Musim gugur.
Musim terindah yg paling ia benci. Musim yg selalu membawanya kembali pada masa lalu yg sangat ingin ia lupakan. Sebuah ingatan bukan sesuatu yg kekal 'kan? Ia hanya ingin melupakannya, tapi kenapa sulit sekali? Bahkan mungkin akan lebih mudah melupakan namanya sendiri dari pada melupakan ingatan tentang masa lalunya.
"Kau pasti kedinginan kan? Aku akan membawamu pulang" ia sedikit khawatir ketika melihat wajah namja yg duduk di depannya mulai memucat.
"Aku tak akan mati hanya karena kedinginan!"
Sungguh, bukan itu yg ingin ia dengar. Apa namja ini tidak bisa berkata sedikit lebih baik? Setidaknya untuk di dengar oleh telinganya yg belum terbiasa dengan kata kata dingin dan tajam dari namja menyebalkan itu. "Tapi kau harus istira-"
"Yang lumpuh itu kakiku, bukan tubuhku! Jadi berhentilah memperlakukanku seperti namja penyakitan! Aku tak selemah itu!"
'Ck, Aku hanya peduli padamu, apa itu salah?' batinnya.
-WonYeKyu-
4 Oktober.
Hari dan tanggal yg sama, musim yg sama, tempat yg sama, dan bersama orang yg sama.
Kenapa harus terulang?
Perasaan ini...
"Happy 4 anniversary.." bunga berwarna putih itu terulur ke arahnya bersamaan dengan senyum tulus berdimple dari wajah sang namja tampan.
Jantungnya kembali berdetak tak normal, senyuman itu.. kenapa selalu seperti ini? bukankah-
"Bukankah kita sudah berakhir?" ya, semuanya sudah berakhir. Perasaannya sudah berubah. Cintanya sudah mati untuk namja tampan itu.
"Aku pikir... Tak ada yg berubah. Jika pun ada, itu hanya masalah waktu. Perasaanku masih sama dan aku yakin kau pun begitu.. Aku masih sangat mencintaimu" bunga itu masih setia di posisi yg sama, menunggu.
"Cinta untukmu sudah lama mati... mustahil 'kan, jika bangkai hidup lagi.." namja manis itu pergi. Bagaimana bisa ia melupakan masa lalunya, jika orang yg ingin ia lupakan selalu ada di depan matanya. Menyatakan cinta, memberi bunga, dan... Apa namja itu bodoh? Apa dia tidak tahu bahwa namja manis itu sangat ingin melupakannya?
Dan pada akhirnya bunga itu jatuh ke tanah, perlahan terkubur oleh puluhan daun daun yg berguguran meninggalkan tangkainya seorang diri. 'kau harus seperti pohon yg hidup di musim gugur, mereka selalu ikhlas melepaskan salah satu bagian terpenting di hidupnya. Meski harus tersiksa karena melewati musim dingin sendiri, tapi mereka tidak menyerah. Mereka hanya perlu menunggu. Karena mereka tahu, daun daunnya pasti akan kembali' Namja tampan itu tersenyum, mengejek air mata yg mengalir di pipinya.
Jadi, masih adakah bunga yg mekar di musim gugur?
Atau ia harus menunggu musim semi?
Jika ya, maka ia akan menunggunya. Ia akan menunggu bunganya mekar kembali.
WonYeKyu
just prolog..
Review?#
