Title : Everything about My Pet

Author : .tsanim.

Rating : T

Genre : fantasy, family, sad, hurt, little humor

Cast : Jo Kwangmin, Jo Youngmin, etc

Sum : hadiah terindah yang pernah didapatnya-...

Warn! This is STRAIGHT ff for JO TWINS'S BIRTHDAY! #teriakpakeToa

Happy Birthday Jo Youngmin & Jo Kwangmin!

Saengil Chukkaeyo!

#LoveSign

Sorry for the bad sum and Typo(s) bertebaran seperti debu==3==

.tsanim.

.

.

.

.

.

_all Youngmin pov_

"eomma? Bagaimana keadaan Kwang? Apa dia baik-baik saja?", panic! Sungguh aku bersumpah demi apapun, aku benar-benar khawatir dengan keadaan Kwangmin-saudara kembarku- yang sedang terbaring lemah di ruang ICU rumah sakit Seoul saat ini.

Orang-orang bertubuh tegap itu berjalan cepat memasuki ruangan yang di tempati Kwang. Dengan raut wajah yang sulit di jelaskan, mereka berusaha menenangkan eomma yang sedang menangis di bangku ruang tunggu.

Aku tidak tau harus berbuat apa. Aku takut. Aku belum siap, jika harus kehilangannya sekarang. Walau memang kami (aku dan Kwang) selalu bertengkar dan tidak pernah akur kesehariannya, tapi jauh di lubuk hatiku aku benar-benar mencintainya. Rasa cinta selayaknya kakak pada adik kandungnya-yang hanya beda usia 6 menit-.

Berdo'a, hanya itu yang bisa ku lakukan sekarang, Ya, hanya itu. Oh Tuhan, aku mohon beri aku satu lagi kesempatan untuk menebus dosa-dosaku yang pernah kulakukan pada Kwang. Aku janji, kalau Kau membiarkan Kwang tetap disini, aku tidak akan mendiaminya lagi. Aku akan bertingkah selayaknya seorang kakak yang selalu menjaga adiknya.

Aku juga akan sering ke gereja bersama Kwang untuk berdo'a bersama. Ku mohon Tuhan, biarkan Kwang disini.

Do'a terus-terusan ku panjatkan. Sungguh, aku benar-benar tidak ingin hal 'yang iya-iya' terjadi pada Kwang.

.

.

.

.

.

Selang beberapa menit, dokter Jung-dokter yang menangani Kwang- keluar ruangan dengan wajah muram.

"bagaimana dok? Dia baik-baik saja kan? Anak saya baik-baik saja kan, dok?!", parau eomma dengan sedikit isakan yang masih terdengar.

"Maaf Nyonya Jo, kami sudah melakukan semuanya semaksimal mungkin, dan kami juga sudah melakukannya semampu kami. Tapi… maaf,… Tuhan berkata lain, dia sudah pergi"

Deg!

Aku meremas dada sebelah kiriku yang serasa sesak. Kakiku melemas. Tubuhku seakan membatu, tak dapat digerakan sama sekali. Sungguh sulit menerima semua ini. Tuhan… kenapa Kau tidak mengabulkan do'aku?. Batinku menjerit lirih memanggil Kwangmin. Satu nama indah yang terlalu sulit untuk ku ungkapkan. Aku kehilangannya… I lost him for ever.

.

.

.

.

.

Sudah tiga tahun sejak kematian Kwang. Dan,… sejak itu juga aku berubah menjadi seorang namja introvert. Aku tidak suka dunia luar. Cenderung lebih memilih kesunyian. Selalu menyibukan diriku dengan hal-hal yang menurut teman-teman sangat membosankan. Ya, seperti membaca contohnya. Atau mendengar banyak lagu ballad untuk waktu yang cukup lama #inimah galau namanya =3=.

Dan semenjak itu juga eomma selalu murung. Terlebih juga ia harus menelan takdir bahwa Kwangmin sudah menyusul Appa ke surga sekarang. Sering terlintas di benakku, rasa kasihan pada eomma. Dia selalu merasa kesepian tiap harinya. Ia hanya menjahit seharian penuh sambil terkadang melamun menatap bosan rumput-rumput yang tumbuh liar di halaman rumah -(model rumah kami ala rumah di Jepang yang halamannya beralaskan tanah dan rumah kami terbuat dari kayu) -, karena memang itulah satu-satunya harapan hidup kami.

Maafkan aku eomma. Tapi sesuatu dalam diriku memaksaku untuk tetap diam. Entah aku juga tidak mengerti dengan diriku sendiri.

Hari ini tanggal 24 April. Hari jadiku dengan Kwang yang ke 18 tahun. Semua tampak biasa saja. Tidaka ada yang special. Tidak seperti dulu saat masih ada Kwang. Ia pasti sudah asyik berceloteh ria dengan eomma. Hhhh, aku rindu mendengar suaranya.

