[FF] What the?! | Part A

Title :: What The?!. .

Author :: Izumi Chieko

Chap :: Twoshoot — 1 of 2

Rated :: PG-13

Genre :: Fluff, romance, high-school.

Pair :: NarutoHinata

Warning :: GAJE. OOC. LEBAY. AUTHOR AMATIRAN. DLL.

Disclaimer :: Naruto belong's to MK

A/N :: bener-bener banyak penggunaan bahasa alay :D

.

.

Sok ah mangga~ douzo XDD

.

.

== == == :3 :3 == == ==

.

.

Menurutmu, punya pacar seorang KETOS itu menyenangkan atau tidak ?

Namikaze Naruto.

Itu nama ku.

Makhluk tukang bolos, pembuat onar, dan di musuhi guru-guru di sekolah.

Itu yang sering dikatakan orang-orang tentang ku.

"Naruto-kun ! AISHITERU !"

Nah~ yang itu sering di ucapkan fans girls ku. Haha, I love you too, baby .. .

"Naruto-kun no BAKA !"

Mmhmm.. yang itu sering di katakan KETOS di sekolahku. Makhluk cantik, bernama Hinata. Oh ~ My Hime .. .

Hehe, yeah. My Hime.

Hinata itu pacarku, dia tergolong siswi pintar, makanya saat ini dia jadi Ketua Osis di Konoha High School; sekolah elit yang juga menjadi Sekolahku. Aku sendiri bingung, kenapa dia mau jadi seorang KETOS. Padahal kan tidak ada yang istimewa. Yah.. kecuali kau akan mendapatkan kehormatan lebih, dan dikenal banyak orang. Tapi tidak harus jadi KETOS juga kan ?! Bukti nya, aku. Naruto, bisa tenar karena aku ini keren, ahh.. bukan aku yang membanggakan diri. Tapi kau harus percaya kalau aku keren. Sangat keren.

Setauku, tugas Hinata di sekolah itu banyak. Mulai dari jadi tangan kanan nya Tsunade-sama, sampai menjadi asisten satpam. Eh, kedengarannya tidak enak sekali =='

Setiap pagi dia itu selalu berjaga di depan gerbang sekolah. Biasanya dia ditemani Ino; asisten pribadinya kalau ku bilang, hahhaa. Aku sendiri tidak tau kalau 'berjaga di depan gerbang tiap pagi' itu adalah salah satu programnya. Cih.. Hime, Hime.. kau ini aneh. Dan aku lebih aneh karena menyukaimu, kau tau itu.

Aku hampir lupa kalau sekarang sudah hampir jam 08.00. What the ?! aku kesiangan ! Naruto no baka ! Eh tunggu, aku memang sengaja berangkat siang, karena apa? Yeah.. dari cerita ku tadi mungkin kau bisa tau apa alasannya.

Nyahaha. Demi my Hime~

Dimarahi oleh makhluk sekushi seperti dia tiap hari itu menyenangkan, kau tau ? Haha. Biasanya, dia berdiri di depan gerbang dengan muka kusut –tapi harus ku akui, muka Kusutnya lucu XD—menatapku seakan-akan aku ini manusia bau.

Nah.. benar 'kan?

Postur tubuhnya yang Imut, membuatku mudah untuk mengenalinya meskipun dari jarak jauh. Kupercepat langkah kaki ku saat melihat Hinata yang melipat kedua tangannya di dada. Yea.. sebentar lagi, sebentar lagi.. dan..

"Naruto no HAKUCHI ! kau ! terlambat sepuluh menit. Ino, tulis di buku pelanggar. Dan kau, akan kuberi hukuman."

"Yemette ! Hhh.. Hhh.. Ayolah Hinata.. kasih gue toleransi. Gitu doang masa nama gue harus di tulis di buku laknat itu sih. Pake di hukum segala lagi."

"Kau pikir kau siapa? Namikaze-sama.. ."

Hee ? pertanyaan bodoh KETOS ku sayang. Tentu saja aku ini pacarmu =3=) . Aku menyempatkan diri untuk membetulkan seragamku ku yang sedikit berantakan. Dan saat kusadari Ino yang tengah sibuk dengan buku tebalnya, kulandaskan bibirku dengan cepat di salah satu pipi Hinata, membuatnya mau tak mau harus membatu sesaat. Ahh.. wangi. Dan sekarang saat nya KABUR …. !

