Disclaimer : I do not own Akatsuki no Yona, but Hakuya and Yohime my Own.
.
Chapter 01 – Twin Princess, Twin Bodyguard
.
Terlihat raja Il menyampaikan pidato, seminggu sebelum hari ulang tahun Yohime dan Yona yang ke-16 tahun.
"dimana kedua Hime-sama dan Hakuya?" tanya Haku.
"Hakuya-sama masih di kamar mendampingi Yohime-sama, beliau hanya duduk dan wajah beliau tampak pucat, mungkin beliau takkan keluar... dan... Yona Hime-sama tampaknya masih berdandan".
"hm, jika putri sulung satu itu tak menampakkan dirinya yang berarti Hakuya takkan pergi tanpa dia, kalau si bungsu..." pikir Haku teringat bahwa Soo Won datang hari ini "pantas saja, dasar bocah...".
Tak seperti Yona yang masih sibuk berdandan, Yohime malah duduk diam sambil meminum teh dan membaca buku. Min Soo berpendapat bahwa Yona terlihat sangat cantik dengan gaun dan make up terbaiknya kali ini, meminta Yona hadir ke acara. Yohime hanya memperhatikan Yona yang masih merasa riasannya kurang cocok. Tak lama, raja Il masuk dan mengatakan bahwa pidatonya sudah selesai. Pasca berbincang sebentar mengenai rambutnya pada raja Il, melihat Yona kembali mengomel tentang rambutnya, Yohime yang dari tadi diam di kursi mengalihkan pandangan kedua mata ungunya dari bukunya kepada Yona dan angkat bicara.
"Yona... kau itu, ya... sudah tak muncul di acara karena terlalu lama berdandan, sekarang malah meragukan perkataan ayahanda mengenai rambutmu... apa bedanya dengan rambutku? hanya warna rambut kita saja yang memang tak biasa, kan?" ujar Yohime menunjuk rambutnya.
Tak seperti rambut Yona, rambut Yohime yang lurus tak sulit diatur, bedanya tak seperti warna rambut Yona yang merah merona, rambut Yohime berwarna pink keunguan seperti kelopak bunga Sakura, malah rambutnya itu membuat Yohime terlihat anggun dan itu membuat Yona iri padanya.
"hanya darimu aku tak mau dengar kata-kata itu, kak?! kakak sendiri juga tak muncul, kan? bahkan kakak sama sekali tak berdandan, aku tak tahu jika kau jadi perawan tua, kak..." sahut Yona mengerutkan kening.
"kau...!?" ujar Yohime berdiri, tiba-tiba ia merasa pusing sehingga tubuhnya oleng, untungnya ia sempat berpegangan pada meja.
Yona terkejut saat gelas di meja sampai jatuh dan pecah, menghampiri Yohime yang lebih dulu ditahan pengawalnya, pria itu pinang dibelah dua dengan Haku, bedanya rambutnya berwarna coklat kehitaman dengan untaian rambut lurus yang di ujung tengkuk leher yang diikat pita putih, patch eye dari kulit menutupi wajahnya di bagian kanan dari dahinya sampai pipinya, menutupi mata kanannya sehingga hanya terlihat mata kirinya yang berwarna biru Azure Sky, warna biru langit.
Yohime mengayunkan tangan sambil memegangi kepalanya, wajahnya tampak pucat "tak apa, hanya sedikit pusing... sepertinya darah rendahku kumat lagi".
Hakuya yang ada di belakang Yohime sejak tadi menahan tubuh Yohime, membopongnya "ini karena anda tadi berdiri tiba-tiba, kan? berpeganganlah, akan saya antar sampai kamar".
"kakak tak apa-apa!? kalau tak enak badan, seharusnya istirahat saja di kamar... maaf, tadi aku..." ujar Yona memegangi tangan Yohime.
Yohime yang dibopong Hakuya mengayunkan tangannya, isyarat meminta Yona mendekat, ia menyentil dahi Yona dan tersenyum "jangan pasang wajah begitu, aku bosan mendengar kata maaf darimu, tahu".
Saat Hakuya membawa Yohime keluar, mata kirinya yang biru berpapasan dengan Haku yang baru masuk. Setelah raja Il menceritakan pertengkaran mulut antara Yona dan Yohime barusan dan menanyakan pendapat Haku, Haku berlutut di depan pintu.
"benar, yang mulia raja Il... siapa yang bilang kalau rambut Yona-Hime dan Yohime-sama aneh? jika benar ada yang bilang begitu, pasti ada yang salah dengan isi kepalanya".
"tutup mulutmu, bajingan" ujar Yona lalu melempari Haku dengan barang-barang yang ada di sekitarnya "ayahanda, berikan pelajaran padanya?! meski dia hanya pengawalku, dia arogan sekali!?".
