Holla~ Saya baru pertama kali publish fanfiction, jadi mohon dimaklumi jika ada kata-kata yang salah. Ini adalah fanfic pertama saya di fandom ini XD
Fanfic ini adalah request dari salah satu teman saya di Facebook. Untuk Winda Chan Chu, ini fanfic pesananmu sudah aku buat XD Semoga kamu menikmatinya w
Yah, untuk sementara ini, sampai disini dulu pengenalan kita. Please Read and Review ya minna (0w0)d
" The Witch's House "
:: © Hajime Isayama _ Shingeki no Kyojin ::
:: © Tsuna Yue Rebornshi _ The Witch's House ::
:: © Fummy _The Witch's House ::
:: Rated - T ::
:: Genre - Horror, Fantasy, Angst ::
The 1st Floor Hall The Witch's House
Aku tersadar di sebuah hutan dimana di sekelilingku terdapat banyak sekali bunga. Aku melihat dengan seksama, berharap aku menemukan seseorang. Nihil. Aku tidak melihat seseorang, yang aku lihat hanyalah pohon dan… Tunggu! Aku melihat seeokar kucing hitam disebuah pohon yang telah ditebang. Aku menghampiri kucing hitam tersebut.
"Kau sudah bangun rupanya, eh?" tanya kucing hitam tersebut,
Aku terkejut saat kucing hitam tersebut berbicara. Aku hanya mengangguk. Aku mulai berjalan ke sebuah tanaman mawar yang merambat di jalan. Mawar ini menghalangiku untuk pergi... Aku memutuskan mencari sesuatu untuk memotong mawar-mawar liar itu. Aku berjalan lurus dimana hanya ada 1 jalan yang bisa aku lewati. Disepanjang jalan, aku hanya melihat pohon. Tiba-tiba, sebuahkilatan cahaya kecil membuat perhatianku teralih dari melihat-lihat hutan. Aku menghampiri benda tersebut. Aku menemukan sesuatu yang tajam dan berkarat. Aku memutuskan untuk mengambilnya, siapa tahu aku dapat memotong mawar-mawar yang menghalangiku untuk masuk kedalam mansion itu.
"Menemukan Machete"
Setelah aku mengambil benda tajam dan berkarat itu, aku berjalan kearah sebuah mawar yang menghalangiku masuk kedalam mansion. Tiba-tiba, aku melihat sebuah surat tergeletak di mana tempat aku tersadar. Aku mengambil surat tersebut dan membacanya.
" Jika kau berpikir untuk pergi kerumahnya, tapi menjauhlah dari hutan. Aku berharap bisa bertemu denganmu dirumah. – Ayah "
Aku menghela napas saat selesai membaca surat dari ayahku. Aku melipat surat itu dan memasukkan kedalam kantung celanaku. Aku mulai memotong mawar-mawar itu dengan hati-hati. Setelah selesai memotong mawar-mawar itu, kini akhirnya jalan yang aku lalui bersih dari hadapanku. Dan alat yang aku gunakan untuk memotong mawar-mawar tadi hancur berkeping-keping. Aku berjalan dengan santai menuju mansion, akan tetapi aku melihat kucing hitam itu lagi... Aku menghampiri kucing hitam itu.
"... Huh? Ada apa?...Hm. Jadi jalan keluarnya terhalang oleh bunga mawar. " tanya kucing hitam tersebut, tiba-tiba pintu mansion terbuka dengan sendirinya,
"Kau akan masuk? Lebih baik, dari pada kau tidak bisa pergi." tanya kucing hitam, dan aku mengangguk.
Kakiku mulai melangkah kearah mansion. Aku memasuki mansion dan begitu aku sudah masuk kedalam mansion, pemandangan yang pertama aku lihat adalah, mansion yang kosong, dan terdapat bercak darah ditengah-tengah mansion serta sebuah surat yang berada diatas dinding. Aku menghampiri dinding putih itu tanpa menginjak bercak darah yang terdapat dilantai itu. Aku tidak ingin mengotori sepatuku hanya sebuah bercak darah. Aku membaca pesan yang terdapat didinding itu.
" DATANGLAH KE RUANGANKU "
Apa maksudnya ini? Aku memutuskan untuk keluar, saat itu juga... Semuanya berubah. Dimana aku? Bukankah harusnya ruangan yang pertama aku masuki itu kosong? Tapi kenapa sekarang... Ah... Kucing itu lagi. Aku menghampirinya lagi.
"Yo. Memastikan mengikutimu untuk tertawa. Secara kebetulan, dari setan mana kau keluar?" sapanya, dan bertanya kepadaku.
