Goodbye

Author : Joy Wu

Rating : T

Genre : friendship/romance/family

Length : molla

Pair : HunKai slide!Lumin, MinKai, TaeMin

Warning : ff ini aneh, gaje abal2 thypo bertebaran, ini ff gagal

Don't like. Don't read..

Entah kenapa, ff ini malah gajadi sad.. Kok kesannya malah humor... Oke, saya author koplak.. Kembali.. Mianhanda saya belum b isa melanjutkan kriskai yg Trip to Italy karena tugas yang menggunung dan file yang hilang...

ff ini gajelas, menyebabkan iritasi, mual, ngantuk, ngakak(?) nangis(?) ato yang smacamnya...

Sclaimer : yg pasti pemain bukan punya saya

Ini balesan ripiu-nya di Trip to Italy...

MissYifanCho : ne, Joy usahain biar lebih bagus.. Maian Joy masih newbie.. And gomawo

Jongin48 : ne, gomawo.. Mian belom bisa dilanjut Joy minta maaf bnget

: hehehe, nih kupel mang somplak apalagi authornya.. Gomawo.. Mian blom bisa apdet

BabyWolfJonginnie'Kim : Setuju, Jonginnie emang imyut... Hehehe. Mian blom bisa apdet.. Kendala pribadi...

Guest : mianhanda.. Joy masih newbie, jadi mian kalo jelek... Nanti Joy usahain biar lebih baik lagi.. Gomawo sarannya

Guest : ne, gomawo.. Joy juga kangen ama KrisKai moment apalagi sama bang Yifan #pundung# yaudin lah ya Kris udah bisa jadi orang hebat sekarang, mah.. Pokoknya jangan lpa ma EXO! Gomawo review-nya.. Joy minta maap blom bisa apdet,,

Cute : ne, Joy coba utk menghilangkan dialog2 anehnya mian... Blom bisa adpdet...

Nadia : ne, ntar coba Joy hapus itu dialog ga guna di tengah ff... Mianhanda jika ff Joy jelek... Gomawo sudah review

M Aldianor Alvon Kpopers II238 : neee... Joy juga suka Joy juga suka! Gomawo udah ripiu.. Tapi Joy blom bisa apdet.. Mianhae.. Jeongmal...

Vicky : nee.. Joy juga suka! Gomawo udah review tapi mian.. Belom bisa apdet.. Joy itu orangnya lelet+males jadi kerjaan alias tugas menggunung apalagi, laptop Joy sering nagadat.. Mianhanda #lho? Kok curhat..

Yaudin, lah ini ff ancur banget lhoh, Joy nulis krn lagi bnyak ide kurang pelampiasan + ditambalh lagi Joy lagi stress tugas menggunung kayak sampah... Gomawo semua yang sudah review.. Gomawo sarannya, tapi plese.. Kalo kasih saran jngan dg kalimat yang keras ya? Joy ini orangnya cengeng dan suka sakit hati klo ada yang salah ato ga pas.. Jadi, Joy bener2 minta maaf...

Last, Peace...

.

.

.

4 November

Musik mengalun indah memenuhi sebuah ruang di studio dance. Seorang namja dengan kulit seputih susu tengah menari mengikuti nada-nada ringan yang mengalun lembut di telinganya. Gerakan yang lembut namun keren dan karismatik itu tercipta dengan sendirinya, kala musik selembut kelopak sakura itu di alunkan.

Plok.. Plok.. Plok...

" daebakk! Gerakanmu luar biasa, Hun-ah..." Senyum manis sosok namja berkulit tan itu terkembang. Sosok namja berkulit seputih susu itu hanya bisa tersenyum sambil menggumamkan kata terimakasih yang masih terdengar oleh Jongin -namja berkulit tan- meskipun terdenngar lirih. Sehun -namja berkulit seputih susu- itu melirik kearah jam dinding yng tergantung di salah satu sudut ruangan. ' pukul 15.45, it's time to go home! " Sehun tersenyum kecil meliha reaksi Jongin yang benar-benar kawaii -menurutnya- Jongin tampak imut dengan tangan terlipat di dada dan bibir pucat kemerahan yang mencebik lucu.

" bisakah kita pulang nanti saja, Sehun-ah? Aku bosan terus berada di kamar itu sendirian.." Jongin melayangkan tatapan puppy eyes miliknya pada Sehun yang hanya dibalas dengan mengangkat kedua bahunya acuh. " tidak ada penolakan, baby Kai.. Waktunya pulang, ne.." masih dengan bibir yang mencebik sebal, Jongin akhirnya mengulurkan kedu tangan kurusnya kearah Sehun. " tapi, gendong ne, Hun?"

