[Disclaimer] Han Geng dan semua karakter dari SM Entertainment bukan milik saya, tetapi milik Tuhan dan diri mereka sendiri. 'Breath' adalah lagu yang dipopulerkan oleh SM The Ballad dan ditulis oleh Kim Taesung, Jang Yunjung, dan Cho Hyunjun, serta dikomposisi oleh Kim Taesung dan Cho Hyunjun. Plot tidak sepenuhnya milik saya karena ada yang diambil dari scene movie Armageddon yang disutradarai Michael Bay. Saya tidak menarik kepentingan komersial apapun dari penulisan FF ini.
Seorang anak laki-laki sedang berdiri di teras rumahnya hanya dengan piyama. Matanya yang berbinar tak bosan menatap langit hitam bertabur butiran bintang. Tak ada kata terucap dari bibir mungil merahnya karena keindahan malam selalu berhasil menyita napasnya.
"Belum tidur?"
Si anak menoleh ke belakang saat mendengar seseorang memanggilnya. Suara berat nan lembut yang akrab di telinga—jelas milik ayahnya. Benar saja. Pria itu kini tengah tersenyum padanya. Si anak ikut tersenyum, lalu bergelayut di kaki ayahnya. "Baba, gendong..."
Sang ayah tertawa. Diangkatnya si anak ke dalam pelukannya. "Dasar manja."
"Biar," si anak tak peduli, "Aku yakin, Baba dulu juga sering seperti ini, 'kan? Minta gendong pada Kakek, lalu melihat bintang bersama?"
Kali ini, sang ayah hanya tersenyum. Ia membawa anaknya ke halaman sembari melingkupi bocah itu dengan kehangatan tangannya. Si bocah semakin senang diajak keluar karena ia bisa melihat lebih banyak bintang dari sana. "Waa, mereka seperti susu yang tumpah di atas meja!" komentarnya saat menunjuk-nunjuk Bimasakti, gugus bintang yang dimaksud.
"Itu adalah salah satu kumpulan bintang, namanya Milky Way."
"Susu?" Rupanya, sang anak sudah belajar bahasa Inggris. Matanya mengerjap-ngerjap heran.
"Benar. Para ilmuwan menamakannya Milky Way atau jalan susu karena bintang-bintang dalam gugus itu berkumpul seperti susu tumpah."
Si anak manggut-manggut dengan mulut membulat. "Apakah susu tumpah itu ga-lak-si?" Bocah berkulit putih itu mengeja dengan hati-hati istilah asing yang pernah ia dengar. Ayahnya mengangguk kagum. "Pintar! Dari mana kau tahu kata itu?"
Pipi si anak merona senang. "Dari bukunya Baba. Aku suka membacanya karena banyak gambar."
Ayah mana yang tidak bangga mengetahui anaknya (yang baru berumur lima tahun) suka membaca buku astronomi? Bukan ayah yang ini, pastinya, karena ayah yang ini langsung memeluk dan mencium pipi anaknya dengan sayang. "Kau astronot kecil yang hebat! Kapan-kapan, kita terbang ke angkasa bersama!"
"Janji?" si anak mengacungkan kelingkingnya, "Baba akan mengajakku ke ruang angkasa?"
Sang ayah menautkan kelingkingnya di kelingking putranya. "Janji. Kau mau ke mana memangnya?"
Si anak tersenyum lebar, terlalu senang dijanjikan hal sederhana begitu oleh ayahnya. Ia cepat menoleh ke langit berbintang dan menunjuk bintang paling terang. "Ke sana!" katanya, "Itu bintang apa namanya?"
"Oh, bintang itu adalah bintang Baba, tetapi dia adalah planet, sebenarnya," jelas sang ayah, "Kamu pernah dengar Planet Venus?"
"Aku pernah membacanya!" ucap si anak bangga, "Venus bisa memantulkan banyak cahaya di malam hari, sehingga bisa disebut bintang malam atau...?"
Melihat anaknya yang tak mampu mengingat sebutan lain Venus, sang ayah membantu. "Hesperus. Itu nama lainnya. Kau juga bisa menyebutnyaGēng."
"Gēng?" si anak menempelkan telunjuknya ke dada ayahnya, "Baba?"
Sang ayah tertawa lagi dan anaknya, yang tidak mendapat jawaban, menuntut penjelasan. "Kenapa tertawa? Kenapa bintang itu bernama sama seperti Baba: Gēng?"
Setelah meredakan tawanya, sang ayah merapatkan pelukannya pada sang anak.
"Lu Han, mau dengar cerita tentang Venus?"
HESPERUS
~ 长 庚星 ~
"The closer you get to something, the brighter you see it, but when you get too close... you will hardly see anything."
