Disclaimer : God and Themselves

Rate : T

Author : Jung Marni

Genre : Drama, Hurt and Comfort

Cast : Yunjae, Wonjae and other

Warning : OOC, Cerita pasaran, Alur kecepatan, Miss Typo, YAOI! BL!

.

It's Yunjae's story

.

.

"Jaejoong-ah, kau akan datang diacara reuni nanti?"

"Loh? Reuni yah?"

"Iya. Memangnya kau belum menerima undangannya? Tadi pagi aku sudah menerimanya. Mungkin punya kau juga sudah sampai."

"Ayolah datang, sebelum kau melepas masa lajangmu nanti."

"Ah akan ku pikirkan."

"Jangan sampai mengecewakan kami. Kami tunggu kau disana."

"Iya." Jaejoong tersenyum menanggapi ocehan kedua sahabatnya.

'Apakah dia akan datang juga?' Batin namja dengan berwajah cantik itu.

.


.

"Sayang, kau sudah datang." Terdengar suara berat namja tampan dibelakangnya.

"Kau belum tidur Wonnie?"

"Aku menunggumu." Namja yang dipanggil Wonnie itu berjalan menghampiri namja cantik dihadapannya. "Bagaimana acaramu?" Dan memeluk erat kekasih berwajah cantiknya.

"Seru sekali. Aku tidak menyangka sebentar lagi akan melepaskan masa lajangku." Jaejoong, namja cantik itu melesakkan wajahnya didada bidang kekasihnya, mencari kehangatan dan ketenangan yang saat ini sangat dibutuhkannya.

"Apa kau bahagia? Sebentar lagi pernikahan akan dilaksanakan."

"Tentu."

"Bagus." Siwon mengacak-acak rambut Jaejoong pelan. "Jadi, Sekarang mandilah. Setelah itu kita tidur. Kau pulang terlalu larut. Ayo."

Jaejoong tersenyum. Namja dihadapannya sekarang adalah pilihannya. Dia tidak boleh goyah. Sekarang, Siwonlah yang dicintainya. Bukan dia yang tega meninggalnya.

"Ohiya, tadi ada kiriman undangan reunian dari sekolahmu dulu." Siwon mengelus pelan rambut namja dipelukannya. Saat ini mereka sedang berbaring diranjang king size mereka berdua. Memang sejak bertunangan setengah tahun yang lalu, Jaejoong dan Siwon memutuskan tinggal bersama. Hitung-hitung belajar buat setelah menikah nanti.

"Apakah aku harus datang Siwoonie?" Tanya Jaejoong lirih.

"Kenapa bertanya padaku?"

"Karna aku takut."

"Apa yang kau takutkan Sayang?" Jaejoong terdiam. Benar, apa yang mesti dia takutkan?

"Datanglah. Bukankah ini yang kau impikan dari dulu?"

"Apa kau mau ikut denganku nanti?" Siwon tersenyum mendengar pertanyaan namja cantik dihadapannya.

"Tidak. Bukankah ini acaramu, eum? Aku harus segera menyelesaikan pekerjaan dikantor untuk beberapa minggu kedepan. Karna aku akan disibukkan dengan pernikahan kita bukan?"

"Jinjja?" Jaejoong mendongakkan kepalanya, melihat wajah sempurna tunangan yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

"Ne. Sudah Jja kita tidur. Besok kita harus melihat tempat repsesi yang akan dilaksanakan."

"Jaljayo Wonnie."

"Jaljayo Sayang." Siwon mengecup pelan kening Jaejoong. Dan mempererat pelukannya sebelum terbang ke dunia mimpi.

.


.

Jaejoong menyiapkan sarapan pagi, dirinya terlihat sibuk berkutat dengan peralatan dapur sampai tidak menyadari tunangannya telah berada dibelakangnya.

"Serius sekali." Siwon menyelipkan kedua tangan kekarnya dipinggang ramping sang kekasih.

"YA! Kau mengejutkanku." Jaejoong mencubit tangan kekar kekasihnya. Siwon benar-benar mengejutkan. Hampir saja spatula yang dipegangnya terjatuh, untung dia mempunyai gerak refleks yang bagus.

"Appo." Siwon melepaskan pelukannya dan mengerucutkan bibirnya. Merajuk.

"Itu tidak akan sakit Wonnie. Berhentilah mengerucut seperti itu. Sebaiknya kau mandi. Setelah itu makan. Jika kau tidak ingin terlambat."

"Arraseo." Siwon mengecup kilat bibir penuh Jaejoong, dan langsung mengambil langkah seribu. "Morning kiss, Sayang."

"YA!"

.


.

'Aku akan menjemputmu nanti jam 1. Kita langsung ke tempat EO yah sayang.'

Jaejoong tersenyum membaca pesan singkat yang dikirimkan tunangannya. Hatinya mendadak menghangat. Siwon terlalu mencintainya. Jaejoong sangat bersyukur bisa dicintai orang sebaik Siwon.

'Iya. Jangan terlambat Wonnie."

Setelah mengetikan pesan balasan. Tiba-tiba terdengar lengkingan keras dari arah pintu masuk butiknya.

"Joongie babyyyyyyyyyy."

Jaejoong mengernyit mendengar suara yang tidak asing ditelinganya. Bergegas dirinya menuju pintu depan.

"HEECHUL HYUNG!"

"Ah Baby, I miss You so much." Heechul menghambur kearah pelukan Jaejoong yang masih melototkan matanya tak bergeming.

.

