-amazora-

MOMMY

Main Cast : YunJae Other Cast : Heojun and other.
Genre : Romance, family.
Rate : T

-BoysLove, AU, OOC, OC, Miss, Typo-

:: Segala milik mereka adalah anugrah yang dititipkan Tuhan, Heojun, milik imaginasi Amazora ::

PART 01

Senyuman itu mengembang saat melihat hasil penataannya pada piring-piring diatas meja membuahkan hasil. Ia puas dengan hasil kerjanya. Ia mempoutkan bibir merahnya saat merasakan ada sesuatu yang kurang, dan memutuskan membuka lemari pendingin untuk mencari sesuatu untuk menutupi kekurangan itu. Matanya tertuju pada kotak susu dan memutuskan mengambil kotak tersebut.

Perhatiannya teralihkan saat mendengar suara gesekan antara kursi dan lantai dapur.

"Kau sudah bangun?" tanya pria bermata besar itu seraya mengambil gelas.

"Ya."

"Um, cepat habiskan rotimu sebelum berangkat." tambahnya sesaat sebelum menuangkan susu pada gelas.

"Aku akan makan diperjalanan," pria lainnya menggigit rotinya sebelum mengancingkan lengan kemejanya. Membuahkan decihan halus si pemegang gelas. Ia menghampiri pria yang sedikit sibuk dihadapannya.

"Makanlah pelan-pelan." ucapnya seraya membantu memasangkan dasi pada pria bermata tajam dihadapannya.

"Aku makan pelan-pelan." pria itu menyangkal fakta. "Ah, jaga Junnie baik-baik. Katakan papa mencintainya!" ucapnya sebelum mengacak rambut pria yang membantunya.

Baru beberapa langkah ia bergerak, ia harus kembali menyadari ada sesuatu yang harus ia lakukan. Awalnya, ia ingin mengabaikan. Tapi, mengapa mata pengawas sangat jeli? Aish~

"Katakan padanya, papa mungkin pulang terlambat. Saranghae." ucapnya seraya mengecup kening pria lainnya, lalu kembali meneruskan langkahnya.

Pria pertama membatu, ia menyentuh kening lalu mengusapnya pelan, pipinya pun sedikit memanas. Ia senang.

"Junnie-ya, sudah bangun em?" pria hangat itu tersenyum begitu melihat anak lelaki dihadapannya. "Baru saja mau mommy bangunkan."

"Junnie pintar. Bisa bangun sendiri hehehe~" anak lelaki itu memeluk erat pria bermarga Kim itu. Sedikit bergerak menggesekkan pipi halus mereka.

"Ah, anak pintar, ayo sarapan dulu."
"Ha'i."

-YJ-

Pesonanya belum hilang. Sekalipun usianya telah membuatnya memiliki seorang putra yang tampan seperti dirinya. Lihatlah, begitu turun dari mobil hitam yang dikendarainya, banyak pasang mata yang memandangnya. Ya, walau tak sejeli milik―

"Ohayou gozaimasu." suara halus menghampiri indranya, ia menoleh dan mendapati seorang yang tak asing lagi baginya.

"Ohayou." jawabnya seraya memberikan senyum pada karyawannya, sekretaris kesayangannya, sekretaris Kim. "Kau disini? Sedang apa?" tanyanya.

Sekretarisnya menunjukkan bungkusan kopi instan dan menggoyang-goyangkannya.

"Di dapur kita habis, sebelum membelinya, aku mengambil dulu disana." jawabnya seraya tersenyum. "Ah, pak. Adik anda sudah menunggu di ruangan anda." sekretaris itu menekan tombol tutup pada lift setelah menyusul direkturnya masuk.

"Pagi sekali ia datang." gumamnya. Ia memperhatikan monitor kecil di atas pintu yang memberinya petunjuk dimana lift mereka melewatinya. Lima, enam, tujuh, delapan dan pintu lift terbuka. Ia segera beranjak diikuti sekretaris yang memang dekat dengannya menuju ruangan bersegel 'Director', sekretarisnya membukakan pintu sehingga meja dengan papan namanya, Jung Yunho terlihat. Namun bukan itu yang ia pedulikan. Ia memedarkan pandangannya didaerah sofa untuk setiap tamunya dan senyuman khas adiknya menyambutnya.

"Hi, Hyung." pria itu melambaikan tangannya dan memajang wajah polos yang bahagia.

"Min, pagi sekali kau datang." Yunho tergesa duduk di sofa yang terletak dihadapan adiknya.

