After The Wedding
Genre : Romance & Drama
Rate : T
Ini FF Remake dari novel karangan Kim Ji Oh"After The Wedding". Saya hanya mengedit nama tokoh, dan sedikit mengubah bahasa cerita. Typo dimana-mana.
Pairing : Yewook. Yang lain temukan sendiri. GS
Nb: italic berarti flashback
DLDR
Summary : "Aku tidak tau sejak kapan aku merasa sangat ketakutan ketika berada di dekatmu. Bukankah dulu kita menikah karena cinta? Tapi, kenapa perasaan yang sangat menggebu itu kini lenyap begitu saja? Sebegini menyakitkankah jika cinta menjadi sebuah rutinitas? Aku benar-benar tidak mengerti..."
...
Chapter 1
Sebuah pepatah inggris mengatakan bahwa rumah adalah istana seorang pria. Lalu, apakah itu membuat istri menjadi seorang ratu? Atau malah membuatnya menjadi hantu yang bergentayangan tanpa tujuan di istana?
"jadi? Belum juga...?"
"yah, begitulah."
"Dokter bilang tidak ada apa-apa kan? Aneh. Suamimu..."
"kenapa suamiku?"
"eung.. ia kan casanova, seperti kuda jantan yang senang berkeliaran. siapa tau ia semangka tidak berbiji..."
"Hei! Bicaramu keterlaluan sekali sih hyuk. Cepat tarik kembali ucapanmu!"
"kau marah wook? Aku bisa saja menarik ucapanku, tapi suamimu memang tidak becus, tidak tau di untung. Membiarkanmu yang masih muda berdiam diri dirumah. Memangnya kau perhiasan mahal?"
Tuuut...tuuut...
"Sepertinya ada telepon masuk, nanti kutelpon lagi. Sampai nanti hyukkie."
Seketika sambungan antara ryeowook dengan hyukkie terputus terganti dengan sambungan yang baru saja masuk.
"Hal.."
"kau telpon dengan siapa? Lama sekali kau mengangkat telponku!"
"Maaf sayang, temanku baru kembali dari amerika setelah tinggal disana selama dua tahun, dia..."
"Cukup wook. Aku hari ini pulang terlambat. Jangan menghabiskan waktu dengan hal yang tidak berguna, lebih baik kau melakukan kegiatan yang positif. Bikin kesal saja. Sudah dulu!"
Suara suaminya rendah dan kasar. Tidak marah, tapi penuh dengan kekesalan. Ryeowook merasa lebih tenang bahwa hari ini suaminya akan pulang terlambat lagi. Ia menghela napas panjang sambil mengeluarkan suara cukup keras. Sebagai penutup, ia menghela napas dengan sangat panjang, mengeluarkan segala beban dalam dirinya secara paksa, akhirnya tangannya tidak gemetar lagi.
Pernikahan Ryeowook hampir memasuki tahun ketiga, tapi tangan ryeowook selalu gemetar tanpa alasan setiap kali merasakan keberadaan suaminya. Suaminya tau akan hal itu, dan suaminya juga bingung, tapi sekarang suaminya tidak peduli. Malah menertawakan ryeowook sambil menaikkan sudut bibirnya
Seorang casanova dan berprilaku seperti kuda jantan yang senang berkeliaran...
Kata-kata hyukkie –teman ryeowook yang baru saja kembali kekorea setelah dua tahun tinggal di amerika- terngiang di kepalanya, ia juga pernah berkata seperti itu di pesta pernikahan ryeowook karena saat itu hyukkie baru pertama kali melihat suami ryeowook.
Ryeowook bangun terhuyung-huyung dari sofa, lalu melangkah ke kamar mandi. ahjumma yang bekerja di rumahnya sudah pulang setelah memberesakan rumah dan menyiapkan makan malam. Sekarang, ia sendirian di rumahnya yang besar. Ia duduk bersandar di samping bathhtub dan menyalakan keran air, memainkan air dengan tangannya yang lelah, tiba-tiba mengarahkan pandangannya ke cermin besar yang d gantung di atas wastafel. Ada seorang perempuan disana. Tubuhnya dipenuhi tanda kemerahan bahkan sampai keunguan. Jarinya menelusuri dengan ragu-ragu. Mulai dari leher dan berhenti di dada sebelah kiri, tanda berwarna keunguan terasa sakit sampai 'menusuk tulang.'
