kuroko no basuke (c) fujimaki tadatoshi. tidak mengambil profit dari fanfiksi ini.
buat flash fic fest.
Kuroko tidak akan heran jika Ryouta tidak menyukainya.
Dia tahu sejak lama. Bagaimana mata Ryouta memandangnya tanpa ekspresi dan mulut terkatup rapat. Kekosongan di sana sudah lebih dari cukup untuk mengungkapkan kesangsian yang Ryouta miliki terhadap Kuroko. Kuroko tahu, kok, di sore-sore menjelang petang ketika dia tinggal lebih lama untuk berlatih memasukkan bola ke dalam ring, yang biasanya berakhir dengan perbandingan 1:30 antara bola yang berhasil masuk dengan total bola yang dilemparkan, Ryouta juga ada di sana, di sisi lain lapangan, diam-diam memperhatikan. Kuroko selalu berusaha mengabaikan sudut mata Ryouta yang entah mengamati atau memberi penilaian. Apakah Ryouta mengangkat alis ketika bolanya meleset? Apakah Ryouta menggelengkan kepala tak habis pikir tentang betapa payahnya dia?
Kuroko menemukan jawabannya lima hari kemudian. Ryouta menghadangnya di pintu gimnasium seolah-olah Kuroko bukan anggota tim basket yang pantas bersanding dengan pemain-pemain penuh bakat lainnya. "Kuroko, lebih baik gabung klub lain saja."
Kuroko meneguhkan hati untuk tidak melangkah mundur. Kuroko meneguhkan hati untuk balik menatap Ryouta dan berkata halus, sehalus yang bisa dia lakukan di tengah rasa marah yang mendidih perlahan, dan mungkin, sedikit rasa malu, atau dipermalukan, Kuroko tidak yakin yang mana. "Akan kupikirkan."
Kuroko tidak tahu apa yang membuat dia berkata demikian. Dia tidak pernah berpikir untuk pindah klub, pindah ekstrakulikuler, dia menyukai basket dan tidak akan ada yang bisa mengubahnya, tidak sekalipun; tapi kata-kata Ryouta barusan seakan menggugahnya dari tidur panjang.
Ryouta mengangguk, menyingkir, memberi Kuroko jalan. Kuroko bertanya-tanya apakah Ryouta percaya dia menyerah begitu saja.
Dia pikir, waktu itu, mana mungkin.
