Naruto (C) Masashi Kishimoto

Hijrah ke London (C) The Changcuters

London, I'm broken– a Naruto fanfic

piece 1

Story by: Yuuki Uchiha

Rate: T

Genre: Romance/Angst

Pairing: SasuNaru

Summary: Mungkin mata biru langitku dapat redup, senyum sehangat mentariku dapat mendingin, jika aku kehilangan sumber energiku. Apakah kau lebih memilih dia daripada aku?

Warning: NON YAOI.

Gadis berambut pirang itu menatap pesawat tujuan Konoha-London dengan pandangan sayu, menatap kepergian pesawat pengantar sang pujaan hatinya yang kini mulai hilang dari pandangan, menembus awan-awan putih yang berserakan bagai kapas di birunya samudera langit.

Naruto, gadis cantik berkulit kuning langsat memesuki rumahnya dengan langkah lunglai, bahkan saat sang bunda, Kushina menyapanya sebagai tanda selamat datang, hanya dibalas dengan seulas senyum di bibirnya, suatu respon yang paling minim darinya yang memiliki sikap hyperactive, sehingga membuat sang bunda sedikit khawatir akan keadaan putrinya.

---

Naruto menjatuhkan badan mungilnya ke kasur yang empuk, membiarkan dirinya mengikuti arah grafitasi. Gadis itu menyentuh seprey gulingnya yang berwarna biru, warna yang amat disukai oleh Sasuke. Dia menatap sebuah foto yang ada di meja belajarnya lalu mengambilnya, memandangi sesosok pemuda tampan. Garis di wajahnya begitu sempurna menyatu dengan mata onyxnya, sebuah senyum kecil tersungging di bibirnya, bahkan saking kecilnya nyaris tak terlihat. Pemuda itu memakai kaus hitam yang kontras dengan kulit putih pucatnya, dan memekai jeans dengan warna yang senada sehingga menambah kesan perfect di mata gadis manapun yang melihatnya. Rambutnya yang terkesan seperti pantat ayam memiliki kesan tersendiri dalam diri gadis cantik bermata biru ini.

"Sasu-kun.. gimana di London sana? Kamu baik 'kan? Oh ya, sekarang sedang musim apa? Musim dinginkah? Oh, semoga kamu nggak kedinginan.." pikiran Naruto dipenuhi berbagai macam pertanyaan tentang kehidupan Sasuke di London sana ketika sedang mengikuti pertukaran pelajar seperti ini. Ya, semua orang sudah tau kalau Sasuke adalah murid terpintar di Konoha International School.

"Kau tau nggak Sasuke? Sejak kepergianmu ke London sana, semangatku jadi sedikit meredup. Haha, well, itu yang dikatakan Hinata-chan saat jam pelajaran Biologi, pelajaran yang paling aku sukai. Katanya, aku nggak seaktif biasanya, malah banyak melamun.. tapi dia juga bilang, aku nggak boleh gini terus, aku harus kuat. Ya, aku nggak akan menangis.." ujar Naruto dalam hati sambil terus menatap wajah Sasuke di foto yang kini ia dekap.

Gadis itu menyalakan radio dan mulai terdengar suara si penyiar yang centil.

"Ya, ketemu lagi ama gue, penyiar cantik, Ichigo di gelombangnya anak beken. Nah kali ini kita baca ya SMSnya Lee, anak Konoha. Hai Ichigo cuantiek, hehe, makasih yaa, gue mau kirim salam nih sama nak-nak Konoha International School, terutama kelasnya XI IPA 5. ohoho, ya sekalian mau rikues gitu. Lagunya The Changcuters yang Hijrah ke London okeh? Sip, sip, makasih banyak sebelumnya. Ya oke deh, kita puterin langsung rikuesnya Lee." Suara si penyiar centil tergantikan oleh intro lagu Hijrah ke London.

"Pas banget sama situasi hati gue saat ini.." ucap Naruto dalam hati.

Kau berkelana ke Negara sepak bola

Bukan Italia

Bukan juga Argentina

Ditinggal cinta, buat aku tak berdaya

Gundah gulana, ingin aku menyusulnya

Dia jauh.. dia jauh..

