Ini fanfic pertama Fu di akun terbaru, Semoga suka deh...

+.+ N*S +.+

Tittle: Heart...

Pair: NaruSasu

Disclaimer by.. Masashi Kishimoto...

Warning: OOC tingkat tinggi, AU, BL, Lime+Lemon, Typo, Judul yang nggak nyambung. DLDR! Enjoy...

Happy Reading all...

+.+ N*S +.+

Uchiha Sasuke memang pemuda dari golongan klan yang tersohor. Memiliki sifat angkuh, pendiam, dingin, dan menyebalkan. Terlahir dari klan bermartabat seperti Uchiha, membuat banyak orang mengaguminya, dan itulah yang membuatnya bersikap sewenang-wenang. Tapi sepadan dengan wajahnya yang rupawan, kulit putih khas Uchiha yang lembut, bibir merah cerry, dan rambut hitam kebiruan model Chiken Butt yang unik, serta otak yang encer, membuat sebagian orang justru memuja-muja dia, dibanding membenci sikap arogantnya. Asal kalian tau, Sasuke yang kini menjadi siswa terpopuler di Konoha High School, adalah pemuda yang paling banyak diincar para perempuan.

"Ck..." Berwajah datar, dengan bibir yang sedikit condong ke depan, ekpresi yang selalu diperlihatkan Sasuke setiap kali menginjakkan kakinya di sekolah elit ini. Ia kesal setiap mendapati bangkunya dipenuhi oleh tumpukan bekal, coklat, kue, atau kado. Apa para gadis yang mengaku menjadi anggota Sasuke fans Club itu tidak paham-paham juga, jika dirinya sangat membenci ini semua?.

"Hey-hey, jangan pasang muka kesal begitu, ah! Ini masih terlalu pagi, Sasuke." Suara dari sosok pemuda yang ternyata telah berdiri di belakang Sasuke membuyarkan tatapan benci si Raven terhadap hadiah-hadiah dari para fansnya. Pupil hitamnya menatap ke arah teman sebangkunya dengan tajam. "Jangan menambah kadar kekesalanku ya, Suigetsu!"

Pemuda yang ternya bernama Suigetsu itu hanya terkekeh geli, tatapan tajam Sasuke sama sekali tidak mempan buatnya. Malah, dengan santai pemuda berbola mata Violet itu duduk di bangkunya, dan dengan lancang membuka satu kotak bento dari penggemar Sasuke dan melahapnya dengan tenang. Tentu Sasuke sama sekali tak keberatan, justru pemuda itu senang, ada yang mau repot-repot menghabiskan semua 'benda-benda' ini.

"Hmm... Onigiri ini lezat.." Wajah Suigetsu memerah, merasakan kelezatan bekal yang baru saja ia makan. Heran, kenapa Sasuke bisa menolak banyak makanan selezat ini?. "Kau harus lebih menghargai pemberian mereka, Sasuke. Jangan angkuh begitu!"

"Masalah buatmu, eh?" Sasuke yang sudah duduk di samping Suigetsu sedang sibuk memasukkan hadiah-hadiah tersebut ke dalam kantung yang tak pernah luput ia bawah setiap berangkat ke sekolah.

Lelaki bernama lengkap Houzuki Suigetsu itu mendesah, "Ahh, apa susahnya menghargai seseorang, hm? Lagipula, itu akan membuat fansmu semakin banyak..." masih memakan onigiri yang kedua.

"Aku tidak pernah mengharapkan ini semua!" ketus Sasuke. Agak emosi karena teman sebangkunya ini sudah terlalu berisik pagi-pagi begini.

"Yeah, karena kau cuma mengharapkan dia saja 'kan? Mengharapkan seorang N-"

"Tutup mulutmu, Sui!" Bentakan serta gebrakan Sasuke terhadap meja di depannya membuat Suigetsu terdiam. Rupanya ia telah membangunkan singa yang sedang tidur. Dan ia baru ingat, singa yang satu ini lebih liar dan ganas dibanding singa-singa di hutan belantara Afrika.

