Birthday Gift
.
.
T/M
Cast : Byun Baekhyun
Park Chanyeol
Kris Wu
Others
Warn : Genderswtich (GS), Typo bertebaran
~This is pure my story~
.
.
.
May 6th, 1998
Hari ini usiaku tepat menginjak 6 tahun. Sungguh aku sangat senang! Aku bangun dengan semangat dan berlari ke kamar eomma, dan aku mendapati ia sedang tertidur. Aku menguncang tubuhnya pelan, hendak membangunkannya. Namun saat mata indah itu terbuka, yang kudapatkan hanya tubuhku yang didorong menjauh dan tatapan tajam dari eomma.
"berani sekali kau masuk ke kamar ku sialan!" eomma berteriak dan meleparku dengan bantalnya. Aku meringis, bukan karna bantal itu mengenai kepalaku dengan kencang tapi karna eomma kembali memanggilku 'sialan', entah kata itu sangat menyakitkan padahal aku sudah sering mendengar kata itu dari mulut eomma.
"mianhae eomma. Baekhyun hanya terlalu senang" aku tidak mempedulikan kepalaku yang sakit, aku hanya menunduk dan sedikit memanyunkan bibirku. Kyuhyun ajusshi bilang aku sangat imut saat memanyunkan bibirku. Mungkin eomma akan memaafkan ku setelah melihat wajah ku yang imut.
"keluar dari kamarku sekarang! Cepat!" eomma kembali berteriak, dia sangat marah, terdengar jelas dari nada bicaranya yang mengusirku.
"eomma, hari ini baekhyun ulang tahun. Eomma lupa?" aku bertanya sambil menahan suara ku agar tidak bergetar, aku tidak boleh menangis di depan eomma. Eomma bilang ia tidak suka melihatku menangis. Bukankah eomma menyayangiku?
"aku tidak peduli! Aku bahkan berharap kau tidak pernah lahir! Ayo, keluar dari kamarku!" Wanita cantik yang ku panggil eomma itu menarik tanganku dengan kasar, menyeretku keluar dari kamarnya. Tubuhku terhempas begitu saja di lantai yang kesar. Aku kembali meringis karna lututku berbenturan dengan lantai dan menciptakan memar disana.
"jangan pernah berani masuk kekamarku lagi!" eomma menutup pintunya dengan kencang.
Aku bangkit dan berjalan dengan tertatih menuju kamarku sambil terisak pelan. Sungguh, aku hanya anak berumur 6 tahun, kenapa eomma melemparku begitu saja keluar dari kamarnya?
Aku menutup rapat pintu kamarku yang sudah reot dan lapuk dan mulai terisak kencang. Aku bertanya-tanya mengapa eomma menyakitiku? Mengapa eomma berbicara kasar padaku?
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu selalu memenuhi pikiranku. Ulang tahunku kali ini sepertinya akan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya aku tidak tau apa yang harus aku lakukan saat aku ulang tahun, tapi tahun ini aku sudah cukup besar untuk berharap sesuatu di hari ulang tahunku. Beberapa hari lalu Seohyun eonni –temanku- berulang tahun, ia membuat pesta kecil di taman rumahnya, aku hanya bisa melongo melihat betapa cantiknya kue ulang tahun Seohyun eonni, dan ia juga sangat cantik dengan gaun pink seperti Princess. Disaat itulah perasaan itu datang, perasaan ingin dan juga iri. Aku juga ingin seperti ini di hari ulangtahunku.
"bukankah sebentar lagi kau ulang tahun Baekhyun?" tanya Kyuhkyun ajusshi saat ia mendapatiku memperhatikan kue cantik milik eonni.
"nde ajjushi, baekhyun ulang tahun tanggal 6 mei nanti" jawabku dengan suara sedikit cadel.
"ajjushi, kue eonni sangat cantik, sama seperti eonni" ucapku sambil menatap Seohyun eonni yang asik dengan eommanya.
"baekhyunnie juga cantik kok"
"jinjja ajushi? Baekhyun juga cantik?" mataku berbinar, ini pertama kalinya seseorang mengatakan aku cantik. Kyuhyun ajjushi mangangguk lalu mengacak rambutku.
Aku tersenyum, tapi entah mengapa hatiku terasa sakit dan sesak saat aku mengingat ulang tahun Seohyun eonni itu.
Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri sampai tidak sadar eomma mengetuk pintu kamarku dengan keras. Aku buru-buru membukanya, tidak ingin eomma marah.