Aku rindu.. aku rindu..

London, London

Ingin ku kesana

London, London

Pergi menyusulnya..

---

Naruto's POV

-Flash Back-

Aku bertanya dalam hati ketika tangannya mulai menarik tanganku, mengajakku ke sebuah tempat yang agak asing menurutku. Dia menuntunku melewati sebuah jembatan kecil yang dibawahnya terdapat sebuah kolam ikan yang beriak-riak terkena sinar lampu taman. Sangat indah. Lalu dia mengajakku duduk di atas rerumputan hijau yang nyaman, menghadap ke arah bukit yang begitu indah.

"Ng, Sasuke.. ini dimana ya?" Tanyaku penasaran.

"Ini di bukit bintang. Sebenarnya bukan sih, tapi aku menyebutnya begitu karena bintang memang terlihat indah dari sini 'kan?" Sasuke tersenyum kepadaku dengan senyuman yang paling indah yang pernah ku lihat darinya. Mau nggak mau aku jadi sedikit deg-degan waktu dia berkata begitu. Memang benar, bintang-bintang yang bertaburan di langit begitu dengan indahnya berkelap-kelip di depan mataku, menggambarkan perasaanku saat ini yang sedang gembira.

"Kamu suka tempatnya?" tanyanya kemudian. Aku hanya mengangguk kecil.

"Naru-chan.. ng… langsung aja nggak apa-apa 'kan?" aku tidak mengerti apa yang ia bicarakan. "Langsung saja?"

"Ada apa Sasuke?"

"I like you, Naru-chan. Wanna be my girl?" semburat merah di pipi Sasuke menyatu dengan kulit pipinya yang putih. Aku hampir saja tertawa saat melihat itu, jarang sekali bagi seorang Sasuke Uchiha untuk menampakkan ekspresi seperti itu. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang mencegahku, aku malah tersentuh oleh kata-katanya.

"I think, my answer is.." Sasuke menatap mata biruku dengan penuh penasaran. "..yes, I wanna be your girl." Ujarku sambil memberikan senyuman terbaik yang pernah ku punya untuknya. Dia tersenyum senang. Ah Sasuke, ternyata wajahmu memang lebih tampan ketika tersenyum.

Aku tak bisa memalingkan wajahku ketika mata onyx Sasuke menatapku. Sasuke mendekatkan wajahnya hingga beberapa sentimeter di hadapanku, aku menutup mataku, tak sanggup melihat wajah tampannya dan berusaha meredakan debaran jantungku yang semakin menjadi. Perlahan aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirku. Bukit bintang yang indah dengan lukisan langit bertabur bintang di atasnya menjadi latar belakang ciuman pertamaku dengan Sasuke.

-FLASH BACK END-

London, London

Ingin ku kesana

London, London

Pergi menyusulnya..

Handphoneku bergetar dengan riangnya, mengalahkan goyangan artis dangdut yang sering nongkrong di TV.

Sasu-kun Calling…

"Naru-chan.." sapanya ketika aku menekan tombol hijau.

"Hai Sasu-kun!" aku tersenyum senang.

"Hn, cukup dingin disini, hehe. O'genki desuka Naru-chan?"

"Genki desu. Sasu-kun? Baik-baik aja 'kan? Kapan pulang?" aku berjalan menuju balkon, menatap langit berwarna old navy dengan banyak bercak putih berkilau di dalamnya dengan pandangan antusias.

"Hn. Mungkin tiga minggu lagi." Jawabnya agak berat.

"Oh.."

"Naru-chan, makan malam sayang! Bunda sama ayah tunggu di ruang makan ya!" suara merdu ibuku mengalun di balik pintu.

"Ya Bunda!" aku sedikit menjauhkan handphone.

"Nggak berubah, suaranya tetep kenceng." Sahut Sasuke ketika daun telingaku menempel lagi pada benda itu. Aku hanya bisa tersenyum.

End of Naruto's POV

---

"OHAYOU HINATA-CHAN!" suara si pirang tomboy terngiang di sudut jalan, dia tersenyum sehangat mentari pada gadis yang terkenal lugu bermata lavender.

