Halo Minna-San, Summer warga baru wajah lama -?- di FDCI, nih. Ini pertama kalinya Summer publish fic di sini. Semoga kalian suka. Ok, langsung saja~

Rate: T

Genre: ?

Disclaimer: DC milik Aoyama Gosho, bukan punya Summer. Kalo punya Summer bisa gawat dong ^^v

Aku Shiho Miyano. Umurku 16 tahun. Saat ini aku kelas XI-3 di SMU Teitan. Aku baru berada di SMU ini sejak semester pertama kelas XI ini, hal itu disebabkan karena permintaan Pamanku, Hiroshi Agasa. Ia memintaku pulang ke Jepang karena seluruh keluargaku sudah meninggal. Yah, selama ini aku memang tinggal di luar negeri.

Selama ini aku tinggal di apartemen yang cukup mewah bagi anak SMU. Aku tak mau tinggal di rumah paman karena aku akan merepotkannya, karena itu aku memintanya untuk mencarkanku sebuah apartemen saja. Tapi tak di sangka, paman mencarikan apartemen untukku yang bisa dibilang jauh di atas standar. Ya sudahlah, toh walaupun mewah, tapi harganya tak terlalu tinggi bagiku.

Sudah sekitar 4 bulan aku bersekolah di sini. Sedikit demi sedikit aku mulai mencair dengan kondisi kelas ini. Selain itu aku juga mendapatkan 2 orang sahabat baru, Ran Mouri dan Sonoko Suzuki. Mereka berdua adalah teman pertamaku di sekolah ini. Tak disangka hubungan kami bisa akrab.

Ran Mouri adalah anak dari Detektif Kogoro Mouri dan Pengacara Eri Kisaki. Ran pernah bercerita padaku bahwa dulu ayah dan ibunya pisah rumah, tapi sekarang orang tuanya sudah tinggal bersama lagi. Dia salah satu murid perempuan yang dikenal di sekolah ini, itu karena sifatnya yang sangat ramah dan menyenangkan. Dia juga dikenal karena sering mengharumkan nama sekolah ini di bidang olahraga karate

Ran mempunyai pacar, yaitu Shinichi Kudo, seorang detektif SMU yang cukup terkenal di Negeri ini. Lalu Sonoko Suzuki, dia adalah anak dari keluarga Suzuki yang mempunyai koneksi yang cukup luas di negeri ini. Keluarga bangsawan. Walaupun dia anak seorang bangsawan, tapi dia tidak sombong, sifatnya yang centil dan terkadang usil ini membuatku sedikit 'susah' untuk berteman dengannya pada awalnya, namun lama kelamaan kami menjadi seorang sahabat. Dia sering merasa sedih apabila mengingat tentang pacarnya, Makoto Kyogoku. Yah, mereka saat ini berhubungan Long Distance Relationship. Wajar kalau terkadang dia merasa sedih.

Aku duduk melihat ke arah jendela. Saat ini pelajaran musik sedang berlangsung. Sebenarnya ini salah satu pelajaran faforitku, hanya saja tidak untuk saat ini. Tes vokal, dan murid yang sedang maju saat ini adalah Shinichi Kudo. Sungguh membuatku kesal. Suaranya sangat sumbang, dia bisa saja dibilang buta musik jika dia tidak memiliki naluri titi nada mutlak.

Aku melihat ke arah teman-temanku. Mereka sama sepertiku, sweatdrop. Aku melihat ke arah Shinichi, ia menyanyi dengan wajah pernuh percaya dirinya. Ia sudah tahu bahwa suaranya sumbang tapi dapat menyanyi se-pede itu? Hebat bukan? Haha

" Step by step aseru koto nante nai no sa

Case my case warasatobe ii no sa

Kazoekirenu hibi no mukou ni

Aitsu ga matte iru kara

I gotta go my own way~~~~~~"

" Eh? Ehem. Baiklah, kau boleh duduk Shinichi." Kata sang guru musik. Kobayashi-Sensei. Shinichi menurutinya. " Ehem. Ada yang ingin Sensei sampaikan pada kalian..." lanjut Kobayashi-Sensei. Entah kenapa seluruh murid kelas XI-3 menjadi tegang. Termasuk aku.

" Beberapa hari lagi Sensei akan menikah, karena itu Sensei akan mengundurkan diri secara resmi terhitung sejak hari Senin, oleh karena itu, hari ini, adalah hari terakhir Sensei mengajar dan hari terakhir menjadi wali kelas XI-3 ini."

" Sensei!" panggil salah satu temanku, Eisuke Hondo.

" Ya, Hondo?"

" Dengan siapa Sensei akan menikah?" tanyanya.

" Ah. Iya! Ecie~ dengan siapa nih Sensei? Selama ini Sensei merahasiakannya," tanya teman-temanku yang lain menggoda Senseiku yang satu ini.

" I-itu... de-dengan Ninzaburo Shiratori," jawab Kobayashi-Sensei dengan wajah memerah.

" Se-Sensei, apa maksud Sensei, Ninzaburo Shiratori putra sulung keluarga Shiratori sekaligus Inspektur di kepolisian?" tanya Sonoko.

