~SWEET COFFEE~
MAIN CHARACTERS:
KIM MINGYU
DAN TEMUKAN SENDIRI NANTI!
RATED: T (untuk saat ini sih T tapi ga tau kelanjutannya he he he)
"Tolong buatkan 3 kopi espresso untuk pengunjung di meja nomor 2!"
"Ne!" seorang pemuda tampan dengan tangannya mulai meracik kopi untuk para pengunjung. Dia melakukan itu seolah-olah itu adalah pekerjaan yang paling iya sukai. Dengan cekatan, ia mulai membuat bentuk dari foam susu yang berada diatas kopi tersebut. Bentuk daun. Hampir semua foam susu-yang apabila tidak direquest olah si pembeli, ia akan selalu membuat bentuk daun.
"Mingyu-ah, cepatlah sedikit membuat kopinya. Tak tahu kah kau pengunjung meja nomor 2 sudah mulai kesal?" dengan raut wajah yang panik, seorang waiter yang membawa nampan hitam bundar dan memakai kemeja putih lengan panjang dengan celana bahan hitam dan pita kupu-kupu di lehernya pun mendekati Mingyu yang masih asyik membentuk foam susunya itu.
"Sabarlah sedikit, hyung. Sedikit lagi aku akan selesai membentuk foam susunya." Mingyu masih fokus dengan gambarnya di atas kopi itu.
"Tada! Selesai." Mingyu tersenyum bahagia sambil mengangkat kopi tersebut. "Soonyoung hyung, ini kopinya"
"Gomapta, Mingyu-ah" Dengan cepat Soonyoung mengantarkan kopi itu kepada pengunjung meja nomor 2. Ia takut apabila dia lama mengantarkannya, pengunjung tersebut akan mengamuk dan membuat resah pengunjung lain.
Kim Mingyu. Seorang barista tampan di sebuah coffee shop bernama 'Carat Coffee'. Sudah semenjak lulus SMA 2 tahun lalu dia bekerja disini untuk memenuhi biaya hidupnya. Hmm, memangnya dia tidak kuliah? Tidak, bukannya ia tidak kuliah. Hanya saja, saat ini ia sedang mengambil cuti kuliahnya dan fokus mengumpulkan uang untuk kuliah semester selanjutnya.
Dia tinggal di Seoul seorang diri. Sementara Appa dan Eomma-nya tinggal di Pulau Jeju bersama dengan adiknya. Mingyu Appa, Seungcheol, bekerja menjadi seorang nelayan di laut. Mingyu Eomma, Jeonghan, bekerja mencari abalone di pesisir pantai. Dan adiknya, Seungkwan, masih bersekolah di kelas 2 SMP. Karena Mingyu mempunyai adik yang masih bersekolah, dia tidak ingin memberatkan kedua orang tuanya dan berusaha mencari uang sendiri untuk kebutuhan hidupnya.
Hari ini berjalan mulus seperti biasanya. Para pengunjung merasa puas dengan kopi buatan Mingyu. Setiap hari ia selalu membawa pulang tip dari para pengunjung. Meskipun tidak seberapa, ia selalu memakai uang tersebut untuk membeli makan sehari-hari.
~SWEET COFFEE~
"Hyung, kenapa siang ini dingin sekali, ya? Padahal ini masih terhitung musim panas." Mingyu mencoba menghangatkan dirinya dengan meniup tangannya kemudian mengusap-usap badannya sendiri.
"Entahlah. Mungkin, cuaca sedang bersahabat dengan dia." Ucap Soonyoung.
"Dia? Maksud hyung siapa?" Tanya Mingyu bingung.
"Apa kau bisa melihat seorang namja di ujung dekat jendela sana?" Soonyoung menunjuk dan Mingyu mengangguk. "Sepertinya dia sedang patah hati."
"Patah hati? Ya, hyung! Memangnya kau pikir kau siapa? Peramal? Kalau begitu, coba ramal siapa yang akan menjadi istriku, hyung." Mingyu memukul pelan badan Soonyoung yang tak jauh darinya.
"Ya! Aku serius. Cobalah lihat wajahnya. Dia sangat murung dan pandangannya tidak lepas dari jalanan di luar sana." Soonyoung berusaha meyakinkan apa yang ia katakan pada Mingyu.
"Hahahaha, Kau ini ada-ada saja, hyung." Bukannya mempercayai Soonyoung, Mingyu malah menertawakan Soonyoung.
"Coba aku tanya, memangnya kau tidak merasa murung ketika kau putus dengan pacarmu?" Tanya Soonyoung.
"I..ii..itu.."
"mwo?"
"A..aa..aku.."
"Hoksi…" Soonyoung menyipitkan matanya dan mendekatkan wajahnya pada Mingyu. "Ya, Mingyu-ah! Kau belum pernah pacaran, eoh?!"
"…Ne, hyung." Mingyu mengeluarkan suara pelan dan kemudian menundukkan kepalanya.
"HAHAHA! Jadi namja tampan di depanku ini belum pernah pacaran? Ya, aku berani bertaruh bahwa bibirmu itu juga belum pernah tersentuh." Soonyoung tertawa lebar mengetahui fakta bahwa Mingyu, si namja tampan itu belum pernah pacaran, sedangkan dia sudah lebih dari 10 kali gonta-ganti pacar semenjak SMP.
"Geumanhae, hyung, geumanhae." Mingyu merengek sambil mengayunkan tangan Soonyoung dan memasang wajah melas.
"Oh, arasso arasso." Soonyong meredakan tawanya sambil mengangguk. "Mingyu-ah, coba kau datangi dia dan tanya apa yang ingin dia pesan."
