Title: Tears for One Love

.

.

Cast : Lee Sungmin (namja)

Cho Kyuhyun (namja)

Others

.

.

Genre : Romance/Family/Hurt/Comfort - YAOI - Incest

.

Rated: T+

.

Warning : INCEST, Alur kebut, Typo(s), Cerita pasaran (mungkin), GaRing, Ejaan Tidak Baku, yang tidak suka jangan membaca. Jangan menghina, jangan menghujat. Tinggal Klik Icon "X" di laman masing-masing. Hargai usaha orang yang membuat cerita ini. Maaf jika menyinggung perasaan kalian. Terima Kasih ^^

.

SUMMARY

Sejak pertama melihatnya hati ini sudah terkunci untuknya. Semakin hari perasaan ini makin dalam dan berkembang hingga kenyataan yang ada menghancurkan semuanya. Cintaku kini di ujung tanduk, diambang batas jurang kesengsaraan./"Hyung akan selalu bersamamu"/Jangan pernah pergi lagi"/"Saranghae"/ KyuMin

.

.

DISCLAIMER

Semua tokoh dalam fict ini punya Tuhan YME, Orang tua, Agensi, dan Fans masing-masing. Aku memang sangat terobsesi pada Lee Sungmin, namun jika yang menjadi rivalku adalah Cho Kyuhyun, maka aku memutuskan MENYERAH ! #kibar-kibarboxerSuho

.

NO COPAS

.

DON'T READ THIS FICTION IF U DON'T LIKE IT. I'VE TOLD U BEFORE !

.

.

.

^^JOY THE STORY ^^

.

.

.


-KyuMin-


Dari sebuah kamar bersalin di Rumah Sakit Seoul, suara tangis bayi memecah kesunyian. Sesosok jiwa baru saja lahir mengucapkan salam pada dunia yang akan menjadi tempatnya menetap kelak, mengarungi reality kehidupan.

Dua orang namja yang sedari tadi bersandar di depan pintu kamar terkejut saat mendengar jerit tangis bayi dari arah belakang mereka. Satu diantaranya tampak sumringah dengan mata berbinar dan mulut yang menganga. Tingkahnya menjadi kalang kabut tidak karuan. Sementara namja yang satunya hanya terbengong mengerutkan dahi melihat kelakuan sang ayah yang tidak biasa.

.

'Cklek'

.

Pintu kamar terbuka. Seorang perawat cantik keluar dari dalamnya dengan sesutau yang mungil berbalut kain putih di gendongannya.

"Tuan Cho, selamat. Anak Anda sudah lahir. Dia namja yang sangat tampan." Ujar sang perawat seraya mendekatkan gendongannya kearah Tuan Cho –Cho Hangeng –yang sedari tadi menatap si mungil dengan mata berbinar. Kebahagiaan jelas tercetak di wajah tampan itu.

"Selamat datang, My Precious Prince. Saranghae." Hangeng mengecup pipi mungil itu dengan lembut. "Saya akan membersihkan bayi Anda terlebih dahulu. Nyonya Cho masih dalam penanganan Dokter. Mungkin sebentar lagi Anda sudah boleh masuk. Saya permisi dulu, Tuan."

Setelah tersenyum pada Hangeng dan sedikit menundukkan kepalanya, sang perawat berjalan menuju sebuah ruangan untuk membersihkan bayi. Hangeng menatap kepergian putra bungsunya dengan pancaran bahagia yang masih meluap-luap hingga rasanya sulit untuk bersuara. Sang namja cilik –Cho Kyuhyun– yang saat itu berumur 10 tahun hanya bisa melempar tatapan bingungnya pada sang Ayah.

.


'Cklek'

.

Pintu kamar kembali terbuka. Kini seorang dokter berwajah tampan keluar dari dalam kamar dan langsung tersenyum lebar saat mendapati wajah bahagia Hangeng.

"Hyung! Chukkhae! Putramu lahir dengan selamat dan normal. Sangat tampan seperti Ayahnya." Dokter bername tag Kim Yesung itu langsung memeluk erat Hangeng yang juga balas memeluknya.

"Gomawo, Yesungie. Bagaimana kondisi Chullie sekarang?" Hangeng bertanya dengan nada khawatir. Yesung tersenyum hangat dan menepuk pelan pundak Hangeng.

