There's no tomorrow for us

Park Jimin

Min Yoongi

(Recommended song : trouble maker - now )

.

.

"Stop! Park Jimin! Kau pemenangnya!"

Jimin yang sedang menghajar seseorang di arena street fighting itu melepaskan mangsanya dan berdiri tegak.

"Yeah! Jimin!" Semua orang disana berteriak kagum.

Jimin tersenyum puas. Semua sorak sorai ini. Semua uang yang akan dia dapatkan. Terlepas dari luka lebam di wajahnya, ia merasa sangat puas. Dalam sekejap ia merobek kaus tipisnya yang dihiasi noda darah dan memutarnya di udara. Memamerkan tubuh topless nya yang menggoda.

"Yeah!" Ia ikut berteriak bangga. Tapi kebanggaannya tak akan lengkap tanpa...

"Woaaaaaaaahhhh!"

Teriakan penonton disana semakin bergemuruh saat Jimin menarik seorang pria dari baris paling belakang dan langsung memeluk serta memutarnya dengan kebanggaan serta rasa cinta penuh di matanya.

"Ya! Bodoh! Kau bodoh!" Namja di pelukan Jimin itu malah menangis dan membenamkan seluruh wajahnya di rambut berkeringat Jimin karena Jimin masih mengangkatnya tinggi tinggi. Mengundang siulan dan percikan rasa iri dari penonton.

"Kemenanganku ini untukmu kau tau itu." Jimin menurunkan pemuda manisnya dan mengecup seluruh wajah yang sudah memerah menahan malu dan kesal itu.

"Tae! Kau urus pembayarannya!" Jimin berteriak pada Taehyung yang langsung mengacungkan jempolnya.

"Ayo kita rayakan malam ini sayang." Jimin berbisik di telinga si manisnya dan langsung menariknya ke mobil mereka yang terparkir tidak jauh dari sana.

.

,,,

.

"Jadi katakan kepadaku kenapa kau malah menangis sayang." Jimin mengusap surai mint namja di sebelahnya tanpa melepas fokus pada jalanan di depannya.

"Kau terluka lagi."

Jimin tertawa "Tuntutan pekerjaan sayangku. Kau tau itu."

"Lalu kenapa kau tidak berhenti saja?" Nada sinis mendominasi pada ucapannya.

"Kau tau alasannya sayang..." Jimin menjawab dengan masih mempertahankan rasa sabarnya.

"Kalau begitu hentikan mobil ini."

Jimin masih berusaha bersabar. "Jangan menguji kesabaranku. Tidak. Aku akan mengantarkanmu dengan selamat ke rumah kita oke?"

"Ku bilang hentikan!" Kini kekasih manisnya itu malah mulai membentak kesal pada Jimin.

Jimin menghentikan mobilnya begitu saja di pinggir jalan yang sepi. Dia menatap jengah pada sosok di sebelahnya. "Demi Tuhan Min Yoongi aku sangat lelah. Hentikan saja semua omelan serta kemarahan mu itu dan ayo kita pulang!"

Yoongi menggertak kan giginya marah sudah akan keluar dari mobil itu kalau saja Jimin tidak menarik tangan mungil nya dan mencium bibirnya.

"Ku mohon..." Jimin berbisik pelan di telinga Yoongi. Dia benar benar harus memiliki kesabaran ekstra untuk menghadapi kesayangannya ini.

"Aku tidak ingin kau terus terusan terluka Jimin... apakah kau tidak bisa mengerti posisi ku? Aku tidak masalah tinggal di tempat kumuh atau apapun. Tapi ku mohon Jimin.. berhentilah..." Yoongi mulai menangis.

Ini dia. Jimin mungkin adalah street fighter terbaik dan bisa menghahar semua musuhnya. Ia tidak memiliki ketakutan akan siapapun dan apapun. Oh tunggu. Jimin hanya memiliki satu kelemahan fatal. Air mata Min Yoongi. Tapi Jimin tetap menggeleng tegas. "Aku tidak akan memperlakukan kesayanganku senista itu." Dalam satu gerakan, Jimin mengangkat Yoongi dan mendudukannya di pangkuan Jimin.

"Ku mohon..." Yoongi meneluk leher pria kekar di hadapannya dan mengusap darah di sudut bibir Jimin hasil pertarungan.

Jimin mengusap punggung Yoongi dengan sayang. "Tidurlah manis ku. Kita akan selamat sampai rumah. Dengan aku yang selalu memeluk mu. Sampai mati."

Yoongi memandang mata Jimin dalam dalam. "Aku sangat sangat mencintaimu Park Jimin..." setetes air mata jatuh membasahi pipi putih nya.

Jimin mengusap air mata itu. Hatinya teriris melihat orang yang ia sayangi lebih dari nyawanya ini menangis.. lagi...

"Aku melakukan ini demi kita..."

Yoongi menggeleng kuat dan berteriak frustasi. "Tidak! Aku tidak keberatan hidup miskin bahkan jika kita harus tinggal di jalanan. Ku mohon Jimin... aku tidak apa apa!"

"Sayang, aku tidak akan membiarkan putri secantik dirimu hidup miskin oke? Aku tidak seperti keluargamu.." Jimin memeluk Yoongi dan menciumi pipinya.

"Aku tidak peduli Park Jimin! Tidak peduli! Aku hanya butuh dirimu..." Yoongi benar benar menangis kali ini. Ia tidak tau lagi apa yang harus ia lakukan agar kekasihnya ini mengerti keinginannya.

Jimin mengecupi pundak Yoongi dan melajukan lagi mobil nya. "Tidurlah sayangku..."

Dan dalam tangisannya, Yoongi pun tertidur di pangkuan kekasihnya.

Jimin harus membawa kekasih manisnya ini ke rumah mereka dan menidurkannya. Masih banyak pekerjaan yang harus ia lakukan. Dan ia tidak bisa membiarkan Yoongi menangisinya lagi. Benar benar tidak bisa. Ia ingat bagaimana Yoongi kabur dari rumah mewahnya di pusat kota Seoul, meninggalkan segala kemewahannya demi bisa bersama seorang street fighter dan penari jalanan seperti Jimin. Yoongi sudah memperjuangkan cinta mereka sedemikian besar. Jimin tidak akan membiarkan Yoongi nya sengsara lagi. Ia akan mati jika di perlukan demi kekasihnya.

"Ya aku kesana sekarang."

Jimin menutup panggilan di handphone nya. Langit di luar masih sangat gelap. Matahari belum menampak kan sinar nya. Tapi ia harus pergi.

Sekali lagi Jimin mengusap sayang rambut Yoongi dan membenarkan selimutnya. Yoongi terlihat seperti malaikat bahkan saat tidur. Hal itu membuat hati Jimin berdetak lebih cepat. Yoongi memang sempurna.

Ia memberikan satu ciuman di kening Yoongi. "Aku sangat sangat mencintaimu Park Yoongi..."

Dan dengan kalimat tulus itu, Jimin meninggalkan rumah mereka untuk melakukan salah satu pekerjaannya lagi.

.

.

End/TBC?

.

Kemarin ngebom ka phylindan demi mencurahkan ide Jimin street fighter :'D makasih kak bantuannya :* tapi jadinya aneh ya... ga sebagus kak phylindan atau senior2 author lain.. /kubur diri sama Yoongi/

Apalah apalah maunya di lanjutin kalo ada yang minat. Kalo ndak yaudah :'D

Last but not least, review please ^^