Title: The Last Letter
Story © Feryda Triyana K.
Disclaimer© Naruto punya ….0m M4545h1 K15h1m0t0(*plakk*)(*readers: jangan lebay dah!*)
Warning: Cengeng, OOC, AU, banyak perubahan dari story aslinya
Pairing: Itachi(13) and Sasuke(8)
Genre: Angst, Family, Hurt/ comfort
.
Keep Reading! ^_\\
-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-
Sasuke' s POV
Malam yang sangat indah. Banyak bintang bertaburan di langit, angin yang berhembus sepoi- sepoi. Tetapi, dibalik keindahan yang aku amati, aku merasa ada yang hilang, yaitu ke-2 orangtua ku. Mereka terlalu sibuk dengan perkerjaannya masing- masing. Mereka juga tak memerhatikanku dan kakak ku. Selalu saja mereka bertengkar tiap hari, entah apa yang mereka pertengkarkan.
Malam ini, aku hanya bersama kakak ku melihat bintang di atap rumah kami. Dirumahku, hanya ada aku, Kak Itachi, Bibi Kushina, dan Paman Minato. Jadi, hampir selama ini kami hanya diurus oleh paman dan bibiku. Kakak selalu menemaniku dimana pun aku berada, itu karena kakak sudah berjanji akan selalu menemaniku tiap saat, ia tak pernah ingin meninggalkanku.
Tiap malam aku selalu berdoa agar Mama Mikoto dan Papa Fugaku bisa akur seperti dahulu, tak ada pertengkaran. Tetapi, apa mungkin bisa seperti dahulu? Mungkin itu hanyalah secercah harapan yang muncul di pikiranku saja….
Uchiha Mansion, 06.00 am
"Sasuke, bangun sayang…ini sudah pagi. Waktunya bangun, otouto…" suara kakak ku yang membangunkanku dengan lembut.
"Hnggghhh…" desahku seraya mengucek kedua mataku. " Sudah pagi,ya?"
"Iya, Sasuke, sudah pagi. Ayo cepat, kita berangkat ke sekolah setelah sarapan,ya?" jawab kakak ku lembut seraya merapikan kamarku.
"Sekarang jam berapa, aniki?"
"Jam 6 pagi, nah, sekarang kamu mandi dan aniki tunggu sarapan dibawah!" suruh kakak ku seraya mengacak- ngacak rambutku. Aku hanya tersenyum padanya.
"Baik aniki!" teriakku semangat sembari menuju ke arah kamar mandi.
-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-
"Aniki!" teriak ku sembari mencium dan memeluk kakak ku.
"Sasuke, ini roti cokelat dan susu buatan Kushina Oba-san, ayo makan!" suruh kakak ku sembari meletakkan sarapanku di atas meja makan.
"Arigatou" ucapku.
"Ohayou, Sasu-kun! Ita-kun!" sapa bibiku sembari membawakan dua gelas jus tomat.
"Ohayou, Oba-san!" ujarku dan kakak ku yang sedang sarapan.
"Ini jus tomat nya, silahkan diminum." Ujar bibi sembari menyodorkan kedua gelas jus padaku dan kakak ku.
"Wah, arigatou, Oba-san!" ucapku dan kakak ku berterima kasih pada bibi.
"Oba-san, Kaa-san dan Tou-san belum pulang ya?" Tanya kakak ku kepada bibi.
"Ah iya, mereka belum pulang, mungkin mereka masih sibuk." Ucap bibi sembari tersenyum.
"Oh, Minato Oji-san mana?" tanyaku sembari menyeruput jus itu.
"Dia sedang pergi rapat ke gedung hokage, Sasu- kun.." balas bibi sembari mengelus rambutku. Sedangkan aku hanya ber'oh' ria saja.
Seusai sarapan, aku dan kakak ku pergi ke sekolah bersama. "Hati- hati ya, Sasu-kun! Ita- kun!" ucap bibi sembari melambaikan tangan kearah ku dan kakak ku.
"Baik, Oba-san!"
-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-o-
Konoha School, 07.00 am
"Bye aniki!" ucapku seraya melambaikan tangan ke arah kakak ku.
"Bye Sasuke!" balas kakak sambil melambaikan tangannya juga.
Aku berjalan menuju kelasku. Sesampai di kelas, aku langsung disapa oleh seorang gadis yang seumuran dan sebangku dengan ku, ialah Haruno Sakura.
"Ohayou, Sasuke- kun!" ucap gadis itu semangat.
"Ohayou Gozaimasu, Sakura!"
Tak lama kemudian, masuklah seorang pria dengan masker di wajahnya, ia adalah Kakashi- sensei, guru kimia ku. "Ohayou, anak- anak!" sapanya.
"Ohayou gozaimasu, Kaka- sensei!" aku dan teman- temanku memberi salam berjamaah.
"Baik anak- anak, keluarkan buku kimia kalian!" suruh Kakashi-sensei.
Aku membuka isi tasku dan hendak mengambil buku kimia ku, tiba- tiba ada selembar kertas terjatuh dari tasku. Aku penasaran dan memungutnya. Aku membacanya….
Alangkah kagetnya aku, ternyata isi dari ketas itu ialah hasil diagnosa pemeriksaan kesehatan milik kakak ku. Aku tercengang membacanya sehingga secara tak sadar, air mata mengalir dari mataku.
"Sasuke! Kau tak apa?" tegur Kakashi-sensei.
"A-ano..tak apa..s-sensei.."ucapku sembari tergagap.
'Tak mungkin! Oh tidak! Jangan sekarang Kami-sama, tolong bilang ini hanya mimpi!' batinku setelah membaca tulisan di kertas diagnosa itu. Ternyata aniki mengidap sebuah penyakit mematikan, yaitu….
.
.
-TBC To Chapter 2!-
Oh, sorry nih buat para readers, soalnya komputerku makin lemot n error, so nanti ya dilanjutinnya….
Mungkin sedikit review akan membenarkan otak author yang gila ini (*plakk*)
R-E-V-I-E-W PLEASE….
