Disclaimer: Chihayafuru belongs to Yuki Suetsugu. I take nothing except pleasure from making this fic.
Note: aratachihaya, canon, live-actionverse. Setting diambil selama dan setelah pertandingan chihaya melawan shinobu. Ditulis dan dipikirkan dengan bantuan Forever-nya Tracey Chattaway. Terima kasih dan selamat membaca!
.
Chihayaburu
an ArataChihaya fanfiction
[towards good direction powerfully]
.
Chihaya berambut panjang sekarang.
Dulu, dulu sekali, Arata pikir Chihaya cocok memiliki rambut pendek. Karena dia terlihat begitu tangguh dan kuat. Chihaya yang ramah, lucu, dan bersemangat. Chihaya yang selalu ada setiap kali Arata memerlukan bantuan tanpa diminta. Chihaya yang jadi teman pertamanya bermain karuta. Chihaya yang ...
tampak sangat cantik.
Gadis itu masih berdiri di sana (masih belum menyadari keberadaan Arata) dan memejamkan mata. Dia makin tinggi dan masih sering tersenyum. Arata tidak sempat memperhatikan dengan jelas ketika Chihaya mengunjunginya ke Fukui—dia berusaha menghindar kala itu dan satu-satunya kesempatan melihat Chihaya adalah saat lumpur mengotori wajah dan tubuhnya.
Ketika pada akhirnya, takdir menginginkan pandangan mereka bertemu, lagi dan lagi, Arata tahu. Dia tahu. Chihaya selalu menganggapnya rekan satu tim, meski dia berkata tidak lagi ingin bermain karuta.
Karuta-nya hilang, tersesat, tenggelam, dan Arata tidak tahu harus berbuat apa.
Tapi, di sana—Chihaya memandangnya seolah memungut kembali karuta-nya yang berserak, berantak, lalu diantarkan kembali padanya.
"Ah ..."
Arata bertanya-tanya.
Kenapa Chihaya selalu terlihat senang bermain karuta?
Kenapa setelah bertemu dengannya, Arata mendapatkan banyak hal?
Kenapa, kenapa, kenapa—
Chihaya
selalu
bersinar?
Seperti Chihayaburu. Seperti air sungai yang mengalir dengan tenang dan deras, membawa-serta dedaun momiji yang merahnya membara, berkilau, memukau. Seperti impian yang menemukan keping cahayanya kembali.
"Tidak salah, bukan, untuk memiliki lebih dari satu alasan jika kau ingin bermain karuta?"
Harada-sensei benar. Karuta-nya yang berharga tidak lagi hilang. Tidak. Arata hanya harus memikirkan alasan untuk bermain lagi, lagi, lagi.
Dan alasan itu adalah Chihaya.
Adalah janji mereka untuk selalu bermain. Adalah janjinya untuk menjadi Meijin, dan Chihaya menjadi Queen. Adalah ribuan masa depan yang siap mereka ukir dengan harapan, keinginan, impian. Alasan itu sudah cukup membuat Arata terus berjuang.
Ah ... bagaimana bisa Chihaya selalu membuat sesuatu dalam hatinya tergerak?
Maka, dia tahu, "Chihaya bukan milik siapa-siapa."
Bukan milik Taichi. Bukan. Meski risiko yang harus dia ambil sangat besar, Arata harus percaya. Sehingga dia masih bisa berjuang mendapatkan gadis itu suatu saat nanti; sehingga masih tersisa kesempatan untuk memilikinya.
Dan bermain karuta bersama-sama untuk sisa hidup mereka, kemudian.
.
a/n: belum sempet ngecek manganya, tapi live-actionnya beneran keren! saya langsung jatuh cinta sama pair ini \(´v`)/ terima kasih banyak sudah membaca!