"Hoi, mau kemana? Kau marah? Eh.. Aku hanya bergurau!" Memanggil Sasuke berapa kalipun, mungkin hanya akan sia-sia belaka. Karena siempunya namanya, sama sekali tidak peduli. Amarahnya sudah membuatnya menjadi sejengkel ini. Ia tidak mod lagi untuk mengikuti pelajaran atau apapun juga. Mungkin pergi ke atap jauh lebih baik untuk mengembalikan modnya yang berubah negatif sekarang ini.

.

.

#

.

.

"Jadilah kekasihku, aku menyukaimu..." Butuh waktu beberapa detik untuk seorang Uchiha Sasuke, mencerna semua ucapan pemuda berambut hitam yang berdiri beberapa meter di depannya ini.

"Bicara apa kau?"

"Apa perkataanku kurang jelas?" Pemuda yang juga mengenakan seragam yang sama dengan yang lelaki kedua kenakan balik bertanya. "Aku menyukaimu, aku ingin kau menjadi kekasihku!"

Sasuke terdiam, niatnya untuk mengembalikan modnya pagi ini gagal total. Setelah seorang lelaki menyatakan cinta kepadanya. Laki-laki berambut hitam dengan pupil yang senada dengan rambutnya, dia memiliki kulit tan yang mempesona, dan...

'Aroma ini...' Pupil Uchiha termuda itu mengecil, parfum beraroma citrus yang menggelitik indra penciumannya, mengingatnya pada seseorang. Tapi, ketika bola mata obisdiannya memastikan kebenarannya, yang ia dapati bukanlah sosok yang selama ini menganggu pikirannya. Bukan pemuda berambut kuning, tetapi hitam keabu-abuan. Bukan pemuda bernetra Azure, tapi sosok lelaki berpupil hitam. Bukan pemuda bertampang ceria dan bodoh seperti sosok yang ia kenal, hanya siswa berwajah tegas dan tampan. Meski kulit tubuh dan aroma mereka mirip, lelaki ini tetaplah bukan seseorang yang pernah mengisi hari-harinya, keduanya adalah orang berbeda yang memiliki kesamaan.

"Kenapa bengong?"

Sasuke terhentak dari lamunannya ketika pemuda yang entah sejak kapan sudah menghimpitnya di antara tubuh pemuda asing itu dan pembatas atap sekolah. Suara baritonenya begitu asing, tapi terdengar familiar.

"Ukh..." Sasuke mengernyitkan kedua alisnya, kesamaan pemuda yang tengah menatapnya lekat-lekat ini membuatnya pusing.

"Hey, kau baik-baik saja?" tanya pemuda itu, cemas.

"Minggir..." Sasuke berusaha mendorong pundak si pemuda, namun sosok di depannya melawan pergrakan si bungsu Uchiha. "Ck! Apa maumu! Cepat menyingkir! Aku..." Lagi-lagi, hanya bola mata oniks Sasuke saja yang membelalak, ketika bibir cherrynya dibungkam paksa oleh sentuhan tiba-tiba bibir lelaki yang kini malah memeluknya erat. Hanya pertemuan antara bibir, tidak ada niat mendominasi atau bergulatan lidah. Tapi hal ini cukup membuat wajah Uchiha Sasuke memerah.

'K-Kami-sama... Kenapa? Pemuda ini...' Sasuke bertanya-tanya dalam hati, tindakan pemuda ini kembali mengingatkannya pada sosok itu. Sangat mirip, tapi berbeda. Akhirnya, meski ragu-ragu, Sasuke akhirnya mencoba bertanya tentang jati diri pemuda yang tak lagi memeluknya dengan begitu erat. "Siapa kau?"

Pemuda yang wajahnya hanya berjarak beberapa centi di depan wajah Sasuke, tersenyum tipis sebelum menjawab, "Namaku, Menma... Uzumaki Menma..."

"Uzum-Eunghh..."

Baru saja mengetahui suatu kebenaran baru dan hendak menanyakan banyak hal lagi kepada sosok si pemuda, tiba-tiba Sasuke merasakan lengan kanannya seolah ditusuk oleh sesuatu yang kecil, mirip gigitan semut. Namun mampu membuat pandangannya memburam, dan membuat pusing kepalanya. Ketika ia tau jika sosok berambut hitam itulah yang menusuknya dengan jarum suntik berisi cairan entah apa, kegelapan lebih dahulu merenggut kesadarannya. Iapun limbung dan jatuh tak sadarkan diri sesaat setelahnya, dengan sosok yang mengaku bernama Uzumaki Menma yang sudah menangkap tubuh tak berdayanya, agar tidak jatuh membentur tanah.