"NARUTO ! JABRIIIK… MAU KABUR KEMANA KAUUU ?!"

Hhehe. Salah satu keuntungan punya pacar seorang KETOS.

–Gue, Naruto. Bebas dari hukuman apapun. XD

'*.*)/\(*,*'

KRIIIING … !

Ah.. akhirnya bel sekolah ku tercinta ini mengeluarkan suara cemprengnya –seperti suara Hinata- haha. Oh ya.. makhluk itu kemana ya ? Seingatku, tadi namanya di dendangkan (?) lewat toa sekolah ini. Pasti rapat lagi -_-) '.. apaan sih ?!

Aku sedikit menebarkan senyumanku -yang katanya sehangat mentari– saat aku melewati gerombolan cewek-cewek centil yang di benci Hinata. Kudengar mereka menyerukan namaku seperti biasa, ahh.. indahnya dunia, wkwk.

Aku membelokkan arah kakiku, dan tada.. ! aku sampai di tempat si cantik itu berada. Haha, iya si cantik Hinata. Aku bisa melihat rambut Indigo nya lewat jendela. Ahh.. rasanya aku ingin mengelus rambut halusnya.

Dia tetap menundukkan kepalanya saat aku datang. Cih.. tumpukan kertas-kertas itu ternyata lebih menarik perhatiannya daripada aku TT_TT

"Hime-chan.."

Hinata mendongak menatapku yang berdiri didepannya sekarang.

"Mmm … .. ."

"Pulang yuk … ."

"Aku banyak tugas. Kau duluan saja, Naru-kun."

Huweee.. Salah satu kerugian punya pacar seorang KETOS.

–Gue. Naruto, dimadu (?) dengan tumpukan-tumpukan kertas yang jadi temen Hinata sepanjang hari.

Pacar ku itu kembali mengembalikan perhatian pada kertas di mejanya. Haishh, dia itu menyebalkan, tapi entah kenapa tidak ada sama sekali setan merah (?) yang mampir di kepalaku untuk memberi saran agar aku beranjak dari tempat ini. Mataku terkunci pada wajah Hinata. Dia terlihat.. cantik. Helaian poni panjangnya menutupi sedikit pemandanganku, dan tanpa sadar, aku menyingkirkan beberapa helai rambut nya yang halus untuk memberikan kebebasan saat aku menatap Hinata-ku seperti ini.

Dia kembali mendongak, dan sedikit terkejut saat melihatku sudah berada dekat dengannya. Wajah kami benar-benar dekat, ah.. aku bisa merasakan aroma parfum Hinata dari lehernya dengan jelas. Shit ! I want to kiss my lover, now !

And.. I didn't !

Sebelum bibir kami bertemu, Hinata, dia sudah menyimpan sebuah buku diantara wajah kami. Membuatku harus menjauh saat merasakan bukan bibir halus nya yang menempel di bibirku, tapi sampul kertas bau tengik yang aku dapat =w=)'

"Kau harus melihat situasi dan kondisi di sekitarmu kalau mau melakukan hal seperti tadi ! Naruto-kun no baka."

Hinata memutar bola matanya ke samping setelah berbisik padaku barusan, dan saat aku menoleh… Arghhhh .. lagi-lagi, kenapa makhluk bernama Yamanaka Ino ini selalu menggangguku TT^TT. Makhluk manis itu–hmm..Ino memang manis, kurasa—menatap kami dengan muka polos tanpa dosanya. Sampai akhirnya, dia tercekat saat matanya bertemu dengan mata Shapire milikku. Sepertinya dia tau maksud dari tatapanku ini.

'Kusso ! Tidak bisakah kau membiarkan ku 'bermain' dengan Kawanmu sebentar saja ?!'

Setelah puas memarahinya lewat tatapan *halah !* aku memutuskan untuk pergi. Menghiraukan panggilan Hinata saat aku sudah ada di ambang pintu.

"Woy … Sakura, Teme."

Dua makhluk kawaii berstatus sahabatku itu menoleh, dan aku segera berlari ke arah mereka. Mungkin, lebih menyenangkan jika aku pulang bersama makhluk-makhluk itu daripada HINATA dan dunia nya yang penuh aturan ! Dia membuatku pusing.

.

.

