Ehem... Hallo minna~^^

Ketemu lagi di fanfic saya, kali ini ffn dari anime Fairy Tail. Tentu saja dengan pair favorit saya di FT. Nalu, Gruvia, Gale dan Jerza!

Sekali-kali coba bikin ffn dari FT.

Oke langsung saja!

Summary: Takdir memang tak pernah bisa diketahui. 8 orang dari belahan dunia yang berbeda tanpa sengaja bertemu di satu negara dan menjalin benang merah masing-masing. Natsu seorang dokter muda asal Jepang, Gray seorang arsitektur sekaligus fotografer, Gajeel seorang ahli bela diri, Jellal seorang intel yang merangkap menjadi detektif, Lucy seorang tuan puteri yang menjadi penulis, Juvia seorang pengasuh anak di sebuah penitipan anak, Levy seorang guru di sekolah dasar, dan Erza seorang pattisier. 8 orang yang berbeda tersebut akan bertemu dan memulai kisah mereka.

Natsu: 21 tahun

Gray: 21 tahun

Gajeel: 22 tahun

Jellal: 23 tahun

Lucy: 20 tahun

Juvia: 20 tahun

Levy: 20 tahun

Erza: 21 tahun

Genre: Romance, drama, hurt/ comfort

Rated: T

Pair: Nalu, Gruvia, Gale, and Jerza

Disclaimer: FT punya Hiro Mashima dong, tapi hadaika cuma pinjem chara-charanya aja~^^

®Warning: Alur Gaje, Alur terlalu cepat, typo bersebaran dan lain-lain.

Oke, happy reading~^^

Doki-doki Love

Hadaika Kazama present

Lama-kelamaan mereka pun akhirnya sadar...

Bahwa mereka saling jatuh cinta...

Dan segera mengikat benang merah di antara mereka kuat-kuat...

I love you...

Lucy menutup buku yang sedari tadi ia baca dengan perlahan lalu meletakkannya ke rak buku miliknya. Ia mengingat kata terakhir dalam novel yang barusan ia baca itu. ' I love you...'

" Hemmm... Love ya? Kata yang bagus ya!" Ujar Lucy seraya tertawa kecil. Ia membayangkan nanti ada seorang lelaki yang akan mengatakan kata manis itu kepadanya. Aih, manisnya...

Masalahnya...

Siapa orangnya?

Lucy saja punya pacar tidak, malah justru berharap seperti itu. Ya yang namanya impian itu tidak ada salahnya bukan?

Selama ini ia belum pernah menyukai siapapun. Berkali-kali ayah Lucy telah menjodohkan dirinya dengan bangsawan-bangsawan muda dari kota lain namun hasilnya nihil. Lucy selalu memutar matanya bosan. Tak ada satu pun laki-laki yang cukup menarik untuknya.

Kalau ia, berharap dapat bertemu dengan laki-laki tampan, baik hati, kuat, mau mengorbankan nyawanya demi dirinya, dan juga yang punya keahlian. Namun semua kriteria cowok ideal by Lucy itu nggak pernah muncul. Nggak ada laki-laki dengan kriteria itu selama ini. Padahal ia sudah berusia 20 tahun.

"Hahhh..." Lucy menghela napas panjang.

Ia membuka sebuah buku lagi yang ada di meja belajarnya. Lucy tersenyum memandangi buku itu. Buku berwarna violet dengan judul 'Endless Love ' itu adalah karya tulisan terbaik miliknya.

Yup, Lucy Heartfilia. Gadis berusia dua puluh tahun ini adalah seorang bangsawan Heartfilia yang merangkap sebagai penulis buku novel. Profesi itu hanya sekedar hobi saja. Dari kecil, ia suka sekali menulis cerita yang sering dibacakan ibunya yang akhirnya membuat ia jadi penulis seperti saat ini.

Lucy bermaksud membaca buku itu sebelum ayahnya pulang dari dinasnya. Belum sempat membuka, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Lucy.

"Masuklah!" Jawab Lucy singkat.

Seorang wanita muda bersurai merah muda berpakaian ala maid masuk ke kamar Lucy dengan perlahan lalu menyerahkan sebuah surat.

"Aku menyerahkan surat untuk Hime, apa aku akan dapat hukuman? Tanya maid bernama Virgo itu.

"Untuk apa?" Lucy hanya sweatdrop saja. Virgo memang suka sekali meminta hukuman walau Lucy sendiri tidak tahu apa tujuan Virgo meminta hal itu.

