Tittle : Putri Tidur-Ku
By : Saita Hyuuga Sabaku
.
.
.
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Pairing:
Kakashi x Saita
Sasuke x Sakura
Itachi x Aki
Hidan x Hana
Pein x Hezlin
Gaara x Kirei
Rate : T+ s/d M
Genre : Hurt/Comfort, Romance, Comedy (?)
Warning : CRAICK PAIR, AU, OC, OOC, gaje, maksa, alur berantakan, dll
.
.
.
D.L.D.R
.
.
.
Happy Reading for me :v
.
.
.
Chapter 1
.
.
.
Suara berisik siswa-siswi yang mengobrol terdengar di salah satu ruang kelas Konoha Higher University. Ada yang sibuk menceritakan kekasihnya, ada yang sibuk bersenda gurau, ada yang sibuk selfie, bahkan ada yang tengah asyik menenggelamkan wajahnya di atas meja dengan tumpuan kedua tangannya yang dilipat.
Siapa dia?
Seorang gadis dengan manik hitam dan rambut hitam bergelombang sebatas punggung, Saita. Kalian pasti bertanya-tanya...
'Apakah dia saudara Nara Shikamaru?' Si pemalas jenius yang kerjaannya selalu tidur tapi untuk otak jangan ditanya seberapa jeniusnya dia...
Shikamaru dan Saita memang sebelas dua belas sifatnya. Selalu menyempatkan diri untuk tidur begitu ada kesempatan. Menganggap hal-hal yang terlihat merepotkan memang 'merepotkan'.
Fakta yang harus kalian ketahui, bahwa marganya adalah "Uchiha", yap ... tepat sekali! Dia adalah Uchiha Saita, adik sepupu dari Uchiha Itachi dan Uchiha Sasuke.
Kalian kaget? Tidak terima? Sifatnya sangat tidak menunjukkan sosok Uchiha?
Oh ... ayolah! Bukankah author bebas membuat alur cerita? :v
.
.
.
Saita POV on
Sudah 1 jam kelasku kosong. Tak ada guru yang datang mengajar ataupun pemberitahuan lainnya. Aku sungguh bosan. Ku edarkan pandanganku mengamati seluruh isi kelas. Mengamati kegiatan yang dilakukan oleh teman-temanku. Tersenyum miris, itulah yang kulakukan.
Ingin berbaur dengan mereka, tapi aku bukan orang yang pandai berbicara. Aku hanya pendengar yang baik, tanpa ingin menceritakan kisahku pada mereka. Siapa yang akan peduli? Itulah yang kupikirkan.
Aku memang bukan orang yang pandai beradaptasi dan bergaul. Tapi aku cukup ramah seperti Itachi nii-chan. Tidak seperti Sasuke Nii-chan yang datar dan sangat dingin bagaikan bongkahan es di kutub utara. Aku heran kenapa banyak wanita yang menggilainya, terlebih Sakura nee-chan menjadi kekasihnya. Itulah cinta ... setidaknya hanya itu yang dapat kusimpulkan.
Kembali pada keadaan kelas yang cukup gaduh dengan suara yang terdengar nyaring dimana-mana, mataku mulai terasa berat. Kulipat kedua tanganku di atas meja dan mulai kutenggelamkan wajahku menuju alam mimpi.
Suara-suara mereka makin terdengar meredup. Bagaikan simfoni tak teratur yang mengalun menjadi sebuah musik pengantar tidur, akhirnya aku benar-benar terlelap.
Saita POV off
.
.
.
Derap langkah kaki terdengar mengalun di koridor KHU. Pria berhelai putih perak melawan gravitasi terlihat berjalan sambil membaca sebuah buku bersampul orange. Manik obsidiannya yang sayu dengan masker yang menutupi setengah wajahnya, tak menghilangkan fakta bahwa dia pemuda yang tampan dan berkharisma. Yah ... karena kita belum tau buku apa yang sedang dia baca itu, setidaknya dia terlihat keren, berjalan sambil membaca.
Pria itu terus berjalan melewati koridor dan beberapa kelas. Sesekali manik obsidiannya melirik ke arah pintu kelas, untuk memastikan ruang kelas yang dia cari.