-_-/-_-

.

Kalau seorang KETOS punya Affair dengan siswa yang notaben nya sering dapat poin buruk, menyebalkan, melakukan hal semaunya, dan apalagi hal-hal buruk yang ia lakukan. Menurutmu? Menyenangkan atau tidak sama sekali.

Hyuuga Hinata

Aku. Seorang siswi di K.H.S berstatus sebagai Ketua Osis. Siswi teladan, berprestasi, dan.. yah.. begitulah.

"Hinata-sama .."

Semua kouhai memanggilku begitu, bahkan yang seangkatan pun ada.

"Baby.."

=_= yang itu… Naruto-kun.

Makhluk ber-rambut duren yang mengatakan dirinya keren hanya karena punya banyak FG di sekolah. Keren ? kuberi tau, dia itu menyebalkan. Tidak bisa membaca sikon, cuek, dan… Akh! Pokoknya dia menyebalkan jika berada didekatku.

Terkadang aku melihat Naruto lebih ceria jika bersama sahabat-sahabat yang sama gila dengannya. Memangnya aku ini terlalu membosankan untuk dia apa ?! (TT 3 TT ')

Contohnya sekarang, dia menahan ku pulang dari sekolah hanya untuk melihatnya bermain basket. Kutegaskan ya, dia bermain basket bersama makhluk-makhluk yang dinamakan sahabat, sementara aku, si baka Naruto itu menyuruhku DUDUK, menjaga semua barang-barang milik mereka agar tak ada satupun curut yang mencuri makanannya. Aku, makhluk yang dinamakan pacarnya di perlakukan seperti ini.

What the?!

Kau kira aku pawang tikus ?! Dia pikir aku tidak bisa main basket gitu ?! Argh.. kalau bukan karna Nejii –kakakku- masih ada disini, mungkin aku sudah pergi.

"Cuhh.."

Permen karet ke sepuluh yang aku buang sejak Naruto-kun itu mengajakku kesini. Bosan. Aku benar-benar bosan, ck, aku lupa membawa novelku lagi. Ish.. menyebalkan.

"Woy.. Jabriiiik, lepasin gue, gila ! Haha, kunyuk, lepasin."

Suara berisik itu mengundang mata ku agar bisa melihat ke sumber suara tersebut. Disana, tepat 10 meter di hadapanku, di bawah ring basket, Naruto sedang menggendong SAKURA yang tengah memegang bola.

NANNNIIII ?!

TT_TT

BRAKK ..

Sekarang kunyuk-kunyuk itu menatap ke arahku. Barusan, aku tidak sengaja—sengaja sebenernya– menjatuhkan semua tas mereka. Setelah merogoh tas Nejii-nii dan mengambil kunci motornya, aku melesat pergi. Mengabaikan panggilan si kepala duren kucrut itu.

"Hwaaa.. mocca gue tumpah !"

'Ups.. sorry Sai'

"…"

"Nejii!" teriak Sai.

"Hmm .. .?"

"Lo pulang naek apaan ntar ? Motor lo diembat tuh."

"Bah,, Hinaaataaaaaaaaaa, sial!"

*.*)(*.*

Huft.. malam ini aku akan membuat satu perubahan dalam diriku. Demi Naruto, demi Naruto. Ganbatte Hinata ! Oke, kita mulai.

Mmm.. karena si jabrik itu lebih sering dekat dengan si Haruno, aku akan menjadikan dia contohnya. Pertama; Haruno itu tidak berkacamata sepertiku =3=, oke.. aku memang tidak selalu menggunakannya tapi ketika harus berhadapan dengan huruf ataupun angka aku tetap harus menggunakannya, ohh..my glasses honey bunny, kau harus beristirahat sebentar. Lensa, lensa, lensa. Akan kupakai lensa pemberian Tenten-nee, kalau tidak salah aku menyimpannya di laci deh.

Yatta ! aku menemukanmu sahabat baruku, haha. Dengan hati-hati kukeluarkan benda mungil tersebut, dan dengan lebih hati-hati kuletakkan lensa berwarna Lavender itu ke dalam mataku. Hee.. perih. Setelah sedikit mengerjap-ngerjap aku membuka mataku, dan menatap lurus ke depan. Terlihat berbeda, tentu saja.