Darimana aku keluar? Jelas-jelas aku keluar dari pintu yang ada dibelakang...ku? Aneh... Tadi rasanya ada pintu dibelakangku... Tapi kenapa sekarang tidak ada? Aku menggeleng dan berjalan kearah kanan. Hm? Pintu apa ini...? Aku memasuki pintu tersebut. Diruangan itu hanya ada sebuah boneka teddy bear di dalam keranjang dan masih ada ruang di sebelah boneka itu. Aku menelusuri ruangan itu dengan seksama, dan tanpa sengaja, aku melihat ada sebuah pesan yang terdapat didinding. Aku membaca pesan tersebut.
" BERUANG DIDALAM KERANJANG "
Pesan aneh lagi... Apa sebenarnya yang terjadi disini? Aku memutuskan untuk melihat-lihat keruangan lain. Aku memasuki sebuah ruangan yang cukup menarik. Dimana terdapat satu buah lemari kecil, satu buah meja kecil dimana terdapat sebuah buku dan banyaknya hadiah yang tergeletak dilantai. Aku mendekati meja tersebut. Diary Penyihir? Rasa penasaranku muncul, aku membuka diary itu dan membacanya.
" Aku sakit, jadi tidak ada satupun yang mau bermain denganku. Ayah dan Ibuku tidak mencintaiku."
Setelah aku selesai membaca diary tersebut, aku hanya bisa terdiam. Aku memutuskan untuk melihat isi didalam lemari tersebut. Lagi-lagi sebuah pesan…
" Buka jika keadaan rumah menjadi normal."
Apa maksudnya ini? Aku mencoba untuk membukanya. Nihil… Pintu lemari ini terkunci. Baiklah, aku rasa tidak ada yang menarik diruangan ini, lebih baik aku keluar saja. Aku menghampiri tumpukan hadiah berharap menemukan sesuatu. Saat aku melihat-lihat, sebuah objek yang aku kenal tergeletak diantara banyaknya hadiah. Boneka beruang lagi? Tapi ini ukurannya lebih mini. Apa mungkin… Aku berlari keruangan dimana terdapat boneka beruang berukuran agak besar berada. Saat aku sampai disana, aku mencoba untuk memasukan boneka beruang yang berukuran mini tersebut kedalam keranjang. Nihil... Boneka ini tidak muat... Aku berjalan keluar dimana aku bertemu dengan kucing hitam tadi. Pintu? Aku tidak menyadari kalau ada ruangan lain selain ruangan yang aku kunjungi... Aku memutuskan untuk masuk. Ho, aku terkesan. Disini hanya ada sebuah meja dimana terdapat sebuah gunting yang dirantai. Aku memutuskan untuk memotong bagian tubuh boneka beruang tersebut. Aku mendapatkan bagian tubuh boneka beruang tersebut. Aku terkejut saat mendapati gunting yang baru saja aku gunakan untuk memotong boneka beruang tersebut telah terlumuri oleh darah. Aku bergegas untuk keluar dari ruang tersebut. Baru saja aku hendak membuka pintu, sesuatu muncul secara tiba-tiba dari arah sampingku. Da… DARAH?! Itu… Entah jejak apa itu… Yang pasti aku harus keluar dari ruang ini! Aku memutuskan untuk pergi ketempat dimana terdapat boneka beruang itu berada. Aku memasukkan bagian tubuh dari beruang mini yang baru saja aku potong. Muat... Rupanya muat! Aku mendengar sebuah suara... Seperti sebuah pintu terbuka... Tapi dimana? Jangan-jangan... diruangan itu... Aku memutuskan untuk membaca pesan yang berada didinding.
" … "
Aneh… Kenapa pesannya berubah… Aku merasa… Rumah ini seperti… Hidup? Haha, tidak mungkin. Lebih baik aku cepat, semakin aku cepat keluar dari rumah ini semakin baik. Aku melangkahkan kakiku keluar dari ruangan tersebut. Perasaanku mulai tidak enak… Hm? Hanya perasaanku saja atau… Lampu lilin ini padam? Baiklah, aku harus ce- UWAAA?! Aku terkejut saat sebuah vas terjatuh didekatku. Saat hendak melangkah, aku seperti melihat sesuatu berlari kearahku. Mataku terbelalak saat menyadari apa yang ada dihadapanku. APA-APAAN ITU! Aku harus cepat kabur… kembali keruangan itu! Aku mulai mempercepat lariku, sesekali aku menoleh kebelakang. SIAL! Beruang raksasa itu masih mengejarku! Sedikit lagi… Sedikit lagi! Aku memutar knop pintu dan membanting pintu tersebut. Huft… Huft… Apa itu tadi…?! Kenapa… Ugh… Kepalaku rasanya mau pecah… Perutku mual… Setelah semuanya rasanya aman dan keadaanku yang mulai membaik, aku membuka sedikit pintu tersebut. Aman… Tidak ada yang mencurigakan. Aku berjalan dengan waspada. Aku membuka pintu dan masuk kedalam ruangan tersebut. Hah… Baru saja hendak membuka pintu, sesuatu terjatuh entah dari mana asalnya. Bagian tubuh dari boneka yang aku potong… Aku mengambil bagian tangan dari boneka beruang tersebut. Aku membuka pintu dan masuk keruangan yang aku rasa ini adalah ruang makan.
