Rainbow Days
–SF-
Orenji
"O-r-e-n-j-i."
"Apa?"
"Kau harus membelikanku orenji."
"T-t-t-tapi! Diluar dingin!"
"Apa kau tidak tahu benda bernama jaket dan mantel? Kau bisa memakai itu kan?"
"Tapi…."
"Lakukan saja."
Musim dingin itu bukankah enak jika bermalas-malasan dibawah meja penghangat? Ya.. tapi akan lebih enak jika ditemani oleh jeruk. Seperti apa yang diinginkan oleh pria stoic yang kita kenal ini. Dia bersikeras menginginkan jeruk dan menyuruh Eren membelikannya. Kenapa tidak dia saja yang membelinya? Mengorbankan adiknya untuk melakukan sesuatu dicuaca sedingin ini.
Dia memang terlihat sangat malas akhir-akhir ini. Seperti kucing hitam yang malas beranjak dari selimut yang ia duduki. Liburan musim dingin –memangnya ada ya yang seperti itu?- membuatnya malas melakukan apapun. Termasuk membeli apa yang ia inginkan.
Kini ia duduk dibawah meja penghangat dihadapan televisi. Menopang dagunya menghadap acara yang sama sekali tidak menarik itu. Yang ia pikirkan hanyalah jeruk yang sebentar lagi akan ada dalam pandangannya.
Padahal ia dan jeruk tak ada hubungan apa-apa. Mereka berdua bukanlah orang dan buah yang saling menyukai. Maksudnya, Levi tidak menjadikan jeruk sebagai buah favoritnya namun entah kenapa dia selalu terobsesi dengan jeruk. Buah berwarna orange yang eksotis..
Padahal rasa jeruk itu seperti jeruk. Kadang manis, kadang asam, sesuai keberuntungan. Tapi itulah yang membuat penasaran dan membuat seseorang memakan lagi dan lagi untuk mencari jeruk nama yang manis.
Warna jeruk juga biasa saja, seperti warna jeruk. Tapi jika diperhatikan –atau sebenarnya tidak usah diperhatikan juga- warnanya seperti warna orange. Atau bisa dikatakan warna sunset –agar lebih artistik-.
Pohonnya juga biasa saja, seperti pohon jeruk. Tidak tinggi, tidak pendek, standar. Tapi daunnya cukup menarik, kurang lebih bentuknya seperti daun jeruk.
Setelah pemikiran anehnya terhadap jeruk, Eren datang, membawa jeruk. Bocah brunette itu langsung duduk dimeja pengangat dan meletakan kantung berisi jeruk diatas meja itu. Eren sangat membutuhkan hangatnya meja penghangat.
Tanpa berkata apa-apa atau sekedar ucapaan terima kasih, Levi langsung membuka jeruk pertamanya. Akhirnya, ia bisa merasakan rasa jeruk yang menurutnya sangat terasa seperti jeruk.
"Kau mau?"
Eren menggeleng. Ia masih ingin menikmati suasana hangatnya dimeja itu, tanpa melakukan apa-apa seperti sang kakak.
Tapi setelah melihat Levi menghabiskan 2 buah jeruk, Eren tampak menginginkan buah bulat seperti jeruk itu. Merasa diperhatikan, Levi langsung melempar pertanyaan sulit namun mudah pada Eren.
"Apa? Kau mau?"
Eren kagum pada kemampuan kakaknya yang bisa mengetahui apa yang ia inginkan hanya dengan melihat wajahnya. Eren.. Eren.. itu bukan kemampuan, itu hanya karena wajahmu yang sangat terlihat menunjukkan bahwa kau menginginkan itu, mukamu terlalu mudah dibaca, bahkan oleh bocah ingusan.
"Ti-tidak! Aku tidak menginginkannya."
Tapi wajahmu menunjukkan bahwa kau menginginkannya, Eren.
"Kau pasti mau. Apa susahnya mengambil dan memakannya?"
"Tidak! Aku tidak mau!"
Baiklah, kau tidak mau tapi tanganmu mengambil jeruk itu dan mengupasnya. Bahkan mulutmu juga melahapnya dengan antusias. Dasar tsundere..
Ternyata pada akhirnya Eren yang lebih banyak memakan jeruk. Karena Levi mulai mengalihkan kesenangannya pada cairan hitam seperti kopi yang bernama kopi.
