Salam kenal semua saya baru pertama kali membuat cerita difandom ini. Cerita ini berisi 5 buah cerita pendek tentang hubungan Levi dan Eren. Dan soal urutan disetiap judulnya tidak sesuai alfabet dan tidak saling berhubungan. Jadi tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, silahkan dinikmati(?)..
.
Our Stories
By : Rakshapurwa
Rate : T
Genre: Campuran
Pair : Levi x Eren
Warning : OOC, dan typo
Masih ingin membaca?
Enjoy
.
.
.
Yaoi
Eren sedang membaca sebuah manga yang ia ambil secara diam-diam dari kamar Armin, sahabat baiknya. Namun entah mengapa walaupun Eren sudah membacanya berulang kali dia tetap tak mengerti akan isi cerita manga tersebut.
"Memangnya sesama lelaki bisa berpacaran? Terus ini mereka lagi ngapain ya, kok telanjang begitu?"
Oh rupanya Eren sedang membaca sebuah manga yaoi. Pantas saja dia bingung, Eren'kan belum berpengalaman.
Eren yang sedang sibuk membaca tidak menyadari keberadaan seseorang yang baru saja memasuki rumahnya. Dengan tiba-tiba sepasang lengan memeluknya dari belakang, dan sebuah kepala bersender dibahunya. Membuat Eren hampir bereriak histeris.
"Apa yang kau lihat Eren?"
Syukurlah hanya Rivaille, tetangga anehnya. Rivaille memang suka tiba-tiba masuk kedalam rumah Eren tanpa permisi dulu. Mungkin dia sudah menganggap rumah Eren adalah rumah kedua bginya.
"ne...Rivaille-san apakah sesama laki-laki bisa berpacaran? Terus ini mereka lagi melakukan apa? Aku tidak mengerti, bisa kau menjelaskannya padaku?"
Untuk sesaat Rivaille merasa tubuhnya menengang. Awalnya ia ingin menjelaskan kepada Eren hanya dengan kata-kata saja, tetapi sebuah ide nista muncul dikepalanya. Bukankah kalau dipraktekkan akan lebih mengerti?
"Bagaimana kalau aku menjelaskannya dikamar? Agar aku lebih leluasa 'menjelaskannya' padamu."
.
Coklat
Eren terlihat sedang membuat sesuatu didapur, dia tampak serius sekali. Sedangkan dibelakangnya terlihat Rivaille sedang duduk diam sambil memperhatikannya. Awalnya Rivaile hanya berniat mengunjungi Eren sebentar. Tetapi begitu melihat Eren yang memakai sebuah penjepit rambut diponinya serta sebuah apron terhias rapi ditubuhnya, Rivaile jadi tidak ingin cepat pulang.
"Rivaille-san maukah kau mencicipi coklat ini?"
Rupanya sejak tadi Eren membuat coklat, salahkan Jean yang memaksa Eren untuk membuatnya.
'aku mau makan coklat Eren. Kau buatkan untukku aku tidak punya uang untuk beli.'
Eren sebenarnya ingin saja menolak, tetapi setelah ia berpikir matang-matang kalau membuat coklat sendiri uang yang dikeluarkan tidak akan banyak daripada langsung membeli coklat diminimarket. Jadi dia memutuskan untuk menyanggupi permintaan Jean.
"Aku tidak suka manis."
Rivaille tidak berbohong, dia memang tidak menyukai makanan manis. Namun ucapannya itu membuat Eren sedih, padahal ia sudah membuat beberapa untuk tetangganya itu. kalau Rivaile tidak suka coklat tak ada gunanya ia membuat.
"Baiklah aku aka mencicipinya, tapi dengan satu syarat."
Eren kembali ceria, tetapi sedetik kemudian dia tampak bingung dengan apa yang dikatakan oleh Rivaille. Memangnya syaratnya apa? Semoga tidak sulit...
"Aku ingin memakan coklat itu langsung dari mulutmu, Eren."
.
Pedophil
Seorang kakek memberikan sebuah apel kepada Eren. Karena memang dasar Eren itu polos, ia langsung memakan apel itu tanpa curiga sedikit pun. Namun setelah apel itu telah habis dimakan, Eren merasa ada sesuatu yang aneh dengan tubuhnya.