"Ah, aku sangat merindukan hyung. Tapi, hyung terlihat tak senang." gerutu Changmin yang mendapat wajah kaget Yunho.

"Kau ini. Aku senang." Yunho beranjak dan memeluk Changmin. "Kau meninggalkan Korea dan kantor pusat untuk apa eh?" tanyanya setelah melepaskan pelukannya.

"Aku dan istriku mempunyai banyak tujuan." Changmin yang terlihat lelah menyenderkan diri.

"Banyak em?"

"Bulan madu dan berbenah diri. Mengintrospeksi. Agar saat kembali ke Korea kami menemukan kenyamanan kami. Aku lelah hyung." Changmin menutup matanya. "Aku juga akan bekerja, audit lapangan. Haha~"

"Aku tak mungkin menggelapkan uang Min." ucap Yunho kesal. Dan Changmin mengeraskan sedikit suara tawanya melihat wajah tersinggung kakaknya.

"Aku bercanda. Kau ini tak punya selera humor ya?" Changmin meneruskan tertawanya seraya menunjuk-nunjuk kakaknya yang memasang ekspresi jengah.

"Lalu dimana istrimu?"

"Dia menemui seseorang." jawab Changmin setelah menghirup napas panjang demi menghentikan tawanya.

"Siapa?"

"Dia bilang kakaknya."

"Kakak?" tanya Yunho bingung. "Bukankah Ara sudah tak ada?" tambahnya.

"Entahlah." jawab Changmin pelan. Yunho melebarkan mata kecilnya menyadari kebodohannya. Ia tak sengaja mengatakan satu nama yang― arghhh!

"Mi-mian," ucapnya pelan. "Aku tak sengaja Min."

"Gwenchana hyung." ucap Changmin. "Bagaimana keponakanku?"

"Junnie? dia sudah sangat pintar. Dia tumbuh dengan baik." dengan senyuman, Yunho menceritakan tentang putra semata wayangnya.

"Kau hebat hyung, padahal kau kan harus bekerja, tapi pintar juga mengurus Junnie." puji Changmin.

"Bukan hanya aku Min, seseorang membantuku."

"Ya, memang harus ada yang membantumu. Ah, andai saja mommy Junnie masih―" Changmin terburu menutup bibirnya. "H-hyung."

"Tak apa, Junnie tak kehilangan apapun karena mommy miliknya." senyum Yunho tetap terjaga. "Tapi Min, aku harus rapat sekarang. Kau mau menungguku disini?" Yunho beranjak ke mejanya, lalu memilih beberapa dokumen dari tasnya.

"Aniyo hyung. Aku akan melihat apartment tempatku tinggal bersama istriku selama disini."

-YJ-

Sekretaris Yunho memasang wajah kusut ketika memasuki lift yang akan membawanya kembali ke lantai dimana meja kerjanya berada. Pria cantik berkulit putih itu sedikit sebal. Banyak karyawan Yunho memandang remeh dan iri padanya, hanya karena ia semakin dekat dengan Yunho. Telinganya sering sekali mendengar isu tak baik mengenai hubungan ia dengan Yunho.

Pria bermarga Kim itu menghela napas kesal, sedikit bergumam pula dengan berkata―

"Bilang saja kalian iri huh."

"Siapa?" suara berat Yunho mengagetkannya. Sekretaris Kim menggeleng untuk menjawab Yunho. Yunho pun terlihat tak begitu ambil pusing. "Sebentar lagi kita rapat kan? Kau dari mana?"

"Saya baru memeriksa ruangan rapat. Semua sudah siap pak." ucapnya. Yunho mengangguk. Ia menarik tangan sekretarisnya dan mulai berjalan.

"Kalau begitu, ayo kesana."

-YJ-

Yunho membereskan laporan-laporan dihadapannya. Rapatnya berjalan cukup lama. Ketika rapat selesai, waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Ia melirik jam dipergelangan tangannya dan merogoh sakunya. Mengeluarkan kunci mobil hitam yang tadi pagi dikendarainya. Ia beranjak, putra kecilnya akan marah jika ia tak bisa mengajaknya makan diluar hari ini. Beberapa hari sebelumnya, ia terpaksa membatalkan janji makan siang dengan putranya karena pekerjaan. Hari ini, harus. Tentu saja kalau ia tak mau Heojun mengabaikannya dalam waktu lama.

Ia melihat kantornya sepi. Sepertinya semua karyawannya tengah beristirahat. Sekretarisnya? Ah, pria itu pasti pergi ketempat yang sama setiap jam istirahat.

