Gundam SEED Destiny Fanfiction

.

.

New Fanfiction from me...

Warning: OOC, Concretes, Typos, Alur terlalu cepat, dsb.

Pairing: KiraLacus

Don't like so Don't read...

Review Please...

Ayaka Sakura Clyne

Present

.

.

Falling Down


Di dalam bangunan tua itu, terdengar sayup-sayup suara mesin bergerak, suara cairan yang dituangkan, dipindah dari satu wadah ke wadah lain, suara percikan api, dan suara air berbuih membuat siapapun yang mendengar sangat yakin bahwa di salah satu ruangan di dalam bangunan itu ada seseorang atau lebih yang sedang melakukan percobaan, atau apapun yang menyangkut dengan dunia laboratorium.

"Aku harus menciptakannya... SEED."

.


.

Keributan terjadi di antara para petinggi ZAFT, tidak ada satupun diantara mereka yang ingin mengalah, bahkan sekedar menghela nafas sejenak untuk mengistirahatkan perasaan mereka pun tidak mereka lakukan.

"Ini bukan masalah yang remeh! Kita harus bergerak cepat!" seru seorang pria paruh baya dengan penekanan disetiap kalimatnya.

BRAKKK!

Gebrakan lain terdengar sangat nyaring, memancing semua pasang mata untuk menatapnya.

"Kita tidak tahu keberadaannya, dan kita tidak tahu apakah itu benar-benar ancaman sungguhan atau bukan," pria itu menghela nafas, "meskipun para prajurit mengatakan bahwa mereka selalu mendengar kalau mesin-mesin di tempat terlarang itu terdengar sering digunakan." Lanjutnya pelan.

Semuanya terdiam, mencari kata-kata untuk mengelak pernyataan tersebut, namun terlalu sulit,karena pernyataan pria yang lebih muda darinya itu memang benar. Tidak ada bukti yang kuat tentang rumor tersebut.

"Saa... minna-san, kita akan lanjutkan pertemuan ini besok. Pada tempat dan jam yang sama," seorang wanita mulai menarik perhatian para petinggi lain dengan suara tenangnya, "saya harap, kita bisa selesaikan masalah ini, tanpa keributan lagi." Akhirnya.

Semuanya mengangguk paham, membereskan berkas-berkas mereka, dan satu persatu mulai keluar dari ruangan rapat petinggi tersebut.

"Anda bekerja dengan sangat baik, Lacus-hime."

Gadis itu mendongkak, dan tersenyum menanggapi, "Ne, arigatou..."

"Saya harap besok kita bisa menemukan jalan keluar dari masalah sepele ini," pria itu membungkuk sekejap, tersenyum tipis dan lalu pergi meninggalkan Lacus yang masih berdiri di tempatnya.

"Hachijou-san...?"

.

.

Kembali ia menghela nafas berat, terasa sekali berat di punggungnya tak mau hilang. Sekitar sepuluh ton ia merasakan penat di kepalanya, meskipun sekarang ia hanya ada di belakang meja kerjanya.

"Apa kau lelah?"

Sebuah suara lembut menyapa gendang telinganya. Ia menoleh, mata sendunya tiba-tiba melembut melihat siapa sosok yang menyapanya barusan.

"Ya... hanya sedikit." Dustanya.

Wanita muda itu terkekeh pelan mendengarnya, "jangan bohong," ia meletakkan tangannya di pundak sang lawan bicara. "Beristirahatlah, wajahmu pucat, sepertinya pekerjaan kantoran tidak cocok untukmu."

Mendengar hal tersebut, pria itu sedikit mengernyit, merasa bahwa ia diremehkan. "Tapi ini tugasku," dengusnya.

"Aa... gomen gomen..." kekehnya pelan, "kalau begitu aku akan menemanimu, ne?"

"Arigatou..."

Lama yang terdengar hanyalah suara ketikkan tangan yang beradu dengan tombol-tombol komputer lipatnya, terasa bosan, wanita cantik itu mendekatkan wajahnya pada pria dihadapannya memandangnya dengan lekat, sesekali ia tersenyum.

"Ada apa?" tanya pria itu, memandang sepasang mata biru langit dihadapannya.

Wanita di hadapannya hanya menggeleng pelan, tetap mempertahankan senyum manisnya. "Tidak... hanya saja... sepertinya dia merindukanmu," jawabnya sedikit menurunkan pandangannya kearah perutnya.

Mengerti, lelaki itu kemudian membalas senyum, meletakkan tangannya perlahan di atas perut yang jika dilihat lebih dekat tidak terlalu ramping untuk usianya.

"Gomen... sepertinya aku terlalu sibuk bekerja, sehingga aku melupakannya."

"Tidak apa-apa... meskipun dia merindukanmu, tapi dia mengerti kalau ayahnya sedang sibuk..." gumam wanita tersebut seraya meletakkan kedua tangannya menutupi tangan pria di atas perutnya.

"Hn, gomenne... arigatou. Lacus."

.

.

.

"Hanya tinggal tunggu beberapa bulan lagi... dan kita akan mendapatkan bibit baru.. bibit baru yang akan lebih kuat dibandingkan dengan induknya sendiri..." seringainya.

.

.

.

TBC

Like? Please review...

Review akan mempengaruhi, kelanjutan fict ini...

Waktunya dibuat beberapa tahun setelah perang coordinator dan natural selesai... dengan Lacus sebagai chairwoman...

Mind to RnR?