Benar saja kini tubuhnya dipenuhi dengan cahaya yang menyilaukan dan ketika cahaya itu menghilang Eren bukanlah Eren yang biasanya. Tubuhnya mengecil, membuatnya tampak seperti anak berusia 5 tahun. Eren menatap horor tubuhnya, lalu berganti menatap kakek-kakek dihadapannya meminta penjelasan.
Alih-alih menjawab sang kakek malah membuka topi besar yang ia kenakan, memperlihatkan wajah tampan miliknya. Ah Eren kena tipu, itu bukanlah kakek-kakek tapi itu hanyalah tetangga anehnya yang diketahui seorang ilmuan dan suka sekali melakukan cosplay.
"Kenyapa kau berbuat beginyi Libai-san?"
"Karena aku lapar Eren, aku ingin 'memakanmu' ."
.
Lesu
Eren tampak lesu sekali saat memasuki kelas, membuat teman-teman merasa khawatir. Tidak biasanya dia begitu, Eren yang biasanya adalah anak yang hiper dan banyak bicara apalagi kalau sudah bertemu dengan Jean.
Tapi tidak untuk hari ini Eren hampir seharian diam saja, bahkan matanya tidak fokus pada pelajaran yang diberikan oleh guru didepannya. Eren hanya terlihat memandang keluar jendela seakan diluar sana ada sesuatu yang menyenagkan tengah terjadi.
Armin yang sudah merasa gatal pun akhirnya bertanya pada Eren.
"Eren apa kau baik-baik saja? Apa kau sedang sakit?"
Eren tidak langsung menjawab, ia malah menghela nafas sambil sesekali memijit pinggulnya. Membuat Armin makin penasaran.
"Aku hanya kurang tidur Armin."
Eren kembali menatap keluar jendela, tidak menghirau kan Armin yang tampak bingung disebelahnya. Yang Eren pikirkan hanya kejadian tadi malam yang membuatnya jadi seperti ini.
'Kalau rivaille-san pakai alat-alat aneh itu lagi, aku tidak akan memberinya jatah selama seminggu.'
.
Pelukan
Rivaille baru saja pulang kerja dan memasuki rumah keduanya (red:rumah Eren) dengan sedikit tidak bersemangat. Hari ini ia harus menangani banyak laporan dari atasannya yang sedang agak sensi karena semalam atasannya tidak mendapat jatah dari kekasih blondenya. Rivaille mendesah lelah. Eren menyadari ada yang tiidak beres pada diri Rivaille pun menghampirinya.
Kini Rivaille sedang duduk disofa sambil sesekali mengumpat atasannya itu. Tetapi tak lama suasana hati Rivaille sedikit membaik begitu melihat malaikat manisnya berdiri didepannya. Dengan segera Rivaille memeluk pinggang ramping itu dan menyembunyikan wajahnya pada perut Eren.
"Apa kau baik-baik saja Rivaille-san? Mau kubuatkan sesuatu?"
Rivaille hanya menggelengkan kepala, membuat Eren tersenyum kecil seraya mengusap lembut surai hitam milik Rivaille.
"Kalau begitu aku akan tetap disini menemanimu."
Mendengar ucapan Eren membuat Rivaille langsung menatapnya, kemudian dengan tiba-tiba ia menarik tubuh Eren sehingga Eren terjatuh kedalam pelukannya. Eren terkejut dengan rona merah menghiasi pipi tembemnya.
"Ri-Rivaille-san..?"
"Tetaplah seperti ini Eren."
Eren sudah tidak bisa menolak lagi, lapipula rasanya hangat. Dengan perlahan Eren membalas pelukan Rivaille, membagi kehangatan tubuhnya.
Ya...sesekali melakukan hal seperti ini menyenangkan juga...
.
Tamat/TBC?
.
Maaf kalau cerita ini agak aneh dan juga pendek, saya memang belum terlalu bisa membuat romance *bows*
Kalau ada typo atau ada keambiguan kata mohon dimaklumi saya membuatnya kebut hehe
Sekian cuap-cuap saya.. adakah yang mau meembaca dan mereview cerita ini? #tatapan memelas Eren
Disclaimer: Shingeki no Kyojin punya Isayama Hajime.
