Disclaimer
Naruto: Masashi Kishimoto
Rokok: Rina (RH04)
Warnigs: Alternative Universe, Ficlet, etc.
...
Rokok
.
.
Terbangun di pagi hari dengan kondisi mengenaskan setelah melewati malam panjang yang panas dan memuaskan adalah hal biasa bagi Uchiha Sakura.
Ya, wanita yang telah resmi mengganti nama belakangnya dengan Uchiha beberapa minggu lalu itu kini tengah menggerutu sebal, pasalnya ia baru saja bangun tidur dan seluruh badannya terasa pegal.
Sialan.
Daerah sekitar selangkangannya terasa sakit, lehernya pun penuh dengan bercak merah, dan jangan lupakan bibir ranumnya yang telah membengkak sempurna.
Sedangkan sang tersangka utama—Uchiha Sasuke—suaminya sedang duduk santai di sisi ranjang sebelahnya, tidak terganggu oleh kegiatan istrinya yang sedang menggerutu akibat ulahnya semalam.
Pria raven yang bersangkutan hanya menyeringai, dalam hati merasa menang karena hanya dirinya yang mampu membuat sang istri bergerak sempoyongan.
Setelah memakai pakaian dalam dan kimono tidurnya Sakura berjalan membuka jendela kamar yang masih tertutup rapat. Cahaya yang masuk tanpa permisi berhasil menyilaukan mata jamrudnya dan ia memilih untuk berbalik membelakangi cahaya itu.
Menoleh, ia memperhatikan penampilan suami yang masih setengah toples. Satu kata dalam hati, seksi.
"Kau harus memakai bajumu Sasuke-kun,"
Sasuke mengangkat bahu cuek, fokusnya tercipta pada koran di tangan kanan dan sebuah rokok yang menyelip di antara bibirnya.
Sakura mendesah, Sasuke itu pintar, kenapa dia masih merokok padahal ia tahu rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Dia pernah memperingati suaminya agar berhenti merokok, tentu saja dia tidak mau punya suami penderita impoten dan gagal jantung di usianya yang masih 26 tahun. Berkali-kali ia mengingatkan, berkali-kali juga Sasuke menjawab dengan alasan yang sama.
'Aku tidak bisa berhenti Sakura, bagi sebagian lelaki lebih baik tidak makan seharian daripada tidak merokok barang se-jam.'
Klise. Alasan macam apa itu? Memangnya rokok bisa memberimu nutrisi?
"Sebaiknya kau harus berhenti merokok Sasuke-kun, kau mau semua udara di rumah ini tercemari asap rokok dan kelak anak-anak kita tidak tumbuh dengan baik?" Ujarnya sembari mendudukan diri di sebelah Sasuke.
"Kau berlebihan Sakura, lagi pula aku tidak pernah merokok di depan anak-anak," seperti dugaannya, Sasuke kembali menjawab acuh.
"Kau merokok di depanku. Dan aku calon ibu dari anak-anakmu kalau kau lupa," Sakura tersenyum, ia semakin gencar memanas-manasi suaminya. "Kau juga harus ingat Sasuke-kun, merokok membunuhmu bukan membunuhku, kau mau mati muda dan meninggalkanku sendirian merawat anak-anakmu nanti?"
Sasuke bergeming. Tentu saja ia tidak mau. Ia memandangi rokok di tangan kirinya, menghisapnya sampai puas kemudian membuang puntungnya keluar jendela. Fokusnya teralih pada sang Istri yang sedang tersenyum manis ke arahnya.
"Baiklah, sebagai gantinya bagaimana jika bibirmu saja yang kuhisap setiap pagi? Setelah kupikir-pikir bibirmu jauh lebih nikmat dari sebatang rokok," Sasuke mendekat, tangannya meraih tengkuk sang istri yang diam-diam bersiap dan memejamkan mata. Sudut bibir laki-laki itu terangkat, kemudian mengecup bibir ranum istrinya sekilas dan berbisik,
"Ngomong-ngomong aku masih 'lapar', bagaimana jika kita lanjutkan yang semalam?" katanya sensual membuat Sakura terbelalak kaget.
Tsk... Dasar suami tukang modus!
.
.
FIN
