Aku ingin bertanya,"Apa alasanmu?"

Tapi aku tidak menanyakannya.

Karena aku tahu. Alasan yang akan dia berikan pun tidak akan merubah semua yang telah terjadi.


Broken (Reason)

.

.

Krisho

T

Angst ㅡ I guess?

BL. DLDR. RnR

Recommended song : Davichi - Days Without You

.

.

Enjoy.

.

.

.


'Aku tunggu kau di taman kota. Pukul 8 tepat.'

.

Junmyeon mematut dirinya di depan cermin seukuran tubuhnya. Ia sudah siap dengan balutan coat selutut berwarna krim dan syal berwarna senada melilit di lehernya. Tak lupa dengan jeans berwarna hitam membalut kaki-kakinya.

Yifan memintanya untuk datang ke taman melalui pesan. Biasanya kalau mau pergi keluar, Yifan akan menjemputnya. Tapi, entahlah. Mungkin Yifan menginginkan suasana baru.

Junmyeon tak mengindahkan hal tersebut. Ia mengambil ponsel dan dompetnya, kemudian pergi keluar.

.

Junmyeon tiba di taman yang dimaksud. Taman ini masih diselimuti salju, meski sudah tak setebal salju di bulan Desember. Disekelilingnya ditumbuhi pohon yang daunnya meranggas, sehingga hanya tersisa batangnya yang berwarna hitam kecoklatan.

Ia menyusuri jalan setapak, mencari keberadaan Yifan. Biasanya mereka menghabiskan waktu di sekitar bukit kecil yang ada di sebelah barat. Jadi ia berjalan ke sana.

"Hey,"

Junmyeon tersenyum setelah menyapa pria tersebut. Ia tengah duduk di atas salju. Detik selanjutnya, Junmyeon ikut duduk disampingnya.

"Apa kabarmu?"

"Huh? Aku baik-baik saja."

Yifan hanya mengangguk, kemudian mengunci rapat bibirnya. Menghindari kontak mata dengan Junmyeon.

Junmyeon tak mengerti. Perilaku Yifan benar-benar berbeda. Apa yang terjadi?

"Kau baik-baik saja?"

"Hmm."

Junmyeon diam. Tak berkomentar atas jawaban singkat yang diberikan Yifan.

Cukup lama mereka bertahan dalam keheningan yang tak biasa diantara hubungan mereka. Ia jengah dengan situasi ini.

"Apa ini masalah pekerjaanmu? Jika kau lelah, istirahatlah sebentar."

"Junmyeon-ah,"

Yifan tiba-tiba berpaling ke arahnya. Dan menarik dagunya, membawanya ke dalam sebuah ciuman.

Ciuman yang terasa hambar. Junmyeon tak mengerti kenapa rasa sesak tiba-tiba menyeruak di dadanya.

"Maafkan aku,"

Junmyeon masih tak mengerti ketika matanya tiba-tiba berair.

"Untuk apa?" Katanya lirih. Berusaha menetralkan suaranya. Ia merasa Yifan akan mengatakan sesuatu yang tidak mengenakkan.

Yifan kembali berbuat secara tiba-tiba. Ia memeluk Junmyeon dengan erat. Membuat dada Junmyeon terasa ditimpa beban berat. Sesak.

"Katakan sesuatu, Yifan. Aku tidak mengerti,"

Yifan tersenyum tipis. Jemarinya mengusap wajah Junmyeon.

"Jangan menangis. Kumohon."

Junmyeon baru sadar ketika Yifan mengusap air matanya. Ia tidak sadar bahwa air mata yang sedari tadi tergenang di pelupuk matanya terjatuh.

"Aku pergi. Jaga diri baik-baik. Dan jangan mencariku. Lupakan aku. Hapus semua tentang aku, tentang kita."

Mata Junmyeon melebar,"Apa maksudmu?" Tanyanya yang kesekian kali.

Yifan bangkit tanpa sepatah kata pun. Kemudian melangkah pergi meninggalkan Junmyeon sendirian.

"Yifan!"

Langkah Yifan semakin cepat. Junmyeon tidak dapat menggapainya. Ia terduduk di tengah salju. Memandangi space kosong dengan warna monokrom di depannya.

Tangannya terkepal. Beragam emosi berkecamuk dalam dadanya.

Tak dipedulikannya kakinya yang serasa mati rasa karena terlalu lama berkontak dengan salju yang dingin. Hatinya lebih dari itu. Hatinya mati rasa. Terlalu sakit. Untuk menangis pun rasanya sudah tidak sanggup. Ia benar-benar hancur.

.

.

FIN


A/N :

Lagi galau :( dan semua ini karena album barunya Davichi yang isinya lagu galau semua. Muncul lah ff pendek ini. Recommended banget lagu barunya Davichi yang judulnya Days Without You. Ada Kang Danielnya loh hehehe /slap/

.

.

17:31 WITA