Title : Before 18th
Cast : Yesung, Eunhyuk, Siwon, Hankyung, Kyuhyun, Kangin, DLL
Genre : Romance, Humor
Rating : T
Warning : OOC, Typo(s), GJ, BL,
Disclaimer :All belong to Me #plak, All belong to GOD
Summary : Kalau kau belum menikah juga saat umurmu 24 tahun. Aku ragu kau akan bisa menikah lagi.
o.O
-Yesung POV-
"Kalau kau belum menikah juga saat umurmu 18 tahun. Aku ragu kau akan bisa menikah lagi," kata-kata dari seorang nenek tua yang tidak jelas itu kembali terngiang-ngiang di telinga ku.
Jelas saja aku mengatakan dia tidak jelas, coba kau bayangkan, aku dan Eunhyuk –temanku—sedang jalan-jalan berdua semalam.
Dan saat kami sedang duduk-duduk dibangku taman, sambil menikmati burger yang baru saja kami beli, seorang nenek tua tiba-tiba mendatangiku.
Aku kira dia pengemis. Lihat saja bajunya, oh sungguh tidak jelas warnanya dan penuh dengan tambalan, dan jangan kau lupakan juga debu yang menempel dibajunya itu. Dia mengenakan baju longgar, dan rok lebar yang menutupi kakinya. Roknya? Jangan kau tanya, bahkan lebih parah daripada bajunya. Penuh dengan tambalan, debu, dan percikkan-percikkan lumpur. Sepatunya? Oh tuhan, bahkan sepatuku yang sudah paling usang sekalipun bisa dikalahkan oleh sepatunya. Dia mengenakan sebuah kalung panjang, yang sepertinya terbuat dari tulang dan kayu. Jangan kau tanya tulang apa. Aku tidak tahu. Rambutnya berwarna merah. Oh tuhan, bisakah kau bayangkan seperti apa rupa nenek itu? Dengan wajah keriput, baju, rok, sepatu dekil, dan rambut berwarna merah yang sepertinya tidak pernah mengenal yang namanya sisir.
Aku yang mengira dia pengemis yang mendatangi kami untuk meminta uang, langsung mengeluarkan uangku dan mengulurkan uangku padanya.
Saat tanganku terulur, bukannya mengambil uang yang kuberikan, dia malah menarik tanganku. Lalu dia mengambil uangku, dan diserahkannya pada Eunhyuk.
Tanganku yang masih dipegangnya, dibaliknya, sehingga ia bisa melihat telapak tanganku. Tiba-tiba dia tertawa. Tawanya menyeramkan. Lalu dia mengeluarkan sebuah bola kristal dari bajunya.
Kulihat bola kristal itu seperti bersinar. Sinarnya berwarna merah kebiru-biruan.
Nenek itu memperhatikan bola itu sebentar, lalu tiba-tiba melihatku. Tangan ku sudah dilepasnya. Tapi tiba-tiba tangannya terulur ke wajahku.
Dia mengelus wajahku perlahan dan berkata, "Oh, anakku.. Maafkan aku. Tapi kau harus tau apa yang kulihat. Kau tau?" tanyanya.
Aku menggeleng. Apa maksudnya ini? Pikirku. Aku melihat ke arah Eunhyuk, dan mendapati dia sedang sibuk dengan burgernya. Dasar! Bukannya melihat aku. Dia malah lebih mempedulikan perutnya.
"Kau. Kau harus segera menikah," nenek itu tiba-tiba berkata padaku. "Kau tau? Kalau kau belum menikah juga saat umurmu 18 tahun. Aku ragu kau akan bisa menikah lagi," sambungnya lagi. Tiba-tiba dia tertawa menyeramkan lagi, dan berkata,"Jangan lupa, suamimu itu haruslah namja yang memiliki tinggi lebih dari 180cm, kau bisa menemukannya di perpustakaan hari Kamis nanti".
Lalu dia menghentikan elusannya pada wajahku, dan berbalik melihat ke arah Eunhyuk, yang kini sedang terbengong karena ramalannya padaku.
"Dan kau, bocah monyet. Kau harus membantunya mencari jodohnya. Karena salah satu dari orang yang mungkin menjadi jodohnya, ternyata adalah jodohmu. Jodohmu satu-satunya," katanya sambil menatap tajam Eunhyuk.
