"Jongin, mau ke Lotte Word."

"Iya, nanti."

"Sekarang!"

Bentakkan Kyungsoo merupakan bencana bagi Jongin, setelah kemarah ibunya, tentunya. Pemuda berkulit eksotis itu langsung beranjak dari tempat tidur dan memasang posisi hormat. Meskipun kakinya tadi sedikit goyah dan menyebabkan ia hampir limbung. "Eh, copot."

"Sejak kapan kamu latah?"

"Entah?"

"Terserahlah." Kyungsoo membenarkan posisi kerah kemejanya. "Jadi, kan, ke Lotte Word?"

"Iya, sayang."

"Tapi, kamu belum mandi."

"Iya, ini mau mandi."

"Cepetan!"

"Iya, Kyungsoo. Sebentar, ya."

"Sekarang, Jongin Sayang."

Jarang sekali Kyungsoo memanggil dirinya dengan embel-embel sayang. Harusnya terasa manis, namun berkat itu Jongin langsung lari secepat cahaya ke kamar mandi. Ekspresi Kyungsoo itu loh, sangat menyeramkan.

Dasar satansoo.

0o0o0

"Aku mau naik itu!"

"Iya."

"Jongin, ayo!"

Ini sudah wahana kelima yang dicoba Kyungsoo. Padahal si mata bulat itu sering kesini -tentunya ia memaksa Jongin yang hanya bisa mengiyakan. Jongin sebenarnya sudah mual, karena wahana yang dicoba Kyungsoo hampir ekstrim semua. Tapi, mau gimana lagi?

"Kyungsoo, bisa kita istirahat?" Jongin berkata disela sengalan napas. Lima menit yang lalu mereka baru turun dari wahana yang tadi mereka naiki. "Perut aku mual."

"Tapi, aku tidak." Jongin pasrah lagi setelah tanganya ditarik Kyungsoo. "Kita kesitu, baru kita istirahat."

Seharus Jongin senang, sangat senang. Tapi, wajahnya mendadak pucat. Karena wahana selanjutnya yang dipilih Kyungsoo adalah rumah hantu.

Wtf!

Jongin benci hantu, sangat benci makhluk itu.

"Matilah aku."

0o0o0

"Hantunya masih sama ya, Jongin. Cuma ada tadi tambahan lorong aja. Menurut kamu, seram tidak?"

Kyungsoo terus mengoceh. Ia sama sekali tak melihat ekspresi wajah Jongin yang hampir mati ketakutan. Wajahnya sepucat kertas. Keringat dinginnya masih mengalir walau ia sudah keluar dari tempat tersebut.

"Jongin?"

"Iya, Kyungsoo?"

Selanjutnya, Jongin terjatuh di jalanan, dengan posisi tidak elit, alias nungging.

"Ya tuhan! Jongin!"

0o0o0

"Jongin, sudah enakkan?" Kyungsoo terus mengusap rambut hitam Jongin yang agak lepek. Pemuda yang tampangnya keren, tapi nyatanya takut hantu itu sedang berbaring dengan kepala berbantal paha Kyungsoo. Keduanya tengah berada di bawah pohon setelah Kyungsoo bersusah payah menggeret Jongin. Catat, menggeret. Karena Jongin itu tubuhnya lebih besar darinya, maka Kyungsoo mengambil keputusan tersebut.

Akibatnya, celana Jongin ada yang sobek sedikit. Tidak apa-apa, sedikit ini.

"Iya, Kyungsoo."

"Kamu dari tadi bilang iya terus. Kenapa sih?"

"Terus, aku harus jawab apa? Memang itu jawabannya."

"Ya udah. Kalau gitu aku ada satu pertanyaan."

"Apa?"

"Kamu cinta aku?" -dengan mata mengerjap imut. Omona.

Jongin hendak membuka mulutnya, menjawab pertanyaan Kyungsoo yang teramat sangat mudah. Tentu saja Jongin mencintai Kyungsoo. Meskipun kadang kekasihnya itu sering membuatnya tersiksa dengan segala permintaannya.

"A-"

"Pasti jawabannya iya. Aku benar kan?"

Jongin menghela napas panjang. Kalau Kyungsoo sudah tahu jawabannya, kenapa harus bertanya?

"Nah, itu tau jawabannya." Jongin sedikit beranjak dan mengecup bibir Kyungsok singkat. "Aku mencintaimu."

0o0o0o

A/N:

Flashfic!

Maaf, Tera lagi gabut. Jadinya ya gitu.

Maklumin aja, tera juga stress gara2 ujian. Tengs.

Jangan lupa buat vote, aeris! Tunjukkan semangat kita! /kibar bendera kaisoo/

Fyi, tera sampe buat 20 akun fb buat vote. Muehehehe.

Regards,

Enterallo yang males belajar.