"sudah, sudah, Haku kan teman masa kecilmu... lagipula, Haku menjadi Shogun termuda pada usia 18 tahun dan hanya Hakuya yang dapat menandingi kekuatannya, wajar jika ia dan Hakuya menjadi pengawalmu dan kakakmu".
"ayahanda tak mengerti?! jika ingin menempatkan pengawal untukku, pilihlah yang manis atau yang baik dan bisa bersikap lembut seperti Hakuya?!" ujar Yona melempar gelas ke arah Haku yang berhasil menghindar.
Hakuya menangkap gelas itu dan menautkan alis "kenapa nama saya disebut-sebut, Yona-sama?".
"Yohime-sama mana? Masa kau tinggalkan sendirian di kamarnya?" tanya Haku.
"aku hanya mengambil buku yang tertinggal, Hime-sama ingin membacanya sebelum tidur, lagipula tabib masih memeriksanya..." ujar Hakuya mengambil buku yang ada di atas meja. Sebelum pergi, ia menoleh ke arah Yona "oh iya, barusan saja beliau sudah sampai, Soo Won-sama...".
"kenapa tak bilang dari tadi?!" pekik Yona berlari keluar.
"pasti repot bagimu" ujar Hakuya terkekeh dan menepuk bahu Haku dengan buku di tangannya sebelum beranjak keluar.
"kau juga, kan?" sahut Haku menepuk punggung Hakuya dan bergegas keluar menyusul Yona.
Si pengawal kembar, Haku dan Hakuya, dikenal sebagai prajurit terkuat di kerajaan Kouka dari suku angin yang ditugaskan mengawal putri kembar, Yohime dan Yona. Di lorong mereka tak sengaja melihat Soo Won bercakap-cakap dengan Yona, terlihat jelas Soo Won masih memperlakukan Yona seperti anak kecil. Saat Soo Won mencari raja Il, Haku, Hakuya dan Yohime, Hakuya menyapa Soo Won dari belakang Yona.
"jika anda mencari Hime-sama, beliau tak bisa diganggu karena dokter menyuruhnya istirahat di kamar, darah rendahnya kumat lagi gara-gara kurang tidur" ujar Hakuya menyandarkan buku di tangannya ke bahunya.
"Yohime-sama begadang lagi? pantas darah rendahnya kumat... memang buku apalagi yang..." ujar Haku terhenti saat Hakuya menunjukkan buku di tangannya.
Soo Won mengerti kenapa Hak terdiam, meski akhirnya ia hanya tertawa renyah berikutnya "wah, Yohime-sama memang unik seperti biasa...".
"enggak, Hime-sama macam apa yang rela begadang hanya untuk baca buku strategi perang dan 18 seni wajib militer? menyeramkan" gumam Haku memiringkan bibirnya.
"kau tak sopan, bukankah ini diperlukan? ini karena Hime-sama memang cerdas" sahut Hakuya memukulkan buku itu ke dahi Haku.
"benar, kalau saja bukan karena kondisi tubuh kakak, pastinya tak ada yang keberatan jika dia menduduki posisi sebagai ratu berikutnya" angguk Yona.
"jangan bicara seolah aku ini penyakitan, aku hanya punya penyakit darah rendah yang akan kumat jika aku kurang tidur, itu saja" sahut Yohime menchop kepala Yona dengan kipas dari belakang.
"Hime-sama, memangnya anda sudah boleh bangun? dokter sudah meminta anda beristirahat di kamar, kan?" protes Hakuya menghampiri Yohime.
Yohime menadahkan tangannya ke arah Hakuya "itu karena kau lama, tahu... mana bukuku? aku mau lanjut baca".
Hakuya menarik tangan Yohime dan membopongnya tiba-tiba, sehingga Yohime terkejut "hei, turunkan aku?! aku bisa jalan sendiri?!".
"saya tak mau dengar itu dari anda yang hampir pingsan barusan, omongan anda itu tak bisa dipegang jika berurusan soal kesehatan anda sendiri, anda selalu saja memaksakan diri" sahut Hakuya bergegas ke kamar Yohime setelah pamit pada Soo Won, Haku dan Yona.
Soo Won tertawa melihat peristiwa barusan "akrab sekali seperti biasa...".
"iya, seperti kakak adik sungguhan, kan? karena Hakuya selalu menjaga kami sebagai kakak seperti dia menjaga Haku, aku dan kak Yohime juga sudah menganggapnya seperti kakak kami sendiri" angguk Yona.
"Hime-sama dan tuan muda ini benar-benar buta soal cinta..." pikir Haku memalingkan wajah, hanya ia yang sadar perasaan macam apa yang dimiliki kakak kembarnya pada putri sulung kerajaan Kouka.
