Mine
© Haruno Kagura
Rate : T
U. Sasuke / H. Sakura
Disclaimer : Semua character yang ada disini saya pinjam dari Masashi Kishimoto-sama.
First Author's Note :
Maafkan saya, tapi… fict satu ini yaoi. Tapi bukan sejenis SasuNaru (dan asalkan kalian tahu, saya benci pair itu maaf bagi pecinta pair ini). Ini seperti Sasuke dengan boy!Sakura. Itu terhitung yaoi 'kan? Jadinya, yah, bagi yang kurang suka, maafkan saya.
Warning : OOC. Boy!Sakura. AU. Yaoi.
Enjoy
~0o0~
Chapter 1 : Bab Satu
"SA~KU~RA~!"
Suara bass yang dimiliki oleh seorang pemuda dengan wajah baby face dan rambut semerah bata. Semua keimutan yang dimilikinya itu disempurnakan oleh dengan sepasang permata caramel yang indah. Teriakkan yang cukup keras itu membuat sebuntal selimut dengan warna biru langit itu bergerak sedikit.
Sret
Sebuah kepala dengan rambut pink cepak tiba-tiba menyembul dari dalam selimut itu dan muncullah sepasang emerald yang menatap balik caramel itu dengan sayu. Sakurai, nama pemuda pink itu, menatap sang aniki sebentar sebelum akhirnya mengubur dirinya lagi dalam selimut.
"Chotto, Nii-san," katanya dengan kantuk berlebihan dan menutup mata emeraldnya dengan kelopak matanya. Sasori, aniki dari sang pemuda pink itu, langsung membuang selimut biru langit sang adik ke lantai. Dengan tidak berperi ke-adik-kan lagi, ia menendang Sakura dari tempat tidur berukuran queen itu hingga menimbulkan bunyi 'gedebuk' keras.
Sontak kedua kelopak mata Sakura terbuka lebar dan berseru dengan keras, "Demi Tuhan, Aniki!" sahutnya yang malah disambut dengan tatapan tak bersalah sang kakak dan perintah, "Cepat siap-siap."
Brak.
"ANIKIIII!"
.
.
.
"Otouto~ jangan marah, ya?"
Sakura membuang wajahnya dari hadapan Sasori dengan pipi menggembung imut. Ternyata ngambek dia. Yah, gimana nggak ngambek, coba? Pukul enam pagi ia dibangunkan oleh sang kakak hanya karena sang kakak ada pertemuan dengan Akatsuki! Bayangkan!
Iya, sih. Sakura tahu kok tentang Akatsuki yang sebenarnya adalah OSIS dari sekolah yang mereka tempati. Tapi 'kan tetap saja! Itu 'kan urusan sang kakak, bukan urusan Sakura!
Haruno Mebuki, sang ibu, hanya dapat menghela nafas frustasi melihat kedua putranya berkelahi pagi-pagi lagi. Sedangkan sang ayah, Haruno Kizashi, hanya dapat terkekeh dibalik koran yang sedang dibacanya.
"Aku berasa seperti memiliki anak gadis yang dalam masa pubertas," gumam Mebuki, cukup keras untuk didengar oleh Sakura yang dengan cepat melotot dan berseru, "Okaa-san! Aku ini cowok tulen!"
"Ya, ya. Aku tahu itu, Saku," Mebuki hanya memutar bola matanya bosan dan kembali ke dapur untuk mengambil makanan lainnya. Sakura masih sibuk menggerutu pelan sembari memakan sarapan yang telah disiapkan oleh ibunya itu. Sasori hanya terkekeh pelan dan mengangkat tangannya untuk mengelus rambut pink acak-acakan namun halus milik adiknya.
Yang, tentu saja, disapa tatapan garang Sakura.
.
.
.
"FOREHEAD!"
Sakura menghentikan langkahnya, menarik nafas dalam-dalam dan berbalik; menatap datar seorang gadis dengan rambut pirang diikat ponytail tinggi dengan poni menjuntai menutupi setengah wajah sebelah kirinya. Gadis itu melambai-lambaikan tangannya dengan ceria sambil berlari-lari.
