir taksi yang menatapnya iba.
"Kenapa kau membohongiku jong-in ah"
Sesampainya dirumah sakit kyungsoo segera berlari memasuki rumah sakit untuk mencari keberadaan baekhyun.
"Kyungsoo-ah!" teriak baekhyun saat melihat kyungsoo yang baru berlari memasuki rumah sakit.
"Baek,,, hiks,, ada apa dengan,, hiks jong in.. baek"
Baekhyun terus berusaha menenangkan kyungsoo yang terus menangis.
"Tenang kyungsoo-ah"
"BAGAIMANA AKU BISA TENANG! Jong-in hiks" kyungsoo berlari mendekati pintu kamar rawat dimana terdapat jong in didalam. Kyungsoo dapat melihat dengan jelas namja yang dicintainya sedang tertidur sekarang.
Dengan berbagai macam selang yang menjadi alat bantu untuk jongin tetap hidup.
"Apa benar dia jonginku? Dia berbeda" gumam kyungsoo sambil mengusap bayangan jongin.
Baekhyun yang berada disamping kyungsoo hanya dapat menangis melihat sahabatnya begitu terpukul.
"Kyungsoo-ah dia jongin mu" kyungsoo menggeleng tidak percaya.
"Sandiwara apa yang kalian mainkan? Dia tidak mungkin jonginku. Jonginku sangat sehat tidak mungkin dia jonginku. Dia pasti orang lain"
Baekhyun yang melihat kyungsoo sudah lepas kendali segera memeluk kyungsoo dan menangis bersama. Walaupun kyungsoo terus berontak dalam pelukannya baekhyun semakin mengeratkan pelukannya.
"Kyungsoo tenanglah"
"Hikss.. jong in hikss.."
Baru saja kyungsoo sedikit tenang dari isakannya. Segerombolan dokter dan suster terlihat begitu panik memasuki kamar jong in.
Kyungsoo dan baekhyun ingin memasuki kamar tersebut segera ditahan oleh suster yang memaksa mereka untuk menunggu diluar.
Dengan patuh kedua yeoja itu menunggu diluar.
Tak lama kedua orang tua jongin datang. Kyungsoo membungkuk sekilas.
Umma jongin mendekati kyungsoo merangkul bahu kecil yeoja itu.
"Apapun hasilnya kau tidak boleh terpuruk kyungsoo-ah"
Kyungsoo ingin bertanya tapi rasanya lidahnya begitu kelu sehingga dia hanya bisa menatap bingung.
Dokter yang menangani jong in segera keluar dengan ekspresi wajah yang begitu sulit diartikan.
"Ada apa dengan anakku?" dokter tersebut diam dan tidak lama dia menggelengkan kepalanya.
"Maaf. Kami tidak bisa menyelamatkannya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin"
menangis begitu kencang menyadari anak bungsunya sudah tiada dan segera memasuki kamar dimana jongin berada.
Berbeda dengan kyungsoo. Mata bulat yang biasanya begitu bersinar sekarang tampak begitu kosong. Waktu terasa berhenti. Kepalanya terasa dihantam benda keras.
Jonginnya sudah tidak ada. Jonginnya sudah pergi.
Baekhyun merangkul bahu kyungsoo dan mengajaknya memasuki kamar jongin.
Dapat kyungsoo lihat namja yang begitu dicintainya sedang tertidur dengan begitu damai. Wajah yang selalu bisa membuat kyungsoo tersenyum sekarang tertidur dengan begitu tenang.
Air mata kyungsoo turun walau tidak ada isakan dari bibir berbentuk hati tersebut.
"Kau sudah tenang sekarang jongin-ah"
"Kenapa kau harus membohongiku? Kau membuatku seperti tidak berguna untukmu. Aku.. aku bahkan tidak bisa menemani hari terakhirmu. Maafkan aku"
Kyungsoo memeluk tubuh jongin yang sudah terbujur kaku.
Semua yang ada didalam kamar menangis melihat kyungsoo yang menangis begitu keras.
.
.
Dipemakaman kyungsoo terus menatap bagaimana jong in dimakamkan.
Saat semua orang sudah meninggalkan pemakaman kyungsoo terus setia menunggu disamping pemakaman jongin.
"Aku akan selalu mengenangmu jongin-ah"
Walau berat kyungsoo berjalan menjauhi makam jongin dan tidak membalikkan tubuhnya kembali.
.
.
Flashback off—
Baekhyun bingung harus melakukan apa untuk menenangkan kyungsoo yang sedang menangis begitu keras.
Baekhyun melihat jam tangannya sekilas. Dan betapa terkejutnya saat menyadari bahwa dia sudah terlambat untuk pergi bekerja.
Rasanya begitu tidak tega meninggalkan kyungsoo sekarang. Tapi dia akan dimarahi bosnya jika tidak pergi bekerja.
"Kyungsoo-ah mian. Tapi aku sudah harus berangkat" kyungsoo langsung melepas pelukannya dari baekhyun dan tersenyum melihat sahabatnya.
"Mian baekhyunnie. Yasudah berangkat sana"
Baekhyun menatap kyungsoo khawatir kyungsoo yang menyadari tatapan baekhyun hanya tersenyum melihat yeoja itu.
"Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja"
Baekhyun tau senyum itu tidak berasal dari hati kyungsoo. Tidak ingin memakan waktu lebih banyak kyungsoo langsung mendorong baekhyun hingga keluar dari rumah dan segera menutup pintu itu dengan cepat.
.
.
Dengan setengah berlari baekhyun menuju halte bus.
"Aih.. 10 menit lagi sudah harus sampai" karena terus memperhatikan jam ditangannya baekhyun tidak menyadari ada seorang namja didepannya.
BRUKK—
Karena tubuh yang kecil baekhyun terjatuh saat tanpa sengaja telah menabrak namja didepannya.
"Gwaenchana?" namja itu mengulurkan tangannya membantu baekhyun untuk berdiri.
Baekhyun terus membersihkan baju dan roknya yang kotor tanpa menatap wajah itu.
Merasa tidak diacuhkan namja itu kembali mengulurkan tangannya tepat didepan wajah baekhyun.
Melihat sebuah tangan baekhyun menatap siapa pemilik tangan tersebut.
Mata baekhyun melotot melihat siapa namja itu.
"Jong… jong in?"
TBC