Sehun tertawa kecil sebelum mengangguk dan berbalik memunggungi Jongin dan berjongkok didepan Jongin. " kajja, princess cantik.. Waktunya princess cantik pulang dan istirahat, pangeran tampan akan menemani princess cantik di kamarnya kok..." Jongin naik ke punggung Sehun meski masih dengan ekspresi ngambeknya yang kawaii.

" aku rasa, kau mulai rabun, Tuan Oh.. Aku namja dan aku tampan, bukan cantik.. Ingat itu!" entah sudah berapa kali Sehun tertawa dan tersenyum hari ini, yang pasti ia sangat senang. " nde-nde arra, tuan putri..."

" YAK! OH SE-UWAAAAAA..."

.

[flashback]

3 tahun lalu, namanya adalah Kai. Dimana ia dikenal sebagai salah seorang dancer terhebat di kampusnya. Dimana ia masih bisa menari dengan gerakan yang snagat lentur, anggun dan mengaggumkan atau sexy dalam segaris waktu yang bersamaan. Nama aslinya adalah Kim Jongin. Namja manis berkulit tan dari jurusan seni dance.

3 tahun yang lalu, adalah kebahagiaanya setelah keterpurukan melandanya. Dimana kedua orangtuanya tewas karena kebakaran. 3 tahun yang lalu, adalah titik dimana dirinya berada di puncak setelah beberapa saat berada di tempat paling bawah. Dance, adalah kebahagiaannya selain keluarga. Dance adalah salah satu tujuannya.

Tapi itu... 3 tahun yang lalu, sebelum ia di vonis memilikki kanker otak stadium 2 diusianya yang baru beranjak 17 tahun lebih 3 bulan. Hanya karena vonis itu, hidupnya kembali dalam keterpurukan.

Ia hanya diam, melamun di ranjangnya tanpa mau makan atau-pun minum hampir selama 3 hari penuh, sebelum akhirnya ia pingsan dan dilarikan ke UGD. Setelah siuman-pun ia masih sepeti itu. Bagaikan mayat hidup yang tak memilikki tujuan hidup lagi. Tapi, bukankah itu benar? Tujuannya adalah menjadi seorang dancer. Dan kini, tujuan itu tinggal omong kosong.

2 hari setelahnya, keadaan Jongin semakin membaik. Ia sudah mau makan dan minum meski hanya sedikit dan masih saja suka melamun. Hingga suatu hari, saat ia tertidur, lebih tepatnya pura-pura tertidur, ia mendengar suara tapak kaki dari arah pintu. Tapi, ia enggan berbalik, sedang malas meladeni siapapun saat ini.

" jonginna, kau sudah tidur, nde? Haah, syukurlah.. Hah.." jongin mengernyit dalam tidurnya. Itu suara hyungnya tapi, hyugnya seperti orang yang habis berlarian saja. Tepat 3 menit setelahnya, ranjang Jongin berguncang pelan, Minseok -hyung Jongin- ikut membaringkan kepalanya disamping Jongin dengan posisi setengah terduduk di kursi. Jongin mendengar deru nafas Minseok yang sepertinya semakin stabil lambat laun.

Jongin berbalik menghadap kearah hyungnya, ia tersenyum miris sebelum mengusap peluh di dahi sang hyung dengan lembut, enggan untuk membangunkan sang hyung yang terlihat kelelahan. Melihat hyugnya yang seperti itu, Jongin sadar, sikapnya salah selama ini. Ia salah dalam menyikapi cobaan ini. Ia sadar, bukan ini yang seharusnya ia lakukan. Saat melihat hyungnya, Jongin seperti melihat tujuan dan impian barunya. Yaitu untuk kembali sembuh. Jongin ingin sembuh dan membantu hyungnya bekerja. Jongin ingin sembuh dan kembali melihat tawa sahabatnya. Jongin ingin sembuh.

" mianhae, hyung.. Jongin memang bodoh, mulai sekarang, Jongin akan kembali menjadi Jongin yang dulu, bukan Jongin yang pemurung dan pendiam, tapi Jongin yang cerewet dan usil.. Hehehe.. Siap-siap marah-marah, hyung..." cengirnya usai ber-monolog ria. Tanpa Jongin sadar, Minseok tersenyum dalam hati ia berkata ' Thank's God, you've bring back my destiny, you give me a new hope, my brother is back, thank's god' dan setelahnya, ia dapat tertidur nyenyak dengan jemari yang salng bertautan dengan jemari Jongin.

.

Ceklek..