Sakura tetap diam dengan kedua tangan masuk ke saku celana hitamnya; yang terlihat pas dengan atasan kemeja putih dengan dasi bewarna biru dan putih. Semua itu disempurnakan dengan blazer bewarna abu-abu dengan lambang Konoha Elite School di dada kirinya. Ia memakai sepasang sepatu hitam pantofel untuk melengkapi tampilannya. Dan juga, ia membawa sebuah tas bewarna merah darah dengan merk Nike; yang ia sampirkan pada lengan kanannya.
Sakura tetap diam saja dan menatap gadis pirang yang telah sampai di tempatnya berdiri. Gadis pirang tersebut menegakkan tubuhnya dan menggeram, "Kau tidak membalas sapaanku." Sakura memutar bola matanya, "Kau panggil itu sapaan, Buta? Terasa seperti teriakkan bagiku."
Yamanaka Ino. Teman sedari popok Sakura. Gadis dengan predikat 'Living Barbie' dan diincar oleh para cowok karena wajah cantiknya. Ayahnya, Yamanaka Inoichi, adalah pemilik toko bunga terbesar di Jepang. Sedangkan ibunya, Yamanaka Maria, merupakan seorang blasteran Jepang-Perancis dan adalah seorang model terkenal.
Sang gadis Yamanaka menggerutu dan akhirnya menggandeng tangan Sakura untuk menyeretnya ke kelas mereka; dan menyebabkan Sakura mendapatkan tatapan membunuh daripada pemuda-pemuda yang merupakan fans Ino. Sakura menghela nafas pelan dan mengikuti langkah Ino tanpa mengindahkan tatapan-tatapan membunuh tersebut.
Kapan hidupku tidak begini?
.
.
.
"Sampai kapan kau akan menyeretku, Buta?"
Ino mendongak menatap Sakura dan memicingkan matanya, "Diam saja, Pinky." Sakura hanya menghela nafas; ia sudah biasa dengan kekeras-kepalaan Ino. Sakura hanya menggelengkan kepalanya pelan dan mengikuti jalannya Ino.
"Ino-chan, Sakura-kun!" Sontak Sakura dan Ino menengok ke belakang mereka dan menemukan seorang pemuda dengan rambut pendek seleher bewarna indigo dengan sepasang mata bewarna lavender tanpa pupil. Ia tersenyum lembut melihat kedua sahabat yang sering beradu mulut itu.
"Hinata!" panggil mereka berdua dan pemuda itu langsung menghampiri mereka dengan senyum hangat.
Hyuuga Hinata. Sahabat lain Sakura dan Ino. Mempunyai sifat lembut bagai pangeran. Ia mempunyai sebutan 'Pangeran Berkuda Putih' karena sikapnya yang seperti pangeran. Ayahnya, Hyuuga Hiashi, merupakan presiden direktur dari perusahaan ekspor-impor terkenal, Hyuuga's Export Import. Sedangkan ibunya, Hyuuga Hana, seorang yamato nadeshiko di kehidupan nyata; dan kelihatannya Hinata mempunyai sifat lembut ibunya.
"Ohayo, kalian berdua," sapanya dan disambut oleh teriakkan fangirls Hinata yang kebetulan lewat. Sakura hanya menggelengkan kepalanya dan melingkari lengannya ke bahu Hinata; yang sayangnya tidak bisa karena Hinata lebih tinggi darinya. Dengan cemberut, Sakura akhirnya melingkari pinggang Hinata.
"Makanya banyak minum susu, Forehead," ejek Ino ketika melihat wajah cemberut Sakura; yang omong-omong membuatnya bertambah imut. Sakura melotot dan menggeram, "Diam kau, Buta."
"Mau apa kau?" Ino balik menantang. Keduanya saling menggeram dan memelototi satu sama lain. Hinata berusaha melerai mereka dan berakhir sia-sia. Sampai akhirnya…
"SAKURA-KUN!"
