Disclaimer: Masashi Kishimoto
Kenapa Langit yang Cerah Berwarna Biru?
Saat itu mereka masih kanak-kanak, baru saja beberapa hari lulus dari akademi.
Sasuke, Sakura, dan tentu saja Naruto, baru saja selesai latihan. Mereka pun rebahan di atas rumput yang hijau dengan Sakura berada di tengah-tengah. Semuanya menatap langit biru tanpa awan yang terbentang jauh di atas mereka.
Hari masih sore, sekitar pukul empat. Jadi wajar jika langit belum terlihat gelap.
"Kenapa langit yang cerah berwarna biru?" tanya Naruto dengan nada polos. Ia mengangkat tangannya ke udara, menatap tangannya sendiri dengan latar belakang langit.
"Baka," jawab Sakura. Ia menoleh ke arah Sasuke, mengharapkan jawaban sains nan berilmu dari lelaki itu.
Namun, meskipun Sasuke merasakan tatapan Sakura, ia hanya diam tidak merespon. Sungguh ironis.
"Jawab saja, Sakura. Kau sendiri tidak tahu, kan?" ujar Naruto.
"Langit cerah berwarna biru memang karena sudah seharusnya begitu!" balas Sakura. Secepat kilat ia kembali menoleh ke arah Sasuke. "Iya kan, Sasuke-kun?"
Sasuke masih tidak merespon. Ia menggunakan sebelah tangannya untuk alas kepalanya, kemudian tidur membelakangi Sakura dan Naruto.
Sakura langsung cemberut, dan Naruto hanya terkekeh melihatnya.
"Kau diam saja, Naruto!" seru Sakura.
"Kau yang berisik, Sakura. Untuk apa kau menanggapi ucapan baka Naruto?" kata Sasuke dingin.
"Hah? Apa katamu?!" sekarang Naruto yang terlihat naik darah. Ia segera berdiri dari posisinya yang tiduran.
Sakura menghela napas. Baiklah, apakah ia akan kembali melihat pertengkaran antara Naruto dan Sasuke lagi?
"Yah, apapun itu, nikmati saja hari ini," kata Sasuke tenang, sebelum Naruto sempat menghampirinya dan mengajaknya berkelahi.
"Jangan-jangan, Sasuke-kun pun tidak tahu jawabannya?" tanya Sakura.
Hening.
Sesaat kemudian, Naruto mulai menahan tawanya dan tergelak. "Bahkan yang jenius seperti Sasuke pun tidak tahu! Hahaha!"
Sakura segera duduk, dan memukul kepala Naruto dengan keras.
"Sakit, Sakura!" rintih Naruto.
"Langit yang cerah berwarna biru karena Kami-sama menghendakinya demikian. Karena menurutnya itulah yang terbaik. Coba bayangkan kalau langit sewarna darah yang merah, atau sewarna rumput yang hijau, memangnya bagus?" ujar Sasuke panjang lebar, memberikan jawaban yang diplomatis.
Padahal dia memang tidak tahu kenapa.
"Begitu juga dengan langit saat hujan berwarna kelabu?" tanya Naruto.
"Ya," jawab Sasuke singkat.
Naruto kembali berbaring di sebelah Sakura yang masih duduk, dan lagi-lagi memandangi langit.
"Kalau begitu kenapa langit sore hari berwarna oranye?" tanya Naruto lagi, masih dengan nada polos yang sama.
"Kau ini banyak bertanya!" seru Sakura, mendelik tajam ke arah Naruto.
"Intinya, karena Kami-sama yang menghendaki demikian. Kalau bukan warna oranye, tetapi pink seperti rambut Sakura, pasti aneh jadinya," jawab Sasuke.
Sekarang siapa yang berisik, Sasuke. Sejak tadi ia terus saja menanggapi ucapan Naruto agar terlihat pintar.
"Baiklah kalau begitu," ucap Naruto akhirnya, tidak ingin berdebat lagi.
Dan sore hari itu merupakan salah satu momen terbaik yang pernah mereka miliki.
-Owari-
21 Mei 2017.
0.47 WIB.
Halo! Masih ada yang ingat saya? Mungkin tidak, ya. Saya memang sudah terlalu lama vakum dari ffn karena sibuk sekolah, dan ketika sudah lulus malah aktif di wattpad, hehehe.
Yosh, terima kasih untuk teman saya yang membuat saya terpengaruh dan ingin kembali aktif di ffn. ^^
Sebagai pemanasan, saya menulis drabble Naruto-Sakura-Sasuke sebelum kembali melanjutkan cerita saya yang lain dan masih on going. Semoga saja saya akan segera menyelesaikannya, ya.
Terima kasih telah membaca. Kamu dapat juga menemukan karya saya di wattpad dengan pen name yang sama. Sampai jumpa lagi! (:
Salam, Himawari Natalia.