"Tenang saja, Hyung. Chullie Noona dalam kondisi yang bagus, sangat bagus. Hanya saja, tubuhnya masih sangat lemah. Dia butuh banyak istirahat selama beberapa hari kedepan. Aku akan terus memantau kondisinya. Hyung tenang saja. Jangan khawatir." Ujar Yesung berusaha menenangkan Hyung keturunan Cina-nya itu.

"Ne…gomawo, Yesungie." Ucap Hangeng tersenyum. "Cheonma, Hyung. Oh, iya. Kau boleh masuk sekarang, Hyung. Aku permisi dulu. Sekali lagi selamat, ne." Yesung kembali menepuk pelan pundak Hangeng yang dibalas dengan senyuman oleh namja itu kemudian sang Dokter segera beranjak setelah mengusap pelan pucuk kepala Kyuhyun yang terus berdiam diri.

.

.

Hangeng membuka pintu kamar dengan perlahan. Kedua manik coklat kelamnya langsung tertuju pada seorang yeoja yang tengah terbaring lemah di atas ranjang berselimut putih. Hangeng mendekat perlahan kearah yeoja-nya –Kim Heechul. Senyum hangat terus terlukis di wajah tampannya yang menatap teduh sang istri. Wajah cantik di hadapannya terpejam dengan gurat lelah kentara tercetak di sana namun juga tak dipungkiri rona bahagia juga tersirat di wajah itu.

Kyuhyun mengekori pergerakan sang ayah. Menutup pintu kamar dan ikut mendekat kea rah sang eomma yang kini telah membuka matanya dan menatap sayang kearahnya dan juga sang Ayah.

.

.

"Jagiya…." Hangeng meraih tangan sang istri yang terulur ke arahnya. Mencium punggung tangan berjari lentik itu dalam dan mendudukkan diri di ranjang itu, tepat di samping sang istri.

"Gomawo, telah melahirkan pangeran kecil kita kedunia, Yeobo-ya. Dia sangat tampan." Ucap Hangeng lirih sambil mengusap sayang surai kelam sang istri dengan sebelah tangannya. Sementara tangan yang satunya terus menggenggam erat jemari Heechul.

"Jinjja? Kau sudah melihatnya, sayang?" Tanya Heechul dengan suara lirihnya yang sedikit serak.

"Ne…dia terlihat cantik sepertimu, jagi." Ucap Hangeng kemudian mengecup lembut kening sang istri.

"Siapa namanya, sayang? Kau sudah mempersiapkannya, bukan?" ujar Heechul sedikit mendongak menatap sang suami.

"Nama? Hmm…~" Hangeng tampak mengerutkan dahinya berpikir. Banyak nama yang berkelebat di benaknya yang sudah disusunnya sejak kandungan Heechul memasuki minggu ke –18. Namun, untuk memutuskan nama mana yang akan ia pilih sekarang sangatlah sulit.

.

.

.

.

"….Sung –Min ?" tiba-tiba Kyuhyun bersuara. Terdengar seperti gumaman namun masih bisa didengar Heechul dan Hangeng.

"Sungmin?" ulang Hangeng menatap lekat Kyuhyun.

"Eumm….Sungmin….Minnie…..aku suka itu." Heechul tersenyum menatap Kyuhyun kemudian mengulurkan tangannya, meminta Kyuhyun mendekat kearahnya karena sedari tadi bocah 10 tahun itu hanya terdiam di samping ranjang, tepatnya di sebelah kaki Heechul yang terbalut selimut.

Kyuhyun yang mengerti langsung mendekat, menyambut uluran tangan sang eomma. "Gomawo, jagi. Itu nama yang sangat indah untuk adikmu." Ucap Heechul mencium kening putra pertamanya itu. Kyuhyun membalas dengan mencium pipi sang eomma dan tersenyum manis.

Hangeng langsung mengusap pucuk kepala sang anak dengan sayang. Sesungguhnya nama itu terlintas begitu saja di benak Kyuhyun dan langsung disuarakannya. Tak disangka sang eomma akan menyukainya. Kyuhyun senang. Dalam pemikirannya dia sudah berhasil memberi satu kebahagiaan pada sang ibunda.


-KyuMin-


Beberapa menit kemudian, perawat yang tadi membawa si bayi mungil masuk kedalam kamar. "Tuan, Nyonya Cho, bayi Anda sudah kami bersihkan. Sekarang waktunya Nyonya untuk memberikan ASI pertamanya." Ujar si perawat cantik seraya berjalan mendekati keluarga kecil itu dengan membawa si kecil dalam gendongannya dan berdiri tepat di samping Kyuhyun.

