Schadenfreude; pleasure at seeing someone else in trouble/difficulty. [German: harm joy]
.
.
Seijuurou Akashi tidak mengerti mengapa ia begitu tertarik pada Kouki Furihata—hanya seorang laki-laki biasa, tanpa satu kemampuan yang menonjol maupun paras yang menarik. Tidak, ia benar-benar biasa, terutama bila dibandingkan dengannya maupun teman-temannya, seolah ia mampu melebur di tengah kerumunan orang-orang bila ia tak memperhatikan dengan baik.
Kouki Furihata bahkan tidak pantas berada dalam jarak pandang Seijuurou, bagaikan setitik debu di antara pemandangan tinggi nan sempurna sang emperor yang absolut.
Ia hanya tidak tahu mengapa, ketika manik cokelat itu melebar saat mereka bertemu pandang, dengan canggung menoleh ke arah selain dirinya, bibir mungil semakin merapat kala ia berusaha membaur dengan orang-orang di sekitarnya.
Meskipun mata absolut itu tak dapat melepasnya dari jarak pandang, sang emperor bersurai merah itu terus memperhatikan Kouki Furihata dengan satu senyuman.
.
.
.
Memperhatikan Kouki Furihata menjadi salah satu hal yang Seijuurou nikmati—bagaimana wajah itu dapat menampilkan emosi yang berbeda dalam waktu yang relatif singkat.
Satu kala, ia melihat bagaimana Kouki Furihata tersenyum—bibir sedikit terangkat, wajah sedikit memerah, sebelum meledak dalam sebuah tawa—suara tawa yang manis, kalau ia perlu tambahkan. Tak lama, tawa itu akan menghilang dan bibirnya akan langsung terkatup, dengan gugup melihat sekeliling andai seseorang menghentikan pembicaraan mereka untuk memperhatikannya tertawa dengan keras sebelumnya. Meski canggung, laki-laki berambut cokelat itu akan kembali melanjutkan pembicaraannya—dengan siapapun itu—dan kembali mengulangi siklus yang sama.
Untuk pertama kalinya, Seijuurou bersyukur keberadaannya tak dapat dideteksi oleh Kouki Furihata, hingga ia dapat menikmati pemandangan itu lebih lama tanpa sedikitpun canggung dari laki-laki bermanik bumi itu.
.
.
.
"Aku menyukaimu, Kouki Furihata."
Seijuurou menyukai ketika kedua manik cokelat itu menatapnya terkejut, bibir sedikit terbuka, dan semburat merah yang menghiasi wajahnya saat mendengar pernyataan langsung darinya, seolah menimbang bagaimana hukuman yang akan ia terima andai perasaannya tersebut tak ia terima dengan positif.
Tentu saja Seijuurou sadar akan hal itu—dan ia tak lagi tersinggung, bahkan menikmatinya. Ia menikmati wajah panik seorang Kouki Furihata—begitu manis hingga ia ingin melahapnya sepenuhnya.
Karena itu, ia tidak akan membiarkan orang lain melihatnya—wajah kesulitan itu cukuplah ia seorang yang memiliki.
.
.
.
End.
kemungkinan saya nggak bisa partisipasi buat 4/12 (lagi), mengingat UN sebentar lagi (:'3/
gomen kependekan (:'3/
i don't own kuroko no basuke!