Ryeowook masuk kedalam bathtub berisi air panas, sedikit teriakan dari mulutnya. Ia lupa memasukkan sabun ke dalam air. Lalu ia mengambil sabun buatan prancis yang mahal dan menuangkannya kedalam air panas. Aroma memabukkan bunga yang hanya tumbuh di himalaya ini memenuhi ruangan. Ryeowook di mabukkan oleh aroma itu, dan kembali ke peristiwa tiga tahun silam dengan tatapan menerawang.
Tiga tahun yang lalu
Kakak lelaki ryeowook sangat pintar, tapi sering melupakan sesuatu, seperti sekarang ia lupa membawa amplop berisi dokumen sehingga menyuruh ryeowook mengantarkannya.
"Sekarang sudah mulai musim panas. Terimakasih telah mengantarkan dokumennya. Mau minum dulu di kantor?" Ryeowook mengangguk dan kakaknya mengajak masuk kedalam kantor, ryeowook tidak berpikir apa-apa, hanya mengikuti langkah sang kakak sambil bertingkah lucu.
"Bagaimana dengan pekerjaan oppa? Setiap hari ibu selalu mendoakanmu, jadi jangan buat perusahaan ini hancur. Oke?"
"iya, dasar cerewet. Kau lebih cerewet dari ibu. Kau pikir oppa siapa? Pasti berhasil. Usaha ini pasti sukses!"
"huh, oppa bisa jadi seperti sekarang juga karna orang tua. Sukses atau tidaknya urusan nanti, yan penting sekarang oppa harus giat bekerja."
Ryeowook sudah pernah datang ke kantor kakaknya beberapa kali. Kantor kakaknya masih sama, mungil seperti dirinya dan bersih. Tak ada satupun karyawan perempuan disana. Ryeowook yang tidak sabar bertemu karyawan kakaknya yang semuanya adalah sunbae dan hoobae kakaknya, bertemu dengan orang itu untuk pertama kalinya. Seorang pria yang sedang duduk di sofa hitam yang tampak murah. Kim Jong Woon yang biasanya dipanggil yesung.
"Pasti anda sudah lama menunggu direktur Kim. Ini dokumen yang saya ceritakan. Adik saya baru saja mengantarkannya. Nah, Ryeowook beri salam. Direktur kim ini akan berinvestasi disini. Ini Ryeowook, adik saya. Dia mahasiswi tahun ketiga Universitas ehwa jurusan sculpture."
"waaah, jinjja? Ibu akan senang mendengar berita ini! Aku Kim Ryeowook panggil saja wookie. Terima kasih banyak, pilihan anda tepat. Oppa berencana membuat perusahaannya berhasil secara globlal..."
"Kim Jong Woon imnida, panggil saja yesung. Senang bertemu denganmu."
"Ah, iya. Itu..."
Ryeowook ingi menunjukkan kebahagiaannya akhirnya ada juga orang yang mau berinvestor ke perusahan kakaknya. Namun, sebelum ryeowook sempat mengucapkan kalimat utuh, yesung memperkenalkan dirinya dan memberi salam dengan formal, serta menghentikan celotehan ryeowook. Seharusnya memang ryeowook sdar itu -_-
Yesung bukan orang yang mau berbicara atau mendengar hal-hal yang menurutnya tidak penting. Walaupun yesung memotong ucapan ryeowook dengan tidak sopan. Ryeowook tidak bisa menyalahkan ketidaksopaan yesung. Karena yesung TAMPAN.
Sepertinya karyawan yang lain sedang berada diluar, atau mungkin sudah jam makan siang, sehingga di kantor hanya ada kakaknya dan yesung yang sedang berbicara tentang bisnis. Ryeowook mengambil minuman kaleng di kulkas kecil yang diletakkan di sudut ruangan dan kemudian duduk di meja kerja kakaknya, dan mulai berchatting ria dengan teman kampusnya. Sebenarnya ia tak menaruh perhatian pada yang teman-temannya bicarakan. Jantungnya berdebar kencang layaknya anak remaja dalam masa puber saat mencuri pandang ke arah yesung dari balik komputer.