Saat langkahnya terhenti di depan sebuah kelas Fakultas Ekonomi, ia berhenti sejenak untuk memasukkan bukunya ke dalam tas. Setelah itu dia mulai membuka pintu dan keadaan menjadi sunyi seketika. Kegaduhan seketika berganti dengan pandangan berbinar para mahasiswi, saat pria berhelai putih perak itu menyapa seisi kelas. Dan para mahasiswa hanya bisa pundung ketika pesona seorang pria yang berada di depan kelas mengalihkan perhatian dunia-ralat mahasisiwi.
"Konnichiwa." Kakashi mengucapkan salam pembukaan.
"Watashi wa Hatake Kakashi. Seperti yang kalian ketahui, hari ini Jiraiya sensei tidak dapat memberikan materi, karena beliau sedang berduka. Akulah dosen pengganti untuk hari ini."
Tak ada respon satupun dari para mahasiswa dan mahasiswi itu. Para mahasiswi masih sibuk menatap dosen pengganti hari ini dengan berbagai macam tatapan. Dan mahasiswa masih setia pundung meratapi nasib mereka yang kalah tampan dengan Kakashi sehingga para gadis begitu terpesona padanya.
Kakashi menggaruk pipinya yang tidak gatal dan melanjutkan pembicaraannya.
"Apakah ada yang ingin kalian tanyakan sebelum aku memulai materi?" tanya Kakashi.
Seketika kelas menjadi gaduh kembali.
"Berapa nomor teleponmu sensei?"
"Apakah kau masih single atau sudah berkeluarga?"
"Di mana alamatmu?"
Dan masih banyak lagi pertanyaan bodoh yang sama sekali tidak penting. Kakashi hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang umum saja, dan dia mulai mengabsen seisi kelas.
Kakashi mulai mengabsen satu-persatu para murid. Dan Chouji yang duduk disebelah Shikamaru mulai sibuk membangunkan sahabatnya itu. Tenten pun yang duduk di sebelah Saita mulai mencoba membangunkan gadis yang masih asyik terbuai mimpi.
"Saita-chan, bangun!" Tenten berusaha membangunkan Saita dengan mengguncang-guncang badannya.
"Engghh ..." Hanya lengkuhan kecil yang keluar dari mulut sang gadis.
"Saita-chan, ada Dosen." Kali ini Tenten berusaha lebih keras mencoba membangunkan Saita.
Saita terkesiap kaget dan langsung mengangkat kepalanya. Dia mengucek-ngucek matanya berusaha menetralisir keadaannya yang baru bangun tidur, agar tidak terlihat seperti orang yang baru bangun tidur.
"Hei Saita-chan, coba kau lihat Dosen pengganti kita. Kau pasti akan langsung merasa segar dan tidak mengantuk lagi," ucap Tenten sambil terkekeh geli. Meskipun dia sudah memiliki Neji yang cukup tampan, entah kenapa hatinya tetap merasakan debaran saat melihat Kakashi.
Saita langsung mengalihkan pandangan ke depan kelas untuk melihat orang yang sudah mengalihkan perhatian gadis-gadis pada sosok itu. Matanya menyipit berusaha memastikan penglihatannya yang masih samar karena efek bangun tidur. Seketika, Saita langsung meletakkan kembali kepalanya di atas meja.
"Hei, Saita-chan. Kenapa seperti itu responmu?" tanya Tenten bingung.
"Tenten-chan, melihat mata sayunya yang seperti itu, aku jadi tambah mengantuk," ucap Saita sambil menguap.
"Apa kau pantas berbicara seperti itu pada dosenmu Sai-ta U-chi-ha," ucap Kakashi dengan penekanan pada bagian nama. Entah sejak kapan dia berada di samping Saita yang tengah asyik meletakkan wajahnya di meja.
"Go-gomennasai sensei. Aku tidak bermaksud seperti itu," ucap Saita kikuk dan mengangkat kepalanya yang dari tadi menempel di meja.
"Sebaiknya kau pergi ke toilet dan basuh wajahmu agar kau tidak tertidur saat aku menjelaskan materi," ucap Kakashi sambil melirik Saita.