"pergilah kepasar, beli bahan makanan. Aku akan memasak untuk malam ini" ucap eomma dingin. Ini pertama kali nya eomma bilang ia akan memasak. Aku meloncat gembira, eomma akan memasak untuk ulang tahunku! Ya Tuhan, aku sangat senang! Buru-buru aku menghapus jejak air mata di pipiku
"nde eomma, baekhyun akan kepasar" jawabku semangat
"ini uangnya dan ini daftar yang harus kau beli" eomma melemparnya kedepanku dan berlalu begitu aja. Aku memunguti uang dan secarik kertas yang akan menjadi panduan ku untuk berbelanja hari ini.
"cepatlah bodoh!" eomma kembali berteriak saat mendapatiku tetap berdiri didepan pintu sambil tersenyum.
"nde eomma" aku menyambar jaket tipisku dan berjalan cepat menuju pasar yang cukup jauh dari rumahku, kira-kira butuh waktu 20 menit untuk berjalan kaki.
Sesampainya dipasar, aku membeli semua yang ditulis eomma di kertas yang kugenggam ini. Cukup yang kubeli, sampai sampai rasanya tangan kecilku tidak kuat membawanya.
Ahhh.. eomma akan masak banyak untukku.
Aku berjalan pulang dengan sedikit kerepotan karna belanjaan ini sungguh berat, tapi memikirkan makanan lezat yang akan masak eomma membuatku melupakan rasa lelahku.
"eoh? Baekhyun!" seseorang memanggilku
"haii Kyuhkyun ajjushi. Hai eonni" aku menyapa Kyuhyun ajjushi –orang yang memanggilku- dan Seohyun eonni. Aku baru sadar aku melewati rumah mereka, karena itu mereka memanggilku.
"kau dari mana baekhyun?" tanya ajjushi
"ah ini, eomma meminta baekhyun untuk belanja. Ia bilang ia akan memasak hari ini" jawabku dengan senyum
"benar! Hari ini kau ulang tahunkan baekhyunnie?" itu seohyun eonni
"nde eonni" aku tersenyum semakin lebar karena masih ada orang yang mengingat ulang tahuku.
"benarkah? Wah selamat ulang tahun baekhyun" Kyuhyun ajjushi mengacak rambutku
"eonni, apa menurutmu eommaku akan merayakan ulang tahunku?" tanya ku
"tentu saja, eommaku selalu memasakkan sesuatu yang special saat aku ulang tahun. Eomma bilang, setiap eomma yang ada di dunia ini pasti akan melakukan hal itu pada anaknya"
"ah benar! Aku sangat senang eonni! Aku tidak sabar untuk pulang"
"hei apa eomma mu tidak membeli kue ulang tahun?" Eonni bertanya setelah memperhatikan belanjaan di kedua tanganku
"entahlah, mungkin eomma akan membuatnya"
"wah baekhyunnie, kau pasti akan senang saat membuat harapan dan kemudian meniup lilinmu. Itu bagian yang sangat menyenangkan"
"begitukah eonni? Ah aku tidak sabar, aku harus cepat pulang!"
"benar, pulanglah eomma mu pasti menunggu" itu Kyuhyun ajjushi yang sendari tadi hanya tersenyum mendengar pembicaraan 2 gadis kecil ini.
"nde, baekhyun pulang dulu ajjushi, eonni. Annyeong!" aku berlari kecil agar sampai dirumah lebih cepat.
Sesampainya dirumah, eomma sudah menunggu di ruang tengah sambil memainkan ponselnya, aku buru-buru menghampirinya.
"eomma, ini bahan-bahan makanannya. Dimana baekhyun harus meletakannya?" ucapku sambil terus tersenyum
"di dapur" jawab eomma dingin, tampa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Aku berjalan ke arah dapur dan meletakan semua belanjaannya di meja dapur. Cukup sulit untuk meletakannya karena mejanya lebih tinggi dari tubuhku sehingga aku menarik kursi kecil dan menyusun belanjaan itu dengan rapih lalu kembali ke kamar.
1 jam..
2 jam..
Ini sudah hampir pukul 3sore tapi eomma belum memanggilku untuk makan. Aku harus bersabar, mungkin eomma masih sibuk memasak. Aku tetap menunggu sampai tertidur karena kelelahan.
.
.
.
.
Aku terbangun dari tidur lelapku karena suara berisik diluar, aku duduk di kasur keciku untuk mengumpulkan energiku dan membuka pintu keluar dari kamar.
