Disclaimer: Masashi Kishimoto

.

.

密猟者

Author: Saori Yanagita

Genre: Crime, Tragedy, Romance

Main Character: Sasuke Uchiha and Sakura Haruno

Rated: M for Bloody Scene

.

.

.

Prolog

Malam itu, bulan tidak memperlihatkan sinarnya, dan bintang-bintang entah mengapa enggan untuk sekedar berkelip di langit malam yang hitam. Di sebuah lorong yang sempit, dimana terdapat sebuah bangunan yang gelap dan kecil, terdengar rintihan memohon ampun yang disambut dengan tawa menyeramkan.

"Bagaimana? Sekarang kau tidak akan bisa membicarakan dan menyebarkan gossip busuk dengan mulutmu yang kotor, hahaha"

"Ti-tidak, ma-maafkan aku. Aaaakh"

"Hm, sekarang baru kau meminta maaf, kemana saja maafmu selama ini, dasar kau wanita jalang" dan sekali lagi sosok tersebut melayangkan pisaunya ke arah wajah dari sebuah tubuh yang terbaring bersimbah darah di bawahnya. Disayat-sayatnya bibir serta lidah milik korbannya tersebut kemudian diarahkannya pisau miliknya ke arah mata korbannya dan dibenamkannya pisau tadi ke dalam bola mata korbannya.

"AAAAAAAAAKKHHH"

Mengabaikan teriakan pilu korbannya, ditariknya pisau tadi dan kemudian kembali dibenamkan, begitu terus secara berulang-ulang hingga bola matanya terangkat bersama pisaunya. Setelah melakukan hal yang sama ke mata satunya lagi, sosok hitam tersebut merobek bagian perut tubuh tidak berdaya di bawahnya. Kemudian dengan santai dijelajahinya organ-organ dalam tubuh tersebut dan diaturnya ulang posisi-posisi organ di dalam perut tubuh tersebut.

"BUNUH SAJA AKU!"

"Hm, dengan senang hati, hime"

Dan sekali lagi dilayangkannya pisaunya tepat di jantung tubuh tersebut, mengakhiri rintihan kesakitan yang sedari tadi mengalun memenuhi ruangan sempit tersebut. Sementara sosok yang baru saja melayangkan pisaunya hanya menyeringai dengan darah yang mengotori seluruh tubuhnya. Ditariknya pisau tadi dan diperhatikannya dengan sekejap serta seringaian yang tidak lepas dari wajahnya.

"Hm, satu lagi serangga dimusnahkan"

.

.

.

.

"Konoha High School digemparkan oleh berita tewasnya salah satu siswi kelas X yang ditemukan di sebuah lorong sempit dengan keadaan yang menyedihkan.

Tidak hanya di dalam KHS, seluruh Jepang pun gempar dengan berita ini. Pasalnya, ini bukanlah yang pertama kalinya seseorang disiksa lalu dibunuh dengan sadis, namun sudah berkali-kali. Dan gadis malang ini adalah korban yang ke-13 yang ditemukan tidak bernyawa setelah disiksa dan dibunuh dengan sadis. Dan si pembunuh tidak pernah meninggalkan sidik jari, DNA, atau apapun yang dapat menyingkap tersangka dibalik kasus pembunuhan berantai ini.

Kali ini yang harus menjadi korban adalah seorang siswi kelas X dari Konoha High School yang bernama Hikari Hanami, anak dari menteri pertahanan Jepang. Tidak hanya keluarganya, bahkan teman-temannya pun merasa terpukul dengan kematian mendadak gadis ini.

Baiklah, berita selanjutnya-"

'Cliik'

Seorang gadis bersurai biru muda mematikan televisi yang baru saja memberitakan kematian seorang siswi. Gadis tersebut pun merespon berita yang baru disaksikannya dengan menguap bosan.

'Di sekolah pun mereka membahas kematiannya, di tv pun juga, hah membosankan' batin gadis tersebut.

