I AM DIFFERENT ANGELIA CLARISSASASUSAKU2017 HOROR MISTERY

Katakan padaku bahwa aku bukan manusia yang normal ...

Mereka bilang aku gila ...

Caci maki itu ...

Aku mencoba menulikan pendengaranku ...

Selalu saja ...

Aku hanya bisa tersenyum paksa menatap satu persatu wajah mereka.

Aku hanya bisa memejamkan mataku, saat mereka tiba-tiba muncul disamping ku ...

Mahluk itu ... Mereka selalu saja menggangguku.

••••

KOBARAN api semakin merajalela, satu persatu orang mulai melempari obor mereka pada tumpukan jerami itu, dan tanpa hitungan jam tumpukan itu ludes termakan oleh api. Jeritan tangisan melengking dengan sangat hebat. Orang-orang yang menyaksikan hanya bisa menyoraki wanita yang malangnya menjadi korban pada malam ini, dengan sebuah cacian yang pasti membuat orang yang mendengarkan nya akan menutup telinga mereka dengan kuat. Tubuhnya diikat pada sebuah tiang dengan sangat kuat, kelopak matanya terbuka sedikit, semua orang menatapnya dengan pandangan menjijikan serta sulit diartikan.

Tidak ada kata iba disana, hanya ada sebuah jeritan penderitaan yang ada disana. Orang-orang terlihat berbondong-bondong mengambil beberapa tumpukan jerami, melemparnya dengan paksa. Hingga tak heran jika tumpukan jerami itu mengenai tubuh wanita tersebut. Bulan purnama bersinar dengan sangat terang, wanita itu terlihat menangis dengan sangat kencang. Namun sama sekali tidak ada yang menghiraukan.

"Bakar!!! Bakar!!"

Seperti itu lah gemuruh sorakan yang orang-orang itu lemparkan pada wanita malang itu, tiba-tiba datang seorang pria dengan membawa tong kecil yang berisikan minyak tanah. Orang-orang itu terlihat sangat bahagia sekaligus puas melihat apa yang dibawa oleh pria tersebut, wajah pria itu terlihat sangat menyeramkan, wajahnya dipenuhi oleg goresan benda tajam. Tangan kekarnya membuka tutup tong kecil itu, mengangkatnya tanpa menunggu waktu yang lama, pria itu menyiramkan minyak tanah tersebut hingga mengenai tubuh wanita itu. Kobaran api semakin besar, sorakan kembali terdengar.

"Lepaskan aku!!"

Kini wanita itu mencoba memberanikan diri untuk melawan, tapi apa daya. Tubuhnya terikat dengan sangat kuat pada sebuah tiang yang terbuat dari kayu itu. keadaan tiba-tiba menjadi hening, entah kenapa. Wanita itu terlihat mengambil napas sejenak. Matanya terlihat sangat merah, akibat terkena siraman minyak tanah yang pria itu siramkan tadi. Mungkin sebentar lagi, wanita itu tidak akan dapat melihat seperti orang normal lainnya.

"Kau hanya seorang pelacur!!"

Satu persatu orang terlihat berjalan maju, mengeluarkan caci makian andalan mereka masing-masing, wanita malang itu hanya bisa menatap tajam pada wanita yang baru saja mengucapkan kata pelacur padanya.

"Desa ini sangat melarang apa yang telah terjadi pada mu!!!"

Pria dengan penutup kepala yang berbahan dasarkan kain itu berbicara, semua orang bersorak setuju dengan pendapat pria tersebut, wanita itu hanya bisa terdiam. Ingin sekali ia melawan, tapi waktunya sama sekali tidak cukup. Perlahan kobaran api itu mulai padam.

"Dengar!!!"

Inilah yang sangat ditunggu-tunggu, wanita itu akhirnya memulai pembelaan terhadap dirinya. Di tangan seluruh warga desa, masing-masing memegang sebuah senjata tajam yang sangat berbahaya. Senjata itu sejak awal sengaja mereka beri sebuah cairan berupa racun ular yang sangat mematikan. Kejam bukan?.