Aku melihat-lihat ruangan tersebut, dimana terdapat perapian, meja makan dan 2 buah pintu. Hm? Sebuah pesan ada diatas meja. Aku membaca isi pesan tersebut.
" RASA RACUN "
Apa maksudnya rasa racun? Aku tidak mengerti… Tapi mungkin ada kaitannya dengan sup yang ada diseberang meja. Aku memutuskan untuk memasuki pintu yang letaknya dibelakangku. Hah? Ruangan ini lagi? Akupun menghampiri kucing hitam tersebut.
"Geez, kau menakutiku! Jangan keluar secara tiba-tiba seperti itu!" ucap kucing tersebut.
Aku hanya cuek dan memasuki pintu tersebut. Aku terus berjalan hingga aku berdiri tepat dipintu kedua, pintu bagian atas. Pesan? Akupun membaca pesan tersebut.
" DAPUR SANGAT SIBUK. MEMINJAMKAN TANGAN "
Aku memasuki ruangan tersebut. Hee, cukup menarik. Suara apa itu yang sangat berisik? Tch… Menjijikkan. Kenapa banyak sekali tikus berkeliaran… Hm? Buku apa ini? Judulnya "Dining of Aristocrats". Lalu aku membuka buka tersebut.
" Orang yang memerntah dan kelas atas telah lama menikmati hidangan dengan barang perak. Dengan menggunakan seperti sendok-garpu bersih yang keras, mereka dapat memecat pembantu dengan mempertunjukkan kekayaan mereka. Pada tambahan, peralatan perak berubah warna pada kontak dengan racun, pembuatan mereka cukup berguna "
Apa maksudnya ini…? Aku tidak mengerti. Aku penasaran… Dari mana asal suara orang yang sedang memotong? Tunggu… Apa hanya aku yang salah lihat… Apa pisau itu bergerak dengan sendirinya?! Aku mencoba mendekati tempat pisau yang bergerak dengan sendirinya. Disana terdapat seseorang yang transparan. Akupun mengajak orang itu bicara.
"Ahh, Aku sibuk, sangat sibuk…" ucapnya.
Aku mulai ragu… Haruskah aku membantu apa… Tunggu, jika aku memberikan bagian tangan dari boneka itu… Mungkin aku… Baiklah. Akupun menyerahkan bagian dari tangan boneka beruang tersebut.
"Oh, terima kasih. Aku sangat membutuhkan tangan, atau dua. Biarkan aku menunjukkan rasa terima kasihku." Ucapnya dan menyerahkan sebuah kunci perak.
Aku mengambil kunci perak tersebut. Ini untuk apa? Apa jangan-jangan ada kaitannya dengan buku yang barusan aku baca? Sendok-garpu... Apa... Apa jangan-jangan… Sup yang ada diatas meja makan? Akupun segera keluar dari ruangan tersebut. Hm? Pesan disamping pintu sudah tidak ada… Biarlah, aku tidak peduli. Ku hampiri meja makan tersebut, dan mencelupkan kunci perak tersebut kedalam sup. …! Kuncinya berubah menjadi hitam didalam sup. Aku mendengar suara pintu yang terbuka. Baru saja aku melangkah sedikit, sebuah benda terjatuh tiba-tiba. Sial… Hanya botol wine. Akupun masuk kedalam dapur, aneh… Aku tidak mendengar adanya suara orang memotong lagi. Biarlah, aku tidak peduli. Akupun membuka pintu selanjutnya.
Tangga? Akupun menaiki tangga tersebut. Tunggu… Aku seperti melihat bayangan seseorang... Aku tetap melanjutkan perjalananku. Koridor...? Ugh... Aku semakin tidak suka dengan hawa tempat ini. Ah! Kucing itu lagi. Akupun menghampiri kucing tersebut.
"Hiasan dekorasi kucing. ... Gotcha." Ucapnya santai.
To Be Continue
Baiklah, akhirnya ceritanya selesai juga. Bagaimana minna? Apakah ceritanya membosankan, seru apa biasa saja? Saya membuat fanfic ini berdasarkan dari salah satu game horror yang bernama The Witch's House XD
Mungkin sudah ada yang pernah memainkan game horror ini? XDa
Mungkin pada bingung ya siapa aja peran yang ada disini? 8Da
Baiklah, akan Yue beri tahu di chapter selanjutnya XD
Jika berkenan, tolong klik tombol Review ^w^d
Jika berkenan, beri kritik dan saran apakah perlu ada perbaikan atau penyusunan kata untuk fanfic selanjutnya. Saa minna~ Sekali lagi, Yue boleh minta reviewnya?