-YJ-

"Papa!" Junnie melambaikan tangannya dan menggerakannya dengan cepat begitu melihatnya turun dari mobilnya. Ia menutup pintu dan menghampiri Junnie yang sedang berlari kearahnya.

"Lunch?" Junnie bertanya. Mata polosnya menatap dalam kearah Yunho. Oh, mata yang sama dimiliki istrinya. Seseorang yang memegang tas Junnie dibelakangnya mengajari Junnie cara meminta dengan baik. Jika Junnie terus memintanya seraya menatapnya dengan mata bersinar namun polos seperti itu, mana mungkin ia menolaknya.

"Ya, lunch." Yunho mengangguk. Posisinya yang tengah berlutut dihadapan Junnie membuat Junnie dengan mudah mengecup pipinya.

"Thank you, papa." ucap putra kecilnya dengan bahasa Inggris yang sudah dipelajarinya. Ia berdiri dan memegang tangan putranya, berniat menuntun putra tampannya kearah mobil. Itu niatnya, karena ia mendengar suara tergopoh-gopoh dibelakangnya.

"Tuaaaaan~!" teriak pria yang berlari menghampirinya. Ia melotot pada pria itu. Mengapa ia berbuat kesalahan dihadapan Junnie? Aish.

"Mwo?" jawabnya ketus. Pria itu memasukkan Junnie dan tasnya ke dalam mobil. Lalu mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya.

"Ya! Kenapa kau menjawabku dengan ketus eoh?" pria itu menunjuk-nunjuk Yunho. Tak terima dengan nada bicara Yunho saat menjawab pertanyaannya.

"Apa?" tanya Yunho tak mau kalah.

"Papa, jangan bertengkar." Junnie mengetuk-ngetuk jendela mobil.

"Kau dengar?" tanya Yunho. Pria itu mendelik kesal, ia menepuk-nepuk kemeja Yunho. Merapikan sedikit lipatan kerahnya. Lalu berjongkok dan membersihkan celana hitam Yunho dari debu akibat berlutut demi mensejajarkan diri dengan putranya.

"Jaga kebersihan bajumu bodoh!" ucap pria itu, namun Yunho hanya tersenyum menanggapinya.

-YJ-

Yunho memasukkan suapan terakhir ke mulutnya. Ia meneguk air putih seraya melihat pria yang duduk disamping Junnie. Pria itu belum menyentuh makannya sama sekali. Ia sibuk membantu Junnie memotong dagingnya. Pria yang kasar padanya itu begitu perhatian pada Junnie. Tapi, ia pikir itu tak apa. Baginya, perhatian pada Junnie-lah yang penting. Walau tak menyangkal jika ia begitu senang ketika pria itu turut memberi perhatian padanya.

"Ahh~ Direktur Jung." seorang mitra kerjanya menyapa. "Sedang makan siang?"

"Iya, Mr. Takano juga mau makan siang?"

"Ya. Ah, ini istriku." ucapnya seraya menunjuk wanita cantik dengan wajah khas wanita Jepang. Yunho tersenyum dan membalas salam hormat dari wanita itu.

"Aku juga bersama putraku." Yunho menunjuk Junnie yang dengan sigap menunduk hormat pada mitra ayahnya. "Juga bersama―"

"Tuan, perkenalkan. Ia mommy Junnie." ucap Junnie menyela Yunho.

"Iya, dia Kim Jaejoong, istriku." jawab Yunho.

Jaejoong, pria itu tersedak. Junnie memberinya segelas air yang segera diteguknya. Mata besarnya menatap Yunho tak percaya. Sejak kapan ia menjadi istri ayah dari anak yang di rawatnya? Kapan Yunho menikahinya?

'Tuan, kau gila?! Sejak kapan kau menikahi babysitter anakmu?!' batin Jaejoong geram.

-TBC-

Anyeong, masihkah ada yang berminat membaca ffku?

Ahahaha, part 1. Jangan mengeluh karena kalian bingung ya. Part 1 setiap ffku pasti bikin bingung dulu *padahal pasti pada bisa nebak*

Sok atuh, yang mau riviu atau komen. Laiknya juga bolehlah. Wkwk.

Aku bingung. Mau post disini atau di fb. Disini, takut kena delete admin. Masalahnya aku kurang tau apa sebab beberapa ff author lain didelete. Jadi, ku post rangkap deh. Cuma, yang di fb sepertinya bakal sering update hehe.

See you in next chapter.