Kulihat Eunhyuk hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Nenek itu lalu pergi. Kulihat dia berjalan terseok-seok kearah kiri.
Aku terus melihatnya, sampai kusadari kalau tubuhnya sudah tak kelihatan lagi.
"HOI! Apa yang kau pikirkan?" terdengar suara teriakan cempreng yang berasal dari Eunhyuk, yang sukses menyadarkan ku dari lamunanku.
"Hyukk.. Bagaimana ini? Sekarang hari Kamis." Kataku padanya. Wajahku sepertinya sudah pias. Aku benar-benar tak tau apa yang harus kulakukan.
"Lalu? Kenapa kalau ini Kamis?" tanya Eunhyuk padaku. "Ah! Ramalan itu! Kau mau mencarinya?" tanya Eunhyuk lagi.
"Tentu saja. Kau tau, Hyuk? Aku menceritakan tentang ramalan itu pada Jae-ahjumma, dan kau tau apa katanya? Dia bilang aku harus mencari jodohku itu, karena ternyata orang tua ku, tepatnya ayahku juga diramal seperti itu," kataku panjang lebar.
"Geurae? Hahaha apa-apaan itu? Kutukan keluarga, eoh?" jawab Eunhyuk sambil menertawakanku.
Aku memanyunkan bibirku mendengar ucapanya. "Jadi kau tidak mau membantuku mencarinya? Baiklah. Paling-paling kau yang menyesal. Kau lupa? Jodohmu adalah salah satu calon jodohku," kataku lagi padanya.
Eunhyuk yang masih tertawa lebar terdiam mendengar ucapanku. Dia lalu terlihat berpikir, sebentar kemudian dia berkata, "Baiklah, ku bantu kau mencari jodohmu. Aku tak mau sampai tak mempunyai jodoh hanya gara-gara tak membantumu,"
Aku tersenyum mendengarnya. Aku sedikit lega sekarang. Setidaknya aku tidak berusaha mencari seseorang yang entah siapa itu, sendirian. Lalu kudengar bel pulang berbunyi, dan wajahku kembali memucat.
Aku gugup sekarang.
Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan kalau sudah menemukannya? Tidak mungkinkan kalau aku langsung mengajaknya menikah? Bisa-bisa aku disangka orang gila.
Eunhyuk bangkit dan menarik tanganku.
"Ayo! Katanya mau mencari jodoh?" katanya lagi.
Aiiissh, tak tahukah dia kalau aku gugup?
-Author POV
Eunhyuk terlihat menarik tangan Yesung –oh, namja yang diramal itu adalah Yesung—dengan sekuat tenaga. Eunhyuk terlihat bersemangat berjalan didepan Yesung. Sementara Yesung terlihat lemas, gugup, cemas.
"tunggu dulu Hyukiie. Kau ini bur-buru sekali." Kata Yesung, menghentikan langkahnya, yang membuat Eunhyuk juga ikut menghentikan langkahnya.
"Apa lagi? Tadi kau bialng ingin aku menemanimu mencari jodoh? Sekarang aku mau, kenapa malah kau yang tidak mau?" tanya Eunhyuk sambil menatap Yesung.
"Bukan tidak mau Hyuk. Aku hanya bingung, nanti kalau sudah bertemu dengannya lalu bagaimana? Kau kan tau ulang tahunku yang ke 18 sebentar lagi. 20 hari lagi Hyukiie... aa eottohkhee?" jelas Yesung pada Eunhyuk.
"Sudahlah, setidaknya kita tau siapa dia. Dan bukankah nenek itu berkata ada jodohku juga disana? Berarti kita akan menemukan lebih dari 1 namja disana," kata Eunhyuk sambil berjalan.
"Ah, aku lupa soal itu. Itu malah lebih parah. Bagaimana caranya aku tau yang mana jodohku, kalau bahkan da lebih dari satu namja disana. Dan bercampur dengan jodohmu pula, haaahh," jawab Yesung sambil menghela napas.
"Kau ini! Dari tadi mengeluh terus. Kalu mau mencarinya tidak? Kalau tidak ya sudah!" tiba-tiba Eunhyuk berbalik mengahadap Yesung. Matanya terlihat sedikit marah.
Yesung yang kaget langsung menghentikan langkahnya dan menatap Eunhyuk, "Maaf. Kau tau kan aku gugup?" jawab Yesung pelan. Yesung lalu mengulurkan tangannya pada Eunhyuk.
