S.M.I.L.E !

Warning : OOC, Gaje, Typos, Abal – Abal. -_-;.

Pair : NaruSaku { Main }.

Rate : T Semi M.

Disclaimer : Masashi Kishimoto.

Chapter 1 : The Tragedy.

Catatan Hati Seorang Author ( Part 1 ) :D

Yeeeiy~! Mai balik lagi dengan fiction multi-chapter yang akan lama updatenya *Digoreng* , fic ini mungkin berchapter 3 atau 4, mungkin 5 disertai side story-nya. Bagi pembaca Somebody To You harap sabar, ya? Konfliknya masih lanjut~ kok. Special Thx for Maria Kusanagi, arigatou~. And the last… Mind to Review?.

See u In The Next Chapter~!

Rumah Sakit Konoha…

"Ino~ Kemana kau membawaku? Aku masih punya pekerjaan lain"

Dalih seorang gadis pinkish, yang saat ini tengah ditarik *atau lebih tepatnya diseret *

Oleh sahabatnya. Yamanaka Ino.

"Sudahlah! Ikut saja! Ini tidak akan lama, kok"

Bujuk ino.

Sakura hanya pasrah ketika Ino membawanya ke sebuah ruangan laboratorium yang biasa digunakan sebagai percobaan pembuatan obat. Kemungkinan besar, Ino ingin menunjukkan obat racikannya pada Sakura untuk dinilai.

"TARA~~!"

Seru Ino girang * Bukan tante girang* sembari menunjukkan sebuah kantong plastik transparan yang didalamnya terdapat 2 buah pil berwarna pink susu.

"Apa ini?"

Tanya Sakura.

"Baka! Ini adalah obat racikanku! Bagaimana kelihatannya?!"

Tanya Ino antusias.

"Kelihatan mencurigakan…"

Jawab Sakura bergidik.

"T-tidak kok!"

Bantah Ino.

"Kalau begitu, apa gunanya?"

"Gunanya untuk mengetahui cinta sejatimu…"

Jawab Ino sembari memandang obatnya dalam-dalam.

"Benar…"

Sakura bergumam aneh melihat pandangan 'tak biasa' dari Ino.

"Lalu? Itu tak dibutuhkan didunia medis , bukan?"

Sakura berkacak pinggang.

"Perlu, kok! Untuk yang jomblo-jomblo! Yang ingin mencari jodoh sejatinya bisa mengomsumsi pil S.M.I.L.E Ini! Tidak ada efek samping! Bagi yang ingin membeli, silahkan hubungi nomor dibawah ini 08XX-XXXX-XXX"

Seru ino mempromosikan dagangannya pada para readers bak orang yang selalu ribut tentang obat di radio.

"Ga ada yang mau beli!"

Ucap Sakura cuek.

"Coba saja ! Dijamin tidak pinsan!"

Seru Ino.

"Tidak, ah! Lagipula, apa itu S.M.I.L.E?"

Tanya Sakura curiga.

"Izinkan aku menjelaskannya."

Ucap Ino.

Tiba-tiba saja Sakura telah duduk diatas sebuah kursi kayu, dan lampu sorot telah menyala dan menyinari panggung yang sekarang tengah berdiri Ino dengan tongkat penunjuknya yang mengarah ke sebuah papan tulis kapur.

"Nah, aku akan menjawab apa yang ditanyakan oleh nona Haruno, pertama Ehem… Akan kujelaskan biodata pembuat obat yang jenius ini, seorang wanita yang punya daya tarik tinggi, dan- bla bla bla bla bla bla-"

Ino menjelaskan jawaban yang sama sekali tidak ditanya dengan penuh percaya diri, tak menghiraukan Sakura yang benar-benar mual mendengar penuturannya.

"Lanjut saja, Pig!"

Gerutu Sakura.

"Oke, oke, S.M.I.L.E. adalah singkatan dari Synthetic Mature In Love Emancipation . Cara kerja obat ini adalah dengan merangsang hormon, darah, dan enzim hormonal seseorang, yang akan membuat sensasi deg-deg-an, keringatan, gugup, gagap, jika berada pada orang yang disukai. Tubuh pemakai akan dihujami sensasi yang luar biasa jika orang yang disukai membuat suatu tindakan cumbuan, seperti pelukan, ciuman, atau, hubungan tubuh—"

"UWAAAA! HENTIKAN! MENJIJIKKAN!"

Sela Sakura dengan wajah merah padam.

Setelah itu, kursi, panggung, papan tulis, lampu sorot, dan tongkat penunjuk Ino menghilang tiba-tiba.

"Aku mau pergi!"

Seru Sakura ketus.

Ino menyerigai. Tangan Kiri-nya menepuk punggung Sakura, sementara tangan kanan-nya menyelipkan kantong plastik kecil berisi obatnya ke kantong kunai Sakura.

"Ya sudah!, tapi temani aku memberi laporan, ya?"

Bujuk Ino yang disertai seringaiannya.

"Haaahh, Iya, deh."

"Kau mau kemana, Sakura?"

Tanya Ino yang mengikuti Sakura dari belakang.

"Mau menjumpai Naruto. Aku ingin memberinya vitamin penambah stamina. Sekaligus mau memberinya bento."

Jawab Sakura menenteng sekantong obat-obatan sedang yang berwarna ungu-kehitaman dan keranjang makanan.