Melihat adiknya mencari Soo Won, Yohime mengajaknya ke arena latihan "Haku dan Hakuya menemaninya".
Di arena latihan, terlihat Soo Won mengenai beberapa senti dari area tengah sedangkan Haku mengenai sasaran tepat di tengah, saat itulah Hakuya melontarkan panahnya yang menancap tepat di tengah, membelah panah Haku menjadi dua. Terlihat jelas seringai Hakuya yang sukse membuat Haku kesal sehingga keduanya lanjut sparring, dimana keduanya menunggang kuda sambil saling menyerang dengan senjata masing-masing, Hakuya dengan Guan Dao dan Haku dengan Tsu Quan Dao. Guan Dao milik Hakuya agak berbeda dengan milik Haku, tongkat dan mata pisau Guan Dao milik Hakuya lebih tipis dan panjang dibandingkan milik Haku.
Pertarungan mereka terhenti saat mereka menyadari raja Il berteriak pada Soo Won, rupanya Soo Won mengajak Yona untuk mencoba naik kuda. Sama seperti Yohime, Hakuya terbilang tajam dalam membaca perasaan seseorang, jelas terlihat raja Il tak suka melihat Soo Won yang mengajak Yona tadi. Ketika mata Yohime dan Hakuya tak sengaja bertemu pandang, keduanya saling mengalihkan pandangan.
Hakuya menyikut pelan lengan Haku "sana, bantu Yona-sama naik".
Haku mengerutkan kening "kenapa aku?".
"aku bisa mati jika tertimpa tubuh Yona-sama".
"itu kata-kataku..." sahut Haku teringat, Hakuya yang selalu membopong Yohime yang kadang pingsan akibat darah rendah sehingga ia menanyakan soal berat badan Yohime pada Hakuya yang diluar dugaan lebih ringan dari Yona, malah sangat ringan.
"tapi apa maksudmu diluar dugaan?" tanya Hakuya.
"di luar dugaan karena tubuh Yohime-sama yang sedikit lebih tinggi dari Yona-Hime malah lebih ringan, bahkan tubuhnya terbilang seksi".
"kenapa malah mendiskusikan soal tubuh perempuan? Kalian ini..." ujar Yohime memicingkan mata melihat si kembar yang ditugaskan mengawalnya dan adiknya seolah ingin berkata bahwa ia terkejut melihat si kembar di hadapannya ternyata punya sisi mesum juga.
"dia duluan" ujar Hakuya dan Haku saling tunjuk bersamaan.
"tak penting siapa yang mulai duluan".
Mengalihkan pembicaraan, Haku menawarkan apakah Yohime ingin mencoba berkuda juga atau tidak, namun Hakuya melarang karena takutnya Yohime jatuh pingsan akibat tak tahan sinar matahari. Tak jauh dari situ, mereka bertiga mendengar percakapan antara Yona dan Soo Won yang entah kenapa malah membahas soal pertunangan termasuk kebohongan Yona yang mengaku akan ditunangkan dengan Haku. Tentu saja Hakuya dan Yohime berusaha menahan tawa mereka mati-matian saat melihat ekspresi Haku yang mereka anggap lucu.
"Soo Won jahat?! padahal itu bohong, kenapa kau percaya begitu saja?!".
"yang jahat itu kau, dan lagi rese amat, sih".
"tapi ketidaktertarikanmu pada wanita juga cukup mengkhawatirkan, Haku".
"urus dirimu sendiri, Hakuya... aku tak mau dengar itu darimu".
Yohime tersenyum sinis, melirik si kakak dari laki-laki kembar itu "Hakuya, yang benar itu mengkhawatirkan atau mencurigakan?".
"Yohime-sama, jangan usil...".
Kalau sudah Hakuya dan Yohime angkat bicara dan memulai keusilan mereka, Haku angkat tangan "giliran yang satu ini, kompak banget mereka berdua, sialan...".
Raja Il masuk dan membahas pertunangan Yona, tentu saja berujung pada pertengkaran karena reaksi raja Il yang menolak keras hubungan Yona dengan Soo Won, juga reaksi Yona yang keras kepala karena ingin mempertahankan perasaannya pada Soo Won.
"kau adalah putri kerajaan Kouka, orang yang akan menikahimu nanti adalah orang yang akan menjadi raja kerajaan ini...".
"tapi ayahanda, aku putri bungsu?! Kak Yohime sebagai putri sulung yang seharusnya..." ujar Yona terhenti karena Yohime memotong ucapannya.