Mataku yang masih sedikit berat menangkap bayangan eomma di kamar, aku memberanikan diri untuk mengintip karena pintunya sedikit terbuka. Aku berdecak kagum saat melihat eomma yang sangat cantik berbalut gaun bewarna hitam selutut, rambutnya tergerai rapih. Wah, eomma sungguh cantik. Aku ingin cantik juga seperti eomma!
"eomma?" panggil ku dengan sedikit takut. Aku takut eomma akan marah seperti tadi pagi. Eomma hanya diam tidak meresponku
"eomma sangat cantik" ucapku dengan tulus, eomma hanya berdecak.
"eomma mau kemana?" tanyaku lagi, kali ini aku memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya lebih lebar
"kau itu berisik sekali! Jangan banyak bertanya" eomma membentak dan aku hanya mampu menundukkan kepalaku
"ah iya, kekasihku akan datang sebentar lagi. Kami akan makan malam disini dan—"
"kekasih? Wah eomma memiliki kekasih! Aku senang!" ujarku gembira sambil melompat kecil dan mataku membentuk sebuah garis saking senangnya. Aku akan memiliki appa! Hebat!
"apa-apaan kau bodoh! Jangan memotong ucapanku sialan!" aku terkejut. Sungguh. Eomma membentakku keras, sampai aku meciut takut.
"jangan pernah berharap apapun! Dengarkan aku, saat kekasihku datang, kau harus tetap berada dikamarmu. Jangan berani-berani muncul dihadapan kami! Aku sungguh akan mengusirmu jika kau melakukannya" eomma mengancamku sambil menarik rambutku cukup kasar hingga aku bisa melihat dengan jelas kilat kebencian di mata eomma.
Aku mengangguk lemah
Seharusnya aku tidak banyak berharap. Baekhyun bodoh!
Aku mengunci kamarku rapat, duduk memeluk lututku di lantai yang terasa dingin, menyalahkan diriku yang terlalu berharap. Baekhyun yang bodoh, mengapa aku mengharapkan eomma memasak untukku. Jangankan memasak, eomma tidak pernah memanggil dirinya 'eomma' padaku, tidak seperti Sungmin ahjjuma –ibu Seohyun eonni- yang sangat lembut pada Seohyun eonni.
Aku menatap diriku di pantulan kaca berukuran sedang didepanku kemudian mulai bernyanyi
Saengil chukahamnida..
Saengil chukahamnida..
Saranghaneun Baekhyunnie
Saengil chukahamnida..
Aku terisak pelan setelahnya, menutup mataku rapat, membayangkan eomma menyanyikan lagu itu untukku.
.
.
.
.
Sudah hampir 1 jam aku menahan pipis, sungguh aku tidak mungkin keluar kamar karna eomma akan marah besar, tapi aku tidak bisa menahannya lebih lama. Aku tidak ingin mengompol, aku ini sudah 6 tahun! Keluar atau tahan? Keluar atau tahan? Ahh aku tidak kuat, aku ingin pipis! Aku memberanikan diri keluar kamar, mengendap agar tidak ketahuan.
Apa kekasih eomma sudah datang? Aku menatap jam yang menunjukkan pukul 7.15 malam. Ah aku penasaran. Buru-buru aku masuk ke kamar mandi yang tidak jauh dari ruang makan, tentu tampa ketahuan.
Setelah lega buang air kecil, aku harus kembali mengendap ke kamar. Tapi saat melewati ruang makan, mataku menangkap siluet seorang laki-laki. Ia duduk dengan tegap di kursi di hadapan eomma. Wah, sungguh. Aku sedikit melihat wajah laki-laki itu. Sangat tampan. Pantas saja eomma memilihnya menjadi kekasih. Eommaku yang cantik dan calon appaku yang tampan. Aku tertawa senang dalam hati, membayangkan eomma yang pasti akan bahagia bersama ajjushi itu.
"heechul-ah, aku tidak bisa. Aku kemari untuk mengakhiri ini semua. Aku ingin meminta maaf padamu"
Samar-samar aku mendengar ajjushi itu mengucapkan kata maaf, aku jadi penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.
"kita sudah lama berakhir, kau tau itu. Tolong jangan menemui ku dan Sora lagi"
Sora? Siapa itu?
"tidakkah kau mencintaku Jeong-su? Apa semudah itu melupakanku?"