Lucy menerimanya dengan senang hati. Ia memperhatikan amplop surat itu. Cantik sekali amplopnya. Kira-kira dari siapa ya?

Lucy membaca perlahan isi surat itu dan matanya terbelalak seketika saat membaca kalimat terakhir dari isi surat itu.

"Haaahhh?! Undangan pesta dansa?!" Ucap Lucy tak percaya. Sebenarnya ia sudah berkali-kali datang ke acara pesta dansa seperti itu. Tapi pesta yang kali ini berbeda, pesta itu akan diadakan di Tokyo Dome Jepang. Terlebih lagi tamunya nanti adalah orang-orang dari luar negeri semua. Hebat...

"He... hebat sekali, apa aku datang ke acara ini saja, ya?"

Lucy merasa berdebar-debar. Ia tak pernah menghadiri acara pesta dansa sehebat maupun sebesar itu. Paling-paling yang ia hadiri hanya dansa antar kota, dan sekitar negara Perancis saja.

Ia mulai berfantasi tentang cintanya. Berharap nanti ada pria tampan yang dapat menawan hatinya. Pria yang sangat pas dengan kriteria-kriteria miliknya.

"Wahaha! Semoga saja, ya!" Ucap Lucy sembari senyam-senyum sendiri .

"Yak, sudah kuputuskan! Aku akan datang ke Jepang!" Seru Lucy penuh semangat hingga suaranya menggema di kamar.

~O~

[ Di Lain Tempat, Tokyo, Jepang]

"Heehh? Undangan pesta dansa? Lelucon garing macam apa lagi ini?" Seru seorang pria sembari memperhatikan sebuah surat di hadapannya dengan malas.

Ia berkali-kali membaca nama orang yang yang dituju di surat ini. Membolak-balikkan amplop cantik itu.

"Hee... apa nggak salah orang?" Tanyanya kebingungan.

Ia memperhatikan amplop itu lagi.

Tidak ada yang yang salah. Di amplop ini tertulis namanya dengan jelas sebagai penerima surat.

From: Mrs. X (fufufu...)

To: Natsu Dragneel

Begitulah tulisan yang terpampang jelas di bagian depan amplop surat atau lebih tepatnya undangan itu.

"Namaku memang Natsu Dragneel. Tapi aku kan hanya seorang dokter biasa. Mana pernah aku ikut acara membosankan macam ini. Pesta dansa? Yang benar saja! " Ucapnya

Oke, pria yang sedang membolak-balikkan surat itu bernama Natsu Dragneel. Seorang dokter muda asal Jepang berusia dua puluh satu tahun yang bekerja di sebuah rumah sakit besar. Dia itu tergolong orang yang aneh. Kepribadiannya srantan, nggak jelas, pembuat onar, tidak bisa diam, dan aktif banget. Tapi...

Dibalik semua sifat si pembuat onar itu, Natsu Dragneel adalah dokter yang luar biasa. Ia beberapa kali berhasil menangani operasi besar. Semua hal itu membuatnya disegani oleh para dokter lainnya di rumah sakit itu. Mereka memaklumi sifatnya Natsu yang tidak bisa tenang itu mengingat kemampuannya yang sungguh luar biasa.

"Sudahlah! Datang saja bersamaku. Aku juga dapat, nih!" Ucap seseorang menghentikan aktivitas Natsu memelototi surat undangan itu.

"Males banget. Kau tahu aku paling males ikut acara seperti yang satu ini, Gray!" Jawab Natsu tanpa menoleh ke arah orang yang berada di belakangnya.

"Ngomong-ngomong..."

"Kau ini ngapain, sih?!" Tanya Natsu yang sedikit terganggu dengan keberadaan ice stripper itu.

"Mencari inspirasi." Jawabnya singkat sembari membidik macam-macam lokasi di tempatnya berada dengan kamera yang dibawanya.

"Di rumah sakit?"

"Ya. Memangnya salah?"

Skip time, pria berambut raven yang sedang asyik memotret keadaan rumah sakit itu bernama Gray Fullbuster. Seorang arsitek dan fotografer asal Jepang yang hobi (atau malah fanatik, ya?) terhadap semua makanan maupun minuman yang ada es di dalamnya. Ia masih berusia dua puluh satu tahun, sama dengan Natsu.