._._. X ._._.

Masih di atas atap sekolah, pemuda yang mengaku bernama Menma itu kini duduk sambil bersandar pada pembatas besi dengan tubuh pingsan Sasuke yang kepalanya terkulai di atas kedua pahanya. "Ne, kau sama sekali tidak berubah, ya?" Jemari letiknya memainkan poni Sasuke yang telah memanjang, "Tetap ketus seperti dulu," Lalu beralih pada bulu mata lentik si Raven, "Kau tau, aku begitu mengagumimu, kau begitu keren dengan sifatmu ini, Sasuke-chan..." Dan kini, jari telunjuknya mengusap bibir ranum Sasuke dengan lembut. Rasanya, mengecup bibir itu sekilas saja tidak cukup, karena buktinya, seseorang bernama Menma itu kembali mencium bibir Sasuke sekali lagi. Kini lebih dalam lagi, meski ciuman yang ia lakukan hanya satu arah, tapi Menma begitu menikmati setiap inchi rongga lembab sang Bungsu Uchiha. "Sayang, kau bukanlah milikku..."

.

.

#

.

.

"Ke... Sasuke... Sasuke-Sama..." Ketika Uchiha Sasuke membuka mata, yang tertangkap oleh bola matanya adalah sesosok pria paruhbaya yang menatap cemas ke arahnya. "Oro..chimaru-jiisan?.." Sasuke memegangi kepalanya yang seperti dihantam batu karang besar, pusing sekali, bahkan untuk bangun saja sulit. "Aku..." Tak sampai 5 menit pemuda terpopuler satu sekolahan itu sadarkan diri, karena lagi-lagi ia jatuh pingsan. Efek suntikan tadi cukup besar sepertinya.

"Sasuke-sama.. Oi, Sasuke-sama..." Lelaki bermata menyerupai ular itu mendesah sedih karena tuan mudanya kembali pingsan. Tapi, daripada menyesali itu semua, Orochimaru lebih memilih menggendong Sasuke di belakang punggungnya-meski dengan susah payah, dan segera membawa Tuan mudanya ini ke lantai dasar. Lebih baik daripada terus-terusan berada di atap sekolah, dengan matahari yang makin meninggi.

'Sasuke...' Ada desis kecewa yang dilontarkan pemuda yang sedaritadi bersembunyi di belakang pintu penghubung sekolah dan atap, siapa lagi kalau bukan Menma Uzumaki. Yang kini hanya mampu memsang ekpresi wajah sedih, karena Sasukenya di bawah pergi.

._._. X ._._.

Ketika pemuda berzodiak Leo itu tersadar, ia telah menemukan dirinya berada di ataas ranjang, dengan seorang lelaki berambut Silver tengah memagut kasar bibirnya. Menjilat dan menggigit secara brutal hingga bibir pink Sasuke berdarah.

"Mngpp.. Mnhhpp... Haaa..." Sasuke mendorong paksa tubuh lelaki yang lebih besar darinya itu hingga terjengkang. "Brengsek! Apa yang kau lakukan, hah?!" Bentak Sasuke tidak suka, ia tatap nyalang lelaki paruhbaya di depannya.

"Apa yang aku lakukan?" Lelaki itu menatap tajam Sasuke yang kini mengambil posisi setengah duduk, Blezernya sudah berganti piyama berwarna merah muda yang sedikit kebesaran, hingga mengekspos leher jenjang sampai ke bagian dadanya. "Tentu saja meminta jatahku sebagai suamimu!" Lelaki itu kembali menerjang Sasuke menghempaskan tubuh si tampan yang kini telah menjadi istrinya. Menyerang leher dan bibir Sang pemuda dengan kasar, bahkan rontaan enggan Sasuke sama sekali ia hiraukan.

"Khaa... Hentikan... Enhh.. Brengsek!" Sasuke bersusah payah untuk mengelak sentuhan lelaki yang beberapa bulan ini menjadi 'suaminya'. Meski pada akhirnya, usaha Sasuke sia-sia belaka, karena perbedaan tenaga antara dirinya, dan lelaki bermata hitam itu sangatlah jauh.