Ryeowook memiliki wajah mungil, tubuhnya juga. Memiliki kulit yang putih bersih dan mata yang berwarna karamel. Sedangkan alisnya tipis dan rapi seperti alis aktris yang muncul dalam fil hitam putih tahun 1930-an. Menurut ryeowook selalu berpikir bahwa alisnya adalah kekurangannya.
Ryeowook sejak tadi diam-diam mencuri pandang ke arah yesung, tidak bisa menemukan satupun "kekurangan" yesung. Penampilannya menunjukkan bahwa dia bukan orang biasa.
Tiba-tiba saja yesung menoleh ke arah ryeowook. Wajah ryeowook langsung memerah karena malu. Orang berkulit putih sulit menyembunikan perasaan mereka. Yesung yang melihat pipi ryeowook memerah seperti apel, tersenyum.
Ia tersenyum! Yesung tersenyum!
Ryeowook menyembunyikan kepalanya dibalik komputer, sibuk menahan tawa sendiri. Yesung benar-benar tampan saat tersenyum yang biasanya gelap bak roti panggang yang sudah matang sempurna –kenapa aku jadi teringat makanan?- beberapa garis chat yang menanyakan keberadaannya mucul di layar.
ryeowook~~ dimana kau?
kau error~
erroe? Berhenti~ Sungmin~~!
hahaha kau typo hyuk xD keluar kim ryeowook!
ah iya benar '-' nona ryeowook~~
Namun ryeowook sibuk mendinginkan pipinya yang panas dengan kedua tangannya. Ryeowook akan tetap senang walau teman-temannya keluar dari layar komputer dan meledeknya.
"mau es batu?"
Hah? Kapan ia datang? Yesung duduk di tepi meja sambil menatapnya. Ryeowook bukannya menjawab malah sibuk menoleh kesana-kemari untuk mencari kakaknya.
"Ketua tim Kim Kang in sedang ke stasiun kereta bawah tanah untok fotokopi. Padahal, aku sudah memberitau dokumen apa saja yang kubutuhkan hari ini..."
Melihat yesung yang tampak tidak menyukai ketidaksiapan Kang in, Ryeowook berkata tanpa ekspresi kepada yesung.
"Oppa sangat pintar. Ia orang yang dapat merencanakan masa depan. Ia sangat pandai berbisnis, ia juga ceria hingga banyak orang yang menyukainya. Oppa memang punya banyak kekurangan, tapi itu kan wajar. Kalu tidak, berarti nanti ia tidak menarik lagi, dong. Betul kan?"
"tidak menarik kalau tidak punya celah? Itu esensi dari perkataanmu, kan?"
"apa? Iya... mungkin."
Biasanya ryeowook bisa menjelaskan maksud dari perkataannya dengan jelas dan tepat, tapi kata 'esense' yang digunakan yesung terasa asing adalah orang yang selalu di kelilingi tanah liat dan tumpukan marble –bahkan ia tidak pernah membaa 'Prinsip Politik Lee Geuk Chan.' Jadi, tentu saja ryeowook tidak bisa berkata apa-apa saat yesung berbicara tentang esensi. Yesung bukan tipe orang yang bisa sabr untuk duduk dan mendengar atau membicarakan hal yang tidak beresensi. Merekan berdua sangat tidak cocok. Kenapa baru sekarang...
'Ryeowook bodoh. Sebentar lagi ia pasti akan mengajakmu makan malam bersama. Tolak. Jangan...' batin ryeowook.
" kau ada janji malam ini?"
Ryeowook tak akan seterkejut ini walaupun adan peti yang menyambar di depan maupun di sampingnya. Pria ini bilang apa sih? Apa aku salah dengar? Ryeowook telah berlatih menggoda lelaki yang disekitar rumahnya untuk melatih pendewasaan diri, dan biasanya tidak bersikap sebodoh ini. Namun sepertinya ini bukanlah hari 'biasa' –ini adalah hari 'spesial'.
"aku tidak ada janji apapun malam ini."
"kalau begitu ayo makan malam bersama. Kau suka apa?"
Apa pria ini sebegitu yakinnya bahwa takkan ada yang menolak jika di ajak makan malam dengannya? Yesung mencuri kesempatan dengan cara berbicaranya yang datar. Ryeowook mengerjapkan matanya, hendak mengatakan sesuatu.