Kali ini eomma membuka suara, tapi ada yang aneh, suaranya terdengar bergetar, menahan tangis. Apa eomma baik-baik saja? Aku mulai khawatir.
Ajjushi itu tidak menjawab
"bagaimana dengan anak itu? Itu anak mu" eomma kembali bersuara
Anak itu? Siapa? Asataga aku benar-benar tidak paham dengan percakapan orang dewasa ini
"aku sudah memintamu untuk menggugurkannya. Aku tau kau mempertahankannya untuk menjadikan dia senjata agar aku bisa kembali padamu. Tapi maaf Heechul-ah, itu tidak akan berhasil"
Siapa yang seharusnya digugurkan? Sungguh jantungku berdetak cepat, entah mengapa.
"kau benar. Aku tidak akan berhasil memenangkan hatimu. Kalau begitu tidak ada gunanya lagi anak sialan itu ada disini. Aku akan membuangnya" eomma berkata dengan nada dingin. Eomma memang orang yang dingin saat bicara, tapi suaranya kali ini berbeda, seperti terbesit dendam didalamnya.
"heechul, tunggu." Ajjushi tampan itu mencegah eomma untuk pergi, ia menarik tangan eomma saat eomma hendak pergi meninggalkan ruang makan.
"aku tidak peduli dengan apa yang akan kau lakukan pada anak mu itu. Tapi tolong jangan muncul lagi di hadapan keluargaku."
Aku bisa melihat dengan jelas mata eomma yang merah dan air mata yang terus mengalir dari mata indahnya. Eomma menghempas tangan Ajjushi itu dan pergi meninggalkannya.
Namun, sialnya aku tidak sempat kabur dan eomma memergokiku menguping. Wajahnya terlihat terkejut sama sepertiku, tapi aku sangat sangat terkejut dan jantungku berpacu lebih capat.
"eo.. eomma.." ucap ku gagap
Eomma menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyum yang menakutkan bagiku.
"JeongSu-ya, tidakkah kau ingat. Tepat 6 tahun yang lalu, di tanggal yang sama, kau meninggalkan ku dan mencampakkan ku begitu saja saat melahirkan anakmu?" eomma berbicara sambil tetap menatap tajam mataku. Ajjushi yang dipanggil eomma Jeongsu itu menghampiri eomma dan sedikit terkejut melihatku berdiri disana dengan tubuh yang gemetar.
Aku sungguh takut sekarang, aku takut eomma melakukan hal buruk padaku.
"heechul"
"hari ini umurnya tepat 6 tahun, tidakkah kau ingin mengucapkan selamat pada Baekhyun, JeongSu?
"eo… eomma.. a-apa.. maksudmu..?" tubuhku kembali menegang, ini pertama kalinya eomma menyebut namaku, dan hey! Dia tau umur ku!
"Kau harus menyapa ayahmu, nak" jawab eomma
Ayah? Siapa maksud eomma? siapa ayahku?
Mataku memanas dan air mata lolos begitu saja dari kedua mata sipitku, entah mengapa in sangat menyakitkan. Fakta bahwa aku mengerti maksud eomma tentang ayahku.
"aku pergi" Jeongsu ajjushi pergi bergitu saja setelah menatapku cukup lama, aku tidak bisa mengartikan tatapan itu. Sedikit aneh.
Belum sempat aku mencoba mengerti keadaan ini, eomma mendorongku kasar hingga aku tersungkur setelah membentur tembok. Punggungkku sungguh nyeri, dapat kupastikan punggunggu memar. Eomma berjalan cepat ke kamarku, mengeluarkan semua pakaian dan barang ku, memasukkannya ke tas besar yang ia ambil dari kamarnya.
"eo-eomma.. mau diapakan barang-barangku? Eomma!" aku menjerit, berteriak sekencang-kencangnya dan mencoba menghalangi eomma memasukkan semua barang-barangku, tapi aku kembali berakhir tersukur setelah menabrak meja kecil atau tembok.
"eomma kumohon jangan usir aku!" aku memeluk kaki eomma dengan kencang.
Eomma kumohon.
Eomma aku mencintaimu.
Eomma kenapa kau begini?
"eomma.. Baekhyun mohon.. Baekhyun janji tidak akan merepotkan eomma lagi. Jangan usir Baekhyun. Baekhyun mohon eomma!" aku terus memohon dan memeluk kaki eomma sesering apapun eomma menendangku.