"Ohayou Naru-chan." Sapa gadis berambut biru itu dengan ramah, sedangkan gadis periang di sebelahnya tampak sibuk dengan barang-barang yang ada di kedua tangannya.

"Naru-chan belum sarapan?" Hinata memperhatikan Naruto yang sekarang sedang sibuk mengunyah roti.

"Hehe, iya. Tadi aku bangun kesiangan." Jawab Naruto innocent, Hinata cuman bisa geleng-geleng. "Dasar.."

Seorang cowok berambut coklat yang Naruto kenal, meskipun berbeda kelas dengannya, menepuk pundak Hinata dengan lembut dari belakang.

"Kiba-kun.." wajah Hinata sedikit merah ketika gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati cowok itu lagi nyengir ke arahnya.

"Ohayou Hinata-chan." Sapanya ramah.

"Ohayou."

"Jahat, aku nggak disapa nih?" Naruto yang ngerasa keberadaannya nggak diperdulikan ama Kiba langsung protes.

"Eh, ada Naruto. Kok nggak kelihatan ya? Gomen ne." katanya cuek.

"Ya iyalah kagak keliatan. Orang matanya ngeliat ke Hinata-chan terus.." Naruto tersenyum geli saat sindirannya dengan sukses buat muka dua orang temannya berwarna seperti tomat mateng, merah banget.

---

"Auch!!" Naruto terpental ke belakang saat seseorang di depannya menabrak tubuh mungilnya dengan tidak sengaja.

"Ah, gomen." Orang itu mengulurkan tangannya pada Naru, hendak membantunya bangun. Naru menyambut tangannya.

"Arigatou." Ujarnya pendek. Cowok itu hanya tersenyum sekilas dengan ekspresi datar lalu meninggalkannya.

"Sabaku no Gaara, mohon kerjasamanya." Pemuda berambut merah bertuliskan kanji 'Ai' di dahinya memperkenalkan diri di depan kelas. Membuat Naruto ber-oh! ria saat cowok yang menabraknya pecan lalu menyebutkan namanya.

"Oh iya. Katanya di kelas kalian bakal ada murid baru dari Suna." Ucap Kiba membuka topic pembicaraan.

"Oh ya? Kayak apa orangnya?" Naruto yang pertama merespon.

"Nggak tau! Aku cuman denger dari Neji yang rutin ke ruang guru buat nyerahin tugas dan mencuri dengar informasi itu dari guru-guru saat dia kebetulan lewat."

"Dari Neji-niisan?" kali ini Hinata angkat bicara, Kiba hanya mengangguk.

"Katanya muridnya pinter banget. Mantan ketua OSIS di sekolahnya yang dulu. Dia pindah ke Konoha soalnya menyangkut kerjaan ayahnya." Lanjut Kiba lagi buat dua gadis di sebelahnya manggut-manggut.

Pemuda bermata sea green itu mengangguk saat Kakashi-sensei mempersilahkannya duduk.

---

"Sasuke-kun.. malam ini nginep di rumahku yaaa... Hari ini orang tuaku nggak bakal pulang. Katanya kerjaannya numpuk banget. Huft, sebel deh!" gadis itu berkata manja di pundak Sasuke, memainkan rambutnya yang terurai.

"Gomen, aku harus pulang ke apartemenku." Pemuda bermata onyx itu menatap jarum pada jam yang menggantung di dinding bercat pink, bersudut 90 derajat dari angka sembilan.

"Yaaahhh.." gadis itu terlihat kecewa.

"Tapi lain kali harus mau ya?" lanjutnya lagi. Sasuke hanya mengangguk kecil, membuat gadis itu tersenyum senang.

---tsudzuku---

Huaaah!!! Konflik pertama muncul! Ada yang bisa jawab siapa cewek yang manja-manja jijik ke Sasuke pada adegan terakhir??? Review! Review!

Review buat suplemen penambah energi nyelesein fict. Flame hanya digunakan untuk ngebakar singkong =3

Mind to review??? :)

_ColdBlooded Holic_