Hangeng yang mengerti apa yang akan dilakukan segera mengatur posisi ranjang agar sang istri bisa nyaman menyusui si kecil Sungmin. Setelah siap, perawat itu segera menyerahkan si kecil kedalam pelukan Heechul yang segera menyambut sang buah hati dan mulai menyusuinya.

Kyuhyun terpaku. Sejak pertama dia melihat jelas wajah sang adik, iris obsidiannya seolah terkunci pada wajah mungil itu. Terus focus menatap sosok yang kini sedang meminum susunya. Entah mengapa, Kyuhyun merasakan ada desiran halus yang terasa di dadanya membuat jantungnya berdetak cepat.

"Tuan, Nyonya, saya permisi dulu. Jika ada apa-apa dan Anda membutuhkan bantuan kami, Tuan dan Nyonya bisa memencet bel yang ada di sana." Ujar si perawat sambil menunjuk sopan bel yang menempel di dinding atas meja nakas dengan kelima jari kanannya.

"Ne, arraseo. Gomawo, Hana –ssi ." ucap Hangeng berterima kasih pada perawat bernama Lee Hana itu.

.

.

.

.

Setelah si perawat pergi, kini tinggal keluarga kecil itu saja di dalam kamar. Hangeng menatap sayang istri dan bayinya bergantian. Sesekali membelai dan mengecup kening yeojanya. Hangeng sangat bahagia dengan kehadiran anggota keluarga barunya itu.

Di sisi lain, Kyuhyun terus menatap sang adik lekat dengan ekspresi yang sulit diartikan. Bocah berumur 10 tahun itu masih sibuk memikirkan arti debaran yang makin menghentak di dadanya. Namun sayang, tak jeniusnya belum mampu menafsirkan hal itu karena keterbatasan umur dan pengalaman yang ia miliki.

Hangeng yang melihat sang putra terus terbengong menatap adik barunya akhirnya membuka suara. "Kyuhyun –ah …..dia tampan, kan?" Tanya Hangeng lembut. Suara merdu miliknya ternyata hanya bisa sedikit menyadarkan Kyuhyun dari lamunannya. Desiran hangat di dadanya membuat ia mengangguk lemah sebagai jawaban. Hangeng terkekeh pelan. Heechul yang melihat tingkah Kyuhyun –pun tersenyum. Yeoja cantik itu kini memiringkan sedikit tubuhnya dan merunduk kearah sang putra.

"Kyunnie mau menyentuh Minnie?" tanyanya yang langsung membuat Kyuhyun kecil terkesiap.

.

"Eh?"

.

"Kyunnie mau menyentuhnya? Sentuhlah….Ucapkan selamat datang pada adikmu." Ujar Heechul lagi dengan tersenyum manis. Kyuhyun melebarkan matanya menatap Heecul kemuidan kembali memandang sang adik yang masih menyusu.

Dengan ragu, Kyuhyun mengangkat tangan kanannya. Sedikit gemetar ia menempelkan punggung tangannya ke pipi halus kemerahan Sungmin.

.

'Deg'

'Lembut..' batin Kyuhyun.

.

Desiran hangat di dadanya kian terasa hebat manakala jemari mungil miliknya tanpa di perintah bergerak membelai pipi itu. Kyuhyun perlahan mengembangkan senyum manisnya. Desiran halus itu membuat Kyuhyun senang. Nyaman dan bahagia.

"Selamat datang, Minnie. Aku Kyuhyun, Hyung-mu…" gumam Kyuhyun pelan sambil terus fokus menatap Sungmin dan tersenyum manis. Hangeng dan Heechul yang melihat moment itu sangat bahagia, terlebih ketika baby Sungmin melepas emutannya dari nipple Heechul dan memiringkan kepalanya ke arah tangan Kyuhyun yang masih membelai lembut pipinya.

.

.

.

.


-KyuMin-


5 Tahun Kemudian

.

KYUHYUN POV

Aku membuka lebar pintu rumahku dan langsung sedikit berteriak memberi salam. "Eommaaaaa….Kyunnie pulaaaannngg…" Suaraku langsung menggema dalam rumah yang terbilang sangat luas bagiku itu.

Setelah melepas dan menaruh asal sepatuku, aku langsung berlari masuk kedlaam rumah. Melempar sembarang tasku ke atas sofa dan langsung menuju tangga ke lantai 2.

.

