Hi minna, ini fanfic pertama saya. Saya hanya meminjam karakter Masashi Kishimoto.

narutofanfic

By Author

Warning: typo, gaje, dll.

Don't like don't read

My Son Sent To The Future

Hutan Nara. Hutan pemilik clan Nara dan hutan terbesar di Konoha. Pepohonan yang lebat dan mempunyai banyak tumbuhan lebat. Hutan ini memiliki rusa yang tanfuknya bisa dijadikan obat. Rusa sangat dilindungi karena populasinya yang hampir punah. Maka tidak sembarang orang dapat masuk ke hutan Nara. Hanya anghota clan Nara yang boleh masuk. Selain anggota Nara tidak diijinkan masuk kecuali diijinkan oleh ketua klan Nara. Tapi, pagi yang indah di hutan Nara, terganggu oleh tangisan bocah nanas berusia 3 tahun.

"HUWEEE... HUWEEE... OKA-CHAN... OTOU-CHAN... HUWEE...", sudah lebih dari 10 jam.. eh ralat sudah lebih dari 10 menit bocah ini menangis dan mengganggu ketenangan hutan. Bahkan seseorang yang sedang tidur di atas pohon terganggu.

"Hiks... hiks... kaa-chan... hiks... hiks..", bocah itu terus mengeluarlan seruan 'kaa-chan' atau 'tou-chan' dari mulutnya. Pria berambut nanas yamg sedang tidur diatas pohon akhirnya turun tepat didepan bocah itu saking tidak betahnya mendengar bocah itu menangis. Bocah itu terkejut dan menangis semakin keras.

"HUWEE...", pria nanas itu terkejut dan panik. Pria itu kemudian menjajarkan tingginya dengan anak itu

"A... ah kau kaget ya. Maaf telah menbuatmu terkejut.", tapi bocah itu tak kunjung berhenti menangis. Pria nanas itu menjadi lebih panik.

"Sudah sudah jangan menangis lagi"

"HUWEE... KAA-CHAN TOU-CHAN...", pria nanas itu sekarang bingung. Tiba-tiba muncul sesosok wanita berambut hitam sepinggang sedang berkacak pinggang di belakanh pria nanas.

"Shikamaru! Kau membuat anak kecil menangis ya?! Kau sungguh keterlaluan!", ujar wanita itu kepada pria nanas a.k.a Nara Shikamaru sambil menjewer telinga kanannya yang membuat Shikamaru meringis kesakitan.

"Auw auw auw...! Bukan begitu kaa-chan. Anak ini sudah lama menangis. Bahkan sebelum aku menjumpainya", jelas Shikamaru. Wanita berambut sebahu, Nara Yoshino melrpas jeweran dari twlinga anaknya dan menghampiri sang bocah yg masih menangis. Ia melihat ada lambang klan Nara di punggungnya.

'Dia Nara? Aku belum pernah melihatnya. Dan lagi ia masih balita juga... dia mirip sekali dengan Shikamaru kecuali matanya. Apa jangan-jangan... AH TIDAK-TIDAK! Singkirkan pikiran anehmu itu Yoshino! Tifak mungkin Shikaru menghamili wanita lain', batin Yoshino.

"Cup... cup... sudah tidak perlu menangis lagi anak manis", Yoshino menggendong anak itu supaya berhentk menangis. Namun tidak berpengaruh sama sekali.

"Hiks... hiks... mau pulang... hiks.. hiks...", bocah itu mulai sesenggukan. Yoshino berusaha menenangkan anak ini namun tidak berhasil.

"Shikamaru, kau apakan anak ini!?", tanya Yoshino memberikan death glare terbaik ke Shikamaru

"Sungguh aku tidak tahu. Anak itu hanya terkejut aku mrlompat dari dahan pohon dihadapannya", bocah terus menangis bahkan sampai Yoshino bawa pulang.

"Haa.. berisik sekali. Hei, berhentilah menangis", alih-alih berhenti, bocah itu menangis lebih keras lagi.

"Shikamaru, bantu kaa-chan dong! Jangan membuat ini makin sulit", pergok yoshino. Shikamaru menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kalau begitu biar aku saja yang mengatasinya"

"Apa kau demam?"

"Kaa-chan... aku serius", Shikamaru mengambil alih gendongan bocah itu ke badannya

"Ssst... cup cup berhentilah menangis, bagaimana jika setelah ini paman akan membelikanmu mainan?", entah percaya atau tidak, tangisan bocah itu mulai mereda. Yoshino terkejut.

"Shikamaru, bagaimana kau.."

"Aku hanya merasa seperti mempunyai hubungan erat dengan bocah ini, tapi aku sungguh tidak tahu siapa dia. Dia memakai lambang clan Nara tapi aku jarang melihatnya", bocah yang berada didalam dekapanya tertawa. Matanya seolah mengisyaratkan untuk segera membelikannya mainan.

"Kaa-chan, aku pergi dulu", Shikamaru langsung pergi tanpa mempedulikan teriakan Yoshino

.

.

.

.

.

"Mizo, apa kau telah mengirimnya?"

"Sudah tuan, aku pastikan mereka akan segera menyerahkan tebusan dan meminta anak mereka kembali"

"Apa kau yaki?"

"Tentu tuan, aku jua sudah menyiapkan rencana B"

"Souka"

'Akan kupastikan anak kalian tidak akan kembali ke tangan kalian..'

'Tuan Nara'

.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc or End?

Wuah... sepertinya ceritanya ga jelas ya.

Alurnya juga berantakan

Gomen kalo ceritanya pendek.

Jangan lupa RnR ya