Disclaimer: Shingeki no Kyojin © Isayama Hajime. Tidak ada keuntungan apapun yang diambil dari fanfiksi ini selain kepuasan pribadi.

Warning: Plotless. Pointless. Malesnya bikin deskripsi. Gak tau BL apa nggak. Apa hubungannya judul sama isi fanfic. DLDR.


.

Coins

.

01. Early in the Morning: Rise and Shine!

Berdiri dan bersinar / Beraktivitas dengan semangat

.


"EREEEN! Cepat bangun dan bantu ibu merapikan meja!" teriak sang ibu dengan lantang dari balik dinding dapur. Sementara sang ibu sudah berteriak kolosal hingga mengalahkan suara azan subuh, objek yang dipanggil masih asyik menggulung di bawah selimut di kamar tidurnya.

"Eren! Ayo bangun! Sudah pagi begini masih saja tidur! Kita sarapan sama-sama!"

Ah ibu, baru juga jam delapan, masa sudah dibilang pagi.

"Eren,"

Apa sih Mikasa? Ini masih jam delapan tahu. Aku masih mengantuk. Bangunkan saja aku kalau sudah jam sepuluh.

"Eren Jaeger! Dalam hitungan sepuluh kalau kau tidak bangun, ibu lempar kamu keluar Dinding Maria!"

"SATU!"

"DUA!"

"TI—"

"BARU JUGA HITUNGAN KETIGA KENAPA AKU SUDAH DILEMPAR RANTANG, IBU—Kopral?"

"Berani sekali kau menonjokku di dalam tidurmu, Jaeger." ujar sang kopral muda dengan aura mengintimidasi menguar-nguar di udara, "Apa dulu kau juga senang menonjok ibumu jika dibangunkan, hm?"

"HIIIIII! Ma-maaf, Kopral!" Eren langsung sujud meminta maaf. Demi celana dalem titan padahal dia cuma berusaha untuk mengindari rantang yang dilempar ibunya! Tapi baguslah dia sadar diri. Kalau tidak mungkin Levi tidak akan segan-segan menjadikannya makanan sahur untuk titan-titan kesayangan Hanji.

"Permintaan maaf diterima." Kata Levi yang lalu turun dari tempat tidur (iya, tadi dia membangunkan Eren dengan menindihnya, tapi jangan berpikiran macam-macam, dia gak ngapa-ngapain kok).

Eren Jaeger, remaja protagonis kesayangan kita, yang dari tadi sudah sport jantung pun menghela napasnya, lega. Setidaknya sang bos tidak memberikannya hukuman macam-macam.

Sudah bukan rahasia umum jika sedari kecil Eren sangat mengidolakan Scouting Legion dan bercita-cita untuk menjadi salah satu anggotanya. Di matanya, menjadi anggota Recon Corps adalah suatu kehormatan tertinggi—membela umat manusia dan blabla-nya itu. Yah pokoknya bagi Eren Recon Corps itu sangatlah kakkoi. Cool. Keren. Dan masukan deretan sinonim ketiga kata itu disini.

Tapi setelah resmi bergabung pada tim idamannya…. Imej kakkoi, cool, keren, dan sinonim ketiga kata itu resmi hilang sudah.

Terutama… imej Levi-heichou.

Eren sudah mengagumi Levi sejak lama (maksudnya lama dalam artian ya… lama). Bahkan Mikasa juga sempat mengaguminya (sebelum insiden di ruang sidang tentunya). Kalau ditanya kenapa, ya tentu saja karena sang kopral muda disebut-sebut sebagai manusia terkuat di jajaran militer. Padahal dulunya adalah kriminal, tapi begitu memasuki militer karirnya langsung melesat cepat. Belum lagi kemampuannya membunuh titan yang diatas rata-rata, seakan-akan dia memang diciptakan untuk membunuh titan. Kurang keren apa coba?

Tapi, imej keren itu pun runtuh ketika Eren tahu sifatnya yang sebenarnya. Seorang clean-freak yang matanya bahkan bisa mendeteksi setitik debu di ruangan yang luas, pendek, pendek, bossy (eh bentar, wajar sih dia bossy, 'kan dia memang atasannya), seenak jidatnya, kejam, pendek, pendek—

Ya intinya, jauh dari gambaran pahlawan masa kecilnya Eren.