Dia adalah Sakura Haruno, seorang siswi KHS pindahan dari Rusia yang menjalani pendidikannya melalui jalur beasiswa. Dikarenakan penampilannya yang terkesan culun dan karena dianggap murid yang tidak mampu, tidak jarang Sakura menerima ejekan dari siswa-siswi lain. Tanpa mereka ketahui bahwa sebenarnya dia adalah salah seorang gadis jutawan di Rusia. Sakura pun bangkit dari sofa menuju ke belakang, tempat dimana ia menyimpan semua senjata api dan senjata tajam miliknya. Selama berada di Rusia, sejak kecil ia sudah diajarkan bela diri sehingga tidak heran jika kemana-mana ia selalu membawa salah satu senjatanya untuk berjaga-jaga.

Sesampainya di gudang persenjataan, Sakura pun memeriksa pisau yang baru saja digunakannya kemarin malam. Melihat masih ada beberapa bercak darah, ia pun menekan sebuah bel di sakunya yang terhubung langsung dengan butler pribadinya. Hanya dalam hitungan semenit, sang butler bersurai biru dongker pun tiba di depan pintu seraya membungkuk hormat dan memasuki ruangan penyimpanan senjata nona mudanya.

"Ada ap-" belum habis ia menyelesaikan kalimatnya, sebuah pisau meluncur halus dan menancap pada dinding di belakangnya, tepat di di sebelah lehernya.

"Apa ini?" Sakura pada butlernya seraya menunjukkan pisau yang sedari tadi berada di tangannya, sang butler pun kembali membungkuk seraya meminta maaf.

"Bangun dan gulung lengan bajumu" Sakura kembali membentak butlernya. Sementara sang butler yang sudah mengerti apa yang dimaksudkan majikannya pun langsung menggulung lengan bajunya, memperlihatkan tangan yang kuat namun dihiasi beberapa bekas sayatan yang dalam. Ia pun menyodorkan lengannya pada Sakura dan pasrah menerima hukuman yang sama seperti sebelumnya yaitu lengannya yang akan-

ZRESSSSH

-disayat oleh Sakura menggunakan pisau yang sama yang menjadi penyebab kemarahan Sakura kali ini.

"Hm, sekarang bersihkan pisau-pisauku, jangan sampai aku menemukan noda darah lagi pada senjata-senjataku, atau kau tahu akibatnya" ujar Sakura seraya berlalu yang dibalas dengan anggukan sopan dari butlernya.

Setelah nona mudanya pergi, butler bersurai biru dongker itu pun membebat lengannya, menghentikan pendarahan untuk sementara selagi ia membersihkan senjata Sakura dari noda darah. Entah mengapa, ia tidak bisa merasa marah ataupun berpikir untuk meninggalkan pekerjaannya walaupun mendapatkan perlakuan yang tidak wajar dari majikannya. Mungkin, karena ia paham dengan semua hal yang terjadi selama ini pada Sakura yang menggelapkan semua pikirannya. Sehingga ia merasa tidak sampai hati untuk merasakan amarah kepada Sakura, apalagi sampai berpikir untuk meninggalkannya sendirian. Karena ia tahu, walaupun tersamarkan, hanya ia lah orang yang dipercaya oleh Sakura saat ini, satu-satunya orang yang mengetahui semua hal yang bersangkutan dengan gadis dingin tersebut.

Baru saja selesai membersihkan senjata-senjata milik Sakura serta lantai yang ternodai darahnya, ia telah dipanggil lagi oleh satu-satunya majikannya. Ia pun berjalan secepatnya ke ruang santai di rumah tersebut, mengabaikan luka sayatan di lengannya. Sesampainya di sana, dijumpainya Sakura yang duduk dengan anggun di salah satu sofa sembari mencoret sebuah foto pada buku tahunan sekolahnya. Sang butler sudah sangat mengetahui apa yang akan diperintahkan kepadanya kali ini.

"Siapkan pisau-pisau favoritku dan segera persiapkan tempat serta jadwalnya, Sasuke. Aku akan memusnahkan satu lagi serangga kotor besok malam" titah Sakura seraya menyeringai.