Yohime berdiri dan menatap lurus Yona, tak ada keraguan dari sorot mata Amethyst itu "sesuai ucapanmu, Yona... aku putri sulung kerajaan Kouka dan aku sadar betul posisiku, tunanganku sudah ditentukan ayahanda sejak dulu jadi seharusnya aku yang menjadi ratu dan suamiku yang akan menjadi raja tapi jika terjadi sesuatu padaku bahkan sebelum aku menikah maka kau yang harus menggantikanku".
"apa-apaan itu? apa kakak bahkan tak keberatan meski kakak tak bahagia? memangnya kakak tak punya orang yang kau cintai? aku adikmu tapi aku bahkan tak tahu hal itu karena kakak tak pernah mau membicarakan soal itu padaku".
"karena terlepas dari tubuhku yang lemah serta kemungkinan usiaku yang pendek, aku tidak sama sepertimu... bisa menikahi pria yang kucintai hanya keberuntungan di tengah kemalangan dan itu ibarat mencari jarum di tengah jerami... aku sudah siap dengan ini semua sejak lama... sulit bicara soal menikah dengan orang yang kita cintai jika kau memiliki darah kerajaan".
"sudah tugasku sebagai raja untuk menunjuk siapa penerusku dan aku berhak memilih siapa penerusku kelak" ujar raja Il menyinggung penyebab kematian ibu kandung Yona dan Yohime, alasannya tak mengambil permaisuri lagi serta alasannya tak mengizinkan Yona dan Soo Won menjalin hubungan "memang kasihan kakakmu tapi mau bagaimana lagi? tubuh kakakmu itu lemah sejak masih kecil, bahkan tak menutup kemungkinan kalau ia takkan sempat menikah... meski sebentar lagi kalian berdua genap berusia 16 tahun, sesuai ucapannya, kemungkinanmu menduduki tahta kerajaan lebih tinggi...".
"aku tak mengerti, ayahanda... aku sama sekali tak mengerti...".
Setelah Yona pergi keluar, Yohime kembali bicara "ayahanda, aku sama sekali tak keberatan jika tahta kerajaan Kouka diserahkan pada Yona dan suaminya, tapi kumohon... izinkan Yona menikahi pria yang ia cintai... mungkin ucapanku terdengar lancang tapi menurutku Soo Won mampu menjadi raja, dia juga pria yang baik, apalagi yang kurang bagi ayahanda?".
"tak terasa, kau sudah tumbuh dewasa..." ujar raja Il memegang wajah Yohime, tersenyum saat mendengar ucapan Yohime sebelum ia berbalik dan menatap keluar jendela "Yohime, sejak kecil, kau anak yang selalu menurut pada orang tua dan tidak egois sehingga kau mudah diatur. Ini sedikit menyusahkanku, karena aku kesulitan mengerti apa keinginanmu yang sebenarnya, tak seperti adikmu Yona... kau selalu lebih memikirkan orang lain ketimbang dirimu sendiri, ayah tak bilang itu salah karena itu bukti kau peduli pada orang lain, tapi bagaimana dengan kebahagiaanmu sendiri?".
Yohime tersenyum "jika orang yang kusayangi bisa bahagia, itu sudah cukup bagiku... karena itulah, jika Yona bisa bahagia, itulah kebahagiaan terbesarku, ayahanda... sekarang ini, aku tak meminta apapun lagi".
Yohime berhenti dan menghela napas "katakan sesuatu jika ada yang ingin katakan padaku... tatapanmu terasa menusuk punggungku dan itu menyakitkan".
Hakuya maju selangkah hingga Yohime masuk jarak pandangnya "anda baik-baik saja?".
Yohime mendongak, terdiam menatap Hakuya dan tersenyum "...kau khawatir padaku? tenang saja, aku tak apa-apa".
Hakuya mengerutkan kening, berlutut di hadapan Yohime dan memegang tangan Yohime "saya sudah pernah bilang, kan? jangan ragu untuk bersandar pada saya kapanpun anda merasa lelah atau ingin menangis, apapun itu selama bisa meringankan perasaan anda...".
Yohime menarik Hakuya masuk ke kamar, menyandarkan Hakuya ke dinding, melingkarkan tangannya ke punggung Hakuya, menyandarkan wajahnya ke pundak Hakuya "...kalau begitu, pinjamkan pundakmu".
"yes, my mistress" ujar Hakuya menepuk-nepuk kepala Yohime.
"maaf mengganggu, tapi raja Il memanggil kalian berdua, katanya temui beliau nanti malam di kamarnya, ada yang ingin dibicarakan..." ujar Haku menyeringai di depan pintu, menutup pintu perlahan "lain kali hati-hati, untung aku yang masuk".
"apa maksudmu, Haku!?" pekik Yohime dan Hakuya bersamaan.