"Oh, arasso, hyung" Mingyu melangkahkan kakinya ke tempat dimana namja murung itu duduk.
"Annyeonghaseyo, apa ada yang ingin anda pesan, Tuan?" Pertanyaan Mingyu tadi membuat lelaki itu sedikit kaget dengan keberadaan Mingyu.
"Ah.. Oh.. aa..aku pesan black coffee." Jawab namja tersebut.
"Apakah anda ingin menambahkannya dengan gula?" Tanya Mingyu.
"Aniyo."
"Oh, arassoyo. Mohon di tunggu sebentar, Tuan." Mingyu berbalik arah ke dapur, tetapi sebelumnya dia memberi isyarat pada Soonyoungbahwa namja itu memesan black coffee tanpa gula.
Saat Mingyu membawakan pesanan kepada namja itu, dia sudah tidak ada di tempat. "Kemana perginya dia?" Mingyu berjalan ke arah Soonyoung yang sedang melayani pengunjung lain.
"Hyung, apa kau tahu kemana perginya namja itu?" Soonyoung mengabaikan pertanyaan Mingyu. Dia masih tersenyum membungkuk sambil menaruh pesanan ke meja pengunjung.
"Silahkan dinikmati pesanannya" sahut Soonyoung ramah kepada pengunjung.
"Hyung! Jawaaabb" kali ini Mingyu menarik-narik baju yang dikenakan Soonyoung dan berakhirlah Mingyu dengan tangan kanannya yang di tarik oleh Soonyoung ke dalam dapur.
"Ya, Mingyu-ah! Aku ini sedang mengantarkan pesanan, kenapa kau malah menarik-narik bajuku, eoh?"
"Mi..Mianhae, hyung. A..aa..aku hanya penasaran kemana namja itu pergi. Tadi saat aku mengantarkan pesanannya, tiba-tiba saja ia tidak ada di mejanya." Tanya Mingyu
"Oh, geu namja? Tadi dia meminta bill dan langsung pergi begitu saja dengan meninggalkan uang 10.000 won. Padahal harga kopi itu tidak sampai segitu." Jelas Soonyoung.
"Benarkah? Oh, baiklah kalau begitu." Mingyu berjalan keluar dapur meninggalkan Soonyoung di sana.
~SWEET COFFEE~
Malam pun tiba, waktu telah menunjukkan pukul 10 malam. Setelah seharian melayani pengunjung dengan membuat yang mungkin hampir seratus kopi, membuat badan Mingyu serasa remuk dan hampir rubuh. Ia terus memijat-mijat pundak lehernya sambil merapihkan 'keadaan' dapur yang seperti kapal pecah.
"Mingyu-ah, aku pulang duluan, ya. Jangan lupa matikan lampu dan kunci pintunya, eoh?" Soonyoung berteriak di depan pintu dapur setelah meletakkan nampan bundar kesayangannya itu.
"Ne, hyung. Semoga selamat sampai rumah. Ingat, ke rumah, hyung, bukan berbelok ke sebuah club. Pacarmu sangat mengkhawatirkanmu. Aku tak mau lagi-lagi di terror dengan sms dan telfon dari pacarmu yang menanyakan keberadaanmu." Ungkap Mingyu jujur sambil mengelap tangannya dengan handuk kecil setelah mencuci semua gelas dan piring.
"Tenang saja, hari ini badanku sedang remuk, jadi aku tak akan kuat untuk berbelok. Hahahaha!" balas Soonyoung. "Na kanda, Mingyu-ah. Annyeong!" Soonyoung melambaikan tangan kea rah Mingyu sambil menetup pintu dapur.
MINGYU'S POV
Ahh, benar-benar di luar dugaan hari ini. Tanganku serasa ingin patah terus-terusan membuat pesanan. Pokoknya, hari ini, sampai di rumah aku ingin bersembunyi di dalam selimut kemudian tidur dan akan mengutuk siapapun yang berani mengganggu.
Malam ini gang di dekat rumah tampak sepi. Kemana orang-orang yang biasanya selalu berlalu lalang di sini? Apa mereka sudah tidur? Ah iya, sekarang kan sudah jam setengah 11 malam, pastinya mereka sudah tidur.
"Uhuk..Uhuk.."
Aku menghentikan langkahku. Siapa yang batuk tadi? Aku? Tidak mungkin, aku tidak merasa batuk. Lalu, siapa? Ah, mungkin aku salah dengar. Ku lanjutkan langkah kakiku.
"UHUK UHUK!"
Aku mengedarkan pandanganku di sekitar gang yang ku lewati, memastikan ada orang atau tidak, tapi hasilnya pun nihil.
Tiba-tiba suatu bayangan tertangkap oleh mataku. Ada orang. Ya, aku tidak mungkin salah liat. Orang itu berjalan sambil memegang tembok di samping. Tapi… aku tidak dapat mengetahui siapa dia. Redup. Tidak terlalu terlihat karena malam.
Ku langkahkan kakiku pelan mendekat ke arahnya dan saat dia berjalan ke bawah sinar lampu dan ternyata…
"KK..Kau….."
-TBC
YAA! HAHAHAHA ini fanfict SEVENTEEN pertamaku~ yeah! Hmmm, tolong dimaklumi dengan segala kesalahan baik dalam penulisan, bahasa, dan lain-lain dikarenakan saya adalah penulis cerita amatiran yang hanya ingin mengeluarkan isi otak dan berusaha untuk menggambarkannya dalam tulisan yang walaupun sejujurnya sangat sulit hehe.
Mohon beri comment dan saran, chingu! Aku sangat menghargai pendapat kalian dan akan terus berusaha untuk mengembangkannya. Terima kasih!:)