Saat hampir mencapai anak tangga bawah, aku melihat eomma –yang sepertinya dari arah dapur –berjalan menghampiriku. Aku menunda langkahku kemudian berbelok menghampiri eomma.

"Eomma…aku pulang." Ucapku memberi salam. Kali ini dengan nada suara yang lembut. Kukecup pipi dan kening eomma bergantian dan eomma membalasku dengan pelukannya yang hangat.

"Apa Kyunnie lapar? Mau makan sekarang? Eomma sudah memasak makanan kesukaanmu." Ujar eomma membelai lembut pipiku.

"Ne, eomma. Tapi Kyunnie makannya nanti saja, ya. Kyunnie mau menemui Minnie dulu." Jawabku cepat. Sekilas kulihat eomma tersenyum melihatku yang kini berlari melangkah menaiki tangga.

.

Sejak Sungmin lahir, aku memang menjadi 'seperti ini'. Setiap hari yang ada di pikiranku hanya Sungmin, Sungmin, dan Sungmin. Aku sangat menyayanginya dan berat jika harus berpisah lama dengannya. Lebih parahnya lagi, bahkan PSP kesayanganku –pun terlupakan sejak Sungmin ada. Aku hanya beberapa kali memainkan benda portable itu. Itu –pun hanya saat SUngmin sedang mandi ataupun saat dibawa appa kekantornya. Selebihnya aku pasti selalu ada di samping SUngmin kecuali saat kami berdua sekolah.

.

.

KYUHYUN POV END

.


.

AUTHOR POV

Sungmin sekarang tercatat sebagai salah satu anak didik di TK PUMPKIN. Usianya baru menginjak 5 tahun, sedangkan Kyuhyun adalah siswa jenius yang diusianya yang ke –15 ini sudah duduk di tingkat akhir Senior High School di salah satu sekolah terbaik di Korea Selatan.

.

.

Tak beda jauh dengan yang dialami Kyuhyun, Sungmin juga bersikap 'seperti itu'. Jika tak ada Kyuhyun di dekatnya, namja cilik itu seolah hidup tanpa nyawa. Terdengar berlebihan memang tapi itulah yang terjadi. Setiap ia pulang dan Kyuhyun tidak ada di rumah karena belum waktunya pulang sekolah, maka Sungmin akan memilih berdiam diri di kamarnya. Heechul pernah mendapati putra bungsunya itu menangis tersedu di kamar Kyuhyun dan memeluk jaket Hyung-nya erat-erat. Tubuh mungilnya terbaring di ranjang Queen size Kyuhyun. Sesekali terdengar ratapan pilu dari bibir mungilnya yang memohon agar Kyuhyun cepat pulang.

Dan saat Kyuhyun pulang, namja mungil itu akan langsung menerjang Hyungnya dnegan pelukan erat. Setelah itu, kemana-mana dia akan selalu terlihat bersama Kyuhyun bahkan untuk tidur sekalipun. Sungmin selalu meminta Kyuhyun tidur di sampingnya, memeluknya dan bernyanyi untuknya. Kyuhyun menuruti permintaan sang adik dengan wajah bahagia –tentu saja. Namja tampan itu baru akan pindah kekamarnya jika Sungmin sudah benar-benar terlelap atau bahkan tidak pindah sama sekali dan berakhir dengan tidur bersama sang adik hingga pagi menyongsong.

Bagi Sungmin, bersama Kyuhyun adalah hal yang paling membahagiakan. Kenapa? Sungmin –pun tidak tahu. Hanya saja dia merasa nyaman di dekat sang Hyung.

.

AUTHOR POV END

.


.

KYUHYUN POV

.

'Cklek'

.

Kubuka pintu bergambar kelinci putih di depanku dengan perlahan. Pintu yang di dalamnya terdapat ruangan seseorang yang sangat kusayangi dan kucintai. Adikku…..Cho Sungmin. Saat pintu terbuka, iris obsidianku langsung disambut dengan senyum lebar Minnie. Dengan cepat dia turun dari tempat tidurnya, meninggalkan boneka-boneka yang tadi ia mainkan dan langsung menerjangku dengan pelukan erat. Tubuh mungil dan pendeknya memeluk erat kakiku. Kepalanya ia benamkan di perutku.

.

.

"Hyungie~...Mengapa lama sekali pulangnya~? Minnie bosaaannn~…" rengek Sungmin manja. Kugendong tubuh mungil itu dan kubawa lagi ke ranjang motif kelincinya. Aku duduk di tengah ranjang, bersandar di headboard dan kududukkan Sungmin di pangkuanku. Posisi tubuhnya menyamping untuk memudahkan lengan mungilnya memelukku. Sungmin pernah berkata jika ia sangat suka posisi seperti ini.

