Genre: Drama/Adventure/Romance?
Rating: T
Disclaimer: All charas belong to God, their parents, their company, fans, us. Kecuali Huang Zitao itu milik saya #diamukmassa #disemburDragon.
Warning: Gaje, karakter utama yang terlalu menonjol, OOC, typos, alur bertele-tele, BL/yaoi.
Summary: Huang Zitao adalah murid terbaik sebuah perguruan kungfu di Cina, ia yang dipercaya memegang gulungan jurus rahasia alirannya pergi ke Korea dan bergabung dengan boyband EXO. Namun suatu hari musibah melanda perguruannya, dan ia adalah harapan yang tersisa! "Persepsiku tentangmu membuatku hampir lupa bahwa kau adalah seorang pendekar." EXO fic with Tao as main character!
.
.
.
Qingdao, Cina, 2009.
Dengan ragu pemuda itu melangkahkan kakinya, membuka pintu berukir itu dan memasuki ruangan, disana ia bisa melihat masternya duduk ditengah-tengah antara keempat gurunya. Kelima orang itu duduk bersila sambil mengenakan pakaian putih yang menjadi seragam guru di perguruan tersebut, wajah mereka tenang namun tegas berwibawa.
"Master Zhang memanggiku?" Tanya pemuda yang mengenakan seragam hitam itu.
Sang master mengangguk tenang, "Ya, Zitao, duduklah." Perintahnya.
Pemuda bernama Zitao itu pun menurut dan duduk dihadapan sang master, "Ada apa?" Tanyanya takut-takut, "Ngg, kalau ini soal kaca kuil yang pecah kemarin, itu bukan salahku, Haibao yang menendang bolanya, aku cuma mengoper, master, salah dia sendiri yang tidak bisa mengontrol kekuatannya, padahal aku sudah mengatakan padanya untuk bermain basket saja." Tuturnya jujur, kemudian menggigit bibirnya.
Sedetik sang master dan keempat guru di ruangan itu melongo, kemudian menahan tawa. "Bukan, Zitao, ini bukan tentang itu." Ucap satu-satunya guru perempuan disana.
"Bukan tentang itu, guru Ni?" Bingung Zitao.
Salah seorang guru yang lain mengangguk, "Tapi kami tetap beranggapan kau dan Haibao yang bersalah."
Zitao cemberut, "Guru Ming tidak membantu." Ucapnya.
"Daripada itu, alasan kami memanggilmu kesini jauh lebih penting." Kali ini sang master bicara. Kemudian master itu mengeluarkan sebuah gulungan perkamen dari balik pakaiannya yang kebesaran dan meletakkannya antara dirinya dan Zitao yang makin kebingungan.
"Bukalah." Perintah sang master.
Tanpa berpikir dua kali Zitao mengambil gulungan itu dan membukanya, mata sipitnya langsung terbelalak lebar *selebar kapasitas bukaannya yang terbatas* bahkan sebelum setengah gulungan itu terbuka.
"M-master, i-ini kan…" Zitao tergagap, "…jurus rahasia perguruan…jurus Tapak Dewa?" Ia menatap masternya tak percaya.
Master Zhang mengangguk, "Kurasa sudah saatnya bagimu, bukan?"
"Tapi, apa tidak terlalu cepat untukku?" Tanya Zitao.
"Dengar Zitao, kau tahu kan jurus itu adalah jurus legenda perguruan kita? Bahkan hingga saat ini hanya sedikit orang yang menguasainya, selain kami berlima, hanya ada 3 lagi di dunia." Seorang guru yang lain berkata.
"Lalu apa salahnya, guru Han?" Zitao bertanya polos.
"Kami tidak ingin perguruan ini musnah, Zitao, dan kedelapan orang terakhir yang menguasainya saat ini sudah terlalu tua, kami sudah terlalu tua." Kata guru yang lain.
"Ah tidak juga, guru Wei, guru Ni masih terlihat muda dan cantik, dan stamina guru Ming selalu prima." Zitao berucap polos.
"Terima kasih pujiannya." Ucap guru Ni tersenyum.
"Kami menginginkan penerus, Zitao, orang yang bisa kami percaya untuk meneruskan perguruan ini setelah kami tak ada." Ucap master Zhang.
"Dan kau adalah murid terbaik yang kami punya, kau adalah satu-satunya murid yang berada satu tingkat dibawah kami, kaulah yang pernah dilatih langsung oleh master Zhang, Zitao." Guru Han berkata dengan penuh penekanan. "Kami mempercayaimu."
"Tapi aku…harus mempelajari jurus ini, begitu?" Zitao sangsi.
"Kami yakin kau bisa." Ucap guru Wei.