Selanjutnya apa ? Aku juga harus pecicilan seperti Haruno, humoris sepertinya, dan apalagi ?! Aku tidak mau meniru Haruno sepenuhnya juga sih. Aku ingin tetap menjadi Hinata. Kuletakkan kepalaku di meja, mencoba untuk memikirkan sesuatu yang aneh, eh.. bukan aneh tapi sesuatu yang berbeda. Sebenarnya ada hal yang aku pikirkan, tapi… ahh, aku tak yakin T-T

Sepuluh menit seperti itu, sampai akhirnya aku yakin dengan pemikiranku. Huft.. demi Naruto~

..:: ~~ ::..

Normal POV

.

"Hinataa… kita telat nih, cepet dikit kenapa sih ?!"

Neji, pemuda berambut panjang kecokelatan itu sudah siap berangkat dengan motornya, entah apa yang terjadi, tapi hari ini, Hinata, adiknya itu meminta untuk berangkat sekolah bersama. Padahal kan dia tau, biasanya Hinata selalu berangkat lebih awal dari murid-murid lainnya.

"Iya, iya. Aku keluar sekarang."

Suara khas Hinata masih terdengar di dalam rumah, membuat Neji harus mengacak-ngacak rambutnya frustasi, jam 07.57. Bahh.. mau kesiangan juga bodo amat dah, orang KETOS nya aja ada disini, pikir si Neji sambil menyeringai.

"Aku berangkat, dah Kaa-san.."

Neji menoleh saat mendengar suara pintu dibuka, dan karena kepalanya masih bebas dari helm, ia bisa melihat pemandangan mengejutkan di depan nya dengan jelas. Dia itu, makhluk ini, benar-benar adiknya ya ?

"Kenapa ? Cepet berangkat !"

Neji sampai harus menggeleng-gelengkan kepala demi mengembalikan kesadarannya yang melayang entah kemana. Hinata sudah duduk di belakang motor saat Neji akan melajukan kendaraan kebanggaannya tersebut.

"Hinata.. ngeliat kamu pagi ini gatau kenapa, malah inget si Sasori hhaha."

"….." Hinata hanya mendengus.

Naruto tengah sibuk menjitaki kepala Kiba saat Neji datang dengan langkah terburu-buru. Tenten memperhatikan pacarnya itu dengan tatapan aneh. Sementara Naruto sendiri biasa-biasa saja. Karena Neji si cowok yang cantik itu memang terkadang suka lebay sih.

"Heh Jabrik, lu apain ade gue ?!"

Adek? Neji? Berarti itu Hinata dong? Tatapan Naruto berubah jadi serius, mengingat sesuatu yang membuat penyakit lebay Neji ini kumat ada hubungannya dengan Hinata miliknya.

"Emang si Hinata kenapa?"

"Noh, lu liat aja ntar pake mata kepala lu sendiri," Neji setengah menoleh ke belakang saat berbicara, tidak menyadari tatapan-tatapan aneh untuknya yang semakin gaje[ke]booo.

".. tuh Hinata.", lanjutnya lagi.

Naruto melongo. Di depan sana, KETOS nya sedang berjalan diiringi tatapan-tatapan iri—dan nepsong– yang di tujukan padanya.

"What ?!"

#Hinata, sang KETOS siswi disiplin ini, hampir kesiangan.

"What ?!"

# Hinata, dia pake rok nya beda, pahanya bisa bebas bernafas, dia pake rok yang di desain khusus sama Sasori; mantan KETOS satu tahun yang lalu. Siswa pinter yang terkenal bukan karena pinternya, tapi karena tingkat ke mesuman nya.

" What the?!"

Seruan terakhir yang di koarkan lewat mulut para FG Naruto tersebut membuat Hinata menyeringai. Dia bisa merasakan beratus-ratus tatapan iri, kaget, dan nepsong tertuju padanya. Tapi ia tak begitu peduli, yang dia pedulikan saat ini adalah Naruto yang masih cengo gajelas.

"Ohayou minna~", Hinata setengah membungkukkan badan saat menyapa lima makhluk itu dengan narsisnya.

"PAHAYOU HINATACHAN !", balas Kiba. Shino yang kebetulan lewat dengan senang hati menjitak sahabatnya itu. Si Inuzuka tersebut sibuk mengelus-ngelus kepalanya saat mendapat tambahan jitakan super dahsyat dari Naruto.

