Kuro Yuuko Present

My Terrible Life

Len's POV

"Len-Nii!" Suara manis yang memanggil namaku itu masih membekas di telingaku. Tapi, Rin… Orang itu sudah pergi meninggalkanku. Rin sekarang sudah bersama orang lain, Teman masa kecilnya. Sekarang bukan hanya Rin yang meninggalkanku, bahkan orang tuaku juga.

Mereka mencaci makiku. Memberiku makanan sisa, bahkan memindahkan kamarku ke kamar diujung rumah. Tempat yang sangat terpencil. Begitu malang nasibku. Ya, aku tau.. mereka mungkin membenciku sejak aku menjadi keras kepala dan pendiam. Aku hanya bisa keluar rumah saat kuliah.

Ya.. aku memang sangat berbeda dengan Len yang dulu. Len yang ceria, baik dan ramah. Aku ingin meninggalkan kehidupan yang suram ini. Kenapa? Teman saja aku tidak punya sekarang, Makanan saja makanan sisa, Rin mungkin sudah malu menganggapku menjadi kakaknya.

Ya.. aku sering mendengar percakapan mama dan papa bersama orang lain. Mereka mengatakanku anak pungutan. Mereka bilang bahwa Len sudah meninggal. Mereka mengubah identitasku, mereka mengurung aku ketika ada tamu penting.

Begitu malang nasibku.. Aku memang ingin pergi dari kehidupan ini, Tapi tidak dengan bunuh diri.. Bunuh diri, aku memang pernah memikirkan untuk bunuh diri.. Tapi entah mengapa aku tidak bisa. Sudah 3 kali aku mencoba, namun gagal.. Mengapa? Aku juga tidak tau.. Mungkin karena Tuhan masih ingin memberikan kehidupan yang lebih baik padaku?

Aku menunggu kehidupan dimana Rin putus dengan kekasihnya dan memanggilku dengan sebutan Len-Nii lagi, Namun itu pasti tidak mungkin. Aku sudah memutuskan untuk pergi ke Amerika diam-diam. Aku menjual semua barang-barang ku yang masih bagus namun sudah tak terpakai.

Hasil dari itu, aku membeli tiket pesawat menuju Amerika. Kenapa diam-diam? Kalau aku memberi tau mereka, pasti mereka tidak akan menghiraukanku.. Mereka akan semakin senang. Aku akan lebih senang kalau Rin mau ikut dengan ku.

Aku sudah membeli 2 tiket pesawat, aku menaruh satu tiket didalam amplop yang ditemani surat. Diam-diam aku masuk ke kamar Rin dan meletakkan surat itu dimejanya. Tapi, entah dia ingin memakainya atau tidak. Aku tidak rugi atau tidak untung.

5 jam lagi aku akan berangkat ke Amerika. Aku segera berkemas lalu menaiki taksi. 1 jam lagi, namun Rin belum datang, apa yang bisa kulakukan? Dia benar-benar membenciku. Huh.. Aku memang harus membentuk kehidupan ku yang baru di Amerika nanti.

Kehidupan yang lebih ceria, bekerja dan mendapatkan uang. Menghidupi diriku yang malang ini. Itu rencanaku.