Aku tidak ingin sendiri
Aku ingin bersama eomma
Eomma menarikku tanganku menuju ruang tengah dan mengehampaskanku ke lantai dengan keras.
"seharusnya aku menggugurkanmu! Anak sialan! Kau membuat ku kehilangan semuanya! Saat aku mengandungmu, aku kehilangan keluargaku, mereka mengusirku. Saat kau lahir, Jeongsu meninggalkanku karena aku memilikimu, karena ia tidak merasa sebagai ayahmu! Dan sekarang tepat saat ulang tahunmu, aku kembali kehilangan Jeongsu yang dengan susah payah kudapatkan kembali. Semua karenamu sialan!"
Ani.. tidak mungkin… Aku tidak mungkin menjadi penyebab sengsaranya eomma selama ini. Ya Tuhan, apa aku sejahat itu? Aku menyakiti hati eomma. Mata ku sudah bengkak, tubuhku sangat lemas. Setiap kalimat yang dilontarkan oleh wanita yang paling kusayangi ini berhasil menciptakan luka yang sangat menyakitkan. Apa lagi yang lebih menyakitkan dari pada mengetahui fakta bahwa sejak kau masih di kandungan, tidak ada satupun orang yang menginginkanmu? Semua orang membencimu, terlebih lagi eomma dan appa mu. Sungguh, aku tidak dapat mendeskrisikan betapa sakit nya hatiku.
Eomma mengusap air matanya kasar kemudian menatapku dengan tatapan menusuk
"pergi dari rumahku"
"eomma.. eomma.. Baekhyun mohon" aku kembali berlutut memeluk kaki ibuku, memohon padanya tapi ia tidak bersuara.
Eomma merampas tas besar yang berisi barang-barangku, melemparnya ke luar rumah
"eomma.. jangan! Baekhyun mohon! Baekhyun tidak akan pernah menyusahkan eomma lagi"
Tangan lembut itu menarik lenganku dengan kasar, menyeretku dan menghempaskan ku ke jalanan
"eomma jangan eomma!" aku menjerit mencoba menahan eomma untuk tidak menutup pintu, tapi terlambat, eomma telah menutupnya dan mengunci pintu rumah. Aku berteriak memanggil, tapi seakan tuli. Tidak berniat sama sekali membuka pintu sekencang apapun aku berteriak.
Jendela! Ku harap jendelanya tidak di tutup! Aku berlari ke jendela dapur yang terletak di sebelah kanan rumah kami. Eomma ada di dapur!
"eomma! buka pintunya! Kumohon eomma!" aku menggedor jendela dengan cukup kencang tapi eomma tidak menghiraukanku. Aku melihatnya menumpahkan semua makanan yang ada di meja makan, melempar semua barang yang ada di dekatnya. Bahkan eomma mendorong kursi makan dengan kaki nya hingga kursi kayu itu membentur tembok dengan kencang. Lalu ia jatuh terduduk sambil menangis. Aku terdiam. Air mataku jatuh lebih banyak, ini menyakitkan, melihat eomma menangis terisak seperti itu. Aku tidak pernah melihat eomma menangis, hari ini aku melihat ia banyak menangis dan itu menyakiti hatiku.
Tubuhku merosot kebawah, badanku kembali bergetar dan aku menangis terisak.
Eomma terluka karenaku
Eomma kehilangan semuanya karenaku
Eomma, kuharap aku bisa menebus kesalahanku.
Eomma, aku akan menghilang dari hidupmu. Aku tidak ingin membuatmu lebih menderita.
Aku mencintaimu, eomma.
.
.
.
.
.
Kaki kecilku terus berjalan menyusuri sepinya jalan, aku bisa menebak ini hampir tengah malam. Udara malam semakin dingin, menusuk hingga kedalam tulangku. Aku hanya memakai kaos tipis dan celana selutut. Sepertinya jaket ku tertinggal di rumah eomma.
Aku sudah berjalan hampir 3 jam tampa arah, menyeret tas besar yang tidak mampu untukku gendong di bahu kecilku. Ya Tuhan, aku harus kemana? Aku tidak punya siapapun lagi.
Aku tidak mungkin meminta bantuan Kyuhkyun ajjushi, aku tidak ingin merepotkan. Aku harus mencari tempat untuk bermalam paling tidak, untuk malam ini. Aku terus berjalan menatap kosong ke depan, tampa sadar aku berhenti di depan sebuah rumah yang cukup besar dengan papan besi diatas pagar nya yang bertuliskan Panti Asuhan Bucheon. Aku menggigit bibir bawahku, menimbang nimbang apakah aku harus bermalam disini atau tidak. Tapi langit semakin gelap dan gemuruh sudah terdengar. Sepertinya akan hujan.