"Minnie bosan, eum? Aigooo….maafkan Hyung, ne, jagi. Tadi ada urusan OSIS yang sangat mendesak jadi Hyung harus memeriksa lagi semuanya dari awal. Mianhae, ne…..jagi…" kukecup pipi kirinya. Sedikit menjilat kulit halus itu untuk meredam kekesalan Sungmin. Biasanya cara itu ampuh. Namun, kali ini sepertinya tidak mempan. Sungmin masih betah mempoutkan bibirnya.

.

Ya Tuhan! Bibir mungil itu tampak menggodaku.

.

"Hyung jahat! Harusnya Hyung cepat pulang. Minnie 'kan kesepian ~" dilesakkannya kepalanya di dadaku. Aku tersenyum.

"Mianhae, jagi. Hyung akan menebus semua kesalahan Hyung. Bagaimana dengan 3 permintaan?" ujarku berusaha membujuknya yang pastinya akan dituruti Sungmin karena aku tahu dia sangat menginginkan 3 hal itu untuk es krim, coklat, dan bunny barunya.

"Jinjjayo, Hyung?" Minnie melepaskan pelukannya dan menatapku berbinar. Aku mengangguk mengiyakan.

"Horeeeee…..emm…Minnie mau apa ya?" sekarang Sungmin sedang dalam pose berpikir dengan jari telunjuk yang ia ketuk-ketukan di hidung mungilnya. Bibirnya mengerucut dan kening kecil itu berkerut lucu.

Entah dorongan dari mana, perlahan aku mendekatkan wajahku padanya. Kedua orbs –ku membidik plump yang tengah mengerucut itu.

.

'Chu'

.

Sedetik kemudian yang kusadari hanyalah rasa manis yang menyebar di bibirku saat menempel dengan sempurna di bibirnya. Aku melihat foxy Sungmin yang terbelalak kaget. Aku tahu ia bingung, namun aku sama sekali tidak berniat melepaskan bibirnya.

Sungmin diam menatapku polos. Aku menjilati bibirnya perlahan dan menahan tengkuknya, mengusapnya lembut agar ia tenang. Setelah merasa cukup, aku melepaskan tautan bibirku di bibirnya sambil mengusap jejak salivaku yang tertinggal.


-KyuMin-


"HyHyung….mengapa mencium bibir Minnie seperti itu?" Tanya Sungmin dengan mata mengerjap imut. Aku tersenyum lembut menanggapi. Kuusap surainya perlahan dan kurengkuh tubuhnya erat.

"Itu tanda sayang Hyung padamu. Minnie suka?" jawabku penuh keyakinan. Kuelus lagi pucuk kepalanya. Dia langsung mengangguk semangat.

"Ne, Minnie suka. Tapi, mengapa tidak sama dengan ciuman dari appa dan eomma?" tanyanya lagi. Untuk yang kali ini aku bingung harus menjawab apa. Apa harus kukatakan padanya jika aku mencintainya? Layaknya namja kepada pasangannya? Bukan antara Hyung dan Dongsaeng? It's Big Hit ! Big No! Dia tidak akan mengerti dan mungkin belum akan mengerti.

"Suatu saat, kau akan mengerti artinya, sayang." Bisikku lirih di telinganya dan kembali memeluknya erat.

.

.

KYUHYUN POV END

.


.

SUNGMIN POV

"Jagiiiii, bangun sayaaannggg. Kau harus berangkat pagi hari iniiiii ! Cepatlah keluaaarrr…." Sebuah suara merdu menyambangi pintu kamarku. Suara eomma. Ahh, si cantik itu benar-benar tak pernah lelah mengurus kebebalan pagiku. Benar-benar ibu yang baik. Aku sangat menyayanginya.

Sekarang aku sudah duduk di kelas 1 Senior High School dan hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Menyebalkan, bukan? Rangkaian acara dan upacar penerimaan siswa baru yang sudah teragenda itu membuatku jengah. Belum lagi aksi senior-senior yang nantinya akan…..euwh…..you know what I mean, right?

"Minnieeeee…bangun sayaaaanggg. Kau akan terlambat jika terus seperti ini…!" kudengar lagi suara eomma yang makin bernada frustasi sambil mencoba membuka pintu kamarku yang kukunci dari dalam.

