Disclaimer : Masashi Kishimoto

Tujuan yang Berbalik

Kini aku sedang memandangi sebuah wajah. Sebuah wajah, yang mungkin aku sendiri tak yakin bahwa itu adalah dia.

Aku bisa melihatnya sekarang. Melihat wajah lembutnya. Ya, melihat. Atau mungkin lebih tepatnya..mengingat?

Karena wajah itu kini ada di kepalaku.

Wajah yang penuh kasih sayang dan perhatian..

Wajah yang tersenyum padaku di ujung umurnya..

Wajah itu.. Wajah Uchiha Itachi..

Wajah kakakku..

Aku tak bisa mengingat dendamku lagi ke dia. Yang ada sekarang hanyalah ingatan akan kenangan manisku bersamanya.

Dulu ia selalu menolak ajakanku untuk bisa berlatih bersama. Ia selalu berkata lain kali, lain kali, lain kali.. Aku sambai bosan mendengarnya. Tapi sekarang aku sadar, ia melakukan hal itu bukan karena benci padaku. Tapi sebaliknya. Ia sayang sekali kepadaku. Baginya, nyawaku lebih penting daripada desa..

Sebenarnya, aku sendiri juga menganggap bahwa nyawanya lebih penting daripada desa. Karena hal itulah aku mempunyai maksud besar untuk mengancurkan desa yang sudah memberi pilihan sesulit itu padanya.

Tapi kelihatannya semua berbalik kali ini..

Suara hati untuk melindungi orang lain yang juga aku sayangi telah merubah niat awalku itu..

Yah, tak apa. Aku baru sadar, ia juga sebenarnya tak menginginkan peperangan terjadi lagi. Tanpa aku sadari, aku sudah melanjutkan mimpinya itu. Aku benar-benar tidak sadar aku telah melakukan hal itu.

Haha.. Apakah ini benar-benar aku? Lucu.

Kak, sebentar lagi aku akan melihatmu seutuhnya. Percayalah, aku sungguh-sungguh merindukanmu.

Sambut aku ya, Kak.

Karena..

Karena aku akan menyusulmu..

***

"Sasuke!!!" teriak Naruto histeris sambil mengguncang-guncang tubuh yang ada di pelukannya itu. Tubuh kaku, milik seorang yang ia sayangi, yang sangat ingin ia lindungi.

"Naruto, sudahlah.." kata Sakura sambil menepuk pundak Naruto, berusaha menyalurkan ketegaran padanya.

"Sasuke.. Dia, si Teme ini.."

"Naruto, sudahlah.. Relakan dia.."

"Dia melindungiku dari Madara yanga ingin merebut Kyuubi!" Naruto menunjuk tubuh lain yang tergeletak tak jauh darinya. "Dia..dia mengorbankan nyawanya hanya untuk aku!!!"

"Naruto.."

"Dia bahkan sempat membunuh Madara padahal tubuhnya sendiri juga sudah babak belur! Dia melindungiku, dan melindungi Konoha, Sakura.. Dia.. Ugh.., Sasuke, bangunlah.." Naruto kembali mengguncangkan tubuh Sasuke. Tapi percuma, tubuh itu sama sekali tak bergerak.

"Naruto, dengar. Dia melakukan ini untukmu. Kamu coba relakan dia ya? Kumohon.. Dia akan merasa usahanya itu sia-sia kalau kau terus-terusan tidak merelakannya begini.." Sakura kembali mencoba menenangkan Naruto yang masih terus menangis sambil memeluk tubuh Sasuke. Meskipun ia tahu bahwa ia juga sangat sedih karena kehilangan Sasuke, tapi ia tak mau kalau Naruto tidak merelakan kepergian Sasuke. "Naruto, lihat wajahnya, tersenyum bukan? Kau tak mau merusak senyumnya kan?!"

Naruto melepaskan pelukannya. Benar, ia melihat bahwa wajah sahabatnya itu begitu damai dan sedang tersenyum kecil, walau tampak bekas aliran darah dari mulutnya.

Setelah beberapa detik yang terasa lama sekali berlalu barulah Naruto kembali membuka suaranya, "Kau benar, Sakura.." Naruto menyeka air matanya. "Aku harus merelakannya.. Aku harus kuat!"

Sakura tersenyum. Ia melihat bahwa Naruto berusaha membersihkan bekas-bekas aliran darah di wajah Sasuke.

"Sasuke.. Selamat tinggal.."

FIN

Haaa....GaJe pol dhuk! Hoho..judulnya asal-asalan, bingung soalnya mau kasih judul apa.

Review??!!??!!??