Seen―larasGEE

Kuroko no Basket © Tadatoshi Fujimaki

AU

.

.

Laki-laki itu terengah-engah―mencoba menghirup seluruh udara yang ada disekelilingnya. Keringat jatuh membasahi tubuhnya.

Orang-orang berjalan dengan santai disekelilingnya, menutup semua sudut pandang yang bisa ia jangkau. Laki-laki itu menggigit bibirnya.

Keras. Sampai-sampai dia merasakan sakitnya.

"Kuroko, kau dimana?"

.

.

Seorang anak kecil berambut biru muda sedang berjalan terhuyung-huyung menerobos orang-orang yang terlihat jauh lebih tinggi darinya.

Bruk!

Anak laki-laki itu menabrak seorang wanita dan jatuh terduduk. Kali ini dia tak bisa menahannya lagi. Air mata mulai mengalir dari kedua pelupuk mata biru itu.

Tak ada suara tangisan yang keluar. Hanya air mata yang tak kunjung berhenti mengalir dari mata biru itu.

.

.

Takao―nama laki-laki itu, mulai merasa pusing menyerangnya. Laki-laki itu tidak sadar bahwa dia sudah berkeliling sejak 3 jam yang lalu. Berlari tanpa henti―berusaha untuk menemukan seseorang yang ia cari.

Kenapa hasilnya tetap saja nihil?

Laki-laki itu merasa sudah mengelilingi tempat yang sama lebih dari 3 kali. Kaki-kakinya sudah mulai terasa aneh. Napasnya pun tak normal lagi.

.

.

Kuroko berjalan terhuyung-huyung ke pinggiran jalan―berusaha menghindar dari serangan kaki-kaki manusia yang ukurannya jauh lebih besar dari miliknya.

Si rambut biru itu mendongak ke atas―melihat langit yang sudah berubah warna. Berubah dari warna rambutnya, menjadi warna jingga keemasan.

Anak kecil itu semakin panik. Dia mulai merasakan lapar, dia mulai haus, dia mulai lelah... Dia mulai menyerah untuk berjalan, untuk mencari.

Kuroko terduduk letih.

Dan mulai terisak.

.

.

Takao mulai memperlambat langkahnya.

Yang tadinya berlari, sekarang langkah itu mulai melambat, mulai melemah.

Takao menyalahkan dirinya dan hawk eye bodohnya. Untuk apa kemampuan itu kalau tidak bisa digunakan untuk melihat seseorang yang sangat ingin dilihatnya saat itu?

.

.

"KUROKO!" Takao mencoba berteriak―tapi tubuhnya yang terlalu letih dan lelah mengakibatkan suaranya berubah menjadi serak parau. Anak kecil yang bernama Kuroko itu sepertinya tidak menyadari kehadiran Takao, dan masih terisak kecil.

Tubuhnya yang kecil dan ringkih terlihat semakin kecil di pinggir jalan itu.

Dengan tangan kecil yang memeluk kaki-kakinya yang terlihat kecil.

Takao tersenyum kecil, air mata menggenang di pelupuk matanya.

.

.

(Kalau hawk eye nya tak berhasil menemukan anaknya, lebih baik Takao mati saja).

.

.

"Apa yang anak ayah lakukan disini?" Takao merasa kakinya bergetar kecil saat dia memaksa tubuhnya berjongkok disamping anaknya itu.

.

.

END

.

A/N: AAHH. Kapan ya terakhir publish? Ntahlah. Saya lagi tergila-gila sama TakaoKuroko. Karena mereka sangat cute! Sejujurnya saya sangat ingin membuat cerita BL, bukan cerita cinta antara seorang anak dan ayahnya. Tapi...ya beginilah. Ide ini tiba-tiba dikemukakan my mist guardian. Terima kasih yang sudah baca. :)