Sakura langsung menepok dahinya sendiri ketika mendengar suara cempreng tadi dan mendesah pasrah, "Dia datang." Beda dengan reaksi Sakura, Ino malah tertawa keras. Seakan mengejek atas hari buruknya.
Ia sudah mendengar cerita Sakura rupanya.
Sedangkan Hinata, wajahnya sudah memerah hingga ke telinganya. Ino menghentikan tawanya ketika melihat ini dan mendekati Hinata sambil menyeringai seram. Hinata merasakan kalau bulu romanya berdiri semua ketika melihat seringai seram sang gadis Yamanaka.
"Ke-kenapa Ino-chan?" tanya Hinata dengan senyum terpaksa. Ino tambah melebarkan seringainya dan mendekati wajah Hinata; dengan mendongak tentu saja. Ino berbisik, "Kau suka sama Naruko 'kan?"
Wajah Hinata langsung memerah hingga leher-lehernya. Melihat Hinata begitu, Ino langsung tertawa terbahak-bahak dan Hinata hanya menundukkan kepalanya sambil memainkan kedua telunjuknya; kebiasaannya ketika malu setengah mati.
"SAKURA-KUN!" seorang gadis dengan rambut keemasan yang dikuncir dua memeluk
Sakura dengan erat dan membenamkan pipinya di dada Sakura yang tidak terlalu bidang. Sakura langsung menegang dan menggeram kesal, "Tch. Naruko."
Sang gadis yang dipanggil namanya mendongak menatap Sakura dan menyengir.
Namikaze Naruko. Gadis dengan cirri khas unik, yaitu, tiga pasang 'kumis' yang menghiasi setiap pipinya. Kulit tannya sama sekali tidak mengurangi kemanisan yang ia miliki. Yah, kecuali sikap barbarnya itu. Ayahnya, Namikaze Minato, adalah pengusaha terkenal yang mempunyai Namikaze Company. Sedangkan ibunya, Namikaze Kushina, adalah desainer terkenal yang sudah membuka butiknya di beberapa negara. Bahkan di kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Melihat Sakura agak cemberut, Naruko langsung menegakan tubuhnya; dan ketahuilah, tinggi Naruko bahkan sama dengan Sakura. Melihat itu, Sakura tambah mencebikkan bibirnya dan menggerutu. Naruko mendekati Sakura dan tiba-tiba–
"Kyaaa! Sakura-kun imut sekali kalau cemberut begini!"
–tangan Naruko langsung mencubiti pipi Sakura hingga si pemuda Haruno meringis kesakitan karena si gadis tan itu mencubitinya dengan keras. Mendengar kata 'imut' dan 'Sakura-kun' yang sukses diteriakkan oleh Naruko, berterima kasihlah pada suara cempreng nan keras miliknya, para gadis langsung mengambil handphone mereka dan mengerubungi Sakura yang masih cemberut.
"KYAAA~! SAKURA-KUN, HADAP SINI!"
"SAKURA-KUN IMUT!"
"ADUH IMUTNYAAA~!"
.
.
.
Cemberut Sakura sudah bertambah volumenya. Kali ini, ia sudah duduk dengan manis di bangkunya dan memilih menatap ke depan dengan tatapan membara dan tajam. Bibirnya sudah maju lima sentimeter dan dahinya sudah berkerut-kerut. Tangannya ia lipat di depan dada dan ia sama sekali tidak mengindahkan permintaan maaf orang yang sudah membuatnya menderita –menurutnya.
Dan itu tak lain adalah Namikaze Naruko.
"Oh. Ayolah, Sakura-kun. Gomenne," Sakura melirik kearahnya dan berkata pedas, "Iie," dan membuang mukanya lagi.
Ino hanya dapat menghela nafas dan duduk di sebelah Sakura dengan santai. Ia hanya dapat menonton ngambeknya Sakura dan usaha Naruko untuk menenangkan Sakura; yang pastinya akan sia-sia.
Kecuali, kalau Naruko agak pintar untuk merayu Sakura.
"Ayolah~. Gomennasai?" Naruko mulai merayu Sakura dengan puppy eyes miliknya yang tanpa sengaja membuat Hinata memerah. Sakura melirik Naruko, membuatnya bersorak dalam hati, sebelum akhirnya–
"Iie."