.

.

.

"Eomma, wae? Minnie tidak mau bangun lagi?" ujar sebuah suara lainnya. Kali ini suara bass yang merdu terdengar. Hyungku.

"Ne, Kyu…Tolong eomma bangunkan adikmu, ya. Eomma harus menyiapkan sarapan untuk appamu sekarang…." Ucap eomma memelas.

"Ne, eommaarraseo. Eomma turunlah ke bawah dulu, nanti kami menyusul." Ujar Kyunnie hyung. Setelah itu, kudengar langkah kaki eomma yang bergerak menjauh dari kamarku.

"Minnie…Hyung masuk, ne…"

.

'Cklek'

.

Aku belum sempat menjawab apapun dan pintu kamarku sudah terbuka. Ya, Kyunnie hyung memang memiliki kunci cadangan kamarku yang dulu di duplikatnya diam-diam dan aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu.

.

"Jagiya, bangunlah. Ayo lekas mandi." Ahh…suara bass itu begitu mempesona. Aku masih betah dengan aksi memejamkan mataku –pura-pura tentunya. Kudengar ia terkekeh. Dia pasti tahu apa yang kumau. Bukankah dia sudah berjanji akan melakukannya padaku jika aku minta? Dan sekarang aku menginginkannya.

.

.

"Hei, jagi….apa kau mau hyung melakukan 'itu', eum?" Nah, itu dia kalimat yang kutunggu-tunggu. Dengan cepat aku mengangguk.

"Arraseo. Tapi….hyung sekarang sedang tidak ingin melakukannya lagi dengan Minnie. Eoddokhae? Tapi, jika Minnie bangun mungkin Hyung akan mempertimbangkannya."

.

'Apa?!'

.

"Cha, ayo mandi! Hyung tunggu di bawah." Lanjutnya kalem. Kemudian hening.

.

'Apa hyung sudah keluar?' tanyaku panik dalam hati.

.

Dengan tergesa, aku membuka mata dan langsung duduk di ranjang. Mataku sontak membulat. Ternyata Kyu hyung masih duduk di depanku. Dia terkikik geli.

"Tak kusangka, Minnie bangun hanya dengan ancaman seperti itu." Ucapnya yang sekarang terkekeh puas.

.

MENYEBALKAN !

TERNYATA DIA MENGGODAKU !

CIH !

.

"Hyung jahat! Hyung pembohong! Hyung membohongi Minnie….!" Kupasang wajah semarah mungkin di hadapannya. Bisa-bisanya si rambut ikal ini membohongiku. Semakin kutekuk wajahku marah, semakin ia terbahak puas. Entah mengapa aku selalu saja terjebak godaannya!

"Hyung…..kau kejam sekali…." Owh Great! Lagi-lagi kali ini aku tidak bisa menahan airmataku. Selalu seperti ini jika keinginanku tidak dipenuhinya. Kulihat Kyunnie hyung menghentikan tawanya dan menatapku kaget.

"Eh? JagiyaMimianhae, neHyung hanya bercanda, jagi. Jangan marah." Dia mendekatkan tubuhnya padaku dan langsung merengkuhku dengan lengan kokohnya.

"Hiks..hiks..huweeeee…" saat merasakan hangat dada jantan itu aku malah makin terisak. Ini sama sekali di luar skenarioku. Padahal tadi aku hanya mau….

"Jika ingin poppo dari hyung, jangan seperti itu lagi, ne….Minnie tinggal bilang saja. Pasti hyung lakukan asal jangan di dekat appa dan eomma. Arraseo?" Kyunnie hyung memelukku dengan lembut. Kepalanya ia taruh di atas kepalaku. Nyaman. Aroma tubuh inilah yang selalu kuinginkan setiap hari dan sentuhan bibirnya adalah keinginanku setiap saat.

"Ne, hyung…hiks…arraseo. Maafkan Minnie…." Lirihku dalam peluknya. Beberapa detik kemudian, hyung mengendurkan rengkuhan lengannya di tubuhku. Mendongakkan wajahku menghadapnya, kemudiaan kurasakan deru nafas hangat menerpa wajahku.

.

'Chup'

.

Bibir tebal miliknya kini menempel tepat di atas bibir shape –M, milikku. Oh Tuhan! Jantungku mulai menghentak kuat. Kulihat Kyunnie hyung menatapku hangat sambil terus memagutku. Aku tahu, ia tengah tersenyum sekarang. Kedua tangannya menangkup dan membelai pipiku sayang.