" Be-benar,"

" EH?"

" Se-Sensei kau hebat sekali!"

Seperti yang diharapkan, Sensei terlihat salah tingkah, yah. Kelas ini memang kelas yang paling jago untuk mengerjai guru. Walaupun begitu, kelas ini mempunyai segudang prestasi dibandingkan kelas lainnya.

" Minna-San.."

" Ha'i, Sensei?"

" Kalian mau kan datang ke pernikahan Sensei nanti?"

" Pasti dong, Sensei. Kami kan ingin melihat Sensei memakai gaun pernikahan dan mengucapkan janji sakral dengan Inspektur Shiratori, benar tidak teman-teman?" tanya Sonoko mengomandoi.

" Iya, bener itu! Tenang deh Sensei, hari Kamis nanti kami pasti akan datang!"

" Iya!"

" Arigatou minna,"

" Sama-sama, Sensei~"

" Sedih juga ya, bagaimanapun Kobayashi-Sensei adalah guru faforitku sejak kelas X," kata Ran sedih saat aku, Ran, dan Sonoko pulang bersama.

" Ya begitulah, walaupun baru beberapa bulan aku bertemu dengan Kobayashi-Sensei tapi aku sangat menyukainya, dia sangat dekat dengan para siswa," balasku.

" Hm, tapi kalau calon suaminya Inspektur Shiratori sih, aku yakin kalau Sensei akan bahagia," sambung Sonoko.

" Hu'um, masa depan Sensei akan terjamin. Tapi, bukankah Sensei pernah berjanji pada kita untuk menceritakan kisah cintanya dengan Inspektur Shiratori? Aku penasaran sekali," ujar Ran.

" Kalau begitu kita tanyakan saja kalau kita pergi ke pernikahan Sensei, kita bisa meminta izin untuk mengunjungi pengantin wanita," usulku. " Kalau kita tanyakan di kelas kasihan Sensei,"

" Benar juga ucapanmu Shiho, kita bisa gunakan nama besar ayahku untuk masuk," ujar Sonoko heboh.

" Aku sudah sampai, dah~" kata Ran.

" Bye~"

" Shiho,"

" Ya?"

" Menurutmu seperti apa guru yang akan menggantikan Kobayashi-Sensei?"

" Entahlah, aku juga tidak tahu, tapi aku harap guru baru itu juga menyenangkan,"

" Hm, tentu saja, selain itu aku harap dia tampan~"

" Hm, boleh saja,"

" Ng? Shiho, apa kau tidak ingin untuk berpacaran? Banyak anak laki-laki di sekolah yang menyukaimu, loh."

" Tidak ada yang membuatku tertarik di antara mereka," jawabku singkat.

" Sayang sekali, padahal para fansmu itu termasuk salah satu siswa tertampan di sekolah, loh."

" Aku tidak terlalu peduli pada apa yang di sebut ketampanan dan kejeniusan, jika saja mereka melakukan hal yang menunjukan seberapa besar cinta mereka padaku mungkin aku akan sedikit membuka hati,"

" Ng? Yasudahlah. Shiho, sudah ya, jalur yang akan kita tempuh berbeda," kata Sonoko.

" Iya,"

Ya, jalur rumah Sonoko dan apartemenku memang sama namun berbeda mulai perempatan di dekat apartemen Ran.

Traffic light bagi para pelajan kaki sudah berwarna hijau, akupun lantas menyebrang jalan. Tapi tiba-tiba ada satu buah mobil porche hitam melaju kencang. Oh. Tidak.

" NONA, AWAS!" seru seseorang. Orang itu lalu menerjangku dan kami berduapun terjatuh. Dan sungguh tak dapat ku percaya. Kami jatuh dengan posisi berciuman. Ya Tuhan! Ini ciuman pertamaku. Dengan orang tak dikenal ini? Yang benar saja! Langsung saja aku dorong laki-laki itu. Hei, orang ini, entah kenapa aku seperti pernah melihatnya.

" APA YANG KAU LAKUKAN?" bentakku.

" Maaf, aku hanya ingin menyelamatkanmu,"

" Menyelamatkanku sambil mencuri first kiss ku, begitu! Kurang ajar!" ujarku lagi sambil memukulinya dengan tasku.

" Maaf Nona, tapi itu hanya sebuah ke tidak sengajaan. Aku benar-benar tidak sengaja," ujar pemuda ini dengan nada tenang.

" Apa kau bilang, sialan?" ujarku dengan hawa hitam yang biasa ku keluarkan, tapi kenapa pemuda ini sama sekali tidak bereaksi dengan hawa membunuhku? Baru kali ini aku melihat ada orang yang tidak bereaksi sama sekali.

" Itu hanya sebuah kecelakaan kecil, Nona. Maaf jika itu membuatmu marah. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk melakukannya,"

Huh. Menyebalkan. Aku hanya bisa meniupkan udara dari mulutku yang membuat poniku berterbangan.

"Kau! Terserahlah!" ujarku langsung berbalik dan melanjutkan perjalananku. Orang itu benar-benar sialan. Ku harap aku tak akan pernah bertemu dengannya lagi.