.

.

#

.

.

"Enghh... Auhh... Aahh..." Hanya mengerang, merelakan tubuhmu menjadi korban nafsu seorang Hatake Kakashi, adalah hal yang paling kau benci setiap kali kalian 'bercinta'. Pasrah menerima semua cumbuan dan 'hentakkan' Kakashi di bagian bawah tubuhnya yang kini terasa perih adalah hal lain yang bisa ia perbuat. Tubuhnya terasa letih, lemas, dan lagi sakit. Membiarkan tubuhnya menjadi boneka seks sang suami, merelakan dirinya dinikmati oleh lelaki itu. Tubuhnya memang telah dimiliki oleh Kakashi, namun hatinya... hanya 'dialah' yang memiliki.

"Enghh..." Sasuke memejamkan matanya, ketika cairan hangat milik Kakashi menyembur di dalam lubang analnya. Sasuke yang sekarang sudah tidak memiliki apapun lagi. Tubuhnya adalah milik Hatake Kakashi yang telah menikahinya dan berjanji membuat derajat keluarganya yang hampir bangkrut mampu berdiri lagi. Hanya raga yang tak memiliki jiwa, seperti robot yang bergerak karena telah terporgram. Sementara hatinya, hatinya telah lama sekali dibawah pergi oleh cinta pertamanya, Namikaze Naruto...

.

.

#

.

.

Flashback...

"Pindah ke Amerika?! Kenapa jauh sekali?" Ada gurat kekecewaan yang terpancar dari bola mata hitam Sasuke ketika mendapat kabar mengejutkan tersebut. Usia si Raven waktu itu baru 10 tahun, begitu pula sosok berambut pirang yang juga berwajah tak kalah sedih dan kecewanya dengan Sasuke, Namikaze Naruto namanya.

"Maafkan aku, tapi... Tou-chan di pindah tugaskan disana untuk beberapa tahun, mau tidak mau kami harus ikut..." sesal bocah berpupil Safir itu, ia terus merunduk, menolak memandang wajah terluka Sasuke.

"Kau bodoh! Kau tega membuatku kesepian disini, hah? Kau adalah temanku satu-satunya, dan sekarang kau mau meninggalkanku?! Teman macam apa ka-" Suara Sasuke tercekat di tenggorokan ketika Naruto menyentuh bibir tipis Sasuke. Menciumnya tanpa berniat lebih.

"Gomen, Sasuke... Aku tidak punya pilihan lain," pupil biru Naruto menatap lekat bola mata hitam Sasuke yang nampak masih sedikit terkejut dengan apa yang terjadi barusan. "Aku berjanji, akan kembali kesini, menemuimu, agar kita bisa bersama lagi..." Naruto mengenggam erat jari-jemari Sasuke, lalu menempelkan keningnya pada kening si Raven yang masih tertegun, "Karena aku, mencintaimu, Sasuke..." Memang usia keduanya belum cukup matang untuk mengerti apa itu cinta, perasaan Naruto terhadap Sasukepun hanyalah perasaan layaknya cinta-cinta monyet yang lumrah terjadi pada anak seperti mereka.

"Janji..." ucap Sasuke pada akhirnya.

"Hm! Aku janji... Aku akan kembali, dan membahagiakanmu, dan hidup bersama-sama..."

Flashback Off...

.

.

#

.

.

Naruto' POV...

Aku sudah kembali, Sasuke. Aku kembali untukmu, untuk menepati janjiku... Tapi kenapa kau sudah dimiliki oleh 'dia'? Sebenarnya, apa yang telah terjadi padamu selama aku pergi? Apa kau masih mengingatku? Apa kau masih ingat pada janji kita? Apa kau tau, 'hati' yang kau titipkan padaku masih aku jaga baik-baik. Apa kau juga sama, Sasuke? Apakah 'hati' yang pernah kutinggalkan untukmu beberapa tahun lalu masih tetap ada untukku? Aku tau kau sudah dimiliki oleh orang itu, tapi aku percaya, cintamu hanya untukku... Benarkan Sasuke?...

.

.

#

.

.

TBC

.

.

#

.

.

Jangan lupa RnR .. ^_^

See ya next chappie .. Sankyuu ..