.
Kau terlalu cepat bersorak, Naru-chan.
.
.
.
"Aku bodoh ya, Hinata-kun?"
Hinata menoleh kearah teman sebangkunya dan tersenyum lembut. Ia mengangkat tangan kanannya dan mengusap kepala si gadis tan dengan lembut. Ia menggeleng pelan, "Tidak kok, Naruko-chan. Kau tidak bodoh."
Naruko menatap ke mata lavender Hinata; berusaha mencari kebohongan sang pemuda Hyuuga tapi tidak menemukan apa-apa. Ia tersenyum riang dan berkata, "Arigato ne, Hinata-kun. Kau memang teman yang baik," dan ia pun kembali menatap ke depan. Tanpa menyadari sepasang mata lavender yang masih menatapnya, dengan tatapan sedih.
Kapan aku berubah menjadi lebih dari teman bagimu, Naruko?
.
.
.
"Ohayo, semua,"
Seorang pria yang terlihat berumur 20-an masuk. Ia mempunyai rambut bewarna silver yang melawan gravitasi. Diwajahnya, terpasang sebuah masker orang sakit dengan sepasang mata yang berlainan warna. Kanan bewarna hitam jelaga, sedangkan kiri bewarna merah dengan tiga tomoe mengelilingi pupilnya.
"Jangan bilang 'ohayo'! Kau sudah telat tiga puluh menit!" Pria itu lantas menyipitkan matanya; mencari anak yang dengan beraninya mengatainya begitu.
Dan ia menemukannya. Rambut merah muda bagai gulali, sepasang emerald yang menatapnya tajam dan galak –ah, Haruno Sakura. Ia langsung menurunkan bahunya yang tegang dan berkata dengan santai, "Ah, kau Haruno-kun. Aku 'kan tadi tersesat di–"
"Berhentilah memberi alasan tidak jelas," kata Sakura tajam dengan wajah datar. Kakashi hanya terkekeh dan menggerakan tangannya untuk mengambil sesuatu–
"Ambil buku itu dan kubakar semua koleksimu, sensei," ancam Sakura dengan sebuah seringai menyebalkan. Kakashi hanya menyipitkan matanya dan akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengambil buku oranyenya yang 'agak' –ehm, bokep.
Hatake Kakashi. Seorang guru yang merupakan wali kelas Sakura dan yang lainnya. Pria yang disebut-sebut bertunangan dengan guru UKS, Hanare Rin, ini merupakan paman dari Haruno Sakura. Ia adalah adik laki-laki dari Haruno Mebuki.
"Baiklah, anak-anak. Kali ini kita kedatangan murid baru yang akan bersama kita selama tahun ajaran ini," Kakashi membuka perkataannya dan melanjutkan, "Silahkan masuk, Uciha-san."
Srak.
Hinata terkaget ketika Naruko berdiri dengan tiba-tiba dan menatap ke depan dengan tajam. Sontak, satu kelas menjadi hening; menunggu-nunggu orang yang dipanggil 'Uciha-san' oleh Kakashi.
"Ohayo."
TBC
Second Author's Note :
Hai, kalian penggemar Naruto!
Saya kembali setelah hiatus selama (hampir) dua bulan. Yah… mungkin lebih. Akhirnya, saya kembali pada kegiatan tulis-menulis di anime setelah sekian lama berada di Screenplays. Saya kembali ke sini dengan memakai yaoi antara couple yang saya sukai, SasuSaku, dengan Sakura laki-laki ver.
Ini semua diawali dengan betapa gantengnya Sakura yang menjadi cowok. Disini, Sakura menjadi cowok manis dan imut dan pendek.
Sakura : 175 cm
Hinata : 180 cm
Ino : 175 cm
Naruko : 175 cm
Sekian.
PLEASE REVIEW!
TERIMA KASIH KARENA MAU MEMBACA FANFICT NISTA INI!
((hati-hati terhadap typo, saya malas menge-cek, soalnya. HEHE.))