(Ah, Eren jadi pingin nangis nih).

"Jaeger, kau tahu jam berapa ini?" tanya sang kopral muda dengan tangan tersilang di dadanya. Sebuah perempatan telah singgah di pelipisnya.

"Empat pagi?" tebak Eren. Yang Eren tahu yang jelas ini masih dibawah jam setengah sebelas pagi, jam bangun tidurnya.

"Empat lewat lima belas," koreksi Levi sambil mengacung-acungkan kemocengnya, "Kau tahu artinya apa?"

"Err… ini masih sangat pagi untuk bangun?"

"Artinya kau telat lima belas menit untuk mencabut rumput."

Hah?

"Tapi Kopral—ini masih jam empat pagi!"

"Empat lewat lima belas."

"—Maksudnya jam empat lewat lima belas!" jerit Eren, "Intinya, matahari saja bahkan belum terbit, Kopral!"

"Terus?" Levi terlihat tidak peduli. God, Eren rasanya pengen salto.

Mana ada orang nyabut rumput sepagi ini!

"Lari lima belas keliling."

"Permisi?" Eren menaikkan alisnya. Tadi dia ngomong apa?

"Karena kau terlambat lima belas menit dari jam bangun tidur, kau harus lari keliling markas lima belas keliling, sehabis itu cabuti rumput di halaman."

"TAPI—"

"Enam belas keliling."

"OKE OKE!" Eren frustasi sendiri. "Aku lari sekarang!"

Eren pun keluar dari ruangannya sambil bergumam tidak jelas. Gila lu ye, ayam bangun aja belom, terus dia diuruh lari ditengah hembusan angin dingin begini?! Ya Tuhan, dosa apa dia punya atasan jahat kayak begini?

'Kampreeetttt! Kenapa pagi-pagi gue udah apes gini sih?! Pengen balas dendam tapi gimana!'

Sudahlah Eren, segala sesuatu itu harus dijalankan dengan hati yang ikhlas. Gak boleh ngeluh. Apalagi sekarang bulan puasa, pahala nambah banyak. Nanti juga ada balasannya kok.

.

.

.

Sementara Eren sedang berusaha menerjang dinginnya angin pagi untuk menjalani hukumannya, Levi sibuk memeriksa ruangan Eren. Dari pojok kanan atas sampai kolong meja pun ia periksa sedetil mungkin.

"Langit-langit sebelah kiri catnya sudah keropos. Dua ratus lima puluh ribu titik debu menumpuk di sudut kiri ruangan hingga membentuk sudut tiga puluh derajat. Bau pesing tercium dari arah toilet, kurang lebih perlu empat puluh menit untuk membersihkannya,"

Levi pun menojos-nojoskan kasur Eren menggunakan sapu lidinya. Bujug, ini kasur apa batu? Keras amat.

"Harus bilang ke Irvin untuk beli kasur dan bantal baru…"

"… Hah, aku ngapain sih?" batin Levi bingung sendiri. Ngapain juga dia mikirin kamarnya Eren, kamar sendiri aja belum dibersihin. Biasanya dia gak pernah peduli tentang keadaan kamar orang lain. Tapi entah kenapa kali ini… ia peduli.

Akhirnya, karena gejolak hasrat kebersihannya, Levi pun sekalian membersihkan kamar Eren. Itung-itung nungguin waktu sarapan. Sekalian loh ya, se-ka-li-an.

Ah, Levi, gak usah gengsi gitu deh. Mungkin saja itu pertanda tumbuhnya benih-benih cinta.

-TBC-


A/N: Membiasakan diri dengan nama Levi dan Eren Yeager.. berhubung itu nama ofisialnya. BUT YEAGER SOUNDS WEIRD RITE akhirnya tetap pake Jaeger biar keliatan Jermannya. Btw gue tau ini plotless, ah lama gak nulis sendiri beginilah akibatnya.

Kalau responnya bagus, mungkin apdet setiap tiga atau empat hari sekali. Semoga gak harkos, ha ha.