Zitao tampak berpikir sebentar, lalu tatapan polosnya kembali bertemu dengan para 'petinggi' perguruan dihadapannya, "Baiklah, kapan kita akan mulai latihannya?"
Guru Ni menggeleng, "Jurus Tapak Dewa tidak bisa diajarkan, Zitao, kau harus mempelajarinya sendiri."
"Mana aku bisa." Manyun Zitao.
"Tenanglah, muridku, kau masih punya banyak waktu. Simpan dan jaga gulungan itu sampai kau menemukan waktumu yang paling tepat untuk mempelajari jurus itu." Master Zhang berkata bijak. "Dan ketika kau sudah menguasainya. Serahkan pada master perguruan."
"Kembalikan pada master Zhang?" Tanya Zitao sambil memiringkan kepalanya ke kiri.
"Aku tidak berkata begitu." Ucap master Zhang.
"Lalu, kalau kalian tidak membantuku, bagaimana aku mempelajarinya?" Zitao bertanya lagi.
"Kau akan menemukan caranya dengan caramu sendiri." Jawab master Zhang.
Zitao makin bingung.
.
"Menurutmu dia tidak apa-apa?" Tanya guru Ni khawatir tak lama setelah Zitao meninggalkan ruangan.
"Dia terlalu polos, aku takut dia mudah diperalat." Sangsi guru Han.
"Aku tahu dia murid terbaik, jurus itu tak akan terlalu sulit untuknya. Tapi ini kepercayaan yang besar, master, bahkan aku pun tak pernah memberinya misi yang membutuhkan tanggung jawab begitu besar." Guru Ming berkata.
"Bagaimana, master Zhang?" Tanya guru Wei.
Master Zhang hanya menghela napasnya tenang, " Aku mempercayainya. Dan lagi, hanya dia harapan kita. Harapan perguruan ini."
Beruang Madu proudly presents:
Master!
Ch.1. Prologue
.
.
Seoul, Korea Selatan, 2011.
"Halo! Namaku Huang Zitao. Mohon bimbingannya~" Sapaan ceria pemuda bermata panda itu diakhiri dengan bungkukan badan.
"Anak yang manis, tapi aku nggak ngerti bahasanya." Ucap seorang pemuda berkulit pucat.
"Dia orang Cina juga, barusan ia bilang mohon bimbingan kita, Sehoon-ah." Seorang pemuda cantik menjadi translator.
"Begitu? Tanyakan padanya banyak hal dong, Luhan-hyung, darimana asalnya, berapa umurnya, dimana dia tinggal, siapa orangtuanya, bagaimana silsilah keluarganya, soalnya kupikir apa dia sejenis siluman panda atau apa gitu." Cerocos seorang pemuda berwajah jenaka dengan senyum usil.
"Hush, sembarangan kamu, Chanyeol-ah!" Desis pemuda berpipi tembem sambil menjitak kepala pemuda berwajah jenaka tadi.
"Yaa~ sakit, Minseok-hyung!" Protes pemuda bernama Chanyeol tadi.
"Kau bisa membuatnya tersinggung di hari pertama kita sebagai satu grup ini." Seorang pemuda berlesung pipit berkata.
"Huang Zitao-ah, apa makanan kesukaanmu bambu?" Tiba-tiba seorang pemuda bermata besar bertanya polos, "Kalau iya, mungkin aku bisa memasakkanmu oseng bambu?"
"Huahahaha! Kau sama sekali nggak membantu, Kyungsoo-hyung!" Pemuda berkulit tan meledak tertawa
"Sudahlah kalian, benar kata Yixing, jangan membuatnya tersinggung. Jongin-ah, berhenti tertawa! Lagian Zitao kayaknya bingung tuh, nggak ngerti bahasa Korea." Seorang pemuda dengan senyum malaikat berkata.
Pemuda berwajah dingin yang sejak tadi diam ikut bersuara, "Dengarkan Joonmyun, kalau kalian bercanda terus, kapan perkenalan ini selesai? Anggota kita banyak, tahu."
"Tuh, dengar kan apa kata Kevin-hyung, selanjutnya giliranku!" Seorang pemuda berdagu runcing menyahut pede, lalu dengan tak kalah pedenya ia maju ke tengah-tengah dua belas orang yang sedang duduk melingkar itu, menempati tempat Zitao tadi berdiri.
"Annyeong yeorobeuunnn~! Aku Byun Baekhyun! Salam kenal!" Pemuda itu memperkenalkan dirinya dengan lantang, "Aku belum lama menjadi seorang trainee, jadi mohon bimbingannya!"
"Selanjutnya aku!" Sahut pemuda berwajah persegi yang kemudian berdiri di tengah lingkaran, "Annyeong! Aku juga belum lama menjadi trainee, namaku Kim Jongdae! Mohon bantuannya!" Kali ini suara melengking yang terdengar.
