Terkekang
Kenapa?
Kenapa harus ada perasaan ini?
Perasaan menyakitkan,
Yang membuatku merasa terbelenggu
Dan terkekang.
Tidak berdarah,
Tapi sakit.
Tidak lebam,
Tapi nyeri.
Tidak ada luka menganga,
Tapi sangat perih,
Ketika keputusan sulit datang
Ketika aku merasa terluka karena perasaanku sendiri
Dia sahabat ku.
Aku menyayanginya,
Dan sialnya, aku mencintainya
Bukan cinta yang wajar kepada sesama sahabat
Tapi cinta perempuan kepada laki-laki
Itu membuatku sakit, terbelenggu,
Dan terkekang
Kenapa?
Dari sekian banyak pilihan,
Kenapa harus dia?
Dia sang sahabat terkasih
Karena kebodohanku
Dia pergi,
Menjauh dariku
Yang merasa terkekang
Sekarang kau kembali,
Namun berbeda
Seperti ada kepingan dirimu yang hilang
Kepingan dirimu yang selalu ku rindukan
Kepingan dirimu yang selalu membuat hatiku hangat
Sekarang telah hilang
Kau ada di sini,
Tapi seolah kau hanya bayangan
Bayangan semu yang selalu bisa kulihat,
Tapi tak pernah bisa untuk kuraih.
Ragamu di sini,
Tapi seakan jiwa yang ku kenal
Sudah pergi jauh
Dan tak bisa tergapai oleh angan angan
Aku disini hanya bisa menunggu
Menunggu kepingan itu utuh kembali
Menunggu jiwamu yang dulu kembali
Menunggu angan angan semu yang tak kan kembali
Terkekang.
Hanya itulah yang aku rasakan sekarang
Air mata sudah tak berfungsi
Harapanku sudah menguap,
Terbakar semua amarah yang aku tahan
Amarah atas kebodohan diriku sendiri.
Hei sobat,
Kembalilah!
Saat kau kembali nanti,
Kau boleh menjauhiku.
Asal sudah melihatmu seperti dulu lagi,
Aku bisa terlepas dari kekangan ini
Jagalah harapan ini.
Harapan yang selalu membayang bayangi diriku
Harapan yang selalu membuatku merasa,
Terkekang.
Menjauhlah
Kau sudah bebas.
Biarkan aku disini,
Mencoba terbiasa tanpa dirimu,
Yang dulu selalu berada di sisiku.
Terima kasih,
Selama ini sudah menjadi sahabatku.
Sahabat ku terkasih,
Yang selalu aku sayangi