~.~
Kohii
Kopi. Apa yang kau pikirkan setelah mendengar kata itu? Pasti pahit atau hitam. Baiklah terserah. Kopi memang pahit dan hitam kan? Tapi apa pernah terpikirkan bahwa kopi itu seperti.. kopi.
Lihat dari warna, hitam. Kopi itu hitam kan? Seperti kopi.
Kemudian lihat dari rasa, pahit. Kopi memang pahit kan? Seperti kopi.
Baiklah, mungkin author terlalu banyak basa-basi –itu agar tulisannya terlihat panjang, biasa.. taktik penulis- .
Levi adalah salah satu pria yang menyukai kopi ah bukan.. 'sangat menyukai kopi'. Sehari sekali ia harus meminum kopi. Entah itu pagi atau malam. Tapi tidak dengan siang. Dia tidak suka meminum kopi siang-siang. Siang kan panas.. tidak lucu di cuaca panas meminum kopi yang panas. Tapi kenapa Levi tidak minum kopi dingin saja? Agar ia tidak kepanasan meminum kopi panas di cuaca yang panas. Jawabannya, dai tidak suka kopi dingin.
Levi juga kurang suka dengan kopi instran. Ia lebih memilih menghabiskan uang yang banyak untuk membeli biji kopi untuh dan alat pembuat kopi agar ia bisa menikmati kopi asli tanpa pengawet. Atau ia sengaja datang ke coffe shop hanya untuk menikmati secangkir kopi pahit racikan pembuat kopi terkemuka.
Jika kebanyakan orang memilih kue-kue manis untuk menyeimbangkan rasa pahit kopi, tidak dengan Levi. Dia kurang suka makanan manis, apalagi kue tart dengan gula oplosan. Itu membuatnya mual.
Lalu apa yang ia makan untuk menemani secangkir kopi pahit itu? Tidak ada. Ya, jawabannya tidak ada. Dia hanya meminum kopi saja, tidak mau ditemani makanan jenis apapun. Kecuali jika ada benda bulat berwarna orange yang mirip dengan jeruk bernama jeruk. Baru dia akan membiarkan jeruk menemani kopi pahitnya. Tidak serasi? Terserah. Yang penting dia menyukai itu.
Sekarang Levi duduk diatas sofa panjang di rumahnya. Secangkir kopi menghiasi tangan kanan pria itu. Mungkin orang-orang sudah tahu bagaimana cara Levi memegang cangkir. Ya, seperti itu. Silahkan ditiru jika mau.
Ia hanya ditemani secangkir kopi, tanpa jeruk. Levi seperti sedang menunggu sesuatu. Apa ia menunggu Eren yang belum pulang dari sekolah? Pasti bertanya-tanya kenapa Levi tidak berada d sekolah juga, itu karena hari ini ia tidak memiliki jadwal. Jadi ia hanya bersantai-santai di rumah setelah melakukan hobinya, bersih-bersih. Kemudian dilanjutkan dengan hobinya yang lain, meminum kopi. Untuk mengingatkan, ini bukan siang, ini sore. Jadi dia mau meminum kopi.
Sesekali mata raven itu melirik pada jam dinding yang entah mengapa tak pernah berhenti berputar, kecuali jika baterainya habis. Ia benar-benar menunggu sesuatu.
Tak lama, Eren pulang. Dan Levi tidak melakukan apa-apa. Jadi dia bukan menunggu Eren pulang? Lalu apa yang ia tunggu?
Tepat 7 menit setelah membuat kopi dan duduk di sofa itu, akhirnya Levi meminum cairan hitam tersebut. Jadi? Ya. Yang ia tunggu adalah waktu 7 menit itu. Saking seringnya meminum kopi, dia jadi tahu berapa menit yang dibutuhkan untuk meminum kopi pahit yang baru dibuat dengan air panas. 7 menit. Ia akan meminum kopinya pada menit ke-7 setelah pembuatan. Waktu yang sangat cocok karena saat itu, kopinya tidak panas, tidak dingin, tapi juga tidak hangat. Lalu apa? Susah dijelaskan. Pokoknya, suhu antara panas dan hangat, begitulah.
~.~
Sleepy
Kemarin malam ada pertandingan bola nasional babak final. Tidak mungkin para pria tidur sebelum mengetahui siapa yang menang. Jadi itu yang dilakukan Levi dan Eren. Mereka berdua berjaga sampai pertandingan bola usai.