"makan malam bersama? Berdua? Cuma berdua?"
"berdua!"
Pria tampan itu mengajak makan malam bersama sambil tersenyum, seakan hal itu sangat menyenangkan, sehingga ryeowook tak nisa menolak dengan dingin dan berkata tidak bisa atau tidak mau kepadanya. Selain itu, ia merasa berhutang kepada yesung karena pria ini akan berinvestasi di perusahaan kakaknya. Mungkin tidak ada salahnya makan malam bersama pria tampan ini.
"Anda masih sangat muda, tapi sudah menjadi direktur sebuah perusahaan. Kapan anda memulai berbisnis?"
Ryeowook tau bahwa yesung lebih tua satu tahun dari kakaknya, saat mereka menikmati blowfish di daerah sinsa-dong. Ryeowook heran pria semuda ini sudah menjadi pemimpin sebuah perusahaan –pastilah yesung membuka usaha sendiri seperti kakaknya. Namun, yesung malah terlihat kaget saat mendengar pertanyaan tu dan memandang ryeowook dengan penasaran.
"katanya bisnisku dimulai sejak tahun 1962," yesung menjawab, sambil berpura-pura berpikir keras untuk mengingat-ngingat tahun pendirian perusahaanya. Sementara ryeowook terlihat bingung.
"nona ryeowook tidak membaca berita ekonomi di koran ya?"
"iyaaa. Aku tidak tau kenapa orang-orang mau mebaca bagian itu, tidak ada gambar berwarna, tidak ada gambar lucu, yang ada hanya angka dan grafik. Ah iya, banyak istilah dalam bahasa inggris yang sulit mengerti seluruh isi berita."
Yesung tersenym getir, ia sudah memperkirakan jawaban itu.
"nona ryeowook pasti akan mengenalku kalau bersabar sedikit untuk membaca berita ekonomi selama empat hari."
"benar?"
"ehm. Karena aku salah satu orangyang senang bermain disitu."
Ryeowook menatap yesung. "benar anda sering masuk koran?"
Yesung mengangguk. "kadang juga di tv."
"berita ekonomi?" yesung mengangguk. Ryeowook mengakui bahwa orang didepannya ini adalah sosok yang luar biasa. Sejujurnya, ryeowook hanya membaca artikel gosip dan jadwal acara tv, ia tak pernah menonton berita di tv. Ia sudah cukup sibuk dengan belajar dan mengerjakan tugas, hingga waktu 24jam terasa kurang baginya.
"apakah anda generasi kedua keluarga konglomerat?"
"ya bisa dikatakan seperti itu."
"aduh! Berarti aku pasti terlihat menyedihkan sekali. masa aku tidak mengenali orang seterkenal anda."
"hahaha, tidak apa-apa, kok. Aku Cuma merasa sedikit sedih."
"sedih?"
"Biasanya aku tidak pernah menceriakan tentang diriku sedetail ini kepada orang lain. Aku berusaha lebih kerasa dari biasanya, tapi nyatanya reaksi nona tidak terlalu hangat, jadi aku sedih."
Orang yang mendengar perkataan yesung pasti akan merasa bersalah, apalagi yesung mengatakan dengan kerendahan hati. Ryeowook mulai memandang yesung dengan perasaan baru. Sosok yesung terlihat berbeda.
"anda punya banyak teman wanita?"
Ryeowook bertanya seperti itu karena berdasarkan pengalamannya, pria hebat pasti sudah ada yang punya.
"teman? Aku tidak berteman dengan perempuan. Apakah nona ryeowook punya banyak teman lelaki?"
"tentu saja aku punya banyak teman." Ryeowook memang memiliki banyak teman. Mulai teman lelaki di tempat les seninya saat ia masih smp, teman sma, teman organisasi di kampus, sampai teman yang ditemuinya di acara kencan buta. Namun sayangnya, hanya sedikit yang berlanjut menjadi hubungan serius. Ryeowook menceritakan semua kepada yesung dan yesung hanya bisa melongo mendengar kecepatan ryeowook berbicara. Sejak saat itulah yesung mulai meledek ryeowook cerwet. Mereka masih belum tau kedepannya, tapi yang pasti reaksi yesung saat itu sangat bersahabat.