Jongin yang sedang duduk di ranjangnya menoleh kearah pintu yang dibuka pelan oleh Luhan -salah satu sahabat Jongin-, Jongin tersenyum dan berkata " Joheun achim, Lu-gege" Luhan terpaku di tempatnya. Bukan, bukan karena senyum Jongin yang imut di pagi yang luar baiasa cerah ini. Tapi, hey! Jongin sudah tidak pemurung dan pendiam lagi, Jongin kembali menjadi dirinya seniri. Jongin yang hangat, cerewet, usil, ramah, sopan dan cute -tentu saja-

" hallo, Lulu-ge, kenapa berdiri disitu terus, kasihan pintunya loh nanti disangka pintunya menjepit rusa mesum(?)" Jongin terkikik sendiri menyadari apa yang baru saja ia ucapkan. " Jong, itukah kau Jong?"

" lalu, jika bukan aku siapa, ge? Hantu? Jin" Jongin memutar malas matanya melihat Luhan masih dengan 'shock-face' nya.

" ooh, kukira yang disitu tadi, beruang madu hitam yang jelek penyuka krong dalam film pororo..." Luhan dengan santainya melenggang masuk tak mempedulikan wajah Jongin yang siap menelan Luhan bulat-bulat.

" DASAR RUSA MESUUUUMMMM SARAAAAAPPPP!"

.

Jongin dengan senang hati memeluk leher Sehun yang masih menggendongnya di punggung seakan tak mersa lelah. Padahal, tadi Sehun baru saja selesai latihan dance. " hun, apa kau tidak lelah?"

" aniya, untuk apa aku lelah jika aku menggendong seorang princess?"

" Hun, Sebagai sahabat yang baik, kusarankan kau memeriksakan matamu ke dokter THT, aku namja, Hun!" Sedangkan Sehun hanya terkekeh pelan mendengar gerutuan Jongin.

.

" aku pulang.." Sehun membuka pintu rumah Jongin dengan susah payah. Ia melangkahkan kakinya masuk dengan perlahan.

Ceklek...

" lho? Sehun, Jongin..." Minseok berhenti berbicara ketika Sehun memberi kode untuk tenang. " Jogin tertidur, hyung.. Kelelahan mungkin..." Bisik Sehun, sdangkan Minseok hanya mengangguk pelan lalu menyingkir dan memberi jalan untuk Sehun menuju kamar Jongin.

.

Sehun membaringkan Jongin diatas ranjang dengan perlahan. Ia ikut mendudukkan dirinya disamping Jongin dan menatap Jongin dengan tatapan sendu. Sejujurnya, Sehun ingin menolong Jongin tapi, Jongin melarang.. Jongin adalah tipe orang keras kepala. Jadi, Sehun hanya bisa membantunya sdikit lewat Minseok. Saking keras kepalanya, Jongin pernah bilang.. ' biarkan saja aku mati jika aku hidup dari bantuan orang lain'

Sungguh kepala batu.

Sehun kembali memusatkan perhatiannya kearah Jongin yang masih setia terbang di dalam lalala land-nya. Tangannya terulur mengelus surai kelam Jogin yang sangat rapuh namun lembut itu. Ia tersenyum miris saat menyadari beberapa helaian hitam itu turut menempel di permukaan tangannya juga jatuh beberapa helai di seprai ranjang. Sungguh, Jongin masih tetap manis meski rambutnya habis karena efek dari kemo.

Ia kembali menatap Jongin, namun kali ini tatapan yang diberikannya bukan tatapan sendu, miris atau kasihan dan semacamnya. Tapi, lebih pada tatapan kasih sayang, seolah ingin mengungkapkan suatu perasaan yang terpendam.

Ya! Sehun mencintai Jongin sejak mereka bertemu 4 tahun lalu. Tapi, Sehn terlalu pengecut hanya untuk mengucapkan kalimat ' Saranghanda..' saja. Entahlah, ia hanya takut. Takut Jongin-nya akan semakin jauh pergi pergi darinya. Dan, Sehun tak mau itu terjadi.

Perlahan, ia mendekatkan wajahnya lalu mengecup sekilas kening Jongin, lalu berbisik " mianhae, saranghanda... Jaljayo" dan bangkit lalu beranjak dari ruangan bernuansa putih dan baby blue itu.

Di luar kamar Jongin, ia melihat Minseok menunggunya di depan TV. Ia mengisyaratkan untuk Sehun duduk disampingnya. " hun, aku tahu kau mencintai Jongin-kan?"

Sehun tertegun untuk sejenak, sebegitu mudahnya-kah dirinya ditebak? Atau Jongin saja yang tidak peka?

Perlahan, ia mengangguk, Minseok tersenyum. " kumohon, bantu aku menjaganya! Dia sangat tertekan saat mengetahui kakinya lumpuh, tapi seperti yang kau lihat, ia aktor yang baik. Ia menyembunyikan rasa tertekannya dari kita semua... Jadi, tugasmu adalah buat dia bahagia. Kau tahu seberapa susahnya aku menjaga senyum manis tanpa kebohongan miliknya? " Sehun menggeleng lemah. " sulit, Hun... Dia memang tersenyum, tapi itu palsu..." minseok memegang bahu Sehun, sedari awal bercerita, air matanya telah meluncur deras. " kumohon, jaga dia untuku..."