Si rambut duren tersebut menelan salivanya sebelum berbicara, dan sedikit melirik paha Hinata yang kini jadi konsumsi umum (?), "Hii..Hina..Hinata ?, kamu baik-baik aja 'kan ?"

Hinata nyengeh sambil garuk-garuk pipi, "Hhehe, baik-baik aja kok, aku hanya merindukan Sasori-senpai, jadi aku pakai barang pemberiannya. Tidak masalah 'kan ?"

"Tidak sama sekali, Hinata-chaaan !" teriak Kiba.

"Sakura. Amankan Kiba !"

"Siapp.. !"

"Heee.. ?!"

Lengkingan nge-bass (?) dari mulut Kiba keluar bersamaan dengan bel tanda pelajaran di mulai, membuat siswa-siswa bermata jelalatan di K.H.S kembali sadar. Naruto baru menyadari kalau Hinata sudah berdiri di sampingnya, dan kemudian mengapitkan lengan mulusnya ke lengan Hinata. "Ke kelas yuk, Naru-kun !".

Neji tambah cengo, membuat Tenten harus menggelengkan kepalanya prihatin (?).

"Tenten.. kalo gue bikinin lu rok kayak si Hinata, kira-kira lu mau pakai ga ?"

"…."

"Tenten ?"

PLAKK !

"Dasar mesum !"

.

.

*..* )/(*..*

.

Udara panas siang hari ini membuat beberapa siswa-siswi jadi ngantuk, biasanya Naruto akan molor dengan tenang kalau yang ngajar di kelasnya itu Kakashi-sensei yang terkenal baik. Tapi.. mengingat sekarang ini yang akan mengajar adalah guru killer numero uno yaitu Orochimaru-sensei, Naruto paksa-paksain mata sipitnya biar tetap melek. Terlebih, si pirang jabrik itu sama sekali tidak ngantuk saat melihat Hinata yang tidur di sebelahnya. Hinata? TIDUR ?!

Baru saja ia berencana untuk membangunkan Hinata dari tidur indahnya, Orochimaru-sensei sudah masuk ke kelas tanpa tanda-tanda seperti hantu kesiangan *plakk !* Naruto kelabakan. Perasaan gak tega hinggap di hati mungil (?) nya saat melihat wajah tidur Hinata, terlihat tenang… sekali. Naruto jadi inget kata-kata Hidan-sensei; jika kau ingin melihat malaikatmu, pandangilah orang yang kau sayangi saat ia tertidur.

Naruto tersenyum, tidak sadar akan bahaya yang mengancam Hinata saat ini. Orochimaru-sensei sudah berdiri di samping mejanya, menatap Hinata yang masih setia bermimpi dengan tatapan horror nya yang naudzubilleh dahsyat boo.. =O=)v Aura senseinya yang sangat kuat itu bisa membuat Hinata sedikit mengerjap, tapi akhirnya ia malah tertidur lagi.

"Himeee.. Hinata.. bangun..", Naruto berbisik sambil colek-colek paha Hinata. Membuat si Indigo itu mengerang entah karena marah atau terangsang ? *buaghh !* dan amethyst-nya kini sedikit terbuka.

Orochimaru berdehem cukup keras, memberikan tanda waspada (?) pada orang-orang di kelas XI-1 tersebut. "Tidur mu nyenyak, Hyuuga-sama ?!"

"Nghh.. Naruto.. jangan sok berpura-pura jadi vampire itu deh. Aku ngantuk tau !", Orochimaru membulatkan matanya, seorang Ketua Osis yang sering di sanjung ternyata berani mengatainya seperti itu.

"Kau, aku tak peduli kau siapa, tapi, ! KELUAR DARI KELAS SEKARANG."

BRAKK !

Naruto hampir tertawa saat melihat Hinata yang terjatuh dari kursinya, sementara Orochimaru terkejut saat melihat paha makhluk itu yang ter-ekspos jelas di depan matanya.

"Ke-keluar !"

"A-ah, iya Sensei..", Hinata perlahan bangkit dengan bantuan Naruto, ia menggaruk-garuk rambutnya yang memang terasa gatal. Kemudian pergi dengan langkah lunglai karna nyawanya belum terkumpul semua. Naruto melirik sinis pada Sensei nya yang masih sempat mencuri-curi pandang pada Hinata, tepatnya, paha Hinata.