Perlahan namun pasti, bibir itu mulai menuntut lebih. Kyunnie hyung menyesap dan melumat belah bibirku bergantian, atas dan bawah. Kupejamkan mataku makin erat. Yeah, cumbuannya selalu berhasil membuatku lupa diri. Kedua lenganku kini bergerak mengalung di leher kokohnya dan kurasakan ia mulai menekan tengkukku.

"Enghh…akhh~.." aku melenguh saat barisan giginya mengatup kuat bibir bawahku. Aku mengerti dan langsung membuka mulutku, mengizinkan lidah mahirnya bermain liar di sana. Hidung mancungnya menekan kuat pipiku. Menciptakan sensasi panas akibat deru nafasnya yang memburu.

"Nghh~…ahhhmm….~" aku menggeliat saat lidahnya mulai bermain menggelitik langit-langit mulutku. Secara tak sadar jemariku bergerak mengusap tengkuk dan punggungnya. Sesekali meremas bahu kokohnya ketika aku merasa makin melayang. Kedua tangan Kyunnie hyung kurasakan mulai menyusup masuk kedalam piyamaku. Mengelus punggung, pinggang dan perutku teratur. Aku menggeram tertahan dalam lumatan bibirnya.

"Minn~hhh…ss –ssaranghaeehh..hhh~" lirih Kyunnie hyung di sela-sela cumbuannya padaku. Kurebahkan tubuhku dengan cepat di atas ranjang sambil menarik tengkuknya. Otomatis ia juga ikut tertarik dan menindih tubuhku. Kulihat hyung terkejut dan melepaskan ciumannya. Hazel kelamnya menatapku bingung.

.

.

"Nado….nado saranghaeyo, hyung~. Minnie sudah mengerti…" ucapku perlahan. Mengunci manik beningnya dengan tatapan hangatku. Kulihat ia terdiam. Bibir merahnya bergerak-gerak hendak berucap namun tak ada sepatah kalimat –pun yang keluar. Kuusap rahang tegas dan pipinya lembut. Kubawa wajahnya mendekat kearahku. Dengan lembut kukecup puncak hidungnya.

"Saranghaeyo, hyung…" lirihku, terdengar seperti bisikan tepat di belah apel merahnya. Ia tertegun sebentar kemudian menyususpkan kedua lengannya di punggungku hingga kini tubuh tingginya menempel utuh di tubuhku.

"Gomawo, Minnie. Gomawo…" ucapnya teredam di cerukan leherku. Kuusap punggung lebarnya dengan sayang.

.

.


Sejak kejadian Kyunnie hyung menciumku 10 tahun lalu, aku selalu merasakan perasaan yang aneh di dadaku. Suatu debaran yang hangat dan menghentak hingga menyebabkan wajahku memanas jika berada di dekatnya.

Dulu, kusangka hanya sekali itu saja Kyunnie hyung akan melakukannya. Namun ternyata hampir setiap hari kejadian itu terulang dan entah mengapa aku sangat senang menerimanya. Rasa senang itu lebih dari rasa senang yang kudapat saat appa dan eomma menciumku di tempat yang sama dengan hyung.

Bibir hyung terasa sangat manis dan kenyal, aku menyukainya. Setiap selesai menciumku, Kyunnie hyung akan menempelkan keningnya di keningku sambil mengucapkan "saranghae" berulang-ulang.

Saat menginjak Junior High School, perlahan-lahan aku mulai memahami sikap dan perlakuan 'special' hyung padaku. Say thanks to my best friend Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk a.k.a Hyukkie yang telah mendidikku sedemikian rupa hingga akhirnya aku mengerti. Bagaimana tidak? Dia selalu menyuplai otakku dengan kisah cintanya bersama sang Pangeran Nemo a.k.a Lee Donghae –namjachingu –nya yang juga satu sekolahan dengan kami.

Ketika dia mengangkat topik cerita tentang rutinitas ciumannya dengan Donghae, aku merasa tertarik. Terlebih ketika mendengar ada kesamaannya dengan yang sering dilakukan Kyunnie hyung. Aku terus menyimak dengan seksama dan akhirnya dari penjelasan bijaknya itu aku mengetahui, ternyata Kyunnie hyung 'mencintaiku'. Bukan 'cinta' antara hyung terhadap dongsaengnya namun 'cinta' antara namja pada pasangannya. Aku sempat terkejut, namun setelahnya aku tersenyum senang karena…..aku juga mencintainya. Lebih dari rasa cinta seorang dongsaeng terhadap hyung kandungnya.