"Kurasa aku bisa menebak siapa lead singer-nya nanti." Celetuk Sehoon, menepuk telinganya yang sempat pengang. Semua orang di ruangan itu terkekeh, kecuali Yixing dan Zitao yang harus menunggu translate dari Luhan terlebih dahulu.
(Master!)
.
Agustus 2013.
"Terakhir, terima kasih banyak untuk semua pihak yang membantu kami, dan fans kami tercinta, kami sayang kalian! Teruslah dukung Growl dan EXO!"
Terdengar tepuk tangan meriah setelah Joonmyun, atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Suho, menyelesaikan kalimatnya, juga fanchants yan tak ada henti-hentinya meneriakkan nama EXO. EXO tengah merayakan kemenangan mereka yang entah keberapa kali di berbagai program musik.
BRUK
Baekhyun mendudukkan tubuhnya di kursi van, lalu menghela napas panjang, "Hari ini luar biasa! Bahkan aku merasa AGAK lelah!" Ia berkata.
"Huu~ nggak usah sok kuat deh, Baekkie-hyung, kalau lelah mengaku saja~" Goda Chanyeol yang menjulurkan (?) tubuhnya ke kursi tengah van tempat Baekhyun duduk. Ia duduk dibelakang bersama Zitao dan Kevin *yang tinggi ngumpul.*
"Yaa! Diam kau Park Chanyeol! Kau juga nggak usah sok kuat!" Kesal Baekhyun.
"Aku nggak capek sama sekali kok! Menurutku hari ini seru banget! Bahkan kalau disuruh mengulang hari ini dari pagi lagi aku tetap kuat kok!" Chanyeol berseru.
"Sayangnya nggak ada yang mau mengulang hari ini lagi bersamamu, Park Chanyeol, dapat undian semobil denganmu dan Baekhyun saja sudah bencana." Keluh Yixing alias Lay yang duduk disebelah manager—yang menyupir—sambil memijat dahinya.
Ya, saat ini anggota EXO sedang dalam persiapan pulang ke asrama setelah jadwal super padat seharian yang baru selesai pukul 11.15 malam. Mereka terbagi dalam 2 van, yang pertama sudah berangkat lebih dulu, ada Suho, Minseok aka Xiumin, Jongdae aka Chen, Sehoon aka Sehun, Kyungsoo aka D.O, dan Jongin aka Kai. Sedangkan di van yang ini ada Kevin aka Wufan aka Kris *rakus nama*, Baekhyun, Chanyeol, Luhan, Lay, dan Zitao aka Tao.
"Tuh, kasihan Lay, kalau kalian berisik terus hemofilia-nya kambuh, gimana?" Luhan berkata (sok) bijak, menggantikan sosok leader Kris yang malah memilih tidur.
"Apaan sih Luhan-hyung, memangnya berisik bisa bikin orang berdarah?" Ngocol Chanyeol.
"Kalau kau tetap ngoceh, akan kubuktikan kalau berisik bisa bikin orang berdarah, Chanyeol! Kau yang akan berdarah!" Sembur Baekhyun.
"Iya, aku mendukungmu, Baekkie-ah!" Luhan malah ikutan adu bacot konyol Chan-Baek.
"Nggak semudah itu! Aku punya Tao di pihakku!" Chanyeol langsung menarik tangan Tao yang duduk disebelahnya, Tao sendiri cuma bisa menatap dengan bingung. "Mulai saat ini, kita versusss~!" Chanyeol memberikan tatapan menantang, meskipun dengan tampang begitu, tetap saja kelihatan jenaka.
"Yaa! Pasti aku dan Luhannie-hyung yang menang!" Balas Baekhyun sambil menjulurkan lidahnya ke Chanyeol.
"Aiisshh! Jinjja! Kalian ini berisik! Sudah, kalau begitu aku satu tim dengan Kris-hyung yang akan mengalahkan kalian berdua!" Kali ini Lay benar-benar kesal.
"Berisik!" Satu kata marah dari leader naga blonde itu sukses membuat duo hebring ChanBaek seperti orang mengheningkan cipta.
"Huu, kau sih!" Chanyeol menyalahkan Baekhyun dengan desisan.
"Kau yang mulai, babbo!" Balas Baekhyun, juga dalam desisan.
"Siapa suruh menanggapi!"
"Kau yang memancingku!"
"Kau yang mudah terprovokasi!"
"Kau yang-!"
"Chanyeol! Baekhyun! Kalau kalian masih berisik kuturunkan kalian di pinggir jalan!"
"Nee! Mianhae, manager-hyung!"
"Hyung, mau berhenti di pinggir jalan? Cari makanan dulu yuukk~ aku lapar~~" pinta Tao polos.