Tapi sepertinya itu yang dilakukan Eren karena tidak dengan Levi. Setelah pertandingan bola usai Levi harus membuat soal untuk ulangan besok. Entah mengapa ia melupakan pembuatan soal itu gara-gara pertandingan bola.
Levi berhasil menyelesaikan soal itu pada pukul 4 pagi. Saat itulah ia memutuskan untuk membaringkan tubuh sejenak dan menutup matanya yang mulai berontak ingin ditutup. Ia tertidur, dan terbangun lagi jam 5.
Salahkan jam alarm dan Eren. Ah bukan, bukan. Salahkan saja Eren, selaku jam alarm dihari itu. Dengan teganya ia membangunkan Levi yang tampak sangat menikmati tidurnya. Tanpa belas kasihan Eren berteriak dengan suara nyaringnya.
"Nii-san! Ayo bangun dan buatkan sarapan!"
Jika saja itu bukan adiknya, Levi pasti sudah menendang Eren sampai tak terlihat lagi agar ia bisa melanjutkan tidurnya yang hanya sebentar.
"Kau bisa membuatnya sendiri kan.." guman Levi sedikit kesal karena tidurnya terusik.
"Tapi aku belum menghapal untuk ulangan hari ini! jadi selagi nii-san memasak aku akan menghapal dulu!"
Ish.. anak ini. kenapa tidak kemarin saja dia menghapal.
"Lagipula nii-san juga harus ke sekolah pagi-pagi kan? Jam pertama ulangan dikelasku. Atau nii-san mau membatalkan ulangannya dan kembali tidur?"
Levi langsung beranjak dari tempat tidur. Akan sangat percuma jika ia membatalkan ulangannya. Membatalkan penggunaan soal yang ia buat tadi malam dengan perjuangan ekstra melawan kantuk hari ini. Bisa saja ulangannya ditunda jadi besok. Tapi ini menyangkut harga diri seorang guru. Apapun yang terjadi dia harus melaksanakan ulangan hari ini. Kalau tidak ia akan terlalu memanjakan anak-anak ingusan itu, termasuk Eren. Itu tidak boleh terjadi.
Karena tidak mau terlalu repot, Levi hanya memanggang ropi dan mengolesnya dengan selai. Agar ia tidak perlu mengeluarkan banyak energi, dan lagi ia masih mengantuk.
Baiklah, sarapan selesai dan mari berlanjut menggosok gigi. Eren dan Levi berdiri bersebelahan menghadap kaca di kamar mandi. Keduanya sibuk menggosok gigi mereka masing-masing.
Diam-diam Eren memerhatikan Levi disampingnya, melihat bagaimana wajah kakaknya saat ini. Seperti orang yang direnggut kebebasan tidurnya. Ia merasa kasihan. Andai saja ia membiarkan kakaknya tidur lebih lama.. agar ulangan hari ini tidak jadi.
Singkat cerita Eren sama sekali tidak bisa mengerjakan soal-soal ulangan hari ini. dan Levi sengaja merekam ulangan itu dengan handicam karena ia tidak bisa melihatnya langsung. Ia tidur dengan posisi duduk membelakangi para murid yang tengah kesusahan mengerjakan ulangan. Sebenarnya mereka bisa saja menyontek satu sama lain tapi sebelum Levi tidur ia memperingatkan bahwa siapa saja yang berani menyontek dan mematikan handicam orang itu akan mendapatkan hukuman paling berat dalam sejarah. Dan silahkan membayangkan bagaimana raut wajah Levi saat mengatakan ancaman itu. Wajah kesal karena kurang tidur dengan mata kelam dan kantung mata yang parah.
Sekali lagi Eren merutuki diri sendiri karena telah membangunkan Levi tadi pagi. Andai saja.. andai saja.. andai saja ia tidak membangunkannya..
Eren hanya bisa menangisi nasibnya yang tragis. Ia harus mendapatkan ceramahan kakaknya karena tidak bisa mengerjakan soal ulangan di rumah nanti.
Saking tidak bisanya, Eren hanya menuliskan beberapa kata di lembar jawabannya.
'Gomen nasai nii-san.. aku sama sekali tidak belajar TT_TT.. aku bohong kalau aku akan belajar saat kau membuat sarapan.. dibalik buku yang aku pegang sebenarnya ada komik.. gomen nasai ..'
Begitulah..
~.~