"Aku tidak menerima penolakkan. Pokoknya lusa, kau harus datang ke acara reuni bersama ku." Heechul meminum coffee lattee kesukaannya. Sekarang mereka sedang berada di Cafee terdekat, dekat butik Jaejoong.

"Aku tidak tau Hyung." Jaejoong menundukkan wajahnya. Sibuk mengaduk-aduk minumannya.

"Waeyo? Apa karna dia?" Tanya Heechul memicing.

"Iya. Bagaimana jika dia datang?" Jaejoong mendongakkan wajahnya.

"Tsk. Memangnya kenapa kalau dia datang?"

"Aku belum siap."

"Kenapa? Ayolah Baby, kau tahu sendiri dia telah tega meninggalkanmu dan sekarang kau akan menikah. Jadi apa yang perlu kau ragukan? Dia itu hanya masa lalu mu." Heechul memandang sendu ke arah Jaejoong. Dia sangat tahu bagaimana kisahnya Jaejoong. Karna dia salah satu sahabat Jaejoong ketika High School.

"Pokoknya tidak ada penolakkan. Lusa aku akan menjemputmu. Aku rela terbang dari Amerika hanya untuk ini. Dan kau yang berada di negara yang sama malah menolak menghadirinya. Tidak ada tapi-tapian. Kau pikir hanya dia saja temanmu, huh!" Ucap Heechul panjang lebar setelah melihat Jaejoong akan menolaknya.

Jaejoong hanya menghela nafas pelan. Mana bisa dia membantah Heechul. Karna semua ucapan Heechul itu mutlak tanpa bantahan.

.


.

"Kau sudah menyiapi semuanya, Baby?" Tanya Siwon ketika melihat Jaejoong sudah bersiap-siap akan pergi ke acara reuni.

"Iya. Aku hanya tinggal menunggu Heechul hyung menjemputku. Kalau bukan karnanya aku mana mau datang." Jaejoong mempoutkan bibirnya imut.

"Aigoo. Jangan begiitu. Masa iya ke acara reunian kusut begini." Siwon mengacak-acak rambut Jaejoong pelan.

"Kalau sudah selesai kau langsung pulang yah. Disana ada kereta bukan? Naiklah kereta saja. Karna aku tidak ingin kau menginap." Sifat protective Siwon mulai keluar.

"Arraseo. Aku akan langsung pulang. Sepertinya Heechul hyung akan menginap disana. Ah, Sepertinya Heechul hyung sudah datang."

Jaejoong segera mengambil tasnya. Dan berjalan keluar setelah Heechul mengklakson mobilnya tiada henti.

"Aku berangkat yah Wonnie."

"Hati-hati sayang, ingat kau harus pulang."

"Siap kapten."

Siwon tertawa melihat tingkah imut kekasihnya dan segera mengecup singkat kening Jaejoong sebelum dia masuk ke dalam mobil. Heechul hanya memutar bola matanya bosan melihat adegan lovey dovey dihadapannya.

"YA! Cepat masuk! Kita akan terlambat pabbo."

Jaejoong mengerucutkan bibirnya. "Iya hyungie."

"Heechul, aku titip Joongie padamu."

"Joongiemu akan aman bersamaku Siwon. Yasudah aku berangkat. Ppai."

"Ppai ppai Wonnie."

.


.

Sepanjang perjalanan Heechul mengoceh tiada henti. Dirinya menceritakan segala hal ketika tinggal di Amerika. Jaejoong menanggapinya dengan seru. Melupakan kegundahan yang akan dia rasakan dari dua hari yang lalu.

Setelah perjalanan berjam-jam akhirnya mereka sampai di kampung halaman mereka, tempat mereka menuntut ilmu, Dong Bang High School.

"Ah akhirnya sampai juga." Heechul segera memarkirkan mobilnya dideretan mobil mewah lainnya. Sepertinya sudah banyak yang datang.

"Kajja Joongie kita turun."

Suasana sekolah mereka tidak banyak yang berubah. Semuanya masih sama seperti lima tahun yang lalu.

Jaejoong berjalan pelan dibelakang Heechul. Entah kenapa dia sedikit cemas.

"Jaejoong. Astaga itu kau? Kau semakin cantik saja!" Key berteriak heboh ketika melihat Jaejoong.

Jaejoong tersenyum melihat Key yang tidak berubah sama sekali. Dia sibuk menyapa teman-teman lainnya. Sepertinya tidak ada tanda-tanda seseorang yang dia khawatirkan akan datang. Fiuh sepertinya namja cantik ini perlu bersyukur.

"Ku dengar kau akan menikah dua minggu lagi, Jae."

"Ah kupikir kau akan menikah dengan pangeranmu itu."

"Iya, sayang sekali, padahal kalian sangat cocok."

"Sebentar, dimana dia? Aku belum melihatnya."

"Ku rasa dia akan terlambat."

"Annyeong, Mianhae aku terlambat."

DEG-DEG-DEG-DEG-DEG

Jantung Jaejoong berdetak cepat. Ketika mendengar suara yang hampir lima tahun ini tidak didengarnya. Seperti adegan slowmotion Jaejoong membalikkan tubuhnya.

Hati Jaejoong sedikit bergetar melihat pria tinggi dengan senyum mematikan berdiri tepat dihadapannya.

Dengan sedikit bergetar, Jaejoong mencoba berbicara.

"Y-yunho?"

.

.

TBC

.

.

Lanjut? or Stalk disini? tergantung Review :P So...

.

.

Mind to Review?

.

.