Kau tahu, aku bukan orang yang handal dalam hal berbasa-basi.Inginku hanya menayapa.

Padamu yang sudah berbahagia.

Selamat pagi, Yuta. Aku harap, surat ini akan sampai di tanganmu di pagi hari juga.

Rindu akan sapaan pagi dariku?

Yuta, bagaimana hari-hari tanpaku?

Sejauh aku berharap, hati tetap memaksa. Keadaan membuatku muak.Yuta, aku hanya ingin menyapa. Tetapi, ada yang tertahan begitu dalam dan ingin aku ungkap segera. Kala mata indah menatap, aku masih mengingat dengan jelas. Ada hasrat yang membuat tekadku makin bertambah, namun berujung kepatahan lagi dan lagi.

Yuta, apa dia memberimu makan yang banyak?

Aku ingat, kau dulu selalu menyuruhku untuk memasak dengan porsi banyak.

Sapaan ini, berujung buruk bagiku.

Karena, sejauh kalimat tertulis, sejauh itu juga perasaan menjadi menggebu-gebu. Aku sulit untuk mengungkap secara langsung. Maka dari itu, akan kusampaikan melalui surat tak berharga ini.

Kepada Yuta, aku menyapa singkat.

"Hai, aku masih mencintaimu."