"aku iri pada ketua tim Kim."
"oppa? Kenapa dengan oppa?"
"ia tak akan pernah bosan karena ada adik cantiknya yang berceloteh terus di sampingnya."
"eh? Direktur Kim tidak punya adik?"
'Ia takkan berkata begitu kalau ia punya adik. Haah, oppa malah sering mengusir adiknya ini, karena ia bilang telinganya sakit mendengar celotehanku. Tunggu, tadi ia bilang aku cantik? Orang ini?' lagi-lagi ryeowook membatin.
Ryeowook terbelalak setelah mendengar pujian tidak terduga itu dan terus menatap yesung.
"sepertinya tidak apa kalu kita berbicara lebih santai. Tadi kulihat kau juga bicara dengan sangat santai pada kakakmu."
"direktu Kim boleh kok bicara lebih sanati padaku. Aku kan lebih muda."
Ryeowook tidak menganggap perkataannya ini sebagai sebuah penolakan, ia berpikir, sudah sewajarnya ia memperlakukan yesung dengan sopan. Tapi dari sisi yesung, ini terdengar sebagi sebuah penolakan. Timbul satu kerutan vertikan baru di tengah dahi yesung.
"terimakasih karena sudah membelikan makan malam yang enak."
Ryeowook mengucapkan terimakasih dan memberi salam dengan sopan saat mereka keluar restoran. Ryeowook membungkukkan badan dengan dalam, karena ia menganggap yesung rekan yang sangat penting bagi bisnis kakaknya.
Sampai saat itu ryeowook menganggap pria ini sebagai rekan kakanya, bukan orang yang tampan. Tapi, pikiran itu segera berubah dalam waktu setengah jam.
"mau kutraktir minum teh? Tak apa, kan? Kalau sibuk..."
"walaupun sibuk, aku harus tetap pergi minum teh yang dibelikan oleh nona ryeowook."
Ryeowook memang menawarkan lebih dulu, tapi sebenarnya ia hanya mengikuti saran kakaknya. Namun, kakaknya juga menyuruh ryeowook untuk tidak terlalu memaksa, karena direktu Kim adalah orang yang sibuk.
Peringatan dari kakaknya melintas dikepalanya. Ia bertanya apakah cara mengajak yesung minum teh sudah tepat. Sepertinya tidak ada yang aneh. Masih belum.
"aku mau pesan lemonade. Direktur Kim, dibagian belakang menu ada alkohol dan cocktail, jadi silahkan pilih sesuka anda, aku tang traktir kok."
"lemonade disini enak? Aku tidak bisa minum alkohol, jadi aku pesan lemonade saja."
Diluar perkiraan. Ryeowook mengira orang dengan badan kekar seperti yesun pasti suka minum. Tipe pria keren yang senang menikmati ketenangan sambil minum alkohol sendirian. Yesung adalah pria yang terlihat seperti itu, tapi ternyata ia tidak bisa minum.
Entah mengapa, lemonade hari ini tidak terlalu enak. Namun, yesung tetap sangat terlihat elegan saat memegang gelas lemonade itu dan menyeruputnya perlahanm seperti sedang meminum minuma beralkohol dari skotlandia.
"tangan anda sangat indah."
Sepertinya pujian tulus dari ryeowook terdengar seperti 'aku makhluk luar angkasa' di telinga yesung, karena yesung hanya memandangi ryeowook saat mendengarnya.
"aku serius. Begini-begini aku mahasiswi jurusan seni loh. Kemampuanku mengobservasi dapat diandalkan."
"ah bgitu ya."
Ketidak jelasan jawab yesung malah menambah kertertaikan ryeowook terhadap yesung. Apalagi, jawaban yang dilontarkan yesung selama makan malam selalu 'ya, benar, begitu' membuat ryeowook memperhatikan perkataan dan sikapnya. Mungkin memang begitulah cara yesung berbicara atau mungkin yesung memang tidak pedulian.
Ryeowook juga tak dapat melupakan begitu saja kejadian sebelumnya. Ryeowook menceritakan semua hal tentang dirinya saat mereka makan dan minum lemonade bersama, tapi yesung sendiri hampir tidak bercerita apa-apa. Tapi anehnya, ryeowook merasa mereka berdua sudah berbagi cerita yang cukup panjang.