"Ha'i, Oujou-sama"

"Kali ini aku ingin melakukannya di gudang bawah tanah kita" Sakura kembali memerintah dan kemudian menyerahkan buku tahunan yang salah satu fotonya sudah ia tandai.

"Ha'i, Oujou-sama"

"Kau bisa pergi sekarang, aku ingin tidur"

"Ha'i, saya permisi Oujou-sama"

.

.

Sasuke PoV

Aku melangkahkan kakiku menjauhi kamar nona mudaku dengan langkah santai. Kesempatanku untuk bersantai hanyalah di saat ia sekolah dan baru tertidur. Tanpa kusadari aku berakhir di taman belakang mansion ini. Tidak seperti malam kemarin, malam ini bulan dan bintang bersinar terang menerangi malam yang mulai larut.

Aku duduk sebentar untuk beristirahat sekalian mengobati lukaku dengan obat-obatan yang kuambil ketika melewati kamarku. Setelah itu aku kembali mendongakkan wajahku dan menerawang kembali beberapa kejadian yang lalu. Sejujurnya, aku tidak suka dengan cara nona mudaku selama ini, bukan berarti aku menentangnya. Hanya saja, bagaimana pun ia adalah seorang gadis remaja, ia tidak seharusnya melakukan hal tidak berperikemanusiaan seperti ini. Sialan para bajingan yang membuatnya menjadi seperti ini.

Kuperhatikan jam di pergelangan tanganku yang menunjukkan pukul dua belas. Tanpa menunggu bel darinya, aku bangkit dari dudukku dan berjalan cepat menuju kamar nona merah jambuku. Tanpa mengetuk, kubuka pintu kamarnya dengan lembut. Dan seperti dugaanku, aku menemukannya meringkuk di pojok kamarnya, bersebelahan dengan jendela besar kamarnya. Kepalanya ia sembunyikan di lipatan tangannya dan bahunya bergetar menahan tangis.

Seperti yang sudah aku lakukan selama tujuh tahun ini, aku menghampirinya dan mengelus pelan surai merah jambunya.

"Sst, tenanglah Sakura" bisikku lembut kepadanya. Kalau kalian mengira aku bertindak lancang pada nona mudaku, maka buanglah jauh-jauh prasangka itu. Selama tujuh tahun ini, Sakura selalu dihantui mimpi buruk yang mampu membuatnya histeris bahkan hampir melakukan bunuh diri. Dulu sekali ketika aku masih baru menjadi pelayan pribadinya, aku belum mengetahui kebiasaannya ini. Untung saja aku mendengar suara gaduh dari kamar nona mudaku dan menghentikannya untuk menyayat pergelangan tangannya dengan kaca.

Dan uniknya, mimpi buruk selalu menyerangnya pada pukul dua belas tepat. Pada awalnya kukira hanyalah kebetulan, namun sudah berulang kali terjadi selama 7 tahun di setiap malam, apakah ini termasuk kebetulan?. Setelah bahunya berhenti bergetar, nona muda kembali tertidur pulas dan aku pun menggendongnya menuju tempat tidurnya dan membaringkannya di sana. Setelah kuselimuti tubuh mungilnya, aku pun berjalan menuju pintu keluar dan mengucapkan hal yang sama.

"Mimpi indah, Oujou-sama"

.

.

To Be Continued

.

.

.

Gimana minna? Ntah kenapa tiba-tiba Nagi semangat banget nulis fanfic, bayangkan dalam sehari Nagi udah update satu fanfic dan upload dua fanfic baru. Keliatannya saya tertular semangat masa muda Lee dan Guy.

Ntah kenapa bisa kepikir ide absurd gini, tapi semoga reader-sama suka. Ohya, btw cek fanfic saya yang judulnya 'If Love Already Gone' dan 'Call Of Duty' yah *numpang promosi*

Terakhir, review ya minna, semakin banyak yang review, semakin cepat Chapter 2 datang, hehe.

So, Keep or Delete?

Jaa minna-san, jangan lupa review

Akasuna No Nagi-chan