Ngomong-ngomong, Gray ini adalah teman Natsu sejak kecil. Hobinya berkelahi dengan dokter berambut salmon itu. Ia tampan, tapi sama sekali belum tertarik pada wanita. Dan entah kenapa, ia juga menerima undangan pesta dansa yang sama persis dengan Natsu.

"Datang saja, siapa tahu ada yang menarik disana. Lagipula..." Gray menggantungkan kalimatnya

"Di pesta sebesar itu pasti banyak makanan." Tambahnya yang sukses membuat mata onyx Natsu berbinar-binar.

"Benar sekali! Uwwooohhh... Aku jadi semangat!" Teriak Natsu yang membuatnya ditatap tajam oleh seisi ruang tunggu rumah sakit itu.

"Ssttt! Kau ini berisik sekali, flame brain. Tenanglah sedikit! Ini di rumah sakit." Ucap Gray seraya membungkam mulut Natsu dengan tangannya.

"Jadi gimana? Mau datang?" Tanya Gray setelah merasa Natsu sudah tenang.

Natsu mengangguk tegas tetap dengan matanya yang masih berbinar-binar itu. Ia berfantasi ria(?) tentang makanan enak apa saja yang ada di pesta sebesar itu. Masa bodoh dengan dansa, yang penting bisa makan besar.

~O~

[In Erza place, Italia]

Seorang wanita bersurai merah scarlet tengah asyik melihat macam-macam kue yang ada di etalase sebuah toko.

Matanya berbinar-binar memperhatikan semua kue favoritnya itu.

Sebenarnya tak perlu repot mengeluarkan uang untuk membeli kue itu, ia sendiri dapat membuatnya karena ia adalah seorang pattisier yang jago bikin kue. Apalagi kue shortcake yang selalu jadi favoritnya.

Tetapi hari ini ia malas membuat kue. Ia mulai memasuki toko kue yang ia perhatikan kurang lebih lima belas menit yang lalu dan memesan shortcake strawberry favoritnya.

Saat akan membayar kue tersebut, ia heran melihat ada sebuah amplop cantik yang disertakan bersama kue di kantong belanja.

"Maaf, apa ini bonus dari toko ini?" Tanya wanita itu seraya menunjuk amplop merah itu.

Karyawan toko itu menggeleng perlahan.

"Nama anda Erza Scarlet?" Tanya karyawan itu.

"Benar..."

"Seorang pattisier?"

"Y... ya"

"Kalau begitu saya tidak salah. Surat itu memang untuk nona."

"Tadi saya menerimanya dari seorang wanita berpakaian serba tertutup yang tidak diketahui namanya. Dia bilang, berikan ini pada wanita bersurai merah panjang dan dia seorang pattisier. Namanya Erza Scarlet. Katakan padanya kalau ia wajib datang. Begitulah." Jelas karyawan itu panjang lebar.

Yup, skip time lagi. Wanita bersurai merah scarlet yang dimaksud karyawan itu adalah pattisier handal asal Italia yang suka sekali makan kue. Bernama lengkap Erza Scarlet. Herannya, kebiasaannya makan makanan manis tidak pernah membuatnya terlihat gemuk. Ia belum memiliki pacar atau yang sejenisnya (?) walau usianya sudah menginjak dua puluh satu tahun.

Erza sebenarnya tidak paham sama sekali yang dibicarakan oleh karyawan wanita itu. Ia hanya mengangguk pelan saja dengan mulut membentuk huruf 'o' dan membawa kue yang telah ia bayar bersama amplop aneh itu.

Amplop aneh tersebut dibukanya seraya menikmati kue shortcake strawberry dari toko.

'Dari siapa sih sebenarnya surat ini?' Pikir Erza.

Matanya membulat sempurna saat membaca kalimat dalam surat itu.

"UNDANGAN PESTA DANSA?" Teriaknya histeris hingga membuatnya tersedak kue yang sedang ia makan.

"Uhuk! Uhuk! A...apa maksudnya ini?" Ucap Erza tak percaya.


Apa yang sebenarnya terjadi? Lucy, Natsu, Gray, dan Erza menerima undangan pesta dansa yang sama. Siapa ya kira-kira pengirimnya?

Chapter 01 End

Tbc...

Kalau banyak typo yang bersebaran harap maklum, author juga manusia punya rasa punya hati jangan samakan dengan...(plakk! :v)

Mohon review and kritiknya?~^^