"Kau mau?"

Tawar Sakura pada Ino.

"T-tidak usah, a-aku tadi diet vitamin "

Tolak Ino buru-buru.

'Apa ada orang yang diet vitamin?'

Batin Sakura.

Sebelum Sakura hendak memprotes Ino, Ino dengan lihai mengalihkan pembicaraan dengan menunjuk sosok pemuda pirang yang kini tengah berlatih mengendalikan Chakra elemen.

"Naruto~!"

Seru Sakura.

"Ah, Sakura-chan!"

Balas Naruto dari kejauhan.

"Hanya Sakura yang disambut?"

Tanya Ino.

"Ah, eh, Ino juga Ikut, ya?"

Ralat Naruto gelagapan.

"Kita makan saja dulu!"

Usul Sakura, yang dibalas anggukan dari kedua Sahabatnya.

"Kenapa tidak ada Ramen?"

Gerutu Naruto melihat isi bento-nya.

"Jangan makan Ramen terus! Itu ada penyedapnya, kau bisa sakit bila terus mengomsumsi makanan berminyak seperti itu!"

Sakura menyanggah perkataan Naruto.

"Tidak apa-apa jika Sakura-chan mau menyembuhkanya.. Hehehe~"

Jawab Naruto sembari nyenggir kuda.

Dikala Sakura dan Naruto sedang asyik berdebat tentang ramen atau apapun itu, Ino tak perduli, Ino memasukkan 'sesuatu' ke gelas teh Sakura.

"Cepat minum! Nanti kalian mati kehausan karena berdebat terus menerus!"

Sela Ino.

Sakura mengernyitkan sebelah alisnya. Tapi, ia kemudian menggeleng pelan dan hendak mengambil gelas yang diberi 'sesuatu' tadi.

"Aku haus~!"

Seru Naruto sembari merampas gelas yang mau diambil Sakura.

'Gawat~!'

Batin Ino panik.

"HEi~ Itu gelasku! Kemarikan!"

Gerutu Sakura sembari mengambil kembali gelas dari tangan Naruto.

GLEK GLEK GLEK~

Sakura menenggak habis isi cangkir itu.

" Yaaah! Jangan habiskan Sakura-chan!"

Rengek Naruto tak terima.

"Ugh… "

Sakura mengerang pelan. Tangannya menjatuhkan gelas yang ia pegang tadi.

DEG DEG DEG DEG

"Hei, Sakura-chan! Kenapa? Ada apa?"

Tanya Naruto panik.

'Kenapa… Kenapa Suara Naruto terdengar begitu berat… Dan erotis?'.

Batin Sakura.

Naruto kemudian menempelkan punggung telapak tangannya ke dahi Sakura.

"Ya ampun, kau panas sekali…"

Gumam Naruto Khawatir.

'Telapak tangan Naruto… Terasa sejuk sekali… Sangat SEJUK.'

Sakura menggumam pelan dalam hati.

Keringat bercucuran dari tubuh Sakura, entah kenapa, saat Naruto memandangnya, jantungnya berdetak kencang. Sangat kencang. Wajahnya serasa terbakar. Dan tiba-tiba tubuhnya kehilangan keseimbangan.

"Hei…! Sakura-chan!"

Seru Naruto panik sembari menangkap tubuh mungil Sakura dalam pangkuannya.

'Mata biru Naruto… Kenapa terlihat sayu? Kenapa ketika aku menatapnya, aku…'

"Ino! Cepat Bantu Sakura-chan!"

"B-baik!"

"Naruto… "

Sakura menggumam lemah, tapi masih bisa didengar Naruto.

"J-jangan bicara dulu!"

Potong Naruto panik.

'Tak kusangka efeknya akan seperti ini…'

Batin Ino meringis.

"Ino! Apa masih lama?!"

"S-sebentar!"

'Naruto… Jangan memandangku begitu… Aku… Jadi gugup…'

Inner Sakura ikut bicara.

Peluh ikut bercucuran dari tubuh Naruto, ia masih dirundung kekhawatiran. Ia mengelus pelan rambut pink Sakura yang pendek. Dan tak jarang mengiggit bibir bawah-nya, mencoba menahan rasa takut yang memuncak.

'Jangan menggigit bibirmu…Aku jadi merasa aneh ketika kau mengelus rambutku,… Ugh… Kenapa kau basah seperti itu? Lekuk dada-mu jadi kelihatan…'

Batin Sakura menatap tubuh Naruto yang basah, jadi kaos tipis yang dipakai Naruto jadi lembab dan mencetak jelas lekuk tubuh Naruto yang sixpack.

"Bertahanlah!"

Ucap Naruto meringis.

"Naruto… Hosh… Tetaplah… Berada,…Disisi-ku…Selalu-h…"

Gumam Sakura yang bisa didengar Naruto, kemudian tak sadarkan diri.

"Sakura-chan! HEI!"

TBC To Chapter 2

Halo! Gimana fictionnya? Agak erotis dikit, ya? Tapi, ga bakalan sampai ke tahap M beneran lho! Semi M nya mungkin berisi pertarungan yang akan dilalui Naruto and Sakura. GYAAAA~! Ga sabar ngeliat kelanjutannya *Aturnya readers yang bilang!*

Ok, Sekian Curcolnya. And of course, the last is…..

REVIEW! *Disate*

Special Thx for Maria Kusanagi!