Mulai menjelang malam, semua bersiap-siap untuk menampilkan pertunjukkan. Para penonton sudah duduk manis ditempatnya untuk menyaksikan pertunjukkan malam ini. Mereka tidak membawa tangan kosong untuk menonton ini. Membawa sebagian harta mereka untuk taruhan. Tentu saja ini ada taruhannya, bahkan nyawa pun boleh. Ini JUDI. Jagoan yang menang akan mendapatkan semua harta. Jagoan? ini bukan pertunjukkan biasa. Pertunjukkan yang akan menampilkan pertumpahan darah dan penderitaan. Siapa yang menjadi akan menjadi pertarungnya? Tentu saja para narapidana. Apa setelah itu bebas? Tentu saja, semua akan bebas. Bebas bersama nyawa mereka, intinya tidak ada yang boleh pulang kecuali nyawa mereka. MATI !

.

TENG! TENG!

.

"BAIKLAH, KITA SAKSIKAN! BERSIAPLAH UNTUK TARUHANNYA. SUDAH?! BAIKLAH! HAHAHAHA! INI DIA JAGOAN KITA. DISEBELAH KANAN SAYA, FRANKY SI PEMBUNUH BERBADAN BATU DAN DISEBELAH KIRI SAYA, KIMTAE SI TAMPAN CUPU." kata sang pembawa acara. Membuat semua isinya tertawa. Menggoyangkan isi perut mereka yang seperti gendang itu.

.

Tawaan mereka mendengungkan satu ruangan. Melempar sampah atau batu kepada pemuda yang disebutkan terakhir kali itu. Pemuda itu sepertinya baru disana. Ini bukan lawan yang seimbang. Tangan pemuda itu masih dalam keadaan diborgol. Itu akan dilepas nantinya, sendiri. Sama sepertinya, lawannya sebenarnya juga diborgol, tapi dia sudah menghancurkan terlebih dahulu. Dia sangat kuat.

.

Tawaan mereka mulai mereda dan terhenti setelah pemuda itu meloloskan kedua tangannya dari borgol itu tanpa kekuatan.

.

"HEI, BAGAIMANA BISA KA-"

.

"diamlah" pemuda itu terbang atau berlari secepat kilat. Tidak ada yang melihatnya melakukan itu. Tiba-tiba saja dia disana, bersama pria gendut yang barusan saja berteriak.

.

"KAU?!"

.

"kubilang diam" katanya pelan.

.

"PENGAWAL, TANGKAP DI-" berakhir. Pemuda itu kembali kebawah sana, ditempatnya semula. Membawa kepala pria tadi.

.

Semua terdiam. Mereka kaget dengan tindakkannya itu. Seperti hantu? Siapa dia itu sebenarnya.

.

"kenapa kalian berhenti tertawa? atau aku saja yang tertawa? HAHAHAHAHAAA. kaget?" katanya. "Lihat ini." Pemuda itu bergerak cepat lagi, dia seperti teleportasi. Dia sudah tepat berada didepan lawannya.

tsk.

Mereka kembali terkejut, kali ini dengan tatapan ketakutan disana. Suasananya menjadi dingin. Sang pembawa acara gemetaran memegang mikorfonnya dan kakinya melemas. Ini lebih mengerikan dari pertarungan sebelumnya. Ini lebih mengerikan. Sangat menjijikan.

.

"apa yang kalian lihat? aku menang." kata Pemuda yang bernama KimTae itu. "cepat umumkan kepada dunia, aku pemenangnya."

"PE-MENANGNYA ADALAH PEMUDA KIMTAE!" kata pembawa acara terbata-bata.

"hahahaa, ok bye" pemuda itu kembali kedalam.

Setelah sosoknya menghilang dari tempat mengerikan itu, semua orang kembali berteriak, berteriak ketakutan. Mencoba melupakan apa yang mereka lihat.

.

"bagaimana bisa dia menguliti pria besar itu lalu memotong-motong tubuhnya seperti itu?"

"Apa dia setan? siapa dia?"

Bagaimana kalian mendapatkannya? berikan padaku, akan aku beri kalian sejumlah uang!"

.

Berbagai pertanyaan ditujukan sipembawa acara. Bahkan dia sendiri tidak tau? lebih tepatnya, dia belum pernah melihat pemuda itu selama ini.

tsk.

tsk.

Dia kembali kekamarnya, benar kamar. Tidak terlihat seperti ruangan tahanan. Ini bahkan tempat yang lebih mengerikan dari itu. Ranjang yang terbuat dari tulang belulang manusia. Warna merah kamarnya itu berasal dari darah. Ugh, apa itu? beberapa mayat dijadikan pajangan. Mengerikan, bahkan dia memakan, manusia yang dia bunuh tadi.

.

"ck, seharusnya aku menculik anak kecil hari ini. Manusia tadi sangat keras seperti batu, sesuai dengan namanya. woekk, cuih." dia melempar makanannya (?) itu.

knock, knock.

"masuk"

.

Seorang pria dengan bahu yang sangat lebar masuk kedalam kamarnya. Dia membawa buah-buahan dan sebotol soju untuknya. Dia juga bertingkah lebih santai tanpa rasa takut.

"ugh, Jin Hyung, ada apa?"

"Tae-ya, ini ada buah. Jangan makan manusia aneh lagi, ok." sarannya yang di anggap kakak tertua itu..

"hm. pergilah"

"ok. byeeee."

.

Kimtae pun tertidur setelah itu. Melupakan rasa lapar dan rasa menyesal karena membunuh orang setiap hari.

-Chap.1, END-