Dan aku memutuskan untuk mengetuk pintu kayu besar itu dan bertanya apakan aku bisa menumpang.
Ayolah Baekhyun, itu tidak sulit. Tapi aku takut!
Aku menghela nafasku, lalu melangkah melewati pagar yang tidak di terkunci.
Tok.. tok.. tok..
Tidak ada sahutan dari dalam. Kucoba lagi
Tok.. tok.. tok..
"ya sebentar" sebuah suara menyahut dari dalam. Aku mundur beberapa langkah dan pintu kayu itu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang cantik. Aku tersenyum kikuk.
"ada yang bisa ku bantu nak?" ahjjuma itu menatapku dengan tatapan bingung
"itu.. apa ahjjuma punya tempat untuk ku bermalam? Hanya malam ini saja ahjjuma" ucapku memelas. Ia terlihat berpikir sejenak, memperhatikanku dari atas hingga bawah lalu menatap wajahku dengan tatapan aneh. Bisa kupastikan ia menilaiku sebagai anak aneh yang muncul saat larut malam dengan mata bengkak, wajah pucat dan tas besar.
"masuklah. Mari bicara di dalam" ia menggeser tubuhnya, membiarkan aku masuk. Tampa lama-lama aku melangkahkan kakiku memasuki rumah itu. Saat aku masuk, semua mata mengarah padaku. Ku pastikan mereka adalah anak-anak yang tinggal di panti ini. Mereka menatapku seakan berkata
'siapa gadis jelek ini?'
'ada apa dengan gadis aneh ini?'
Kurang lebih begitu.
Aku menundukkan kepalaku.
"kemari nak" ahjuma itu berjalan mendaluhiku dan aku mengekor di belakangnya.
Beberapa anak perempuan yang ada di ruang tengah berbisik saat melihatku melewati mereka.
Aku menyedihkan sekali ya? Haha
Dan sampailah aku di rungan yang tidak terlalu besar, ahjuma menyuruhku duduk di sofa panjang di dekat meja kerja.
"mengapa kau datang kesini?"
Aku mengigit bibir bawahku.
Harus kah aku menceritakannya? Haruskah aku mengatakan aku seorang gadis yang tidak diingini oleh ayah dan ibuku sejak aku masih dalam kandungan lalu aku dibuang oleh ibuku tepat di hari ulang tahunku. Terlalu menyedihkan.
"aku tidak memiliki siapapun sekarang. Aku diusir dari rumah kontrakan" jawabku. Baiklah aku sedikit berbohong.
"kemana orang tua mu?"
"orang tuaku?"
Mereka membuangku
"mereka telah meninggal sebulan lalu"
"dimana kau tinggal sebelumnya nak?"
Di rumah ibuku, dan yeah aku diusir
"rumah kami hanya di sewa untuk satu tahun, dan sewa nya telah habis hari ini" aku menjawabnya dengan lancar. Oh astaga Baekhyun, sejak kapan kau pandai berbohong?
"apa kau ingin tinggal disini?"
"tentu ahjuma, aku tidak punya tempat bermalam malam ini"
"maksudku, apa kau ingin tinggal disini untuk seterusnya?"
Aku melongo, memastikan aku tidak salah mendengar. Ahjuma cantik ini menawariku tinggal di tempat bagus ini. Astaga aku sangat senang.
"nde ahjuma, aku mau" aku tersenyum, menggenggam tangan ahjuma dengan erat
"siapa namamu nak"
"Baekhyun"
"kalau begitu aku akan mengatur kamarmu. Tunggu sebentar"
Ahjuma itu keluar dari ruangan dan berteriak pelan memanggil sesorang, aku tidak terlalu dengar. Tapi tidak lama kemudian ahjuma kembali lagi.
"Baekhyun, ini Kris. Kris, ini Baekhyun. Mulai sekarang Baekhyun adalah bagian dari panti asuhan ini."
"Hai Baekhyun, aku Kris"
YaTuhan, sosok ini..
Terima kasih untuk kado ulang tahun ini.
TBC/END?
hallo semua, ini ff pertama yang aku publish.
so, tolong kritik dan saran nya ya supaya bisa aku perbaiki lagi untuk capther atau cerita selanjutnya.
makasih~
