Disclaimer: semua chara disini bukan milik Mikan QxQ
sebelumnya maaf kalo ceritanya gak bagus QXQ sebelumnya Mikan gak pernah nonton SAO sih, jadi pengetahuan Mikan minim banget tentang SAO.
Hey, kau pernah melihat Rin? ... Oh, maaf. Kau tidak mengenalnya ya? Kau pasti juga tidak mengenalku ya? Perkenalkan, namaku Kagamine Len. Aku hanya seorang pelajar di Yamaha Gakuen dan tinggal di lingkungan biasa di suatu kota besar. Tak perlu menceritakan banyak-banyak tentang diriku karena aku tidak ingin membahasnya. Saat ini aku sedang mencari Rin. Dia mirip sepertiku. Mata birunya, rambut honey blondnya, bahkan tingginya hampir menyamaiku. Tapi kami tidak sepenuhnya sama. Dia perempuan sedangkan aku laki-laki. Dan dia juga lebih imajinatif dan ceria dibandingkan denganku.
Dia selalu berimajinasi tentang dunia buatannya. Sebegitu seringnya hingga orang orang menjauhinya dan mengangganya gila. Tapi dia tidak terlalu memusingkan itu. Baginya, orang yang tidak menerima dirinya apa adanya tidak ada didunianya. Dan itu berarti semua orang, kecuali aku.
Rin sangat suka menggambar. Dan kau tau gambar apa yang disenanginya? Kau benar jika menjawab dunia imajinasinya. Seringkali dia memperlihatkan kepadaku gambar-gambar daratan yang melayang, hewan-hewan buas yang tidak akan kita temukan dunia nyata dan banyak lagi. Dia tidak pernah memperlihatkan hasil karyanya kepada siapapun selain aku, dan juga orang asing yang belakangan selalu ditemuinya. Setiap membicarakan dunianya, dunia itu seolah olah ada dan nyata. Dia selalu berkata padaku jika dunianya telah selesai nanti, dia akan mengajakku melihat dunianya secara langsung. Aku hanya mengangguk setiap kali dia membahasnya.
Lalu, suatu hari dimalam bersalju sesuatu yang buruk terjadi. Aku tidak tahu pasti apa yang terjadi sebelumnya karena saat aku membuka pintu yang kulihat adalah Rin yang menangis, dia berlari melewatiku, menembus malam yang dingin dan gelap. Di belakang pintu berdiri juga Miku, tangannya terkepal dan wajahnya merah. Kurasa dialah yang membuat Rin seperti itu.
Aku berbalik untuk mencari Rin, tapi Miku menarikku. Dia tersenyum dengan cara yang memuakkan, dan berkata aku tidak perlu mencari Rin.
"Sekarang dia sudah tidak ada. Kau bisa bebas bersama kami tanpa terganggu oleh kegilaannya." ujarnya dengan suara yang disukai semua orang.
Sebelum otakku sempat berpikir jernih kemarahanku mengambil alih. Aku menamparnya. Dia terkejut dengan tindakanku. Aku tidak mau berkata apapun untuknya dan memutuskan mencari Rin. Sayup sayup kudengar Miku memanggilku tapi tidak kuhiraukan.
Setiap sudut kota kujelajahi, berharap menemukan Rin. Aku bahkan menanyakan keberadaan Rin pada pria asing yang serin ditemuinya itu. Tapi dia juga tidak tau. Tidak ada yang yang tahu keberadaan Rin. Dia juga tidak lagi pulang. Rin menghilang, begitulah kata orang-orang.
Setelah 2 tahun tetap saja sulit bagiku untuk percaya Rin tidak akan kembali padaku. Rasanya menyakitkan, kau tau. Kehilangan seseorang yang telah kau kenal sejak kau bisa mengingat. Itu seperti kehilangan separuh dirimu. Miku, Luka dan orang orang yang kukenal tetap berusaha membuatku melepas kepergian Rin. Dan itu hampir berhasil. Mungkin.
2 hari setelah natal, tepatnya hari ulangtahunku dan Rin, Hiyama memberiku sebuah game bernama Sword Art Online. Itu sangat baik darinya. Tapi dia lupa satu hal, bukan aku yang senang bermain game, tapi Rin. Awalnya aku tidak berminat dengan permainan itu. Tapi rasa keingintahuanku akhirnya mengambil alih diriku. Aku tidak pernah menyangka kalau dalam game ini aku akan menemukannya. Aku menemukan dunia Rin.