Bagi ryeowook dapat menghabiskan waktu dengan yesung sudah lebih dari sebuah perbincangan. Dengan kata lain, yesung telah mencuri hati ryeowook. Untungnya, bukan hari ryeowool saja yang sudah tercuri, karena yesung mengantarkan ryeowook sampai didepan rumahnya, laki-laki itu mengatakan sesuatu kepada ryeowook.
"kau ada waktu hari jumat?"
"Lusa?"
"kau sibuk?"
"iya."
"sangat sibuk?"
"Ada tugas yang harus di kumpulkan. Sepertinya aku akan sangat sibuk sampai hari selasa."
Tidak ada penyesalan yang terlihat diwajah yesung. Laki-laki itu hampir berjalan menjauh saat ryeowook berkata dengan terburu-buru.
"Bagaimana dengan rabu minggu depan?"
"Rabu? Hmm... bisa. Berarti syarartnya berybah. Orang yang mengajak harus mentraktir. Benar kan?"
Sepertinya tawar menawar yang dilakukan dalam bisnis tak lepas dari cara bercanda yesung. Ryeowook kesulitan menahan tawa karena ekspresi yesung yang selalu terlihat serius walauoun bercanda sekaligus.
"jangan mengharapkan makanan ratusan ribu won ya."
Yesung sangat tampan. Ia terlihat memabukkan saat sedang tersenyum. Seperti sekarang, ketampanannya saat tersenyum membuat orang kehilangan akal.
"kalau begitu sampai ketemu rabu minggu depan."
Ryeowook ingin memberikan salam perpisahan, tapi tiba-tiba semuanya terasa gelap, karena yesung menutupinya. Yesung mencium keningnya.
"kim Yesung baru saja menandai Ryeowook. Aku akan menunggu datangnya minggu depan."
"hah? Tanda?"
Yesung meninggalkan ryeowook yang masi kebingungan. Yesung juga berkata, ia tau ryeowook akan menjadi miliknya sejak pertama kali bertemu dengannya.
Janji makan malam selalu bertambah. Akhirnya, mereka selalu bertemu setiap akhir pekan –yesung sering mengunjungi rumah ryeowook dan tanpa disadaro, ryeowook telah menjadi tunangan yesung,
Ryeowook hanya bisa menghela napas panjang saat mengingat kembali perasaan yang memabukkan itu. Kenapa bisa seperti itu? Suaminya memang seperti itu. Yesung tidak pernah peduli pada perasaan orang lain jika sudah menetapkan hatinya. Mana mungkin seorang gadis dapat menghadapi lelaki yang jatuh cinta pada pandangan pertama dan mendekati gadis tersebut dengan agresif? Jujur saja, tidak. Sang gadis seketikan akan terhipnotis demgam lelaki itu. Gadis itu akan mengira akan hidup bahagia.
Ryeowook bersandar, menggambar bathub yang terbuat dari marmer dengan air. Keseharian monoton yang membosankan terus berlalu. Ryeowook menyandarkan kepalanya di lengannya yang ia letakkan di pinggiran bathup.
Ryeowook menggetarkan bibirnya bak sedang mengejek dirinya sendiri. Ia takut tinggal diru,ah besar ini sendirian. Kapan yesung pulang? Sebenarnya ryeowook juga takut jika suaminya ada di rumah, tapi ia juga tidak suka kalu yesung tidak ada. Walaupun yesung tidak banyak bicara dan tidak pengertian, yesung berharap ia dapat bersandar pada yesung saat ini.
"oppa... cepat pulang."
Kepulangan yesung tidak akan membawa keceriaam. Tapi ryeowook takut sendirian dan merasa sesak berada di rumah yang sepi. Ryeowook masih ingat bahwa yesung marah saat menelponnya dan ia hanya bisa berharap yesung bukan orang yang memendam dendam. Saat ini ryeowook lupa tangannya selalu bergetar jika berada di samping suaminya. Tanpa disadari, ryeowook tertidur karena air bathub yang hangat. Ia terlelap beberapa jam dengan posisi tidak nyaman.
TBC