(Master!)
TRRRTTT
"Suho?" Kris menatap layar ponselnya yang menampilkan tanda ada pesan baru yang masuk. Alis Angry Birds-nya yang sudah menukik jadi menukik makin tajam setelah membaca pesan baru dari parter sesama leader-nya itu.
"Kenapa, ge?" Tanya Lay KEPO setelah menelan kentang gorengnya *malem-malem makan kentang goreng?*
"Ini dari Suho, katanya mereka dicegat sekelompok orang," jawab Kris sambil mengetik pesan balasan.
"Fans?" Tebak Luhan, mengingat fans mereka yang kadang memang ajaib bin ekstrim tingkahnya.
"Kayaknya bukan," jawab Kris, mengalihkan pandangannya ke pemuda panda yang masih asyik dengan es krim stroberinya *tadi kentang goreng sekarang es krim, enak banget punya badan kayak mereka iri tingkat dewa mode: on,* " Soalnya Suho bilang, mereka mencari Tao."
"Ada yang sebut namaku?" Tanya Tao.
"Iya, aku." Jawab Kris. "Ayo bergegas, kasihan mereka." Manager pun mempercepat laju van mereka.
"Hee~ ada apa, gegee?"
.
"Suho?" Panggil Kris begitu ia dan yang lainnya turun dari van. Di jalan yang sudah tidak begitu jauh dari dorm, tampak 6 anggota EXO yang lain dan manager *yang lain juga* berhadapan dengan 5 orang pria.
"Kris, akhirnya kalian datang." Ucap Xiumin lega.
"Mereka ganggu banget." Bisik Chen sambil mengendikkan bahunya.
"Siapa sih?" Penasaran Luhan.
"Kalau kubilang fanboy, kau percaya nggak, hyung?" Celetuk Chanyeol.
"Biar manager-hyung yang mengurus." Kai berkata.
"Ada Huang Zitao diantara kalian?" Tanya salah seorang yang mukanya paling nggak bisa biasa diantara pria-pria itu, mengabaikan kedua manager yang mengajak mereka untuk berdiskusi.
Kris, yang merasa orang-orang ini mulai mengganggunya, maju beberapa langkah, tapi belum sempat ia berhadapan dengan pria yang tadi, sebuah lengan menahannya.
"Urusanku." Ucap Tao, pemilik lengan itu, yang langsung melangkah maju mendekati pria berkumis tipis itu.
"Tao! Jangan gegabah!" Larang Suho. Kedua manager yang melihat pun ikut melarang maknae EXO M itu, tapi Tao tidak menggubris mereka.
"Kenapa?" Tanya Tao pada pria yang tadi menyebut namanya.
"Ah, lama tidak bertemu, Huang Zitao, kau tampak berubah dari terakhir aku melihatmu sekitar 4 tahun lalu." Ucap pria yang berkumis itu.
"Kau sama sekali nggak berubah, Leg, kecuali kumis itu." Balas Tao. "Apa maumu?"
TEP
Pria yang tadi Tao panggil 'Leg' meletakkan salah satu tangannya di bahu Tao, lalu berbisik di telinganya, "Seharusnya kau sudah tahu alasan kami mencarimu, kan?"
Dan begitu saja! Pria itu langsung melangkah pergi, memberi isyarat pada konco-konconya untuk mengikutinya. "Sudah, kita nggak bisa melakukannya sekarang, terlalu banyak resikonya. Ayo cabut." Perintahnya.
BLETAKK
Belum sempat 'Leg' dan kelompoknya menjauh, dengan cepat Tao mengambil sebuah batu dan melemparnya ke kepala 'Leg', kontan membuatnya berbalik kembali dengan ekspresi marah.
Para anggota EXO dan manager sempat menegang saat melihat Tao dan 'Leg' sama-sama mengambil kuda-kuda, tapi tiba-tiba…
"KYYAAA~~! EXO DISINII~!"
"KYYAAA~! KRIISS, LUHAAANN!"
FANGIRLS!
"Cih," 'Leg' mendecih, "Kita lanjutkan nanti." Katanya sebelum benar-benar melangkah pergi, membelah kerumunan fangirls yang makin ramai. Tao menatap orang-orang itu tajam, sementara anggota lain menyisakan pandangan bingung.
"Oppadeul, siapa namjadeul barusan?" Tanya para fangirls.
"Kalau kubilang fanboy, kalian percaya nggak?" Celetuk Chanyeol.
Setelah ini Tao harus menjelaskan banyak hal.
.
.
A/N: Huaahh…ini baru prolognya, readers. Gimana? Lanjut nggaaakk? *Sok nanya, padahal emang mau lanjut tuh*.
Read n review will be very appreciated!
Salam,
Beruang Madu