Eunhyuk menyambut tangan Yesung dan berkata, "Baiklah. Ayo!"
Sekarang terlihat mereka berdua tersenyum sambil berlari menuju perpustakaan.
Perpustakaan sekolah itu memang tetap buka walaupun jam sekolah telah berakhir. Karna terkadang ada murid yang mengerjakan tugasnya disana. Perpustakaan akan tutup saat pukul 16.30 waktu setempat.
Terlihat Eunhyuk dan Yesung yang kini sudah berada didepan pintu perpustakaan. Mereka berhenti sejenak untuk mengatur napas.
Yesung melihat ke arah Eunhyuk disebelah kirinya.
Eunhyuk melihat ke arah Yesung disebelah kanannya.
"FIGHTING!" kata keduanya sambil mengepalkan tangannya. Dan menonjokkannya ke udara.
Keduanya masuk perlahan, dan tercengang melihat betapa ternyata perpustakaan itu sangat-sangat asing bagi mereka.
Yesung yang berotak lumayan jarang ke perpustakaan. Alasannya? Dia punya perpustakaan sebdiri dirumahnya. Jadi untuk apa dia ke perpustakaan sekolah kan?
Sementara alasan Eunhyuk, yah, dia malas. Hanya itu. Dia malas ke perpustakaan.
Mereka berpandangan sejenak, dan Yesung dengan pelan berkata pada Eunhyuk, "Kau cari disana, dan aku disini,"
Eunhyuk menganggukkan kepalanya dan berbalik kearah yang ditunjuk Yesung. Dan mulai berjalan mencari namja yang tingginya lebih dari 180cm.
Yesung? Dia juga terlihat berjalan menuju arah yang berlawanan dengan Eunhyuk. Matanya mulai mencari namja yang memiliki tinggi diatas 180 cm.
=skip, waktu pencarian=
Akhirnya kini mereka berdua keluar dari perpustakaan itu.
Mereka sedang berjalan menuju kafe di depan sekolahnya. Mereka belum makan, kau lupa?
Diperjalanan menuju kafe, keduanya diam tak berbicara.
Sesampainya di kafe. Yesung langsung memanggil pelayan lau memesan makanannya dan juga makanan untuk Eunhyuk.
Tak berapa lama kemudian, makanan mereka datang.
Selesai makan, mereka memesan secangkir cappuccino untuk teman mereka mengobrol. Setelah cappuccino datang, akhirnya Eunhyuk memulai pembicaraan.
"Bagaimana? Kau menemukannya? Aku menemukan 2 orang,"
"2? Aku juga menemukan 2 orang. Kau yakin tinggi mereka lebih dari 180?" tanya Yesung lagi.
"Tentu saja. Aku bahkan menanyakannya," jawab Eunhyuk cepat. "lalu?" tanya Yesung.
"Orang yang kutemukan? Yang pertama adalah Tan Hankyung. Dia sedang membaca kamus saat aku bertanya tingginya. Dia orang China yang pindah ke Korea. Dan yang kedua adalah Choi Siwon, ketua OSIS kita. Dia sedang mengerjakan entah apa. Kau tau? Dia itu songong sekalii.." kata Eunhyuk sambil menunjukkan ekspresi gemas. "Hasil mu?"
"Aku menemukan 2 orang, yang pertama adalah, Kim Youngwoon atau Kangin. Dia sedang dihukum mengerjakan tugas disitu. Dia ketua klub judo. Dan satu lagi, Cho Kyuhyun. Adik kelas kita. Saat ini dia kelas 2. Dia sedang mencoba untuk tidur disana." Kata Yesung menjelaskan hasil yang diperolehnya.
"Lalu? Yang mana jodoh ku ? dan yang mana jodoh mu?" tanya Eunhyuk pada Yesung.
"Entahlah. Aku lelah. Bagaimana kalu kita pulang? Besok kita bicarakan lagi," tawar Yesung pada Eunhyuk.
"Ya, kau benar. Baiklah, aku pulang duluan," jawab Eunhyuk, dia bangkit lalu membaya makanannya.
"Bye.." katanya pada Yesung.
Yesung segera bangkit dan membayar makanannya.
*TBC*
A/N . kyaaa ... fic kedua nih .. haha, padahal yang pertama aja belom kelar.
Jadi ? ini mau dilanjut kagak ? RIVIEW yaa ^^
Gomawoo
Riview ?