Sejak saat itu, aku makin sering 'memancing' Kyunnie hyung agar menciumku dan menyatakan cintanya padaku. Wajahku sukses merona setiap ia melakukannya, aku senang namun aku belum berani mengatakan perasaanku padanya. Kyunnie hyung juga tidak pernah memintaku menjawab pernyataan cintanya. Dia hanya berkata "Jika suatu hari kau mengerti, hyung mohon jangan pernah menjauhi hyung." Terus seperti itu setiap selesai memberikan pagutan manisnya untukku.

.

.

.


"Sejak kapan? Sejak kapan kau mengerti, Ming? Apa kau tidak takut dan jijik pada hyung?" tanyanya dengan suara yang sangat lemah.

"Molla…tapi Minnie tidak takut pada hyung. Minnie juga tidak jijik. Minnie justru senang sekali mengetahuinya karena….Minnie juga sangat mencintai hyung." Jawabku menatap lekat obsidiannya.

"…"

"Hyung, jangan pernah meninggalkan Minnie…." Pintaku menatap harap orbsnya yang kini mulai tampak berkilau akibat genangan air mata. Dia tersenyum dan mengecup keningku lama.

"Hyung akan selalu bersamamu, jagiya. Jangan pernah berhenti mencintai hyung…. –cupp . Saranghae~" bisiknya di telingaku.

Setelah itu, entah siapa yang memulai, kini kedua bibir kami sudah kembali terkait satu sama lain. Saling melumat dengan lembut, kadang sedikit kasar. Banyaknya saliva yang bercampur dan tertelan sudah tidak bisa lagi dihitung. Sedikit merembes mengalir keluar dari sudut bibirku. Bunyi khas orang yang berciuman dan kecipak saliva yang terdengar memperlihatkan betapa panasnya tautan lidah kami di pagi itu.

SUNGMIN POV END

.


.

AUTHOR POV

"Mandilah, Ming. Jika terus seperti ini, hyung akan benar-benar hilang kendali terhadapmu." Ujar Kyuhyun dengan suara seraknya –menahan gairah– setelah melepas tautan bibirnya di bibir Sungmin.

Sungmin mendesah kecewa. Sepertinya kelinci putih itu tidak rela kehilangan rasa manis sang Hyung. Bibir pouty miliknya ter –pout tanpa sadar. Kyuhyun terkikik geli. Tubuh tingginya beralih duduk di samping Sungmin yang masih terbaring –merajuk mode on.

"Ayolah, jagi… Jangan seperti ini. Kau akan membuat eomma memarahi hyung nanti. Cha!"

.

'HUP!'

.

Tanpa menanggapi pekik histeris Sungmin, Kyuhyun mengangkat dan menggendong tubuh mungil itu di pundaknya dan langsung melesat ke kamar mandi. Keduanya tidak menyadari jika sedari tadi ada sepasang mata yang menatap mereka menahan tangis.

.

.

.

.

.

.

.

.


TBC


Annyeong…ini Hyun lagi…..#lambailambai

Masih bersama Kyu appa dan Ming eomma. Kali ini Hyun mencoba menulis imajinasi abstrak Hyun tentang keduanya. Mianhae jika banyak yang tidak berkenan, namun Hyun harap kalian tidak mencaci dan menghina karya yang Hyun buat ini. #deepbow m(_ _)m

Jeongmalgomawo buat yang dah mau baca.

Berkenankah chingudeul meninggalkan review?

Tidak dipaksakan, kok….hehe….Hyun disini dalam damai. ^^

.

SPECIAL XOXO TO REVIEWER "A LITTLE LOVE, LITTLE KISS, LITTLE HUG, AND LITTLE GIFT":

Cholee137, Lee SangHyun, ammyikmubmik, ISungyi, ariesta87, BoPeepBoPeep137, abilhikmah, Ayu Fitria II, Zahra Amelia, lenyclouds, , alferapuspitakiyella, ChoKyunnie, rillakyuming97, sitara1083, sitapumpkinelf, RithaGaemGyu, fygaeming, EvilBunny Cho, sary nayola, Guest, sissy, GyuMinChild, kendrakyumin, Guest, satri fadia, Karen Kouzuki, ndah951231, hyuknie, epildedo, kyuminsaranghae

Serta silent readers semuanya….

Akhir kata….Saranghae yeorobeun….^v^

–HyunChan2509–