"Jika diantara kalian ada yang belum mengerjakan tugas, cepat keluar sebelum aku yang bertindak.", perintah Guru tersebut yang membuat kurang lebih 30 siswa di dalam kelas XI-1 itu mengeluarkan tugasnya. Termasuk Naruto; yang entah dapat ilham apa sampai-sampai tugasnya selesai dalam waktu yang tepat. Biasanya ia akan menyalin jawaban Hinata meskipun harus dengan usaha ekstra untuk membujuknya.

Hinata. Hari ini dia benar-benar aneh, sampai-sampai membuat Naruto cengo berulang-ulang. Sebenernya tu makhluk kesurupan dedemit apa, ya ? . Naruto tersenyum, kemudian memutuskan untuk mengedarkan pandangannya, dan ia berhenti di bangku Chouji. Pria berambut coklat itu mengacak-ngacak rambut, terlihat frustasi. Seingat si jabrik Naruto itu, tadi pagi Deidara—anak kelas sebelah—datang pada Chouji, dan mengambil buku bersampul putih miliknya. Oh.. jadi buku tadi itu buku tugas Chouji to.. Seperti mendapatkan duren montong *plakk !* Naruto mengambil catatan nya, dan kemudian melemparkannya pada Chouji.

"Itu tugasku..", katanya, Chouji terlihat bingung, namun saat melihat Orochimaru-sensei yang sudah dekat dengan mejanya ia berterima kasih pada Naruto sesaat sebelum akhirnya berwajah frustasi lagi melihat jawaban Naruto yang 70% salah

TTwTT

Dengan gaya keren, Naruto bangkit dari bangkunya dan melangkah keluar, membuat FG nya kembali kumat menyerukan nama seorang Naruto. Orochimaru memutar matanya bosan, sudah terlalu sering si Jabrik itu keluar di jam pelajarannya.

Saat sudah terbebas dari belenggu kekejaman Orochimaru(?) Naruto langsung melesat pergi ke kantin. Ia sempat melambaikan tangan nya pada Neji yang sedang bermain – main di lapangan. Diambilnya satu kaleng minuman bersoda dari lemari pendingin yang ada disana, bengong sebentar, akhirnya Naruto itu mengambil satu cup pudding untuk Hinata juga. Di dalam otaknya yang tak begitu encer—tapi Naruto juga gak bodoh DX—Naruto menganalisa (?) kalau KETOS yang lagi di hukum itu bakalan ada di perpus. Lantas, dia kembali melesat ke lantai atas dimana perpus bertengger dengan kokohnya.

Tapi belum juga dia menginjakan kaki nya di mulut tangga, ia melihat Hinata keluar dari WC sambil lari-lari gajelas. Otomatis Naruto ikutan ngejar Hinata juga, wong tujuan dia ngasih tugas ke si Chouji itu biar bisa beduaan ama dia =='

Hinata berhenti di lapangan belakang sekolah, Naruto mengerem langkahnya sehingga menimbulkan nada 'cekitt-cekitt-cekitt-cekitt' . Ia bersembunyi, ingin mengetahui apa yang akan di lakukan Hinata kalau sedang sendiri seperti ini. Dan dilihatnya Hinata mengambil bola basket yang terkapar tak berdaya di pojok lapangan.

"Dia pikir aku ga bisa maen basket apa, cuih.." Naruto cengo.

"Aku memang gak tinggi banget , tapi aku yakin bisa mainin bola basket ini dengan mudah," Naruto nyengeh.

Trang.. (?)

Bola yang di lempar Hinata gagal masuk, malah meleset ke arah tiangnya. Naruto udah gak kuat gigit-gigit lidah biar gak ngakak, sampai akhirnya Hinata menoleh mendengar suara-suara aneh dari balik pohon.

"Wakakak.. bisa maen basket ? Hahaha..", Naruto tetep asyik ngakak-ngakakan (?) saat Hinata datang ke tempat persembunyiannya, padahal Hinata sudah pasang tampang yang sama kayak Orochimaru-sensei tadi.

.

.

TBC

.

. AN : Hanya keisengan semata... maklum pengangguran jadi untuk mengisi wakyu luang aja.. no edit.. jadi maafkan kalau banyak ranjau typo dan segala macam bahasa tak layak pakai. :3