Pagi ini aku sudah bersiap dengan T-shirt putih v-neck kesukaanku dan celana jeans panjang –pemberian Eomma saat ulang tahunku yang ke 17 *masih muat Young(?) =3=*. Kwang juga punya yang sama seperti milikku. Ahhh, aku jadi makin sedih mengingatnya.

Setelah siap semua, aku keluar kamar dan mendapati eomma yang sudah menungguku di ruang makan.

"Youngminnie-ah~…. Sini~ , eomma punya kejutan untukmu", panggil eomma ramah

"ne"

Aku berjalan pelan ke arah eomma dan duduk di hadapannya. Aku duduk bersila dengan tangan yang kuletakkan di atas meja kayu-di ruang makan hanya ada satu meja kayu kecil jadi kita duduknya di lantai gituh-.

Eomma menatap lekat iris mataku. Entah kenapa tiba-tiba darahku berdesir kencang dan jantungku memompa darah jauh lebih cepat dari biasanya. Suasana kaku dan canggung seketika menyelinap di antara kami *akward face*.

"kau sudah semakin dewasa Young. Eomma tau kau bukan lagi Young kecil eomma. Urusanmu pasti sudah semakin bertumpuk. Tapi ingatlah, eomma selalu ada untukmu, jangan berpikir kau sendirian, Young. Kau bisa membagi sedikit kesulitanmu pada eomma, mungkin eomma bisa membantu. Yah itung-itung setidaknya kau masih menganggap eomma masih disini"

Deg!

Dadaku serasa di tancap beribu anak panah. Sakit sekali. Apa sampai segitunya? Apa aku sudah kelewatam bersikap pada eomma? Mianhae eomma, bukan begitu maksudku.

"a-ani eomma", lirihku menundukkan kepala dalam.

"ne, eomma paham dirimu lebih dari dirimu sendiri memahaminya. Eomma yang melahirkanmu Young, haha…", eomma tertawa-paksa-.

"…", hanya senyum simpul yang bisa kubagikan untuknya

" Youngminnie-ah… eomma tidak tahu berapa lama lagi eomma bisa menjagamu-", aku mendongakkan kepalaku menatap mata sendu eomma

"-eomma juga tidak tahu kapan Tuhan akan mengirimkan malaikat mautnya untuk eomma"

"…eomma"

"hahh,… tapi satu yang harus selalu kau ingat, kau tidaklah sendiri. Tidak akan eomma biarkan kau sendirian, Young"

"…"

Srek

Tek

"untukmu", ucap eomma

"ne? untukku eomma? Apa ini?", tanyaku penasaran.

Eomma mendorong pelan kotak besar berwarna coklat ke arahku. Dengan pasti aku membuka kotak itu.

'Guk Guk'

Omo! Ini pet! Seekor anjing kecil berbulu coklat terang dengan kalung berbandul bintang yang terjuntai indah di lehernya.

"ini-"

"manis kan Young?",eomma tersenyum puas

"ne! sangat manis eomma!"

"berilah dia nama Young"

"hmmm… bagaimana kalau Jiro? Jo Jiro?", usulku. Entah mengapa, aku benar-benar bingung dekat moodku. Baru saja beberapa menit yang lalu aku merasa sedih tapi sekarang tiba-tiba saja aku ingin sekali tersenyum. Mungkin karena melihat Jiro… haha, Jiro… Jiro... Jiro… tidak buruk kan?

"cantik! Nama yang cantik, Young", eomma ikut tersenyum

Oh Tuhan, sungguh saat ini aku merasa sangat bahagia. Ini adalah kali pertamaku tersenyum semenjak kematian Kwang beberapa tahun lalu.

"jagalah dia, Young. Jangan pernah tinggalkan dia", ucap eomma lirih. Eomma seperti sedang menyembunyikan sesuatu dariku.

"pasti eomma", aku memandang lekat iris mata biru milik Jiro.

selang beberapa menit

.

.

.

Tunggu,… aku melihat sesuatu yang berbeda di matanya-

Zrippp

Aku merasa ada sesuatu yang janggal dengan…

.

.

.

-Jiro

.

.

.

.

.

TBC!

annyeong readers-deul,...

perkenalkan, choneun tsa imnida, manasseo bangapseumnida

I'm newbie here, mohon bantuannya #deepbow

fyi, ini adalah ff pertamaku yang ku publish, gimana-gimana? jelekkah? kurang menarik kah? ah, ne, tolong bantu dengan reviewnya please...

tsa boleh minta saran dan kritiknya kan? #hope

tapi NO BASH and NO FLAME, ne? komen kalian akan menjadi penyemangat tsa! #kibarinbendera

anyway... ff ini mau dilanjutkankah? #nge-wink bareng Kwangmin ;)