"Berlaku juga untukmu Nara Shikamaru," lanjutnya sambil melirik ke arah Shikamaru yang dengan santainya menguap. Padahal posisi duduknya tepat di belakang Saita.
Saita dan Shikamaru beranjak dari posisi duduknya dan melangkah keluar kelas untuk mencuci muka ke toilet.
"Ck, mendokusai," ucap Shikamaru saat berjalan di lorong sekolah menuju toilet.
"Hn." Saita hanya membalas dengan satu kata ambigu.
Mereka memang berjalan bersama karena letak toilet pria dan wanita berdekatan.
.
.
.
Sesudah selesai mencuci mukanya, Saita dan Shikamaru menuju kelas dan langsung duduk ditempat masing-masing karena Kakashi sudah memulai materinya.
Skip
Akhirnya perkuliahan hari ini selesai. Saita yang sudah sangat mengantuk dengan cepat keluar ruang kelas dan bergegas menuju rumahnya, tepatnya rumah Itachi dan Sasuke.
Seraya menunggu kedatangan bis di halte, ia pasang earphone di telinga dan mulai menyetel musik. Saat sedang asyik menunggu bis, sebuah motor sport berwarna putih melintas di depannya dan berhenti. Saita mengernyit alis heran saat orang yang mengendarai motor sport berjalan menghampirinya.
"Hai, Saita-chan," ucap pria itu begitu dekat dengan Saita.
"Siapa kau?" tanya Saita heran.
Akhirnya pria itu membuka kaca helmnya dan mengulumkan sebuah senyum yang bisa membuat hati para gadis meleleh. Berterima kasihlah Saita telah dilahirkan di keluarga Uchiha, sehingga dia bisa memasang tampang stoic andalan para Uchiha.
"Wah, padahal aku baru saja menjadi dosenmu, dan sekarang kau sudah melupakanku hanya dengan hitungan jam? Ckckckck," Kakashi berdecak.
"Kakashi sensei,"ucap Saita mantap.
'Tak kusangka wajahnya setampan ini jika tidak menggunakan masker,' batin Saita.
Tapi tentu saja Saita bisa memasang wajah datar layaknya Sasuke. Jangan lupakan kalau ia juga seorang Uchiha, meski sifat tukang tidurnya seperti Nara.
"Ayo pulang denganku!" Tanpa persetujuan Saita, Kakashi langsung menarik tangannya.
"Hei, untuk apa aku pulang denganmu?" sentak Saita.
"Yah, karena kita searah. Apa lagi ...?" ucap Kakashi menggantung.
"Tch, kau baru menjadi dosenku beberapa jam yang lalu dan kau bersikap 'sok' akrab denganku," Saita mendecih.
Sedangkan Kakashi hanya mengulum sebuah senyuman tulus dan kembali berkata, "Aku ada keperluan dengan Itachi, dan dia memintaku untuk mengajakmu pulang bersamaku."
Akhirnya Saita pasrah dan menerima ajakan Kakashi meski otaknya masih dipenuhi dengan tanda tanya besar.
Kenapa dia tiba-tiba bersikap seperti ini, karena ketika menjadi dosen tadi, sungguh membuat mood Saita buruk.
Bagaimana bisa dia sedekat itu dengan Itachi nii-chan, sampai mempercayakan dirinya pada sosok yang baru beberapa jam yang lalu Saita kenal.
Dan ada perlu apa dia dengan Itachi nii-chan.
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang kira-kira berkelebat dipikirannya sebelum kepalanya membentur punggung Kakashi. Dan Saita kembali tertidur. Wajar saja, karena Kakashi mengendarai motornya dengan tempo pelan. Angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya membuat matanya terasa berat dan akhirnya tertidur tanpa khawatir akan terjatuh dari motor.
Kakashi yang merasakan kepala Saita membentur punggungnya, langsung menghentikan laju motornya.
"Yare-yare, ternyata benar ya kata Itachi, dia sangat mudah tertidur," gumam Kakashi pelan.
Kakashi melingkarkan tangan Saita pada pinggangnya dan sebelah tangannya menggenggam tangan Saita dan dia mulai mengendarai motornya lagi menuju kediaman Uchiha.
.
.
.
TBC