" tak kau minta-pun aku akan menjaganya dengan seluruh nyawaku, hyung... Karena dialah, aku bisa lebih mengenali dunia. Tak hanya sebatas dunia dalam penjara mewah menyebalkan itu... Tak hanya sebatas dunia dimana aku dibiarkan bersikap egois. Aku akan menjaganya, hyung... Aku janji" dan janji itu akan selalu diingat oleh Minseok dan Sehun. Selamanya. Jongin tak boleh lagi bersedih, cukup semua penderitaannya dulu, sekarang, ia harus mejaga Jongin, tak boleh sedikit-pun ia terluka. Itu tekad Sehun.

.

9 January

Sehun tergesa-gesa berlari di lorong rumah sakit. Nafasnya memburu. Keringat membanjiri wajah tampannya. Ia baru berhenti ktika kaki-kaki panjangnya membawanya berdiri di depan sebuah pintu bertuliskan 'UGD'

" hyungh.. Hah.. Bagaimana keadaan Jongin? Ha-ah" Sehun menunduk memegangi lututnya, nafasnya tersengal. Didepannya Minseok nampak khawatir, pada Jongin dan Sehun. " masih didalam.. Mereka belum keluar.. Tunggu saja dulu!" bukannya duduk dan menunggu, Sehun justru bolak-balik gak jelas didepan pintu UGD, membuat semua orang yang melihatnya tambah pusing.

" hyung berhenti! Bisa nggak sih hyung duduk diam dan mnunggu Jongin, hyung keluar?" Gerutu seorang namja manis bersurai red yang pusing melihat tongkah Sehun yng konyol. Namanya Choi Sungmin, sepupu Jongin yang beberapa hari belakangan ini menginap di rumah Jongin dan Minseok.

" diam kau badut! Aku ini sedang pusing dan bingung!" Sungmin merengut kesal. " kami juga pusing, albino! Jadi kau duduk yang manis disini dan diam menunggu Jongin!" Kris -salah satu sahabat Jongin dan Sehun- menarik tangan Sehun dan memaksannya duduk manis di salah satu kursi tunggu di depan UGD. " bisa tidak sih kalian tenang sedikit? Ini rumah sakt bukan tempat karaoke keluarga!" kelihatannya, Luhan-lah orang yang masih bisa befikir jernih disini.

Ini sudah 2 jam sejak Jongin dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan pingsan dan hidung yang mengeluarkan darah, tapi pintu ruang UGD masih belum terbuka. Keadaan Jongin sungguh mengenaskan, wajahnya semakin tirus, rambut kelamnya habis hanya tersisa beberapa helai, kulit tan-nya yang pucat, dan terlihat sangat... Menyedihkan. Begitu tahu, Jongin dibawa ke rumah sakit, ia langsung berlari, menaiki mobil seperti kesetanan menuju rumah sakit tempat Jongin dirawat.

Lampu di ruang UGD telah dimatikan, perlahan-lahan, pintu dengan warna putih yang mendominasi itu terbuka, sosok lelaki tinggi berambut coklat kayu melepaskan masker yang menutupi wajahnya. " Minseok hyung, bisa aku bicara denganmu sebentar?"

Minseok berjalan mengekori sang dokter -yang dikenal dengan nama Woo Jiseok tapi akrab disapa Taewoon- memasukki salah satu ruangan. " duduklah, hyung!" minseok menuruti apa kata Taewoon lalu duduk manis di salah satu kursi di depan meja. " bagaimana keadaan Jongin, Tae? Apa dia baik-baik saja?" Minseok bertanya dengan gelisah. Matanya tak bisa diam memandang Taewoon dengan khawatir dan gelisah.

" maaf aku harus mengatakan ini, hyung.. Saat ini keadaan Jongin.."

TBC

Mianhae.. Joy mau berhenti nge-share ff dulu selama beberapa waktu, sampai waktu yang nggak di tentukkan.. Mungkin klo baca ff atao kmen masih bisa tapi klo buat nulis n share mungkin mustahal #eh?

Ini ff ancur ya? Genrenya niatnya sad kok malah jadi becanda... Joy minta maaf banget...

Sejujurnya, ya.. Joy itu payah klo nulis yang sad.. Klo humor masih bisa dapet walau ancur bahasanya... Entah kenapa ya, kalo Joy nulis pake bahasa yang bener2 baku malah aneh jadinya.. Ya kaya ff diatas... Mianhanda,, kalo Joy ada salah kata... Joy bener bener minta maaf...

Last, mind to review?