"tujuh belas tahun kemudian, Aku akan kembali dengan dendam ku pada kalian!!" wanita itu mengecamkan, semua warga tertawa dengan renyah. Mereka hanya menganggap apa yang diucapkan oleh wanita itu hanyalah sebuah lelucon untuk anak kecil.

"Kau terlalu kotor Kora ... "

Pria dengan tubuh kekar itu menyeringai aneh, tangan kekarnya kembali mengangkat tong biru yang berisikan minyak tanah tersebut, lalu menyiraminya kembali pada pinggiran tiang. Tangan nya meraih tas kecil yang ia bawa, tangan itu mengambil sebuah kardus kecil yang berisikan korek api. Pria itu mengambil satu satu batang korek api, lalu mengesekkan nya pada pematik.

Tangan kekar itu dengan mudah menjatuhkan batang korek api itu di atas tanah yang sudah di sirami oleh minyak tanah, kobaran api kembali menyala, kini lebih besar. Orang-orang yang ada di sana terlonjak kaget saat melihat api itu kembali menyala, keadaan kembali riuh, sorakan demi sorakan menggema dengan sangat hebat. Tubuh wanita itu tenggelam di dalam kobaran api.

"Arggghh!!" jeritan itu terdengar, mereka yang menyaksikan. Hanya bisa menutup telinga mereka dengan sangat kuat, jeritan itu benar-benar mampu membuat pendengaran siapapun menjadi rusak. Angin kencang menerbangkan seluruh dedaunan kering yang ada di atas tanah. Tanah seolah bergetar dengan sangat hebat, keadaan menjadi ricuh, wanita itu terus menerus berteriak. Seolah mengatakan jika penderitaan yang ia terima sangatlah menyakitkan.

Wanita itu kembali berteriak hebat, orang-orang yang ada disekitaran nya hanya menatap datar wanita itu, sesekali menutup kembali telinga mereka menggunakan kedua telapak tangan.

Semua mata menyaksikan nya, tubuh wanita itu menggeliat dengan resah pada tiang, berusaha menahan rasa sakit akibat kobaran api yang menyentuh permukaan kulitnya. Kulit yang dulunya putih seperti salju. Kini menjadi melepuh, bau busuk tercium dengan sangat jelas, mereka menutupi indra penciuman mereka menggunakan telapak tangan. Bau busuk ini benar-benar sangat menyengat. Timbul perasaan aneh di dalam benak semua warga desa. Kobaran api itu semakin membesar, apakah ini sebuah kutukan?

tubuh itu seketika berubah menjadi sebuah abu. Angin kencang menerbangkan butiran abu itu, dapat ditebak. Jika arwah wanita itu tidak akan pernah tenang. Warga desa hanya bisa terdiam menyaksikan butiran abu itu berterbangan dengan sangat bebas.

Sedangkan pria yang menggunakan penutup kepala tadi, berjalan maju. Melangkahkan kakinya menghampiri tiang itu, aneh. Kenapa tiang kayu ini tidak terbakar? Padahal, kayu ini adalah kayu yang sangat mudah terbakar. Timbul rasa curiga pada diri mereka masing-masing. Mereka semua menatap risih tiang tersebut.

Tangan keriput itu meraih sisa-sisa abu wanita itu tadi, diraihnya sebuah kotak kecil yang ada di dalam saku kecil nya, menaruh sisa-sisa abu itu ke dalam kotak.

Ia lapisi kotak tersebut dengan selembar kain, lalu menggali lubang kecil menggunakan kedua tangannya, menggubur kotak tersebut. Tangan pria itu mengintruksi para warga untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.

"Kita harus kembali ... Aku berharap ini bukan sebuah malapetaka."

Pria yang menjabat sebagai kepala desa itu kembali berucap, warga desa hanya bisa menganggukan kepala. Semilir angin tiba-tiba menjatuhkan tiang tersebut, Apakah ini akan menjadi sebuah malapetaka?.

To be continue

ini ga tau astaga :( kenapa jadi blod dengan sendiri nya, gak mau kaya biasa? hiks sedih, auk ah. eloo, kenali angel author baru disini :) semoga suka ya.